Anda di halaman 1dari 8

Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta

Konservasi dan Preservasi


Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia di Rengas Dengklok.
Studi Kasus Perancangan: Monumen Kebulatan Tekad dan
Rumah Penculikan Soekarno
Muhammad Alif Raihandika – D300180119 – Kelas B

Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta


Email: alifraihandika@gmail.com

Abstrak

Kemerdekaan Indonesia tidak terlepas dari sejarah yang telah diukir oleh para pahlawan, beserta
kejadian yang memulai terjadinya kejadian itu semua. Rumah Penculikan Soekarno serta Monumen
Kebulatan Tekad menjadi saksi bisu dari kejadian sebelum hari-hari kemerdekaan Indonesia,
perdebatan antara kaum muda dan golongan tua sehingga terciptanya kemerdekaan Indonesia saat
itu. Kejadian tersebut perlu dilestarikan agar masyarakat Indonesia dapat mengenang semua jasa
pahlawan yang telah menyumbang jiwa dan raga mereka untuk bangsa ini, melalui strategi konservasi
atau pelestarian akan bangunan serta peninggalan berupa monumen, konservasi yang diberlakukan
adalah dengan metode preservasi yaitu mempertahankan bahan sebuah tempat dalam kondisi
eksisting dan memperlambat pelapukan atau pelestarian suatu tempat persis seperti keadaan aslinya
tanpa ada perubahan, termasuk usaha pencegahan kehancuran.

Kata-kunci : Rumah Penculikan Soekarno, Monumen Kebulatan Tekad, Sejarah Indonesia, Konservasi, Preservasi

1. Pendahuluan pada bangunan tersebut hilang tanpa bekas.


Hilangnya nilai-nilai sejarah yang ada pada
1.1. Latar Belakang bangunan tersebut dapat menghilangkan
cerminan untuk dapat mengenali asal-usul
Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan sejarah ataupun tradisi dari sejarah masa lalu.
sejarah tentang sejarah dan kebudayaan. Dengan hilangnya bangunan bernilai sejarah
Kekayaan tersebut banyak tersimpan di seluruh tersebut, maka lenyaplah identitas atau ikon
penjuru Indonesia, termasuk bangunan- daerah atau tempat tersebut, oleh karena itu
bangunan peninggalan sejarah. untuk menjaga peninggalan sejarah atau
menjaga cagar budaya tersebut yang merupakan
Kaya dengan sejarah dan budaya, bangsa
warisan para pendahulu, maka perlu adanya
Indonesia masih banyak yang tidak menyadari
upaya pelestarian atau konservasi dari
bahkan tidak mengetahui tentang hal tersebut,
pemerintah maupun masyarakat setempat.
dalam bidang arsitektur masih banyak bangunan
yang ada di Indonesia yang kondisi bangunannya Peran Bangunan Bersejarah yang Terabaikan
sangat meprihatinkan. Budiharjo (1985)
mengatakan arsitektur bangunan bersejarah Bangunan masa lalu banyak yang terlupakan
yang ada di daerah-daerah Indonesia yang ada atau terasingkan, mungkin disebabkan oleh
saat ini merasakan penderitaan sesak nafas. usianya yang sudah tua atau memang sudah
Bangunan tersebut terhimpit oleh bangunan- tidak dapat berfungsi lagi.
bangunan baru atau dihancurkan menjadi
bangunan baru, sehingga nilai-nilai yang terdapat
Konservasi Arsitektur UMS | 1
Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia di Rengas Dengklok
Namun pada bangunan sejarah yang memiliki  Bagaimana implementasi program
banyak nilai yang terkandung di dalamnya, preservasi dari Rumah Penculikan
apabila kehilangan tempat bagi para masyarakat Soekarno dan Monumen Kebulatan
sungguh sangat disayangkan dan sangat miris. Tekad.
Bagaimana sejarah dari suatu bangsa serta jasa  Bagaimana cara menarik minat
pahlawan yang turut andil dalam peristiwa pengunjung masa kini agar tetap
tersebut dapat dilupakan begitu saja. tertarik untuk mendatangi objek wisata
sejarah.
Banyak faktor yang menjadikan bangunan  Bagaimana membuat pemerintah dan
sejarah itu dilupakan, hal tersebut dibuktikan masyarakat sadar akan upaya
dengan minimnya masyarakat yang berkunjung pelestarian dari bangunan bersejarah.
ke objek-objek wisata sejarah yang ada di  Apa sajakah hambatan dan faktor
Indonesia. Bisa dibilang keberadaan bangunan pendorong dalam implemetasi program
tersebut tidak diminati dan karena sedikit preservasi dalam upaya pelestarian
pengunjung yang datang membuat bangunan bangunan Rumah Penculikan Soekarno
tersebut kurang terawat. dan Monumen Kebulatan Tekad.

