KONSERVA
SI
Perancangan Arsitektur 7
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KELOMPOK KAWASAN
1 KONSERVA
SI
ANGGOTA:
1. ACHMAD RAMADHAN
2. ARUM KUNCARANINGTYAS
3. DWISAPTA SETYA NUGRAHA
4. RAHMI
5. LIA ISTINA
6. VENI CANDRA NUGRAHENI
7. DIANA YUNITA
8. AGENG SURYATAMA
9. ZESTHY ARZONA
10. NADHYA KHANSALETA WIRGENTIA
DOSEN PEMBIMBING
HENDI WARLIKA SEDO PUTRA, ST, M.Sc
DEFINISI
UMUM
Konservasi
Inspirasi
Rekreasi
Ekonomi
SKALA/LINGKUP KONSERVASI
Lingkungan Alami (Natural Area)
Kota dan Desa (Town and Village)
Garis Cakrawala dan Koridor pandang (Skylines and View Corridor)
Kawasan (Districts)
Wajah Jalan (Street-scapes)
Bangunan (Buildings)
Benda dan Penggalan (Object and Fragments)
UNESCO
Aturan konservasi
terhadap bangunan
bersejarah
Prinsip-Prinsip kegiatan Konservasi dan Preservasi (Burra Charter, 2003)
adalah :
1. Tujuan akhir konservasi adalah mempertahankan cultural significance
(nilai estetika, sejarah, ilmu pengetahuandan sosial) sebuah place dan
mencakup faktor pengamanan, pemeliharaan dan nasibnya di masa
mendatang.
2. Konservasi didasarkan pada rasa penghargaan terhadap kondisi awal
material fisik dan sebaiknya denganintervensi sesedikit mungkin.
3. Konservasi sebaiknya melibatkan semua disiplin ilmu yang dapat
memberikan kontribusi terhadap studi dan penyelamatan place.
4. Konservasi sebuah place harus mempertimbangkan seluruh aspek
signifikansi kultural tanpa meng-utamakanpada salah satu aspeknya.
5. Konservasi harus dilakukan dengan melalui penyelidikan yang seksama
yang diakhiri dengan laporan yang memuat signifikansi kultural yang
merupakan prasyarat penting untuk menetapkan kebijakan konservasi.
6. Kebijakan konservasi akan menentukan kegunaan apa yang paling tepat.
7. Konservasi membutuhkan pemeliharaan yang layak terhadap visual setting,
misalnya: bentuk, skala, warna,tekstur dan material. Pembangunan,
peruntukan, maupun perubahan baru yang merusak setting,
tidakdiperbolehkan. Pembangunan baru, termasuk penyisipan dan
penambahan bisa diterima, dengan syarat tidakmengurangi atau merusak
tempat-tempat yang memiliki signifikansi cultural tersebut.
8. Sebuah bangunan atau sebuah karya sebaiknya dibiarkan di lokasi
bersejarahnya. Pemindahan seluruh maupun sebagian bangunan atau
sebuah karya, tidak dapat diterima kecuali hal ini merupakan satu-satunya
cara yangdapat dilakukan untuk menyelamatkannya.
9. Pemindahan isi yang membentuk bagian dari signifikasi cultural dari
sebuah tempat pada dasarnya tidak dapatditerima (lihat Burra Charter,
2003).
Pengelolaan kawasan kota lama dan ragam
arsitektur kota Snyder & Catanese (1979)
Kegiatan preservasi dan konservasi bangunan
bersejarah pada dasarnya merupakan bagian
yang bersatu dengan perencanaan kota (the
urban planning) dan berkaitan dengan tiga hal
berikut, yaitu:
1. Sejarah perkembangan kota
2. kawasan atau lingkungan kota lama bernilai
sejarah
3. konteks ragam arsitektur kota dan ragam gaya
arsitektur pada bangunan lama bersejarah
PERAN ARSITEK DALAM
KONSERVASI
1.Meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan
mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan
INTERNAL bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi.
2.Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-
jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik
adaptive reuse
3.Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau
bangunan yang perlu dilestarikan.
Selain menjadi
kawasan bersejarah, Kota
Tua Malaka juga menjadi
salah satu wisata dimana
banyak dikunjungi banyak
turis luar maupun dalam
negeri.
Jonker Walk
Analisa Elemen Pembentukan Kota Menurut
Lynch dan Shirvani pada Kota Tua Malaka
LAND USE
Blok-blok bangunan memiliki
pola linier dengan jalan atau
sungai. Bangunan museum
terletak di tepi jalan ataupun
tepi sungai, maka blok-blok
bangunan mengikuti pola
jalan.
BUILDING FORM AND MASSING
POLA
SIRKULASI
JALUR JALAN
EDGES (BATASAN WILAYAH)
Sungai Melaka yang mengalir melalui tengah Kota Melaka merupakan jalur perdagangan
yang penting selama masa kejayaan Kesultanan Malaka pada abad ke-15.
Aliran singai berasal dari kaki bukit di negara tetangga Negeri Sembilan dan masuk ke
Selat Malaka.
OPEN SPACE
LANDMARK
Sistem parkir pada kawasan Kota Tua Melaka ini masih sedikit adanya,
berupa lapangan kecil yang tidak cukup memadai untuk banyaknya
kendaraan wisatawan yang mengunjungi daerah ini.
PENGENDARA BECAK
Area Within City Wall, terdapat 2 (dua) pembagian zonasi, yaitu Core Zone
(Museum Fatahilah, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Wilayah Kalibesar) sebesar 75
hektar, dan Supporting Zone (Kampung Bandan, Stasiun Kota, Museum Bahari,
Pasar Ikan, Galangan/Benteng, Roa Malaka) sebesar 59 hektar. Pada Area
Outside of City Wall terdapat beberapa pembagian zonasi, yaitu Kampung Luar
Batang (19 hektar), Pekojan (49 hektar), dan Chinatown (132 hektar). (JOTRC,
2014)
Peta kawasan konservasi kota tua
Analisa Elemen Pembentukan Kota Menurut
Lynch dan Shirvani pada Kota Tua Malaka
LAND USE
BUILDING FORM AND MASSING
SUNGAI CILIWUNG
NODES (SIMPUL)
RUANG TERBUKA
Museum Fatahillah
BERSEPEDA
Toko Merah