Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Seni Rupa Di Indonesia

Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa
dan Kerajinan SD/MI.

Di Susun Oleh:
Durrotun Navisah Alwy

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Agama Islam
Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah seni adalah sebuah kategori penulisan sejarah yang kaya dengan objek
penelitian. Hal ini seiring dengan luasnya ruang lingkup definisi seni. Dalam
perkembangan terbaru, karya sejarah seni lebih mudah di temukan dalam bentuk
karya ilmiah di universitas, baik skripsi, tesis, ataupun disertasi. Sebelum istilah seni
popular seperti sekarang, istilah kust dalam kamus Beland-Melayu telah di terjemah
menjadi ilmu, pengetahuan, hikmat dan kepandaian.

Setelah kemerdekaan, perkembangan bidang seni di Indonesiatelah berkembang


dengan sangat baik. Pada tahun 1942, seni lukis sudah ada di Indonesia.

Perkembangannya semakin pesat ketika pasca kemerdekaan. Kemudian, sebuah


organisasi bernama Seniman Indonesia Muda (SIM) di dirikan oleh S. Sudjojono,
Trisno Sumarjo, Sunindo, Suradji pada tahun 1946. Pada tahun 1947, pelukis lain
seperti Affandi dan Hendra di Yogyakarta membentuk perkumpulan bernama pelukis
rakyat sebagai pecahan dari SIM.

Seni menjadi salah satu kebutuhan yang penting manusia dari zaman pra sejarah.
Hal ini karena manusia terdorong untuk mengembangkan jiwanya dalam rangka
mencari makna yang lebih dalam mengenai kehidupannya. Seni juga menjadi
Sebagian dari kehidupan manusia sejak berabad abad yang lalu.

Menjadi berkembang sejarah dengan perkembangan hidup manusia itu sendiri.


Bahkan banyak hasil karya seni dapat dikatakan merupakan sebagian indikator dari
fitrah manusia.

Timbulnya kebudayaan yang bermacam macam pada dasarnya adalah banyak


yang di tentukan oleh faktor lingkungan alam yang berbeda-beda. Kesenian yang di
produk oleh lingkungan alam yang gersang dan dingin membeku akan berbeda
dengan hasil kesenian alam yang subur. Karena sebenarnya, seni telah mewujudkan
diri dan menampilkan sebagai bentuk simbol dari alam.

1
B. Rumusan Masalah
1. Meninjau sejarah seni rupa di Indonesia.
2. Apa saja seni rupa yang ada pada zaman sejarah?
3. Apa saja peninggalan seni rupa pada zaman sejarah?
4. Bagaimana perkembangan seni rupa pada zaman sejarah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengenal seni di zaman sejarah.
2. Untuk mengetahui apa saja seni rupa yang sudah ada pada zaman sejarah.
3. Untuk mengetahui apa saja peninggalan seni rupa zaman sejarah.
4. Untuk mengetahui perkembangan seni rupa zaman sejarah.

D. Manfaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan tentang sejarah awal berkembangnya seni di
Indonesia.
2. Mengajarkan bagaimana orang zaman dahulu bertahan hidup sebelum
mengenal zaman modern.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Zaman Prasejarah
Sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira-kira abad ke 5
Masehi. Pada zaman prasejarah, karya seni rupa yang di temukan berupa benda
tanpa tulisan atau aksara. Ada pun karya-karya peninggalan seni budaya pada fase
prasejarah, yaitu:

1. Lukisan Di Dinding Gua


Lukisan gua adalah lukisan yang terdapat di dinding gua atau tebing yang di
buat oleh orang-orang purba sebagai medium untuk menyampaikan pesan
atau catatan-catatan peristiwa. Bentuk visual yang terdapat pada di dinding
gua merupakan alat komunikasi antar manusia pada zaman dahulu.