Teori pertama mengatakan bahwa pemerintah 1.4. Lingkup Studi dan Sasaran
dari zaman ke zaman kurang peduli terhadap
warisan sejarah Indonesia. Ruang lingkup studi yang terdapat pada
penulisan ini, yaitu meliputi konservasi bangunan
Teori kedua, memiliki kecendrungan masyarakat dan tentang sejarah dari kemerdekaan Indonesia.
Indonesia yang mulai acuh terhadap sejarah
masa lalu, situs-situs sejarah dan hal Sasaran yang dituju adalah:
semacamnya, nampak kurang mendapat “hati”
dari masyarakat masa kini, beda dengan tempat-  Masyarakat Indonesia masa kini.
tempat wisata yang menyuguhkan hiburan,  Masyarakat lokal daerah setempat atau
seperti di mall, atau tempat yang dibuat untuk lingkup kabupaten/kota.
rekreasi yang pengunjungnya membludak,  Masyarakat yang memiliki minat lebih pada
apalagi pada saat masa liburan tiba. budaya sejarah Indonesia terutama pada
bidang arsitektur.
1.2. Tujuan Penulisan  Wisatawan mancanegara yang senang akan
budaya sejarah Indonesia.
Tujuan penulisan ini adalah sebagai bentuk
apresiasi terhadap bangunan yang memiliki nilai 2. Kajian Literatur
sejarah serta upaya dalam pelestarian bangunan
tersebut agar tidak termakan oleh zaman dan 2.1. Konservasi
alam, supaya generasi mendatang dapat
mengetahui saksi bisu sejarah kemerdekaan Konservasi secara harfiah berasal dari bahasa
Indonesia, sehingga nilai-nilai yang terdapat Inggris, yaitu Conservation yang berartikan
pada peristiwa tersebut dapat menumbuhkan pelestarian atau perlindungan. Ruang lingkup
rasa cinta dan bangga akan para pahlawan serta konservasi, diantaranya:
tanah air yaitu Indonesia.
 Lingkungan Alami (Natural Area)
1.3. Permasalahan  Kota dan Desa (City and Village)
 Garis Cakrawala dan Korirdor Panjang.
Guna memberikan arah dan panduan mengenai  Kawasan (Districts)
bahasan yang dikaji, perumusan masalah sebagai  Wajah Jalan (Street-scapes)
sebuah konsepsi permasalahan yang akan dicari  Bangunan (Buildings)
jawabannya perlu ditentukan terlebih dahulu.  Benda dan Penggalan (Object and
Adapun permasalahan yang diangkat pada Fragments)
penulisan ini adalah:
2 | Konservasi Arsitektur UMS
Muhammad Alif Raihandika – D300180119 – Kelas B
Konservasi arsitektur merupakan upaya seperti kerapuhan, pelapukan, kusam atau
penyelamatan suatu objek/bangunan sebagai proses pemakaian, seperti goresan, dsb.
bentuk apresiasi pada perjalanan suatu bangsa,
pendidikan dan pembangunan wawasan Pemeliharaan rutin sangat penting untuk
intelektual bangsa antar generasi. menentukan siklus pemeliharaan dan hal ini bisa
ditentukan berdasarkan data yang cukup dalam
Menurut Danisworo (1995) “konservasi adalah dokumentasi.
upaya untuk melestarikan, melindungi serta
memanfaatkan sumber daya tempat, seperti Preservasi berkenan secara tidak langsung
gedung-gedung tua yang memiliki arti sejarah terhadap pemeliharaan artifak pada kondisi fisik
atau budaya, kawasan dengan kepadatan yang sama seperti awal bangunan. Penampilan
penduduk yang ideal, cagar budaya, hutan estetiknya tidak boleh ada yang ditambah atau
lindung dan sebagainya”. dikurangi. Intervensi apapun yang boleh pada
permukaan (kulit) saja dan tidak mencolok.
Konservasi dengan demikian sebenarnya
merupakan upaya pelestarian, namun dengan Sedangkan, menurut pendekatan yang
tetap memanfaatkan kegunaan dari suatu tempat dikemukakan oleh Charter (1981) dan Catanese
untuk menampung/memberi wadah bagi & Synder (1979):
kegiatan yang sama seperti kegiatan asalnya
atau bagi kegiatan yang sama sekali baru  Preservasi adalah upaya melindungi
sehingga dapat membiayai sendiri kelangsungan bangunan-bangunan, monumen dan
eksistensinya. Dengan kata lain dalam konsep lingkungan dari kerusakan serta
konservasi terdapat alur memperbaharui kembali mencegah proses kerusakannya.
(renew), memanfaatkan kembali (reuse),
Dalam Piagam Burra disebutkan bahwa
mengurangi (reduce), mendaur ulang kembali
preservasi adalah pemeliharaan suatu tempat
(recycle) dan menguangkan kembali (refund).
tetap sesuai aslinya serta mencegah kerusakan.
Jenis-jenis konservasi:
Lebih jelasnya preservasi adalah sebuah konsep
 Preservasi dari konservasi yang mempertahankan bahan-
 Restorasi bahan dari sebuah bangunan dalam kondisi
 Rekontruksi eksisting dan memperlambat upaya pelapukan
 Adaptasi yang terjadi oleh kondisi alam, dan tetap
 Revitalisasi mempertahankan keaslian bangunan dari awal
berdiri.
2.2. Preservasi
2.3. Arsitektur Hasil Preservasi
Pemeliharaan bangungan secara konservasi
adalah upaya menjaga kelestarian dari karya seni Bangunan Stadthuys Malaka
bangunan, konservasi sebagai proses
memelihara dan untuk mempertahankan nilai-
nilai estetik, sejarah, ilmu pengetahuan dan
sosial yang berguna pada masa lampau,
sekarang hingga masa yang akan datang.

