Anda di halaman 1dari 6

KEMAH ILMIAH MAHASISWA ARSITEKTUR

PURA DESA LAN PUSEH DESA ADAT BIAUNG, TABANAN

NAMA KELOMPOK 1:
1. 202262121001 MADE KRISNA PUTRA MAHENDRA A1
2. 202262120040 MADE DEVA WERDINANTHA PRABAWA A1
3. 202262121003 MADE GDE SEPTIAN WALRIS SP A1
4. 202262121004 NI LUH GD PUTU RIKA ELISTYA DEWI A1
5. 202262121005 I KETUT PUTRA KURNIADI A1
6. 202262121006 PUTU CAHAYA PARAMITHA A1
7. 202262121007 I WAYAN MANIK AGUS KESUMA PUTRA A1
8. 202262121008 I KOMANG MAHARDIKA WIRA SENA A1
9. 202262121009 I GUSTI AGUNG NGURAH YOGA WIDNYANA A1
10. 202262121010 I PUTU SUSILA DHARMA A1
11. 202262121011 I KADEK SUSILA YASA A1
12. 202262121013 I MADE ADI PUTRA UTAMA A1
13. 202262121014 I PUTU ADI JAYA WIGUNA A1
14. 202262121015 I GEDE AVIEL ADITYA ARDINANTA A1
15. 202262121016 I KADEK YUDIANA RADITYA A1
16. 202262121017 NI KOMANG ANGGINI PUTRI A1
17. 202262121018 NI PUTU DEVI NIRMALA PUTRI A1

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
PURA DESA LAN PUSEH DESA ADAT BIAUNG

 Pendahuluan
Pura Puseh dan Pura Desa Biaung, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan, berdiri
pada abad ke 14 masehi. Menurut masyarakat sekitar awal mulanya berasal dari Desa
Semarang. Desa Semarang itu terpecah menjadi beberapa Desa, yakni; Desa Pemahan, Desa
Pemanis, Desa Cacar Jakahan, dan Desa Biaung. Pura Desa Biaung ini awalnya berasal dari
Desa Pemanis, zaman dahulu ada istilah ngadu Kawisesan. Pura Bale Agung berada di Desa
Pemanis lalu di pindahkan ke Pegending setelah sampai di Desa adat Biaung ada sebuah
kejadian siang hari ayam berkokok, lalu diletakan di tengah jalan. Dikarenakan ada ngadu
kawisesan, setelah itu Pura Desa Biaung ini disunsung oleh 5 banjar, yakni; Pemahan,
Pemanis, Biaung, Cacar Jakahan, Pacung. Pacung termasuk wilayah Desa Senganan tapi
bergabung Desa adat Biaung. Pura ini merupakan tempat melaksanakan upacara adat di Desa
adat Biaung.

Pura Desa Biaung merupakan pura yang digunakan untuk melakukan upacara
keagamaan yang berkaitan dengan desa secara keseluruhan, seperti melaksanakan piodalan.
Upacara-upacara keagamaan ini memiliki makna yang penting bagi masyarakat Biaung,

 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung kepada pemangku dan
bendesa adat, serta pengambilan data studi literatur. Pengumpulan data ini bertujuan untuk
menyusun laporan mengenai Pura Desa Lan Puseh Desa Adat Biaung, khususnya tentang
peletakan pelinggih di Madya Mandala dan nama-nama pelinggih.
 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui bagaimana peletakan pelinggih
dan nama-nama pelinggih yang berada di Madya Mandaka di Desa Adat Biaung.
 Pembahasan
Pada pembahasan ini akan menjelaskan mengenai tata letak pelinggih pelinggih pada
Madya Mandala. Adapun nama- nama pelinggih yang berada di Madya mandala yakni;
1. PERSIMPANGAN PUNCAK PADANG DEWA, untuk persimpangan pura puncak padang
dawe.

2. GEDONG, untuk beristananya dewa brahma.

3. PLINGGIH PECATU, untuk pelinggih subak yang ada di desa penebel .

Pada PLINGGIH PECATU ini memiliki beberapa bagian bagiannya;


A. SLONDING
B. DELOD BIAUNG
C. PILING
D. KEBON
E. PEMANIS
F. ABIAN SUAN

4.LUMBUNG, tempat melinggihnya betara sri untuk menyimpan hasil dari petani berupa padi

5. BALE PANJANG, untuk kumpul melasti dan mesabadesa.

6. BALE PESANDEKAN, untuk


tempat peristirahatan.
7. APIT SURANG, untuk memasuki atau keluar dari area Madya Mandala.

8. PEMADALAN, untuk memasuki atau keluar dari area Utama Mandala.

9. CANDI KURUNG, untuk memasuki Utama Mandala.


GAMBAR KERJA MADYA MANDALA :

Anda mungkin juga menyukai