Anda di halaman 1dari 6

Ni Made Dita Wiryani Dewi

1705521002

PENDEKATAN PERANCANGAN RUMAH TINGGAL


“Pendekatan Tropis”

Pendekatan perancangan yang digunakan dalam perancangan rumah tinggal ini adalah
pendekatan tropis. Arsitektur tropis dipilih karena rumah tinggal yang direncanakan terletak di
Indonesia khususnya di Pulau Bali yang mana Indonesia itu sendiri notabenenya merupakan
negara dengan iklim tropis. Maka, konsep tropis akan cocok diterapkan pada bangunan rumah
tinggal tersebut. Selain itu, perkembangan zaman yang semakin dijajah oleh teknologi mendorong
masyarakat untuk membuat bangunan dengan cepat dan praktis sehingga seringkali melupakan
dampak yang ditimbulkan bangunannya terhadap lingkungan sekitar. Konsep tropis memiliki ciri
khas memanfaatkan sumber daya alam dengan baik, sehingga dapat meminimalkan kerusakan
terhadap lingkungan yang akan mendukung sistem keberlanjutan arsitektur serta lebih ramah
lingkungan.
Arsitektur tropis menurut Lippsmeier (1980), merupakan suatu rancangan bangunan yang
dirancang untuk memecahkan permasalahan-permasalahan yang terdapat di daerah tropis.
Suhu udara dan kelembaban udara akan menentukan kenyamanan. Iklim tropis memungkinkan
mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, walaupun disaat musim hujan. Daerah yang
beriklim tropis memiliki kelembaban yang tinggi dan sinar ultraviolet sepanjang hari.
Ciri-ciri iklim tropis lembab dan pengaruhnya pada masalah umum mengenai
bangunan yang dihadapi seperti dikatakan oleh Lippsmeier, 1994: 18. Adalah sebagai berikut:
a) Permukaan tanah: landscape hijau. Tanah biasanya merah atau coklat.
b) Vegetasi : lebat, sangat kaya dan bermacam-macam sepanjang tahun.
c) Musim: perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas lembab sampai basah. Bulan
terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
d) Kondisi awan: berawan dan berkabut sepanjang tahun.
e) Presipitasi: curah hujan tahunan 500-1250 mm. Selama musim kering tidak ada atau
sedikit hujan Selama musim hujan berbeda-beda setiap tempat.
f) Kelembaban: kelembaban absolut (tekanan uap) cukup tinggi, sampai
g) 15 mm selama musim kering,pada musim hujan sampai 20 mm. Kelembaban relatif
berkisar 20 – 85%, tergantung musim.
h) Gerakan udara: angin kuat dan konstan. Di daerah hutan rimba lebih lambat, bertambah
cepat bila turun hujan. Biasanya terdapat satu atau dua arah angin utama.
Iklim tropis lembab dan pada umumnya memiliki masalah yang dihadapi seperti dikatakan
oleh Lippsmeier, 1994: 18. Adalah sebagai berikut:
a) Panas yang tidak menyenagkan
b) Gerakan udara lambat jadi penguapan sedikit
c) Perlunya perlindungan terhadap matahari
d) Perlunya perlindungan terhadap hujan
e) Perlunya perlindungan terhadap seranga
f) Perlunya perlindungan terhadap angin keras

Alur metode perancangan menurut Archer :

Analythical Phase Training Observation


Measurement
Brief Programming Experience Inductive
Processing
Data Collection

Evaluation
Creative Phase Analysis Judgement
Deductive
Synthesis Preparing
Decision
Development

