Anda di halaman 1dari 16

ARSITEKTUR KOTA

NAMA : DESKA PUTRI RAHMADHANINGSIH


NPM : 2017260010
DOSEN PENGAMPU : BAMBANG WICAKSONO
S.T.,M.T
A. Arsitektur kota

Kota adalah salah satu ungkapan kehidupan


manusia yang mungkin paling kompleks. Ali
madanipour menyebut dua pandangan tersebut
sebagai kumpula berbagai bangunan dan
artefak(a collection of buildings and artefacts)
serta tempat untuk berhubngan sosial (a site
for social relationships).
Oleh sebab itu, bidang arsitektur kota erlu
memperhatikan aspek – aspek fundamental,
yaitu arti ruang kota serta morfologinya,
dengan memakai suatu pendekatan yang
bersifat terpadu (integral).
1. Bentuk kota
1.1 Definisi kota
Di dalam istilah ‘kota’ secara arsitektural
masih banyak aspek yang perlu diperhatikan
dan masing – masing aspek berbeda dari
satu daerah ke daerah yang lain.
 Definisi modern

Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada


masa kini, yang disebut modern (atau di
beberapa daerah d dunia ini sudah dsebut
pascamodern).
1.2 ukuran kota
Dalam definisi modern yang dirumuskan oleh
Amos Rapoport, dapat diamati bahwa ukuran
luas suatu kota belum ditemukan dalam defnisi
tersebut. Artinya, ukuran kota adalah hal yang
sangat relatif karena tergantung pada apa yang
dibandingkan.
Kenyataan ini menjelaskan bagaimana faktor
ukuran sebuah kota tidak cukup dibahas hanya
dari luas lahannya saja, namun juga perlu
membahas prinsip – prinsip lain yang
berhubungan sangat erat dengan definisi
modern ‘kota’.
2. Dinamika Kota
Di kota – kota modern, ada macam perkembangan
pada masa kini, yaitu :
1. Dimensi waktu dalam kota
2. Cara perkembangan kota
Oleh sebab itu, perlu diperhatikan dengan baik
bagaimana dinamika perkembangan sebuah
kawasan tergantung pada 3 kenyataan berikut
ini :
a. Perkembangan kota tidak terjadi secara abstrak
b. Perkebangan kota tidak terjadi secara langsung
c. Perkembangan kota tidak terjadi secara otomatis.
3. Susunan kota
3.1 perbedaan pokok latar belakang kota
Arsitektur kota bersifat tiga dimensi yang berbentuk oleh
susunan yang sifatnya spasial. Oleh karena itu, saat ni
arsiteknya an khususnya arsitektur perkotaan sering dilihat
sebagai suatu susunan yang diciptakan di dalam ruang dan
waktu.

3.2 kritik dan pendekatan baru tehadap kota


Banyak kritik mucul pada kota industri, dan beberapa kaum
intlektual perancang kota memformulasikan berbagai teori baru.

3.3 kompleksitas di dalam kota


Setiap kota, bauk tradisional maupun modern, memiliki susunan
yang berbeda. Perbedaan itu mengungkapkan cara kehidupan
masyarakat di daerah tersebut.
4. Dilema pendekatan terhadap
perancangan kota
4.1 apa arti istilah’perancangan kota’ (urba design)
Arsitektur kota tidak terjadi secara alamiah, karena
bersifat artefak (pembuatan manusia). Pendekatan
terhadap bidang tersebut sering sangat berbeda.
4.2 hubungan atar teori – teori dalam perancangan
kota
Bidang arsitektur kota berkatan secara langsung
dengan prancangan kota, sedangkan bidang dalam
sejarah bermakna untuk memahami latar belakang
kota. Tidak cukuplah berusaha mempelajari
sebanyak mungkin teori, karena sering keterkaitan
antara berbagai teori lebih penting dari faktanya.
Arsitektur Tradisional dan Citra Kota

Menurut Cohen (1988) “perkembangan kota yang dipicu oleh


pertumbuhan eonomi, perubahan tata guna lahan, transportasi,
dan pertumbuhan penduduk telah menggeser kedudukan bagian
kota lama.”
 Membentuk Citra Kota
elemen pembentuk citra kota selanjutnya adalah landmark.
Sebagai elemen penandda kawasan, landamark tidak semata –
mata dapat dibentuk melalui permainan sakala dan proporsi yang
dominan. Namun, ini dihasilkan melalui proses yang panjang.
 Kearifan Lokal Dalam Desain
dalam menciptakan wajah kota yang mencitrakan lokalitasserta
membentuk identitas dan karakter yang kuat bukanlah sebuah
tujuan yang dapat dbentuk singkat, tapi lebih kepada sebuah
makna yang muncul dengan sendirinya apabula potens lokal
muncul dalam sebuah perancangan kota.
1. Nilai – nilai Arsitektur Tradisional

Dengan memperhatikan keragaman budaya


yang ada di Indonesia, sudah sewajarnya
bila proses perancangan kota dilakukan
berorientasi pada lokalitas atau kontekstual.
Arsitektur tradisional memiliki nilai- nilai
arsitektur yang menghargai konteksnya dan
menjalin relasi yang baik dengan alam. Nilai
– nilai arsitektur tradisional dalam
menyikapi dan menghargai konteksnya
dapat diadopsi dalam perancangan kota
dan bangunan modern.
2. Chi Lin Nunnery - Hongkong
Adalah sebuah kompleks biara biksu wanita di Hong Kong yang
memiliki kesamaan dengan beberapa rumah tradisional di Indonesia.
Bangunan yang ddirikan dengan gaya arsitektur seperti pada masa
Dinasti Tang ini tetap berdiri dengan elegan meskipun telah
berhimpit oleh modernisasi. Ciri bangunan :
 Karakter Kuat
 Publik dan Privat
 Di tengah globalisasi

