Anda di halaman 1dari 16

Monumen Bajra Sandhi

Disusun oleh:

1. I Gusti Made Bagus Dwi Atmaja (08/13798)


2. Ni Kadek Ayu Pratiwi Agustin Putri (30/13820)
3. Ni Komang Rika Firliani (32/13822)
4. Ni Luh Putu Ayu Widiantari (33/13823)
5. Ni Putu Pujha Arun Bestari (39/13829)

XI Perhotelan M1
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Monumen Bajra Sandhi" tepat pada waktunya dan meskipun banyak hambatan yang
dialami dalam proses pengerjaannya. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Monumen Bajra Sandhi ini. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata kata yang kurang
berkenan dan semoga makalah mengenai Arsitektur Tradisional Bali dan Arsitektur
Masa Kini ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Denpasar, 13 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak tempat
pariwisata menarik dan unik yang pantas untuk dikunjungi. Ragamnya Keindahan alam dan
budaya di Indonesia bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing maupun lokal.
Salah satu tujuan wisata yang kaya akan keindahan alam dan budaya yang ada di Indonesia
adalah Bali. Bali Merupakan tujuan wisata favorit tidak hanya di Indonesia, tetapi seluruh
dunia. Bahkan Bali lebih terkenal daripada Indonesianya sendiri. Budaya yang melekat pada
masyarakat Bali membuat para wisatawan tertarik untuk datang agar mengenal lebih dekat,
didukung pula dengan masyarakatnya yang ramah tamah.

Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak tempat – tempat bersejarah. Dimana
banyak kita jumpai tempat – tempat wisata yangmelambangkan simbol perjuangan rakyat
yang ada didaerah tersebut.Mengingat Indonesia adalah negara yang pernah dijajah oleh
bangsa lain, baik Eropa maupun Asia. Jadi tidak heran jika banyak daerah yang melakukan
penyerangan untuk melepaskan diri dari belenggu penjajah. Para penjajah singgah di
Indonesia tidak hanya beberapa tahun, tetapi bertahun- tahun.Butuh perjuangan keras untuk
dapat terbebas dari penjajah. Monumen Bajra Sandhi merupakan salah satu tempat yang
sangat bersejarah, khususnya bagi rakyat Bali.

Monumen Bajra Sandhi merupakan gambaran perjuangan rakyat Bali. Bajra Sandhi
menjadi objek wisata yang wajib dikunjungi. Banyak wisatawan asing dan domestik datang
ingin mengetahui perjuangan rakyat Bali.Bangunan Monumen yang unik menarik wisatawan
asing dan domestik untuk mengunjunginya. Tidak hanya bangunannya yang menarik,
perjuangan rakyat Bali yang digambarkan didalamnya menjadi ilmu pengetahuan bagi
pengunjung.

Monumen Bajra Sandhi yang terletak di daerah Renon Denpasar ini merupakan monumen
yang kental, kuat serta khas menampilkan arsitektur Bali,meskipun terdapat beberapa unsur
atau konsepnya yang terpengaruhi oleh budaya modern (arsitektur masa kini).

Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini merupakan salah satu wujud arsitektur yang dengan
kuat menunjukkan ciri khas Bali, sebab bangunan ini memiliki ciri khas karena berbentuk
mirip dengan sebuah Bajra. Selain itu, Bajra Sandhi tersebut juga dipengaruhi oleh Arsitektur
Masa Kini yang dapat dilihat dari pola massanya, material yang digunakan maupun unsur
lainnya. Untuk itu kami memutuskan untuk mencari tahu apa saja penerapan dari Arsitektur
Tradisional Bali dan Arsitektur Masa Kini pada Monumen Bajra Sandhi ini.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana bentuk dan keadaan Museum Bajra Sandhi?