Exclusive Solution Description


Phase Communicate Translation
Transmission

Pengumpulan Data :
Terdapat 2 jenis data yang dikumpulkan dalam proses perancangan yaitu data primer dan data
sekunder.
a) Data Primer
Data primer didapatkan dengan metode observasi dan dokumentasi. Metode observasi
dilakukan untuk mengumpulkan data – data sebagai berikut :
- Fisik alamiah
Yang dimaksud dengan fisik alamiah adalah ukuran, bentuk, batas – batas tapak, topografi,
klimatologi, hidrologi, view, kebisingan, polusi, vegetasi, dan potensi tapak.
- Fisik binaan
Fisik binaan tersebut meliputi kondisi sarana dan prasarana tapak, lalu lintas dan
transportasi di sekitar tappak, pencapaian menuju tapak, keamanan sekitar tapak, bangunan
sekitar, sosial budaya, serta perilaku masyarakat sekitar tapak.
Sedangkan pada metode dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan foto – foto
existing tapak ataupun sketsa – sketsa bebas yang diperlukan terkait kondisi tapak.
b) Data Sekunder
Data sekunder pada perancangan ini menggunakan metode studi literatur. Studi literature yang
dimaksud berupa refrensi dari internet ataupun buku – buku mengenai tema atau konsep yang
digunakan (konsep arsitektur tropis) serta regulasi terkait pembangunan pada area tapak yang
terpilih sehingga desain yang dihasilkan nantinya tidak bertentangan dengan regulasi daerah
setempat.

Analisa
Analisa perancangan merupakan uraian mengenai kondisi existing objek rancangan
lengkap dengan tanggapan rancangannya.
Analisis yang dilakukan mencakup analisi ruang luar (tapak) serta ruang dalam. Pada
analisis tapak tersebut meliputi pemilihan tapak, kedudukan dan batas tapak, aksesibilitas,
topografi, iklim, vegetasi, dan kebisingan. Sedangkan analisis ruang dalam tersebut mencakup
kebutuhan ruang, persyaratan dan karakter ruang, serta dimensi atau besaran ruang.

Sintesis/ Konsep
Pada tahap ini data – data yang dihasilkan dari proses analisis dirumuskan dalam satu
konsep.konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan desain berdasarkan hasil
analisis percancangan. Konsep ini akan menjadi dasar dari proses perancangan selanjutnya dan
akan dikembangakan ke dalam alternatif – alternatif desain yang memungkinkan sesuai dengan
analisis existing tapak.
Konsep yang dipilih adalah konsep dengan pendekatan pada arsitektur tropis. Arsitektur
tropis merupakan salah satu arsitektur yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya
alam secara maksimal sehingga dapat , meminialisir terjadinya kerusakan lingkungan akibat
pembangunan. Arsitektur tropis identik dengan banyaknya penggunaan vegetasi baik pada
eksterior maupun interior. Konsep tropis tersebut juga dapat diwujudkan melalui penggunaan
material finishing maupun konstruksi yang memiliki kesan tropis.

Development/Pengembangan Desain
Pada tahap ini konsep dapat dikembangkan menjadi alternatif – alternative desain yang
cocok diterapkan pada tapak. Alternatif desain tersebut dikaji kekurangan dan kelebihannya
sehingga dapat disimpulkan dan disesuaikan dengan konsep perancangan. Konsep perancangan
tersebut akan menghasilkan konsep – konsep yang lebih rinci terkait perancangan rumah tinggal
antara lain :
a) Konsep tapak
b) Konsep ruang
c) Konsep bentyuk dan tampilan
d) Konsep struktur
e) Konsep utilitas

Konsep rumah tinggal

a) Konsep tapak
Konsep tapak terkait dengan penataan ruang luar dari bangunan. Tapak
dimanfaatkan semaksimal mungkin penaatan landscapenya dengan penanaman vegetasi
yang mencirikan lingkungan tropis seprti heliconia, palem – paleman, dan beberapa jenis
pohon lainnya. Selain pemilihan vegetasi, tata letak masa bangunan termasuk carport atau
garasi maupun elemen hardscape lainnya perlu diperhatikan agar sesuai dengan regulasi
dan kenyamanan civitas.

