Anda di halaman 1dari 40

KAWASAN

KONSERVA
SI
Perancangan Arsitektur 7
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KELOMPOK KAWASAN
1 KONSERVA
SI
ANGGOTA:
1. ACHMAD RAMADHAN
2. ARUM KUNCARANINGTYAS
3. DWISAPTA SETYA NUGRAHA
4. RAHMI
5. LIA ISTINA
6. VENI CANDRA NUGRAHENI
7. DIANA YUNITA
8. AGENG SURYATAMA
9. ZESTHY ARZONA
10. NADHYA KHANSALETA WIRGENTIA

DOSEN PEMBIMBING
HENDI WARLIKA SEDO PUTRA, ST, M.Sc
DEFINISI
UMUM

Konservasi

conservation > con (together) + servare (keep/save)


tentang upaya memelihara apa yang
kita punya (keep/save what you have),
namun secara bijaksana (wise use).
DEFINISI
PARA
AHLI
Dari aspek proses disain perkotaan (Shirvani, 1985),
konservasi harus memproteksi keberadaan lingkungan dan ruang kota
yang merupakan tempat bangunan atau kawasan bersejarah dan juga
aktivitasnya.
Menurut Danisworo (1995): Konservasi
upaya untuk melestarikan, melindungi serta memanfaatkan sumber daya
suatu tempat, seperti gedung-gedung tua yang memiliki arti sejarah atau
budaya, kawasan dengan kepadatan pendudukan yang ideal, cagar
budaya, hutan lindung dan sebagainya.
KESIMPULAN

konservasi juga merupakan upaya preservasi dengan tetap


memanfaatkan kegunaan dari suatu seperti kegiataan asalnya atau bagi
kegiatan yang sama sekali baru sehingga dapat membiayai sendiri
kelangsungan eksistensinya.

Konservasi merupakan suatu upaya yang dapat menghidupkan kembali


vitalitas lama yang telah pudar. Termasuk upaya konservasi bangunan
kuno dan bersejarah.
Menurut David Poinsett, Preservation
News (July, 1973. p5-7), keberadaan
preservasi objek-objek bersejarah biasanya
TUJUAN mempunyai tujuan :
preservasi Pendidikan

Inspirasi
Rekreasi

Ekonomi

mewujudkan kelestarian seumber daya alam hayati


serta keseimbangan ekosistemnya, sehingga
dapat lebih mendukung upaya peningkatan
kesejahteraan dan mutu kehidupan manusia.

Dalam konsep konservasi terdapat alur


memperbaharui kembali (renew) , memanfaatkan
kembali (reuse), mengurangi (reduce), mendaur ulang
kembali (recycle), dan menguangkan kembali (refund).
MANFAAT KONSERVASI
Memperkaya pengalaman visual
Memberi suasana permanen
yang menyegarkan
Memberi kemanan psikologis
Mewariskan arsitektur
MANFAAT Asset komersial dalam kegiatan
wisata internasional
&
KRITERIA KRITERIA
KONSERVASI
Estetika
Kejamakan
TUJUAN Kelangkaan
preservasi Keistimewaan
Peranan Sejarah
Penguat Kawasan
di Sekitarnya
SKALA/
LINGKUP
KONSERVA
SI

SKALA/LINGKUP KONSERVASI
Lingkungan Alami (Natural Area)
Kota dan Desa (Town and Village)
Garis Cakrawala dan Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
Kawasan (Districts)
Wajah Jalan (Street-scapes)
Bangunan (Buildings)
Benda dan Penggalan (Object and Fragments)
UNESCO
Aturan konservasi
terhadap bangunan
bersejarah
Prinsip-Prinsip kegiatan Konservasi dan Preservasi (Burra Charter, 2003)
adalah :
1. Tujuan akhir konservasi adalah mempertahankan cultural significance
(nilai estetika, sejarah, ilmu pengetahuandan sosial) sebuah place dan
mencakup faktor pengamanan, pemeliharaan dan nasibnya di masa
mendatang.
2. Konservasi didasarkan pada rasa penghargaan terhadap kondisi awal
material fisik dan sebaiknya denganintervensi sesedikit mungkin.
3. Konservasi sebaiknya melibatkan semua disiplin ilmu yang dapat
memberikan kontribusi terhadap studi dan penyelamatan place.
4. Konservasi sebuah place harus mempertimbangkan seluruh aspek
signifikansi kultural tanpa meng-utamakanpada salah satu aspeknya.
5. Konservasi harus dilakukan dengan melalui penyelidikan yang seksama
yang diakhiri dengan laporan yang memuat signifikansi kultural yang
merupakan prasyarat penting untuk menetapkan kebijakan konservasi.
6. Kebijakan konservasi akan menentukan kegunaan apa yang paling tepat.
7. Konservasi membutuhkan pemeliharaan yang layak terhadap visual setting,
misalnya: bentuk, skala, warna,tekstur dan material. Pembangunan,
peruntukan, maupun perubahan baru yang merusak setting,
tidakdiperbolehkan. Pembangunan baru, termasuk penyisipan dan
penambahan bisa diterima, dengan syarat tidakmengurangi atau merusak
tempat-tempat yang memiliki signifikansi cultural tersebut.
8. Sebuah bangunan atau sebuah karya sebaiknya dibiarkan di lokasi
bersejarahnya. Pemindahan seluruh maupun sebagian bangunan atau
sebuah karya, tidak dapat diterima kecuali hal ini merupakan satu-satunya
cara yangdapat dilakukan untuk menyelamatkannya.
9. Pemindahan isi yang membentuk bagian dari signifikasi cultural dari
sebuah tempat pada dasarnya tidak dapatditerima (lihat Burra Charter,
2003).
Pengelolaan kawasan kota lama dan ragam
arsitektur kota Snyder & Catanese (1979)
Kegiatan preservasi dan konservasi bangunan
bersejarah pada dasarnya merupakan bagian
yang bersatu dengan perencanaan kota (the
urban planning) dan berkaitan dengan tiga hal
berikut, yaitu:
1. Sejarah perkembangan kota
2. kawasan atau lingkungan kota lama bernilai
sejarah
3. konteks ragam arsitektur kota dan ragam gaya
arsitektur pada bangunan lama bersejarah
PERAN ARSITEK DALAM
KONSERVASI
1.Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan
mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan
INTERNAL bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
2.Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-
jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik
adaptive reuse
3.Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau
bangunan yang perlu dilestarikan.