2. Bagaimana sejarah berdirinya Museum Bajra Sandhi?
3. Apa saja keunikan Museum Bajra Sandhi?
4. Apa saja daya tarik Museum Bajra Sandhi sebagai obyek wisata?
5. Apa saja penerapan dari Arsitektur Tradisional Bali dan Arsitektur Masa Kini pada
Monumen Bajra Sandhi?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bentuk dan keadaan Museum Bajra Sandhi


2. untuk mengetahui sejarah Museum Bajra Sandhi
3. Untuk mengetahui keunikan Museum Bajra Sandhi
4. Untuk mengetahui daya tarik Museum Bajra Sandhi sebagai obyek wisata
5. Untuk mengetahui apa saja penerapan dari Arsitektur Tradisional Bali dan Arsitektur
Masa Kini pada Monumen Bajra Sandhi

1.4 Manfaat

1. Manfaat teoritis
Hasil dari penulisan laporan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai sejarah.
2. Manfaat praktis
● Siswa mengetahui objek wisata yang ada di Indonesia, khususnya di Pulau
Bali.
● Menambah rasa cinta dan rasa bangga terhadap tanah air Indonesia.
● Siswa lebih mengenal adat dan budaya bangsa Indonesia.
● Menambah rasa untuk melestarikan budaya bangsa.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Museum Bajra Sandhi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Museum adalah bangunan atau tempat yang
mempunyai nilai sejarah yang penting dan karena itu dipelihara dan dilindungi negara.
Monumen Bajra Sandhi dikenal dengan nama “Bajra Sandhi” karena bentuknya menyerupai
bajra atau genta yang digunakan oleh para Pendeta Hindu dalam mengucapkan Weda
(mantra) pada saat upacara keagamaan.

Museum Bajra Sandhi adalah Monumen Perjuangan Rakyat Bali untuk memberi hormat
pada para pahlawan serta merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat
Bali Dari generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman serta lambangsemangat untuk
mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2.2 Pengertian Objek


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia objek adalah hal, perkara, atau orang yang
menjadi pokok pembicaraan seperti benda, hal, dan sebagainya yang dijadikan sasaran untuk
diteliti, diperhatikan, dan sebagainya.

2.3 Pengertian Wisata


Wisata adalah suatu proses bepergian yang bersifat sementara yang dilakukan seseorang
untuk menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Motif kepergiannya tersebut bisa karena
kepentingan ekonomi, kesehatan, agama, budaya, sosial, politik, dan kepentingan lainnya.
(Gamal : 2004)

2.4 Pengertian Arsitektur Tradisional Bali dan Arsitektur Masa kini


a. ATB ( Arsitektur Tradisional Bali )
Arsitektur Tradisional Bali memiliki arti sebagai sebuah tata ruang dimana
pembangunan didasarkan atas nilai dan norma-norma baik yang tertulis maupun tidak
tertulis yang akan diwariskan secara turun menurun.
b. AMK ( Arsitektur Masa Kini )
Arsitektur modern atau Masa Kini dapat diartikan sebagai berikut:
1. Hasil pemikiran baru mengenai pandangan hidup yang lebih ‘manusiawi’
yang diterapkan pada bangunan.
2. Upaya dan karya dalam bidang arsitektur yang dapat dihasilkan dari alam
pemikiran modern yang dicirikan sikap mental yang selalu menyisipkan hal-
hal baru, hebat dan kontemporer sebagai pengganti dari tradisi dan segala
bentuk pranatanya.