b) Konsep ruang
Konsep tropis akan cocok jika diwujudkan dengan konsep ruang yang bersifat
terbuka. Terbuka yang dikasud adalah rumah yang memiliki banyak bukaan sehingga
interaksi antara penghuni di ruang dalam akan lebih mudah dengan ruang luarnya. Selain
memiliki banyak bukaan, beberapa fungsi ruang juga dapat diterapkan konsep outdoor
ataupun semi outdoor seperti ruang keluarga / ruang santai, dapur, dan sebagainya. Hal
tersebut juga membantu menghemat energy karena tidak diperlukannya penghawaan
buatan pada ruang yang penghawaan alaminya sudah maksimal karena bersifat outdoor.
c) Konsep bentuk dan tampilan
Bentuk masa bangunan dibuat lebih dinamis agar tidak terkesan membosankan.
Dapat berupa bangunan monolit ataupun bangunan yang terpisah sesuai fungsinya namun
tetap berada pada 1 tapak. Tampilan bangunan dibuat lebih natural dengan penerapan
material atau finishing yang tepat yaitu mencerminkan konsep tropis. Dapat digunakan
material seperti batu alam, kayu, atau bahan sisntetis yang memberi kesan alami pada
tampilan bangunan. Penerapan material finishing alami tersebut juga dapat diterapkan pada
interior sehingga lebih mendukung konsep tropis.
d) Konsep struktur

Struktur bangunan dapat memanfaatkan bahan – bahan yang lebih ramah


lingkungan dan lebih memanfaatkan sumber daya yang sudah ada di sekitar tapak.
Misalnya dengan penerapan dinding kisi dari bahan kayu di beberapa bagian ruangan
sehingga selain memberi penghawaan alami juga menambah unsur estetika bangunan dan
mengurangi penggunaan material beton yang bersifat solid. Jenis atap yang sesuai dengan
iklim tropis cenderung mengarah pada atap limasan yang memiliki overstek sehingga
meminimalisir dampak iklim yang ekstrim pada bangunan. Pemilihan material stuktur
yang tepat juga disesuaikan agar aman bagi kesehatan penghuni dan tidak mencemari
lingkungan sekitarnya.

Dinding kisi – kisi


dari kayu
Lantai parket

e) Konsep utilitas
- Utilitas Drainase Dan Air Bersih
Pada tahap ini merencanakan perletakkan sumur bor/ PDAM yang paling
efektif sehingga tidak menimnulkan masalah lainnya di masa depan. Selain air bersih
hal yang penting lainnya adalah saluran pembuangan baik itu untuk air kotor , air
buangan maupun air hujan. Jika tidak direncanakan secara matang makan akan sangat
memungkinkan dapat mengganggu kenyamanan civitas dan aktivitas di dalamnya.
Saluran pembuangan dibuat tertutup atau tersembunyi sehingga tidak mengganggu
kenyamanan indrawi penghuni ataupun civitas lainnya.
- Utilitas pencahayaan dan penghawaan
Seperti yang telah disebutkan pada konsep ruang, bangunan lebih diarahkan
pada keterbukaan sehinngga sirkulasi udara dan cahaya secara alami juga lebih
maksimal masuk ke ruangan. Dalam hal ini perletakkan bukaan terkait dengan arah
orientasi bangunan terhadap matahari dan angin sangat penting.

Komunikasi
Pada tahap ini sangat dibutuhkan kemampuan dalam mengkomunikasikan desain
rancangan yang telah dibuat secara verbal maupun visual. Dapat dilakukan dengan pembuatan
hasil akhir desain dalam bentuk sketsa – sketsa yang menggambarkan dengan jelas konsep yang
dibuat lalu dipresentasikan sehingga konsep tersebut lebih mudah diterima dan dipahami.

Banyak diterapkan
tanaman tropis Atap limasan
dengan overstek

Bukaan/kisi - kisi

Vertical garden

Anda mungkin juga menyukai