Maintenance bertujuan untuk memberi


perlindungan dan pemeliharaan yang terus
menerus terhadap material fisik dari ‘place’,
untuk mempertahankan kondisi bangunan yang
diinginkan. Kerusakan-kerusakan yang harus Gambar 1. Stadthuys Malaka
diperbaiki bisa diakibatkan oleh proses alami,
Sumber: www.pinterest.com
3
Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia di Rengas Dengklok
Kota Malaka dahulu merupakan daerah intervensi hanya dilakukan pada bagian
penjajahan Portugis, Belanda dan Inggris. permukaan kulit bangunan saja untuk
Stadthuys terletak pada alun-alun pusat sejarah kenyamanan dan keamanan, dan konservasi
Malaka, lebih dikenal dengan alun-alun merah sebagai upaya pemeliharaan bangunan tersebut
karena mayoritas bangunan pada daerah agar makna nilai dari bangunan tersebut tetap
tersebut berwarna merah untuk membedakan terjaga. Konservasi dapat berarti pendaur-
bangunan konservasi dan bangunan lainnya. ulangan atau disebut sebagai adaptive re-use.

Gedung ini merupakan bangunan tua zaman 3. Kajian dan Gambaran Eksisting
kolonial Belanda di Asia Tenggara dan dibangun
antara tahun 1641 dan 1660. 3.1. Rumah Penculikan Soekarno

Proses terjadinya kemerdekaan Indonesia


merupakan kejadian yang sangat penting bagi
masyarakat Indonesia yang mana pada peristiwa
tersebut membuat Indonesia sebagai negara
yang merdeka.

Pada peristiwa tersebut terdapat sebuah rumah


yang dijadikan saksi bisu bagi para pahlawan
pada saat itu, yaitu Rumah Rengas Dengklok atau
lebih sering kita dengar dengan “Peristiwa
Rengas Dengklok”.