BAB III
Pembahasan

3.1 Bentuk dan Keadaan Bajra Sandhi


3.1.1 Bentuk bangunan Monumen Bajra Sandhi

Gambar 3.1 Tampak depan Bajra Sandhi


Sumber: alamasedy.com

Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta
merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke
generasi dan dari zaman ke zaman, serta lambangsemangat untuk mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di
pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang
setinggi 45 meter. Letak monumen tersebut sangat strategis sebab berada persis di depan
Kantor Gubernur Bali, atau tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar. Luas
bangunan monumen itu adalah 4.900 m2 (70 x 70 m) dan luas tanah 138.830 m2 .Monumen
ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian, baik secara horizontal maupun vertikal. Secara
horizontal adalah susunan bangunannya berbentuk segi empat bujur sangkar, simetris dan
mengacu pada konsep Tri Mandala, yaitu:
1. Sebagai Utama Mandala adalah pelataran/gedung yang paling di tengah
2. Sebagai Madya Mandala adalah pelataran yang mengitari Utama Mandala
3. Sebagai Nista Mandala adalah pelataran yang paling luar yang mengitari Madya
Mandala

Secara vertikal, Bajra Sandi terbagi menjadi tiga bagian yaitu mengacu pada konsep Tri
Angga. Konsep Tri Angga adalah:
1. Utama atau kepala, yaitu tidak berisi apapun atau kosong yang merupakan simbol
keabadian.
2. Madya atau badan yaitu terdapat pajangan diorama
3. Nista atau kaki, yaitu terdapat taman-taman

3.1.2 Keadaan Monumen Bajra Sandhi

Monumen yang terletak di tengah-tengah lapangan puputan Niti Mandala Renon ini telah
menarik banyak wisatawan. Kawasan yang ditata dengan baik serta arsitektur yang hebat
mencerminkan kekuatan dan juga sisi artistik yang dimiliki rakyat Bali. Monumen ini juga
memiliki letak yang strategis karena ditempatkan di depan Gedung Gubernur Bali dan
Gedung DPRD. Area ini dulunya adalah lokasi perang kemerdekaan antara Pejuang
Kemerdekaan Bali melawan Pasukan Belanda. Perang ini terkenal dengan perang puputan
yang berarti perang habis-habisan hingga tetes darah terakhir.Monumen ini dibangun sebagai
tanda jasa untuk menghormati pahlawan perang kemerdekaan yang berjuang demi
kemerdekaan Indonesia. Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 138.830 meter persegi
dengan luas bangunan utama sekitar 4.900 meter persegi. Merupakan monumen bersejarah
yang dapat menambah wawasan, Monumen Bajra Sandhi yang terletak di tengah lapangan
Renon ini memiliki arsitektur bangunan yang hebat untuk dijadikan tempat dan objek yang
bagus untuk mengambil foto. Dengan membayar Rp 2.000,- pengunjung sudah bisa masuk ke
gedung monumen. Pelataran paling luar disebut Nista Mandala. Kemudian terdapat tangga
naik 9 menuju bangunanutama dan 17 anak tangga menuju bangunan utama melambangkan
tanggal proklamasi kemerdekaan.

Pada bangunan Utama Mandala di lantai dasar terdapat ruang informasi,administrasi,


perpustakaan, rapat, dan ruang pameran yang menampilkan foto-foto pahlawan dan peristiwa
bersejarah di Bali. Di dekat ruang Utama Mandala Di lantai dasar, terdapat kolam ikan yang
dikelilingi oleh delapan pilar. Pilar- pilar melambangkan bulan Agustus 1945. Dari lantai
dasar terdapat tangga menuju ruang Madya Mandala. Di ruang Madya Mandala dipamerkan
keris-keris yang pernah dipakai zaman perjuangan dan ditampilkan 33 mini diorama sejarah
Bali mulai dari zaman prasejarah sampai masa kemerdekaan. Sangat Menarik menyaksikan
pemotongan sejarah yang ditampilkan dalam diorama.Selepas melihat-lihat diorama, berjalan
melewati tangga melingkar menuju ke puncak menara. Tinggi menara 45 meter
melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia 1945. Dari ketinggian nampak pemandangan
Lapangan Renon 360° dan pemandangan sebagian kota Denpasar.