3. Siwaluh Jabu – Karo


Sebagaimana kebanyakan arsitektur Nusantara lainnya, Siwaluh Jabo
dirancang dengan pendekatan konteks yang kuat dengan
memunculkan ciri khas :
 Dominasi Atap
 Interior Bangunan
 Sistem Struktural Kontekstual
4. Omo Hada - Nias

Rumah adat Nias yang dikenal dengan sebutan Omo


Hada merupakan salah satu arsitektur Nusantara yang
sangat unik dan menarik. Arsitektur tradisional di Nias
Utara memiliki bentuk dasar oval, baik pada pola lantai
maupun atapnya. Dan bangunan ini dirancang sebagai
bangunan yang kokoh (anti gempa).

5. Tongkonan – Toraja
Salah satu arsitektur tradisional Nusantara yang
dikenal banyak orang adalah tongkonan. Tongkonan
memiliki variasi dimensi serta terdiri dari bebrapa
bentuk. Sifat bangunan ini antisipasi terhadap gempa.
6. Rumah Banjar - Banjarmasin

Arsitektur banjar di Kalimantan Selatan memiliki


kekayaan pada sisi desain dan ornamen. Rumah
Banjar sangat dipengaruhi oleh arsitektur Melayu,
sangat terihat dari desainnya dan menjadi
pembeda yang kuat dengan arsitektur rumah
panjang yang dinapasi budaya adat Dayak.
7. Menghargai Konteks
Bahasan tentang beberapa arsitektur tradisional.
Kekayaan yang tak ternilai dan dapat menjdai bgian
konteks dalam proses perancangan dan penataan
kota –kota di Indonesia terutama dalam
mengangkat kearifan lokal.
Kota – Kota Baru
Kota – kota yang telah berkembang d negara – negra ndustri
dapat memilih sasaran yang diinginkan.
Semua kota yang ada pada saat ini pada mulainya adalah kota
– kota baru. Di dalam sejarah yang panjang tentang evolusi
manusi a yang jutaan tahun lamanya, kota – kota yang ada
pada saat in merupakan suat perkembangan baru. Bangunan
tempat tinggal “permanen” yang tertua berhasil ditemukan
saat ini hanya berusia 8.000 tahun. Dalam hal jumlah, ukuran
dan keragaman kota sebagaimana kita ketahui saat ini
merupakan fenomena baru. Kota – kota baru merupakan unsur
penting bagi kolonialisasi bangssa Yunani dan Romawi
Beberapa kota yang tumbuh di sekitar tempat – tempat suci,
dan komunitas “impian”, ditemukan sebagai ungkapan fisik
rasa relijius atau gerakan yang bersifat komunal. Kota – kota
baru dibangun sebagai ibukota negara atau propinsi, pusat
wilayah, penampungan masyarakat pensiunan, atau tempat
rekreasi, sebagai pusat pengetahuan dan oenelitian.
Kota – kota baru direncanakan, dibangun dan dioperasikan seutuhnya
oleh satu orgnisasi. Kota – kota perusahaan baru dbangun oleh
perusahaan – perusahaan bisnis yang kan menyelenggarakan kegiatan
ekonomi.
Terdapat perbedaan – perbedaan yang jelas antara perencanaan kota –
kota baru dan kota- kota yang sudah ada. Perencanaan sebuah kota baru
jauh lebih mudah dilakukan.
Rencana induk kota – kota baru diwujudkan secara menyeluruh di dalam
kota yang telah selesai dikembangkan. Proses penyusunan rencana
induk kota baru melibatkan lebih sedikit variabel dan faktor – faktor yang
tidak dapat diperhitungkan. Bentuk perkotaan yang baru, jenis, dan tata
letak perubahn, pengembangan daerah komersial, dan pemasangan
jarngan utilitas yang diuji pada bagian tertentu kota baru.
Salah satu jebis kota baru menunjukkan karakter tertentu yang
merupakan turunan dari pengalaman yang terjadi di Inggris, yang
memperkenalkan istilah greenbelt towns atau kota bersabuk jalur hijau
di dalam pembendaharaan perencanaan kota.
Kota – kota baru di dalam kota dan permukiman liar
merupakan dua bentuk khusu komunitas baru. Contoh yang
pertama ini mengacu kepada peremajaan kota atau
pembangunan kembali di kwasan pusat kota yang melibatkan
kegiatan industri, serta daerah - daerah permukiman dan
komersial. Oleh karena ketiga kategori utama guna lahan
diterapkan di dalam pengembangan kawasan pusat kota,
maka pengembangan kawasan pusat kota dapat dikatakan
sebagai kota baru di dalam kota.
Perencenaan kota baru berhubungan dengan perencanaan
kota – kota yang sudah ada dalam beberapa hal. Perencanaan
kota baru merupakan bagian dari perencanaan metropolitan.
Pertumbuhan penduduk lebih lanjut dibatasi di pusat kota dan
diarahkan ke kota – kota baru hingga mencapai jumlah
tertentu sesuai dengan kapsitas yang direncanakan.
Kota – kota yang sudah ada di negara – negara
industri dapat menetapkan sasaran – sasaran
yang diinginkan. Kota-kota yang telah ada dapat
juga menggunakan rancangan - rancanga baru,
jenis unit rumah tinggal, metode - metode
konstruksi dan penyediaan berbagaai layanan,
atau perlengkapan baru yang pertama kali
digunakan dan diuji di kota – kota baru.

Anda mungkin juga menyukai