1.Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau


bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
2.Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk
EKSTERN keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design
AL Guidelines)
3.Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru
bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang
fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau
gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
STUDI
PRESEDEN
Melaka merupakan ibu kota Kesultanan Malaka, salah satu kerajaan Islam
di masa lampau dan sekarang menjadi ibukota dari Negeri Melaka. Malaka adalah
sebuah negara bagian di Malaysia yang terletak di wilayah selatan Semenanjung
Melayu, di sebelah Selat Malaka.
Melaka dikenal juga dengan nama Melaka Bandaraya Bersejarah, sejak
tahun 2008 ditetapkan sebagai Kota Warisan Dunia (World Herritage City) oleh
UNESCO karena keunikan dan kekayaan historisnya.
Peninggalan sejarah di
kota tua malaka
Benteng yang didirikan portugis pada
tahun 1511
Stadthuys yang dibangun oleh penjajah
Belanda
Christ church, gereja belanda dibangun
dipertengahan tahun 1700. mejadi salah
satu icon, karena terletak di bundaran
Kuil cheng hoon ten, didirikan oleh kaum
budha (olenka priyadarsani) merupakan
peninggalan lokal.
Peninggalan islam dimalaka antara lain
mesjid kampung kling.
Istana kesultanan melaka
Museum warisan baba nyonya.
Negara bagian Melaka
mencakup area seluas 1.664 km2
Malaka, adalah kota tua yang
dipenuhi bangunan-bangunan
peninggalan jaman Kesultanan
Malaka, Belanda dan Portugis.
Malaka memberikan suguhan
pariwisata berupa melalui musium
dan bangunan bersejarahnya.

Christ Church Malaka

Muzium Seni Bina Muzium Kapal Samudera


Coastal side of Melaka A Famosa Fort

Selain menjadi
kawasan bersejarah, Kota
Tua Malaka juga menjadi
salah satu wisata dimana
banyak dikunjungi banyak
turis luar maupun dalam
negeri.

Jonker Walk
Analisa Elemen Pembentukan Kota Menurut
Lynch dan Shirvani pada Kota Tua Malaka
LAND USE
Blok-blok bangunan memiliki
pola linier dengan jalan atau
sungai. Bangunan museum
terletak di tepi jalan ataupun
tepi sungai, maka blok-blok
bangunan mengikuti pola
jalan.
BUILDING FORM AND MASSING

Bangunan peninggalan masa


penjajahan yang masih ada saat itu
meliputi: A. Famosa Fort, Christ
Church, St. Paul Church, The
Stadthuye. Selain itu Melaka juga
memiliki banyak museum yang
terletak di salah satu kawasan,
meliputi: Muzium Kastam, Maritime
Museum, Muzium TLDM, Muzium
Senibina.
PATH

POLA
SIRKULASI

Untuk pola sirkulasi pada


kota tua malaka adalah
pola radial/menyebar.
Selain liner di sepanjang
aliran sungai, untuk pola
PEDESTRIAN sirkulasi pada kawasan ini
adalah radial. Terlihat dari
tersebarnya jalan jalan
menuju ikon dan bangunan
peninggalan yang ada
dalam kota tua malaka ini.

JALUR JALAN
EDGES (BATASAN WILAYAH)

Sungai Melaka yang mengalir melalui tengah Kota Melaka merupakan jalur perdagangan
yang penting selama masa kejayaan Kesultanan Malaka pada abad ke-15.