3.2 Sejarah Berdirinya Museum Bajra Sandhi

Museum Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) tercetus pada tahun 1980 yang berawal
dari ide Prof. Dr. Ida Bagus Mantra yang saat itu adalah Gubernur Bali. Ia mencetuskan ide
awalnya tentang museum dan monumen untuk perjuangan rakyat Bali. Lalu pada tahun 1981,
diadakan sayembara desain monumen, yang dimenangkan oleh Ida Bagus Yadnya, dia adalah
seorang mahasiswa jurusan arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana. Lalu pada tahun
1988 dilakukan peletakan batu pertama dan selama kurang lebih 13 tahun pembangunan
monumen selesai. Tahun 2001, bangunanfisik monumen selesai. Setahun kemudian,
pengisian diorama dan penataan lingkungan monumen dilakukan. Pada bulan September
2002, SK Gubernur Bali tentang penunjukan Kepala UPTD Monumen dilaksanakan.

Dan akhirnya, pada tanggal 1 Agustus 2004, pelayanan kepada masyarakat dibuka secara
umum, setelah sebelumnya pada bulan Juni 2003 peresmian monumen dilakukan oleh
Presiden RI pada saat itu, yakni Ibu Megawati Soekarnoputri.Monumen ini terletak di
kawasan Lapangan Renon yang tentunya sangat menarik perhatian bagi semua orang karena
tempatnya yang terawat dengan baik dan bersih dan lengkap dengan menara yang menjulang
ke angkasa yang mempunyai arsitektur khas Bali yang indah. Lokasi monumen ini juga
sangat strategis karena terletak di depan Kantor Gubernur Bali yang juga di depan Gedung
DPRD Provinsi Bali tepatnya di Lapangan Niti Mandala Renon.Tempat ini merupakan
tempat pertempuran jaman kemerdekaan antara rakyat Bali melawan pasukan penjajah.
Perang ini terkenal dengan sebutan “Perang Puputan” yang berarti perang habis-habisan.
Monumen ini didirikan untuk memberi penghormatan pada para pahlawan serta merupakan
lambang penghormatan atas perjuangan rakyat Bali.

Museum ini menjadi simbol masyarakat Bali untuk menghormati para pahlawan serta
merupakan lambang persemaian pelestarian jiwa perjuangan rakyat Bali dari generasi ke
generasi dan dari zaman ke zaman, serta lambangsemangat untuk mempertahankan keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari 17 anak tangga yang ada di
pintu utama, 8 buah tiang agung di dalam gedung monumen, dan monumen yang menjulang
setinggi 45 meter. Bentuk museum ini diambil berdasarkan cerita Hindu pada saat Pemutaran
Gunung Mandara Giri Oleh Para Dewa dan Raksasa guna mendapatkan Tirta Amerta atau
Air Suci Kehidupan. Dinamakan Museum Bajra Sandi karena bentuk museum ini seperti
Bajra Atau Genta yang dipakai oleh para pemimpin Agama Hindu dalam mengiringi
pengucapan japa mantra pada saat melakukan upacara Agama Hindu.

3.3 Keunikan Museum Bajra Sandhi

Bagi wisatawan Asia seperti Jepang, China, Korea, keunikan monumen Bajra Sandhi
terlihat seperti Pagoda. Oleh karena itu, banyak wisatawan Asia yang menganggap monumen
ini adalah Pagoda, seperti di negara mereka.Jadi jika anda mengunjungi tempat wisata di
Denpasar ini, jangan terkejut jika anda melihat sebagian besar wisatawan adalah wisatawan
Asia. Fasilitas monumen Bajra Sandhi selain museum, juga terdapat perpustakaan, kolam
ikan, kerajinan tangan dan tentunya toilet buat pengunjung. Di tengah-tengah bangunan di
bagian dalam, terdapat 4 anak tangga, yang mana saja boleh anda gunakan untuk menaiki
lantai 2. Di lantai dua monumen terdapat museum yang menceritakan tentang perjuangan
rakyat Bali dari masa pra sejarah, perkembangan peradaban rakyat Bali, sejarah
perkembangan kerajaan Bali, hingga jaman perjuangan rakyat Bali merebut kemerdekaan.
Cerita perjuangan rakyat Bali ini digambarkan dalam 33 diorama. Oleh karena itu monumen
ini juga sering disebut sebagai museum Bajra Sandhi.

