Anda di halaman 1dari 3

Nama :Kadek Hendra Satria Wiguna

NIM : 202262122004
Kelas : B

PENGERTIAN CAGAR BUDAYA


Menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2010, Cagar budaya mengacu pada warisan
budaya berupa benda materiil seperti artefak, bangunan, struktur, situs, dan kawasan
yang memiliki nilai historis, ilmiah, pendidikan, keagamaan, dan kebudayaan yang
signifikan. Cagar budaya ini, termasuk yang berada di daratan dan di perairan, harus
dijaga dan dilestarikan melalui penetapan resmi.
PENINGGALAN CAGAR BUDAYA
Peninggalan cagar budaya merujuk pada artefak, bangunan, struktur, situs, atau
kawasan yang memiliki nilai historis, ilmiah, pendidikan, keagamaan, atau kebudayaan
yang signifikan bagi suatu masyarakat atau peradaban. Ini mencakup berbagai jenis
warisan materiil seperti bangunan bersejarah, patung kuno, artefak arkeologis, dan
struktur bersejarah lainnya. Selain itu, peninggalan cagar budaya juga termasuk situs-
situs arkeologi, kompleks kuil, pemakaman kuno, dan kawasan lain yang memiliki nilai
budaya yang tinggi.
KRITERIA PENETAPAN CAGAR BUDAYA
Sebuah objek harus melewati proses penetapan resmi untuk dianggap sebagai cagar
budaya. Tanpa proses ini, sebuah warisan budaya yang bernilai tidak dapat diakui
sebagai cagar budaya. Berdasarkan Undang-Undang No. 11 Tahun 2010, penetapan ini
melibatkan pemberian status cagar budaya terhadap artefak, bangunan, struktur,
lokasi, atau wilayah geografis tertentu oleh pemerintah daerah setelah menerima
rekomendasi dari Tim Ahli Cagar Budaya.

PURA TAMAN AYUN


DESKRIPSI DIDUGA CAGAR BUDAYA
 Nama Objek
 Pura Taman Ayun
 Lokasi Cagar Budaya
 Jl. Ayodya No.10, Mengwi, Kec. Mengwi, Kabupaten Badung.
 Di Bangun
 pada abad ke-17 tepatnya dimulai tahun 1632. Dan selesai pada tahun
1634 oleh raja Kerajaan Mengwi
 Fungsi
 sebagai tempat suci untuk memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa /
Tuhan Yang Maha Esa beserta manifestasinya serta memuja roh leluhur
keluarga Kerajaan Mengwi.
 Bahan
 batu-bata, menjulang tinggi, semakin ke atas semakin mengecil dengan
atapnya yang bertingkat,Kayu,Bambu,Batuan Alami,Logam,Pahat Dan
Ukiran.
 Keunikan Pura Taman Ayun
 Arsitektur yang Megah: Pura Taman Ayun didesain dengan gaya
arsitektur yang sangat indah dan megah. Bangunan-bangunannya
terbuat dari batu-batu andesit yang dipahat dengan detail yang sangat
halus
 Taman yang Indah: Pura ini dikelilingi oleh taman yang luas dan hijau
dengan kolam-kolam air yang menambah keindahan alamnya. Taman
ini memberikan suasana yang tenang dan damai bagi para
pengunjungnya
 Keberadaan Meru: Di Pura Taman Ayun terdapat beberapa Meru, yakni
bangunan kerucut multi tingkat yang digunakan untuk memuja dewa-
dewi Hindu. Meru ini menjadi ciri khas pura dan menambah
keistimewaan tempat ini.
 Sejarah dan Budaya: Pura Taman Ayun memiliki sejarah dan nilai
budaya yang kaya. Pura ini dibangun pada abad ke-17 oleh raja-raja
kerajaan Mengwi dan menjadi salah satu pura yang penting dalam
perayaan agama Hindu di Bali.
 SK PENETAPAN
 No SK : 68/043/HK/2018 Tanggal SK : 2018-12-18
 Sejarah Singkat
 Pura Taman Ayun merupakan pura peninggalan zaman Kerajaan
Mengwi. Pura ini juga tercatat sebagai “Kerajaan Air” yang merupakan
sumber pengairan bagi para petani di daerah ini (Subak Batan Badung
dan Beringkit). Pura Taman Ayun dibangun pada tahun 1634,pendiri pura
ini adalah raja pertama Mengwi: Cokorda Sakti Blambangan. Beliau
dibantu oleh arsitek yang berasal dari Cina. Halaman pura ditata
sedemikian indah dan dikelilingi oleh telaga. Yang kemudian dipugar
pada tahun 1937 yang dihiasi oleh meru-meru yang menjulang tinggi dan
megah diperuntukan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para dewa
yang berstana di pura-pura lain di Bali. Pura Taman Ayun adalah Pura
Keluarga bagi Kerajaan Mengwi. Awalnya, pura ini didirikan karena
pura-pura yang saat itu tersedia jaraknya terlalu jauh untuk dijangkau
oleh masyarakat Mengwi. Maka dari itu, Sang Raja mendirikan sebuah
tempat pemujaan dengan beberapa bangunan sebagai penyawangan
(simbol) daripada 9 pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih,
Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura
utama lainnya yang ada di Bali. Dengan lokasi yang ada di satu areal,
Beliau berharap rakyat kerajaan tidak usah jauh-jauh jika ingin
melakukan persembahyangan.Dahulu Pura ini merupakan pura
Paibon/Pedarman Keluarga Puri Mengwi, namun kemudian berkembang
menjadi Pura Kahyangan Jagat. Piodalan di pura ini dilakukan setiap
Anggara KAsih Medangsya atau setiap 210 hari (enam bulan sekali).
Sebagai pengemong-nya adalah keluarga Puri Gede Mengwi yang
dibantu seluruh masyarakat se-kecamatan Mengwi yang terdiri dari 38
desa adat dengan sebutan Mangu Kertha Mandala. Dahulunya bernama
Pura Taman Ahyun. Taman Ahyun berasal dari kata Taman yang berarti
kebun, dan kata Ahyun dari kata Hyun yang berarti keinginan Pura ini
didirikan pada sebuah taman yang dikelilingi oleh kolam yang dapat
memenuhi keinginan. Kata Hyun itulah yang berubah menjadi Ayun.
Namun pengertian Ayun ini sedikit berbeda dari kata Hyun tersebut.
Kata Ayun ini berarti indah, cantik. Jadi Taman Ayun berarti sebuah
taman atau kebun yang indah dan cantik.

PURA TAMAN AYUN


ayunAYUN

Anda mungkin juga menyukai