Gambar 2. Kawasan Stadthuys Malaka

Sumber: www.pinterest.com

Sejak tahun 1982 Stadthuys digunakan sebagai


musium sejarah dan musium etnografi yang
menyimpan pakaian pengantin tradisonal
Portugis, China, India, Inggris dan Malaysia.

Bangunan Stadthuys mempunyai dinding bata


yang kuat dan dibangun dengan dasar bentuk
benteng pertahanan Portugis, pada salah satu Gambar 3. Lokasi Rumah Pengasingan Soekarno
ruangan masih terdapat plafond kayu yang masih
Sumber: www.googlemaps.com
utuh sesuai keasliannya. Bangunan ini masih
terlihat kokoh dan terawat merupakan sebuah
Perlu digaris bawahi bahwa peristiwa tersebut
dampak dari faktor pemeliharaan bangunan dari
bukanlah penculikan melainkan pengamanan
pemerintahan Malaysia untuk menjaga nilai
agar Ir.Soekarno tidak terpengaruh oleh
sejarah bangunan tersebut.
pemerintahan Jepang.
Terdapat beberapa kerusakan, diantaranya:

 Keretakan pada dinding.


 Dinding terlihat lembab.
 Dinding berjamur akibat air hujan.
 Cat yang mengelupas.

Preservasi bangunan pada Stadthuys yaitu upaya


mengembalikan kondisi bangunan sesuai asalnya,

4 | Konservasi Arsitektur UMS


Muhammad Alif Raihandika – D300180119 – Kelas B
Gambar 4. Potret Rumah Penculikan Soekarno saat ini.

Pada tanggal 16 Agustus jam 03.30 WIB para


pemuda masuk ke dalam kediaman Soekarno,
dan akhirnya Soekarno dan Fatmawati berkemas
dan di rumah satunya para pemuda telah
menjemput paksa Hatta.

Setelah sampai pada asrama PETA di Rengas


Gambar 6. Potret Monumen Kebukatan Tekad saat ini.
Dengklok, dikarenakan tempat itu sempit dan
kotor maka dicarikanlah rumah yang jauh dari
3.3. Transformasi Lingkungan Sekitar Kawasan
jalan raya yaitu rumah Djiauw Kie Siong. Pada
rumah itulah terjadi perdebatan antara kaum Perubahan yang terjadi pada sekitar kawasan
muda dengan golongan tua membahas perihal tersebut tidak terlalu signifikan masih banyak
kemerdekaan Indonesia, dan pada jam 18.00 yang melestarikan bangunan tua pada zamannya
WIB maka ditetapkan kemerdekaan Indonesia hanya beberapa penambahan tempat-tempat
yang jatuh pada Hari Jum’at tanggal 17 Agustus sebagai area berkumpul (alun-alun), dan dibuat
1945, dan kemudian mereka pergi kembali ke pula monumen lainnya seperti monumen
Jakarta untuk memproklamasikan kemerdekaan pancasila, juga ada upaya penanggulangan dari
Indonesia. meluapnya Sungai Citarum.

3.2. Monumen Kebulatan Tekad 3.4. Potensi Bangunan dan Monumen.

Monumen tersebut turut andil dalam peristiwa Potensi dari bangunan tersebut masih terlihat
Rengas Dengklok karena pada masa itu seperti pada rumah yang khas pada zamannya
monumen tersebut merupakan asrama dan yaitu dengan atap limasan dengan model jendela
markas dari PETA (Pembela Tanah Air), tempat berteralis jadul khas Indonesia. Bangunan rumah
tersebut berada jauh dari pusat perkotaan dan bagian ruang tamu masih dalam kondisi asli.
sehingga sangat aman dari pantauan tentara dan Pemilik rumah tersebut merupakan warga
pemerintahan Jepang. keturunan Tionghoa yang bernama Djiauw Kie
Siong oleh karena itu nuansa dari rumah tersebut
memiliki unsur Tionghoa, bisa dilihat dari ubinnya
yang berwarna terakota yang biasa digunakan
oleh masyarakat Tionghoa.