3.4 Daya Tarik Monumen Bajra Sandhi Sebagai Obyek Wisata


Salah satu daya tarik Monumen Bajra Sandhi adalah dapat menikmati pemandangan alam
kota Denpasar yang indah dari ketinggian 45 meter. Para Wisatawan dapat menikmati itu
tepatnya pada bagian Utamaning Utama Mandala dengan melewati 69 anak tangga yang
berkelok-kelok. Monumen Bajra Sandhi juga memiliki 33 diorama dan patung-patung
miniatur yang menggambarkan sejarah peradaban rakyat Bali sejak masa prasejarah sampai
masa kemerdekaan. Apalagi di luar diorama-diorama tersebut terdapat label informasi dalam
tiga bahasa. Bentuk fisiknya yang menyerupai lonceng juga menarik minat wisatawan untuk
berkunjung, karena menurut para wisatawan hal itu memiliki keunikan tersendiri. Apalagi
terdapat kolam Pusar Tasik yang di dalamnya banyak dihuni oleh ikan berwarna-warni.

Monumen Bajra Sandhi dikelilingi oleh taman-taman yang indah. Taman Yang penuh
pepohonan dan bunga membuat rindang sekeliling Monumen Bajra Sandhi. Selain itu
terdapat lapangan hijau yaitu Lapangan Renon.Lapangan hijau bagaikan karpet hijau yang
membentang untuk jalan menuju Monumen Bajra Sandhi.Saat kita berada di atas, kita dapat
menikmati keindahan alam sekitar monumen dan keindahan alam kota Denpasar misalnya:
pemandangan rumah penduduk kota Denpasar, kantor Gubernur Kepala Daerah Provinsi
Bali, Gedung DPRD Provinsi Bali dan jalan-jalan yang ada di sekitar monumen.Saat kita
berada bagian atas monumen, kita juga dapat menikmati matahari terbenam (sunset) dari
puncak monumen bila cuaca dan waktunya tepat

3.5 Penerapan Arsitektur Tradisional Bali pada Monumen Bajra Sandhi

Arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa


Indonesia. Keberagaman Arsitektur tradisional yang tersebar di bentang kawasan Nusantara
menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tiada habis-habisnya. Setiap daerah memiliki ciri
khas arsitekturnya masing-masing, seperti halnya arsitektur tradisional bali yang memiliki
konsep yang sangat selaras dengan keadaan alam sekitarnya (tri hita karana). Adapun konsep
lain yang diterapkan dari masa lalu hingga sekarang yang masih diterapkan pada bangunan
tradisional bali masa kini yaitu :

3.5.1 Konsep Tri Hita Karana pada Bajra Sandhi


Tri Hita Karana yang secara etimologi terbentuk dari kata : tri yang berarti tiga, hita
berarti kebahagiaan, dan karana yang berarti sebabatau yang menyebabkan, dapat dimaknai
sebagai tiga hubungan yang harmonis yang menyebabkan kebahagian. Ketiga hubungan
tersebut meliputi :
1. Parahyangan : Hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa
2. Pawongan : Hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya
3. Palemahan : Hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungannya.
Dalam kaitannya dengan parahyangan, area bajra sandhi terdapat tempat suci pada sisi
timur laut yang berfungsi sebagai tempat melakukan persembahyangan dan upacara
keagamaan sehingga hubungan harmonis antara manusia dengan tuhan tetap terjaga dengan
baik.

Dalam kaitannya dengan pawongan, fungsi dari bajra sandhi itu sendiri adalah sebagai
tempat umum berupa museum. Dimana museum merupakan suatu wadah interaksi antara
sesama manusia sehingga akan terjadi hubungan yang baik.