2. Kriya Batu (Kapak Genggam)


Kapak genggam pernah di temukan oleh Gustav Heinrich Ralph Von
Koeningswald pada 1935 di Pacitan, Jawa Timur. Fungsi dari kapak genggam
sendiri dapat di gunakan untuk meggali, memotong, menggores, memalu dan
sebagainya. Kapak batu itu secara umum di pasangi ganggang atau tangkai
yang diikatkan pada kapak batu.

3. Kriya Tanah Liat Atau Gerabah (Mesolitik-Neolitik)


Gerabah adalah perkakas dari tanah liat (tanah lempung) yang di bentuk
sedemikian rupa. Biasanya berbentuk sebuah wadah, kemudian di lakukan
proses pembakaran atau penjemuran di bawah sinar matahari. Setelah
kering, gerabah itu dapat di manfaatkan menjadi alat-alat yang berguna bagi
kehidupan sehari-hari.

4. Bangunan Megalitik
Disebut sebagai bangunan berukuran besar yang terbuat dari batu yang
dibuat pada zaman batu. Tujuan pembuatan bangunan-bangunan tersebut
berkaitan dengan praktik kepercayaan seperti pemujaan terhadap roh nenek
moyang. Berikut jenis-jenis bangunan megalitikum yang di temukan di
Indonesia:
 Menhir
Batu alam yang telah di bentuk untuk keperluan pemujaan atau
untuk tanda penguburan. Ukuran menhir bermacam-macam, namun
sering kali di buat berbentuk meruncing ke arah atas.

3
 Dolmen
Dapat juga di sebut meja batu merupakan peninggalan yang terdiri
dari sebuah batu besar yang di topang oleh batu-batu berukuran lebih
kecil sebagai kakinya. Disebut juga salah satu peninggalan zaman
praaksara yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan sesaji
yang akan di persembahkan kepada arwah nenek moyang dan untuk
peribadatan.

 Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti jenazah yang terbuat dari batu bulat (batu
tunggal). Tempat penemuan sarkofagus yang paling banyak di
Indonesia adalah Bali yang di anggap keramat atau memiliki kekuatan
magis hingga sekarang.

B. Zaman Logam
Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu. Seni rupa
zaman perunggu ada beberapa, di antaranya:

1. Gendering Perunggu
Gendering yang terbuat dari perunggu yang berfungsi sebagai upacara ritual
adalah nekara. Nekara adalah gendering perunggu yang berbentuk seperti
dandang berpinggang pada bagian tengahnya dengan selaput suara berupa
logam atau perunggu.

2. Kapak Perunggu
Sebagian besar berfungsi sebagai peralatan sehari-hari, misalnya seperti
bercocok tanam atau di gunakan untuk memburu hewan di hutan. Kapak
perunggu juga berfungsi di gunakan dalam ritual atau upacara keagamaan dan
sebagai simbol kebesaran.

3. Bejana Perunggu
Berbentuk seperti periuk, namun lebih langsing dan gepeng. Fungsinya
sebagai tempat upacara keagamaan dan tempat minum.

C. Zaman Klasik (Hindu-Budha)


Karya seni rupa zaman klasik Hindu-Budha di dominasi oleh arsitektur religi dan
ragam hias dindingnya. Bentuk hias yang dominan adalah sebagai berikut:

1. Swastika
Melambangkan daya dan keselarasan jagad raya.

2. Kalamakara
Terdiri dari kala yang melambangkan waktu dan Makara yang berupa makhluk
seperti buaya.

4
3. Kinnara
Berwujud manusia setengah burung yang merupakan anggota dari kelompok
dewa penghuni langit.

Bukan hanya itu, ada juga arsitektur pada bangunan candi. Candi di Indonesia di
bedakan menjadi candi Hindu dan candi Budha.
 Candi Hindu
Candi Hindu di Indonesia memiliki gaya yang mirip hingga dengan gaya India
Selatan. Misalnya Candi Syiwa Lara Jonggrang di Jawa Tengah. Melukiskan
penafsiran masyarakat mengenai keadaan setempat yang terperinci hingga
ke berbagai tempat pemujaan agama Hindu yang menunjukkan ciri
Syiwaisme.