Untuk monumen tempat tersebut dahulu


merupakan markas dari PETA (Pembela Tanah
Air), yang melakukan upaya penculikan Soekarno
untuk mengusulkan kemerdekaan Indonesia.
Dua bangunan tersebut karena digunakan
sebagai tempat untuk penculikan, maka daerah
Gambar 5. Lokasi Monumen Kebukatan Tekad saat ini.
tersebut susah untuk dicapai pada zamannya.
Sumber: www.googlemaps.com
3.5. Data Bangunan

Profil Bangunan

 Nama Bangunan: Rumah Penculikan


Soekarno dan Monumen Kebulatan
Tekad.
 Lokasi: Rengas Dengklok Utara dan
Selatan, Karawang, Jawa Barat.
5
Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia di Rengas Dengklok
 Luas Wilayah: Monumen 1500 m² pengamanan, zonasi, pemeliharaan dan
 Tahun dibangun: Monumen tahun 1950 pemugaran cagar budaya.
 Lama berdiri: Rumah ±100 tahun.
4. Gagasan Konservasi

Konservasi atau pemeliharaan merupakan upaya


yang tepat dalam melestarikan sebuah bangunan,
monument, dsb, agar nilai-nilai yang terdapat
pada hal tersebut tetap terjaga sehingga
masyarakat tetap dapa menikmatinya hingga
saat ini, serta dapat mempertahankan identitas
dari desa, kota bahkan suatu negara tersebut.

Gambar 7. Pemetaan fungsi lingkungan di sekitar 5.1. Konservasi Bangunan Rumah Penculikan
Rumah Penculikan Soekarno dan Monumen Kebulatan Soekarno dan Monumen Kebulatan Tekad.
Tekad.
Kedua bangunan tersebut dikonservasi agar
Sumber: Analisa Penulis,2021 dapat mempertahankan nilai-nilai sejarah yang
ada di dalamnya dan agar masyarakat
Dua tempat tersebut masih agak susah untuk
mengetahui kondisi dari peristiwa masa itu.
diakses, pada zaman sekarang masih ada
beberapa pengunjung yang juga merasakan Adapun faktor-faktor yang membuat upaya
kesusahan untuk mencapai tempat tersebut pemeliharaan tersebut terhambat, diantaranya:
karena sedikitnya penanda hanya berupa tulisan
yang bertuliskan “bangunan ini merupakan cagar  Kos pemeliharaan dan
budaya” dan aksesnya yang lumayan jauh dari penyelenggaraan yang tingi.
Kota Karawang itu sendiri.  Sikap masyarakat yang mana kurang
menghargai bangunan sejarah, generasi
Tempat tersebut juga berdekatan dengan Sungai muda tidak memiliki minat.
Citarum yang terkadang ketika musim penghujan  Kurang pemberitaan dari media, jarang
tiba maka daerah yang berada dekat dengan menonjolkan atau sekedar memberi
sungai tersebut biasanya akan mengalami informasi tentang bangunan sejarah
kebanjiran, maka perlu ada upaya untuk tersebut.
pencegahan hal tersebut agar sejarah yang telah
terukir pada kawasan tersebut tidak hilang oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat
ditelan bumi. serta media harus bergotong-royong dalam
memberikan tempat atau waktu khusus untuk
3.6. Peraturan Pelestarian dari Pemerintah menyampaikan informasi maupun edukasi lebih
banyak agar para generasi muda paham akan
Pemerintah harus berusaha untuk melakukan
kosnervasi/pelestarian terhadap bangunan
bersejarah, yang mana telah tertulis pada
peraturan perundang-undangan No.11 tahun
2010 pasal 1 ayat 22 tentang pelestarian adalah
upaya dinamis untuk mempertahanlan
keberadaan cagar budaya dan nilainya dengan sejarah dan tetap memiliki minat akan sejarah
melindungi, mengembangkan dan serta timbul rasa cinta akan tanah air.
memanfaatkannya dan ayat 23 mengenai
perlindungan adalah upaya mencegah dan Gambar 8. Fasade bangunan asli/existing Monumen
menanggulangi dari kerusakan, kehancuran atau Kebulatan Tekad dan Rumah Penculikan Soekarno.
kemusnahan dengan cara penyelematan,
5.2. Preservasi & Pengembangan