Sedangkan konsep palemahan sangat terlihat jelas, dimana kawasan Bajra Sandhi
memiliki lanskap yang ditata dan dirawat dengan baik setiap harinya. Selanjutnya ketiga
hubungan harmonis tersebut diyakini akan membawa kebahagiaan dalam hidup ini, dimana
dalam masyarakat Bali terminologi diwujudkan dalam 3 unsur yaitu: parahyangan,
pawongan, dan palemahan.

Dalam arsitektur Bali, hal ini sangat diutamakan dan selalu menjadi landasan utama
dalam membangun. Konsep Tri Hita Karana menjelaskan bagaimana menciptakan penataan
ruang arsitektural yang harmonis antara ketiga unsur tersebut sehingga terjadi penataan ruang
yang seimbang.

Gambar 3.2 Bajra Sandhi dengan konsep Tri Hita Karana


Sumber: ksmtour.com

3.5.2 Konsep Tri Mandala pada Bangunan Bajra Sandhi


Selanjutnya bentuk dan susunan Monumen Bajra Sandhi menurut buku Panduan
Monumen Perjuangan Rakyat Bali menguraikan bahwa bentuk dasar bangunanya adalah
persegi empat benar dengan zona horizontal "mandala" sebagai berikut:
1. Utama Mandala merupakan lokasi gedung yang paling di tengah, merupakan inti
bangunan
2. Madya Mandala berupa pelataran yang mengitari Utama Mandala lengkap dengan
pagar dan candi bentar di keempat sisi.
3. Nista Mandala merupakan pelataran yang paling luar yang mengitari Madya Mandala
berupa jalan setapak, taman, dan lainnya.

3.5.3 Konsep Tri Angga Pada Bangunan Bajra Sandhi


Selanjutnya bentuk dan susunan Monumen Bajra Sandhi menurut buku Panduan
Monumen Perjuangan Rakyat Bali menguraikan bahwa bentuk dasar bangunanya adalah
persegi empat benar dengan zona vertikal yang merupakan analogi Tri Angga sebagai
berikut:
1. Kepala disebut Utamaning Utama Mandala posisi paling atas. terletak di lantai 3
berfungsi sebagai ruang ketenangan, tempat hening-hening menikmati suasana
kejauhan di sekeliling monumen.

Gambar 3.3 Area paling atas dari Bajra Sandhi


Sumber: kompasiana.com

2. Badan bernama Madyaning Utama Mandala terletak di lantai 2. berfungsi sebagai


tempat diorama yang berjumlah 33 unit. Di Bagian luar sekeliling ruangan ini terdapat
serambi atau teras terbuka untuk menikmati suasana sekitar.

Gambar 3.4 Ruang/tempat diorama


Sumber: kompasiana.com

3. Kaki disebut Nistaning Utama Mandala berada pada lantai dasar Gedung Monumen.
yang terdapat ruang informasi, ruang perpustakaan, ruang rapat, ruang pameran, ruang
administrasi, toilet. Di Tengah-tengah ruangan terdapat teluga yang diberi nama
sebagai Puser Tasik, delapan tiang agung dan juga tangga naik berbentuk tapak dara.

Sumber: kompasiana.com
3.5.4 Konsep Bahan Bangunan Bajra Sandi
Pada arsitektur tradisional bali bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bangunan
cenderung memiliki kejujuran, artinya bahan-bahan yang diperoleh dari alam langsung
digunakan. Penggunaan bahan alami pada bangunan bajra sandhi dapat dilihat dari
penggunaan batu alam sebagai hiasan ornamen pada bangunan serta penggunaan kayu pada
bagian interior.