Aliran singai berasal dari kaki bukit di negara tetangga Negeri Sembilan dan masuk ke
Selat Malaka.

MELAKA RIVER CRUISE


NODES (SIMPUL)

Dutch Square dikelilingi


dengan bangunan dari
abad ke-17 yang bewarna
merah.

OPEN SPACE
LANDMARK

Christ Church Malaka Oriental Hostel

Melaka sebagai kota bersejarah dan


kota wisata memiliki banyak
landmark yang menjadi penanda
dari Kota Tua Melaka

Menara Tan Beng Swee Patung St. Paul Church


PARKING

Sistem parkir pada kawasan Kota Tua Melaka ini masih sedikit adanya,
berupa lapangan kecil yang tidak cukup memadai untuk banyaknya
kendaraan wisatawan yang mengunjungi daerah ini.

Karena keterbatasannya daerah parkir, pengguna kendaraan akhirnya


memarkir kendaraan di pinggir jalan sehingga membuat daerah pejalan
kaki menjadi terganggu
ACTIVITY SUPPORT

Selain menjadi kawasan wisata yang bagi


turis, kawasan Kota Tua Melaka ini juga
memiliki beberapa beberapa aktivitas
penunjang lainnya.

PENGENDARA BECAK

PEDAGANG KAKI LIMA STREET FOOD


SIGNAGE
KOTA
TUA
JAKARTA
Terbentuknya Kota Tua Jakarta diawali munculnya kerajaan Padjadjaran, jauh
sebelum dikenal Sunda Kalapa. Ibukota Pajajaran adalah Batutulis yang terletak di
Bogor Jawa Barat, ditandai dengan Prasasti Batutulis yang dibuat pada tahun 1433
M.
kehadiran pasukan Fatahillah pada 1527, Sundakelapa diubah menjadi Jayakarta.
Usia Kota Jayakarta hanya 92 tahun, pada 1619 kota ini dihancurkan oleh Belanda
akibat konflik perang dan dibangun kota Batavia. Elemen kota Batavia sudah
banyak yang berubah, tetapi struktur kotanya masih terlihat hingga kini. Batas-
batasnya dikelilingi parit dan kini menjadi sungai.
Luas kawasan Kota Tua
Jakarta yaitu 846 ha.

Pada revitalisasi Kota Tua


Jakarta, terdapat
Area Within City Wall
134 Hektar
Area Outside of City Wall 200
Hektar.
Peta Kota Tua pada
masa lalu

Area Within City Wall, terdapat 2 (dua) pembagian zonasi, yaitu Core Zone
(Museum Fatahilah, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Wilayah Kalibesar) sebesar 75
hektar, dan Supporting Zone (Kampung Bandan, Stasiun Kota, Museum Bahari,
Pasar Ikan, Galangan/Benteng, Roa Malaka) sebesar 59 hektar. Pada Area
Outside of City Wall terdapat beberapa pembagian zonasi, yaitu Kampung Luar
Batang (19 hektar), Pekojan (49 hektar), dan Chinatown (132 hektar). (JOTRC,
2014)
Peta kawasan konservasi kota tua
Analisa Elemen Pembentukan Kota Menurut
Lynch dan Shirvani pada Kota Tua Malaka
LAND USE
BUILDING FORM AND MASSING

Kawasan Kota Tua Jakarta masih menjaga kelestarian dari


bangungan-bangunan tua yang ada di kawasannya.
PATH

JALUR PEJALAN KAKI


Pejalan kaki terkadang masih digunakan oleh
PKL dan Parkir liar

Sistem sirkulasi pada Kota Tua


Jakarta menggunakan pola grid.
EDGES (BATASAN WILAYAH)

SUNGAI CILIWUNG
NODES (SIMPUL)

RUANG TERBUKA

PERSEBARAN RUANG TERBUKA


LANDMARK
Kota Tua merupakan landmark
bagi Kota Jakarta . Jakarta
sebagai pusat pemerintahan
dan ekonomi Indonesia secara
perlahan bertransformasi
sebagai salah satu destinasi
favorit bagi para wisatawan

Museum Fatahillah

Pelabuhan Sunda Kelapa


PARKING

Kondisi perpakiran di Kota Tua Jakarta masih


banyak ditemui pada badan jalan digunakan
untuk parkir (on-street parking) yang dapat
KONDISI PARKIR menimbulkan kemacetan.

Masalah parkir terbatasnya ketersediaan lahan,


lahan parkir yang terbatas bercampur dengan
pkl.
ACTIVITY SUPPORT

Kegiatan yang berlangsung pada


Kawasan Kota Tua Jakarta berbagai
macam seperti food street,
bersepeda, art street dan wisatawan

BERSEPEDA

ART STREET WISATA


SIGNAGE

PETUNJUK ARAH PETA KAWASAN


PRESERVASI DAN KONSERVASI

Museum Bank Indonesia

Museum Seni Rupa dan Keramik

Toko Merah

Anda mungkin juga menyukai