 Candi Budha
Bangunan candi Budha sama seperti Candi Borobudur. Tidak memiliki gaya
yang mirip dengan gaya India. Borobudur terdiri atas sepuluh tingkat
konsentris. Enam tingkat paling bawah di rancang sebuah bidang persegi,
sementara empat tingkat di atasnya merupakan stupa utama berbentuk
lingkaran.

D. Zaman Madya (Pengaruh Islam)


Pengaruh islam terhadap seni rupa Indonesia terjadi dari hasil perdagangan yang di
mulai sejak abad ke 11. Para pedagang Gujarat, India di ketahui sebagai pengaruh
besar dalam menyebarkan agama islam. Berikut apa saja seni rupa yang di buat pada
masa ini:

 Pahatan Makam
Batu nisan gaya Gujarat di temukan di Samudera Pasai (Aceh Utara) dan
Gresik. Pahatannya berbeda dengan pahatan yang di temukan di Nusantara
sebelumnya. Pola hiasnya menggunakan bentuk bentuk alam. Terkadang juga
kaligrafi islam di gunakan dalam pahatan tersebut.

 Masjid
Gaya arsitektur masjid di Indonesia berbeda dengan yang di temukan di
negara-negara islam lainnya. Masjid di bangun mengikuti prinsip dasar
bangunan kayu dan di sertai dengan pembangunan pendapa di bagian depan.
Akulturasi budaya islam dan Nusantara terlihat jelas di sini.

 Kaligrafi
Kaligrafi Nusantara sangat di pengaruhi oleh islam, khususnya kaligrafi
Arab. Berbagai bangunan dan barang seperti senjata atau barang-barang
yang biasa di gunakan juga sering dihiasi oleh kaligrafi. Arab gundul juga
menjadi aksaa yang cukup dominan digunakan sebagai tulisan sehari-hari
masyarakat Nusantara.

5
 Batik Islam
Batik sebenarnya sudah ditemukan dari zaman prasejarah. Namun pada
seni rupa Madya ini perkembangannya melaju pesat karena budaya islam
juga mempengaruhi batik pada masa ini.

E. Zaman Modern
Pada masa ini, Indonesia masih terbentuk sebagai koloni Belanda dan masih
Bernama Hindia-Belanda. Perjalanan seni rupa modern di Indonesia terbata-bata di
bawah penjajahan VOC. Periode itu kemudian menstimulus periode seni rupa
modern lainnya. Periode-periode seni rupa modern tersebut adalah sebagai berikut:

1) Periode Perintis (1826-1880)


Diawali oleh seniman legendaris Indonesia, Raden Saleh. Berkat
pengalamnnya dan Pendidikan melukisnya di luar negeri seperti di Belanda,
Perancis, dan Jermania ia dapat merintis kemunculan seni rupa Moderen di
Indonesia. Lukisannya bernafaskan aliran Romantisme. Aliran yang sedang
berkembang pesat di masa itu.

2) Periode Indonesia Jelita (Mooi Indie)


Masa ini merupakan kelanjutan dari periode perintis, setelah berakirnya
periode perintis karena meninggalnya Raden Saleh. Nama besar yang muncul di
periode ini adalah Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya,
Sujono Abdullah. Pelukis Indonsia lainnya juga ikut bermunculan seperti
Suyono, Suharyo, Pringadi, Henk Nantung, Wakidi, dll. Periode ini di sebut
dengan masa Indonesia Jelita karena senimannya banyak melukiskan tentang
kemolekan atau keindahan alam Hindia Belanda.
Karya penting periode Indonesia Jelita:
1. Abdullah SR: Pemandangan di sekitar Gn. Merapi, Pemandangan di Jawa
Tengah, Dataran tinggi di Bandung.
2. Pringadi, melalui ukisan pelabuhan Ratu.
3. Basuki Abdullah: Pemandangan, Gadis sederhana, Pantai Flores, Gadis Bali.