3.6 Penerapan Arsitektur Masa Kini (AMK) Pada Monumen Bajra Sandhi

Arsitektur tradisional merupakan salah satu bentuk kekayaan kebudayaan bangsa


Indonesia. Keberagaman Arsitektur tradisional yang tersebar di bentang kawasan Nusantara
menjadi sumber ilmu pengetahuan yang tiada habis-habisnya. Arsitektur tradisional di setiap
daerah menjadi lambang kekhasan budaya masyarakat setempat. Perkembangan arsitektur
pada setiap daerah tidak dapat dihindari karena adanya perkembangan teknologi yang pesat,
termasuk juga pada arsitektur tradisional Bali yang mengalami beberapa perkembangan yang
kini lebih dikenal dengan arsitektur masa kini. Adapun beberapa perkembangan yang terjadi:

3.6.1 Konsep Bentuk dan Ornamen Bangunan Bajra Sandi


Berdasarkan Filosofi Arsitektural, dalam arsitektur tradisional bali bangunan bangunan
pada umumnya berbentuk segi empat panjang dengan saka-saka sebagai penopang utama
dengan luas bangunan yang cenderung kecil, dengan mengaplikasikan perhitungan arsitektur
tradisional bali yaitu dengan menggunakan ukuran tubuh manusia. Sedangkan jika kita
meninjau bangunan bajra sandhi itu sendiri sangat berbeda dengan fakta tersebut. Monumen
Bajra Sandhi memiliki ukuran yang lebih luas, berbentuk segi banyak (mendekati lingkaran)
serta memiliki kolom kolom yang berukuran besar dengan bahan yang digunakan lebih
modern. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses pembangunan monumen Bajra Sandhi ini
sudah mengalami perkembangan kearah yang lebih modern.

3.6.2 Perubahan bahan


Mendirikan bangunan tradisional bali adalah mewujudkan suatu kehidupan. Nilai logika,
etika, dan estetika terkandung dalam persiapan, proses membangun dan pemakaian
bangunan. Tata cara membangun berdialog dengan kayu bahan yang akan ditebang dengan
pekarangan yang akan diukur dan dengan bahan-bahan yang akan dikerjakan merupakan
etika pelaksanaan dan sopan santun. Bangunan tradisional bali merupakan bangunan yang
menggunakan bahan-bahan yang berasal dari alam. Secara umum bangunan tradisional bali
menggunakan bahan-bahan seperti:

- Untuk bagian pondasi, yang dulunya menggunakan pondasi jongkok asu, dimana dari
bahan batu kali kemudian diurug menggunakan tanah. Namun kenyataannya pada
bangunan bajra sandi pondasi yang digunakan yaitu pondasi telapak. Pondasi telapak
merupakan pondasi yang tersusun dari penulangan besi dan cor beton untuk
mengantisipasi beban yang lebih besar pada bangunan.

- Untuk bagian tengah, pada bajra sandi menerapkan struktur kolom beton bertulang
dengan dimensi yang cukup besar. Sedangkan dulu struktur kolom yang digunakan
yaitu saka.

- Untuk bagian atas, dulunya didominasi menggunakan rangka bambu dengan penutup
atap menggunakan bahan alang-alang. Sedangkan pada bangunan monumen bajra
sandhi menggunakan bahan beton sebagai bahan penutup atap.

3.6.3 Perubahan fungsi


Fungsi dari bangunan bali secara global terdapat 3 fungsi utama yaitu sebagai tempat
suci, tempat tinggal (hunian), dan sebagai tempat umum (berkumpulnya masyarakat). Bajra
sandhi merupakan bangunan dengan fungsi yang sangat komplek yaitu sebagai tempat
berkumpulnya masyarakat, sebagai tempat berinteraksi, sebagai tempat rekreasi, tempat
berolahraga, dan sebagai museum. Hal ini dapat dikaitkan dengan fungsi dari sebuah wantilan
yang lebih sederhana dibandingkan fungsi dari bajra sandi itu sendiri. Jadi terdapat perubahan
mengenai fungsi bangunan menjadi lebih komplek dari sebelumnya.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Monumen Perjuangan Rakyat Bali merupakan sebuah monumen untuk mengenang kerja
keras dan perjuangan heroik dari rakyat Bali sebelum dan sesudah kemerdekaan. Dalam
monumen ini memiliki nilai religius seperti sering disebut dengan Bajra Sandhi karena
bentuk museum ini seperti Bajra atau Genta yang dipakai oleh para pemimpin agama Hindu
dalam mengiringi pengucapan japa mantra pada saat melakukan upacara agama Hindu.
Dalam membangun monumen ini terdapat beberapa makna kehidupan manusia dengan istilah
budaya Hindu seperti menggambarkan Tri Mandala dan Tri Angga.
Pada monumen bajra sandhi, penerapan ATB meliputi :