6 | Konservasi Arsitektur UMS


Muhammad Alif Raihandika – D300180119 – Kelas B
Melalui konsep preservasi yang mana berusaha dapat digantikan dengan material yang
mempertahankan keadaan asli sesuai asalnya sama, namun dengan kualitas yang
dari bangunan tersebut tanpa menambah atau lebih baik.
mengurangi keadaan dari bangunan, sesuai
contoh kasus bangunan pada Stadthuys yang
mana banyak terjadi pengelupasan cat dan
terjadi pelapukan karena lembab dan dapat
membuat pelapukan, adapun beberapa faktor
pada dua bangunan tersebut, diantaranya:

 Kondisi bangunan yang sudah tua, Gambar 10. Kayu Jati.


begitupun dengan bahan materialnya. Sumber: https://bermutu.id/
 Kualitas cat pada masa itu rendah.
 Tidak menggunakan cat dasar, sehingga
Karena bangunan ini memiliki nilai
daya rekat cat berkurang dan tanpa
sejarah penting maka perlu peningkatan
pengerokan terlebih dahulu sehingga
dari segi material agar bangunan
mudah mengelupas.
tersebut tetap bertahan hingga masa
maka pada permukaan kulit bangunan yang akan datang.
ditambahkan beberapa bahan penambah agar
Untuk Area Monumen Kebulatan Tekad, karena
bangunan tersebut tetap kokoh dan bertahan,
pada zaman itu merupakan sebuah markas dari
diantaranya:
PETA (Pembela Tanah Air), maka disini penulis
 Periksa kebocoran terutama pada memberikan saran untuk dibangunnya sebuah
saluran pipa dan talang air, karena bisa replikasi markas dari anggota PETA tersebut.
jadi pembuangan air hujan yang tidak
5. Penutup
baik dapat membuat kebocoran
ataupun dinding akan menjadi lembab
Pentingnya mengetahui sejarah dari berdirinya
sehingga cat akan mengelupas.
bangsa sendiri membuat kita memiliki rasa cinta
 Perbaiki sumber kebocoran, dapat
tanah air, hal tersebut dapat dibuktikan dengan
mengganti cat yang dahulu dengan
melestarikan bangunan-bangunan sejarah yang
warna sama, namun proses yang
diberikan yang pertama yaitu mengerok ada di Indonesia. Dengan adanya pelestarian
semua lapisan cat yang terkelupas tersebut diharapkan masyarakat Indonesia
kemudian membersihkannya, setelah mengenal akan sejarah tersebut dan tetap
itu melapisinya dengan cat dasar, memiliki minat serta berusaha mengunjungi
setelah mengering sempurna kemudian tempat-tempat yang memiki makna dan nilai dari
diberikan finishing coat. sejarah itu sendiri. Sang proklamator Bung Karno
juga pernah berkata JASMERAH “jangan sekali-
kali melupakan sejarah”, karena bangsa yang
besar adalah bangsa yang mau dan mampu
menghargai sejarah bangsanya.

6. Daftar Pustaka

Gambar 9. Penggunaan cat dasar.


Sumber: https://rumahlia.com/ Busono, T. (t.thn.). ESKURSI PRESERVASI,
KONSERVASI, RENOVASI PADA
 Agar bangunan kembali kokoh maka PEMELIHARAAN BANGUNAN DI
material yang sekiranya telah lapuk SINGAPURA DAN MALAYSIA. 1-9.

7
Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia di Rengas Dengklok
Faila Saufa, A. (t.thn.). KONSERVASI
BANGUNAN TUA-BERSEJARAH .
Academia.Edu, 1-12.

Irwansyah. (2017). KONSERVASI BANGUNAN


BERSEJARAH "STUDI KASUS: ISTANA
NIAT LIMA LARAS BATUBARA. Jurnal
Proporsi Vol.2, 131-40.

Prihambodo, K. (2020). Peristiwa Penculikan


Soekarno ke Rengas Dengklok. elibrary
UNIKOM, 5-24.

Ramli, S. (2018). Kepentingan Memelihara


Bangunan Bersejarah Monumen.
History Nota Sejarah, 14-16.

Runa, I. W. (2016). KONSERVASI BANGUNAN


BERSEJARAH: Studi Kasus Bangunan
Peribadatan di Pulau Bali . Jurnal
UNDAGI, 1-11.

8 | Konservasi Arsitektur UMS

Anda mungkin juga menyukai