3) Periode PERSAGI
Pada periode ini, Indonesia sedang berjuang untuk mendapatkan hak
kemerdekaannya dari Berlanda. Pergolakan di segala bidang pun terjadi, begitu
pula dalam bidang kesenian yang sedang berusaha mencari ciri khasnya, yaitu
Seni Rupa Indonesia. Salah satu seniman besar yang dikenal memiliki kontribusi
tinggi adalah S. Sdjojono. Ia merasa tidak puas dengan periode Seni Jelita yang
serba indah, karena di anggap bertolak belakang dengan kejadian yang
melanda tanah air.

6
Sebagai langkah pergerakannya S.Sdjojono dan Agus Jayasuminta Bersama
rekan-rekannya yang lain mendirikan PERSAGI (Persatuan ahli-ahli gambar tdan
keberanian, bukan sekedar keahlian melukis, melainkan melukis dengan
tumpahan jiwa.

Karya-karya penting PERSAGI:


1. Sudjojono: Di depan kelambu terbuka, Cap Go Meh, Jongkatan dan Bunga
Kamboja.
2. Agus Jayasuminta: Barata Yudha, Arjuna wiwaha, Dalam Tamana Nirwana.
3. Otto Jaya: Penggodaan, Wanita impian.

4) Periode Pendudukan Jepang


Kegiatan seni rupa pada masa ini didominasi oleh kelompok Keimin Bunka
Shidoso. kelompok ini membawa misi propaganda pembentukan kekaisaran
Asia Timur Raya yang di inisiali oleh Jepang. Kelompok ini didirikan oleh tantara
Dai Nippon dan di bantu oleh seniman Indonsia seperti Agus Jayasumintsa,
Otto Jaya, Subanto, Trubus, Henk Ngatung.
Namun masyarakat kita juga tidak berhenti berjuang sendiri, kelompok asli
Indonesia mendirikan PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang
mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu: Ir.Sukarno,
Moh.Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Seniman yang khusus
menangani bidang seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut
bergabung dalam PUTRA diantarnya adalah: Hendra Gunawan, Sudarso, Barli,
Wahdi, dll

5) Periode Seni Rupa Baru


Di sekitar tahun 1947 muncul kelompok baru dalam seni Lukis yang di
pelopori oleh Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria, dkk. Kelompok ini
menampilkan gaya baru dalam seni Lukis Indonsia yang terpengaruh oleh
keilmuan seni modern barat. Kelompok ini berusaha untuk membebaskan diri
dari batasan-batasan seni rupa yang telah ada.

Konsep kelompok ini adalah:


1. Tidak mambedakan disiplin seni.
2. Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan pencitraan seni.
3. Mendambakan kreatifitas baru.
4. Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan.
5. Bersifat eksperimental.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah seni rupa Indonesia adalah salah satu kisah yang membanggakan sekaligus
menghayutkan. Masyarakat Nusantara juga mengandalkan penyerapan dan
akulturasi dari budaya luar untuk bisa berkembang dengan cepat sehingga sejarah
kita mengalami akuilbrium budaya yang akhirnya membuncah setelah kedatangan
islam dan kolonialisme Eropa.

B. Saran
Demikian makalah ini saya susun dengan sebaik mungkin. Saya berharap semoga
pembaca dapat bermanfaat, juga berguna bagi para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Soedarso SP. 1990/1991. Seni Rupa Indonesia dalam Masa Prasejarah.


Soekmono. 1993. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia kelas 1, 2, 3. Yogyakarta:
Kasinisius.
Munandar A.A. & Yulianto K. 1995. Arsitektur Gua sebagai Sarana Peribadatan dalam masa
Hindu-Budha. Depok: Universitas Indonesia.
Yudoseputro. 1986. Pengantar Seni Rupa Islam di Indonesia. Bandung: Angkasa.
Djumena, Nian S. 1990. Batik dan Mitra. Jakarta: Djambatan.

Anda mungkin juga menyukai