1. Konsep Tri Hita karana yang meliputi Parahyangan, pawongan, palemahan. Dalam
kaitannya dengan parahyangan terdapatnya area bajra sandhi terdapat tempat suci,
dalam pawongan terdapatnya tempat umum berupa museum sedangkan pada
palemahan area bajra sandhi ini memiliki landscape yang ditata dengan baik dan
dirawat setiap harinya.
2. Konsep Tri Mandala diantaranya utama mandala yang mencakup lokasi gedung yang
paling di tengah, madya mandala yang meliputi pelataran yang mengitari utama
mandala, dan nista mandala yang terdiri dari pelataran yang paling luar yang
mengitari madya mandala.
3. Konsep Tri Angga terdiri atas utamaning utama mandala yang terletak paling atas di
lantai 3, madyaning utama mandala terletak di lantai 2, berfungsi sebagai tempat
diorama yang berjumlah 33 unit, dan nistaning utama mandala berada di lantai dasar
Gedung Monumen.
4. Konsep bahan pada bajra sandi yaitu memiliki kejujuran yang artinya bahan-bahan
yang diperoleh dari alam langsung digunakan, contohnya penggunaan bahan kayu.

Dalam kasus bajra sandi konsep AMK yang diterapkan meliputi :

1. Konsep Bentuk dan Ornamen, bajra sandi menampilkan bentuk sebuah bajra,
penerapan ornamen pepatran dan kekarangan. Ditinjau dari filosofi arsitektur, bajra
sandhi memiliki ukuran yang lebih luas dari bangunan umum biasanya, berbentuk
segi banyak (mendekati lingkaran) serta memiliki kolom kolom yang berukuran besar
dengan bahan yang digunakan lebih modern.
2. struktur pondasi telapak yang tersusun dari penulangan besi dan cor beton 3. Konsep
Perubahan fungsi, Bajra sandhi merupakan bangunan dengan fungsi yang sangat
komplek yaitu sebagai tempat berkumpulnya masyarakat, sebagai tempat berinteraksi,
sebagai tempat rekreasi, tempat berolahraga, dan sebagai museum.

4.2 Saran

Arsitektur memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi. Arsitektur mampu mengadopsi gaya-
gaya baru sesuai perkembangan zaman dan kebutuhannya. Namun dalam hal ini. Arsitektur
Tradisional Bali adalah arsitektur yang tumbuh dan berkembang di Bali, maka dari itu kita
sebagai generasi penerus khususnya sebagai masyarakat Bali harus tetap menjaga dan
memegang teguh konsep Arsitektur Tradisional Bali seiring berjalannya waktu serta
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan pengaruh globalisasi. Hal ini
disebabkan karena di dalam Arsitektur Tradisional Bali tercermin karakteristik masyarakat
Bali.Setelah menulis laporan ini, penulis mengemukakan saran-saran berhubungan dengan
kepariwisataan di Museum Bajra Sandhi sebagai berikut:
1. Sebagai siswa hendaknya kita selalu ingin tahu lagi mengenai suatu hal, agar
pengetahuan kita semakin bertambah.
2. Sebagai warga Indonesia hendaknya kita mengetahui daerah-daerah yang sangat
bersejarah bagi bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai