Anda di halaman 1dari 14
AGORA: Jumal Penelitian dan Karya Ilmiah Arsiteknur Usakti Vol. 21 No.1 Ful 2023: 60-73 DOI: btips:/doi.org/10.25105/agora.v21il.14431 ISSN 1411-9722 Print) ISSN 2622-S00X (Online) PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN TAMAN DI KEBAYORAN BARU JAKARTA SELATAN PEOPLE'S PREFERENCE IN USING THE PARKS IN KEBAYORAN BARU SOUTH JAKARTA Muhammad Rizal’, Hadi Prabowo*? *‘2yurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ‘Universitas Trisakti, Jakarta “e-mail: hadi,prabowo@usakti.ac.id “KGORA Voli Nov RNID Diterima: 1108. Direisi: 1507 2003 | Disetji: 2507 2005 | _Diterbitkan ABSTRAK Selain sebagai ruang terbuka hijau publik, keberadaan taman sebagai salah satu elemen pembentuk estetika Kota juga dapat menjadi indikator sistem penataan kota yang baik dan berkelanjutan. Kebayoran Baru yang dikategorikan sebagai kawasan cagar budaya dan mendapat sebutan Kota taman tropis, memiliki taman yang paling banyak dibandinokan kawasan Jakarta lainnya, Namun dewasa ini, keberadaan taman di tengah perkotaan seringkali Kurang difungsikan secara optimal. Dengan menggunakan pendekatan distibusi skuantitatif dan deskriptif kualitaif. dari empat lokasi penelitian terplib, yaitu Taman Paring, Taman Mataram, Taman Sambas Asti dan Taman Langsat, ditemukan bahwa karakteristik ‘aman dan pemetaan kegiatan pengunjung taman mempengaruhi preferensi masyarakat dalam penggunaan tata, Kata kunci : taman, karakteristik, pemetaan kegiatan, preferensi ABSTRACT Apart from being a public green open space, the existence of a park as one ofthe elements Jorming the aesthetics of te city can also be an indicator of a good and sustainable urban ‘planning system. Kebayoran Baru which is categorized as a cultural heritage area and gets the ttle ofa tropical garden city, has the most parks compared to other Jakarta areas. But nowadans, the existence of parks in the middle of urban areas ts often not optimally functioned. Using quantitative and descriptive qualitative distibustion approaches, from four ‘selected research locations, namely Taman Puring, Taman Mataram, Taman Sainbas Asri ‘and Taman Lemegsat, it was found that park characteristics and mapping of park visitor ‘activities influenced people's preferences in the use ofthe park Keywords : park, characteristic, activity mapping, preference A. PENDAHULUAN ‘AJ Latar Belakang Masala Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau publik yang memiliki aktivitas ompleks.' Selain itu, taman juga harus mampu ‘menyediakan lingkungan yang kondusif bagi terpenuhinya syarat interaksi, yaita: memberi peluang bagi terjadinya kontak dan komunikasi sosial” Dewasa ini, keberadaan taman di tengah perkotsan —seringkali—_kurang difungsikan secara optimal, Taman menjadi ruang yang sekedar dilalui, bukan menjadi tujuan dalam perjalanan, Kesibukan dan aktivitas di waktu uang dari sebagian besar masyarakat perkotaan saat ini yang lebih dimodifikasi oleh perkembangan teknologi 60 Agora: Jurnal Penelitien can Karya Iimiah Arsitektur Usakti, informasi dan kommunikasi (seperti. internet, telepon genggam, media elektronik Iainnya), terkadang membuat mereka tidak lagi memiliki waktu fvang untuk mengunjungi taman, ataupun tidak memburubkan taman sebagai tempat berinteraksi, Mereka lebih tertarik dengan karakter tipologi ruang publik seperti pusat perbelanjaan (mal!) dan sebagainya. Dengan dilatarbelakangi kondisi tersebut, ‘maka faktor-faktor yang membuat masyarakat ‘memilih (preferensi) untuk datang ke suatu taman menjadi sesuara hal yang penting dan menarik untuk diteliti, Karena dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan dan kkebermanfaatan suatu taman kota. Berbicara tentang preferensi, Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan merupakan salah sau kawasan yang paling diminati di Jakarta, baik sebagai hunian maupun untuk komersial, Dipilihnya Kebayoran Baru sebagai lokasi penelitian, antara lain karena selain ditetapkan sebagai kawasan pemugaran dan menjadi identitas kota di Jakarta Selatan, ‘Kebayoran Baru juga sudah dirancang dengan Konsep Kota Taman sejak tahun 1948. Unit pemukiman di Kebayoran Baru mayoritas berbasis taman, teratur serta- menawarkan elengkapan fasilitas dari sebuah kota sekaligus kenyamanan daerah pedesaan, ‘Kebayoran Baru memiliki ruang terbuka hijau, Khususnya taman yang paling banyak dibandingkan kawasan Jakarta lainny: sehingga dianggap sebagai lokasi yang paling hijau di Jakarta. Menurut data Dinas Pertamanan dan Hutan Kova Provinsi DKT Jakarta tahun 2018, jumlah taman di Jakarta Selatan adalah sekitar 160 taman, yang terbagi menjadi taman kota, taman rekreasi, taman interaktif, taman lingkungan dan taman bangunan umum.* Dalam rangka ‘menentukan lokasi penelitian terkait preferensi masyarakat terhadap penggunaan taman di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini, peneliti melakukan survei pendahuluan terkait taman terfavorit di Kawasan Kebayoran Baru, Hasilnya, dari 120 responden yang mengikuti survei, hanya 116 kuesioner yang dapat diperhitungkan Karena 4 kuesioner di antaranya menyebutkan nama taman yang bukan berada di Kecamatan Kebayoran Baru. Dari sekitar 17 nama taman yang disebutkan responden, empat taman yang menempati peringkat empat besar taman terfavorit dengan Volume 21, Nomor 1, Jul 2023 persentase di atas 10%, yaitu Taman Puring (16%), Taman Mataram (15%), Taman Sambas Asti (13%), dan Taman Langsat (12%). Berdasarkan hasil survei pendahuluan di atas, keberadaan taman-taman di Kebayoran Bart belum semuanya dikenal oleh masyarakat. Umumnya masyarakat lebih akrab dan sering mengunjungi taman yang baru saja mengalami revitalisasi menjadi taman dengan tematik (ertentu seperti Taman Puring, Taman Mataram, dan Taman Sambas Asti, atau taman-taman —historis yang —_-memiliki arakteristik kuat, misalnya Taman Langsat. Kesenjangan penelitian ini dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan di Malaysia, Amerika Serikat, Netherlands, Norwegia, Iran, Hongkong, Jepang, Portugal, dan Canada *"* antara lain adala i, Sebagian besar —penelitian _sejenis sebelumnya menggunakan pendekatan Jnuantitatif, sementara dalam penelitian ini digunakan pendekatan campuran antara distributif kuantitatif dan deskriptif seualitatit. . Bila pada penelitian sebelumnya umumnya hanya meneliti beberapa faktor yang mempengaruhi preferensi_ masyarakat terhadap penggunaan taman, maka dalam penelitian ini akan diteliti seluruh faktor pada penelitan-penelitian sebelumnya ditambah dengan pemetaan kegiatan pengguna taman dalam hal pengaruhnya tethadap preferensi masyarakat, sehingga diharapkan akan diperoleh informasi yang lebih Komprehensif. A2 Rumusan Masalah i. Perlunya melakukan evaluasi terhadap karakteristik taman di Kebayoran Bart dalam hal memenuhi kriteria rang publik yang ideal ii, Peru diketahuinya pemetaan kegiatan para pengguna taman di Kebayoran Baru. iii, Pentingnya memperhatikan preferensi masyarakat dalam rangka optimalisasi penggunaan taman di Kebayoran Baru, iv. Perlunya —mengetabui—_pengaruh karakteristik taman dan pemetaan Kegiatan tethadap preferensi: masyarakat 61 Muhammad Riz dalam penggunaan taman di Kebayoran Baru A3 Tujuan Penelitian i, Mengidentifikasi karakteristikt masing- ‘masing taman di kebayoran Baru. ii, Mengidemtifikasi pemetaan kegiatan yuna taman di Kebayoran Baru preferensi pengguna taman dalam hal maksud dan tujuannya mengunjungi taman serta faktor dari taman di Kebayoran Baru yang menjadi daya tarik untuk dikunjungi. iv. Mengetalui pengaruh karakteristik taman dan pemetaan kegiatan pengguna taman tethadap preferensi masyarakat dalam penggunaan taman di Kebayoran Baru. Ad Manfaat Penelitian i, Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan kajian ilmiah dan referensi penelitian sejenis terkait taman di kawasan perkotaan. ii, Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan rekomendasi kepada Pemerintah Kota Jakarta Selatan beserta para stakeholders akan pentingnya mempertimbangkan preferensi masyarakat dalam —upaya optimalisasi pemanfeatan taman sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari penataan mang kota B. STUDI PUSTAKA, Bal Taman Menurut asal_ Katanya, taman (garden) Menurut Kaplan (1981), preferensi diartikan sebagai sebuah seleksi, pilihan, jalan, mode, cara-cara, tingkah laku, atau tingkatan minat pada salah satu hal atau kondisi dibandingkan, hal atau kondisi lainnya oleh seorang pengunjung. Empat Komponen dasar yang biasanya membentuk tingkat preferensi ini, yaitu: (i) koherensi, (ii) kompleksitas, (iii) misteri, dan (iv) keterbacaan.* Terkait komponen koherensi, rancangan yang baik adalah yang mempertimbangkan kebutuhan pengguna secara fungsional, rasional, ekonomis, dan dapat dipertanggung Jawabkan oleh perancang, serta_ dapat mengakomodasi interaksi dengan sesama.™* Yang dimaksud dengan komponen kedua, yaitu kompleksitas atau kerumitan dalam hal ini adalah bagaimana suatu landscape cukup 63 Muhammad Riz Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Taman di Kebayoran Baru Jakarta Selatan (60-73) ‘untuk membuat seseorang tetap sibuk jika ia Tabel 3. ‘Distribusi_—-Responden berada di situ. Terlalu sedikit kerumitan akan ana Usia Poneumse os ‘fa (tahun) ersentase ‘menciptakan kebosanan. eet eo Selanjutnya pada Komponen ketiga yaitu 31-40 36.50 misteri dimana lebih memberikan informasi 41-30 1 yang sebenarnya sudah ada, tetapi belum oe ie terlihat penuh oleh pengunjung, sehingga menimbulkan rasa ingin tabu dan terdorong (Sumber: Penelit, 2022) ‘untuk lebih bergerak serta bereksplorasi, * ‘Untuk komponen keempat yaitu keterbacaan, Tabel 4. —‘Distribust_—- Responden Berdasarkan Status Pernikahan dapat terlihat jika setiap orang dapat Status Pernikahan | Persentase (%) mengeksplorasi lingkungan tersebut secara Belum Menikah 27.75 ekstensif tanpa tersesat.2* Menikah 66.00 Cerai 425 C. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan teknik analisis F distributif kuantitatif dan deskriptif kualitatif, ‘Sumber: Penelit, ) dengan pendekatan empirik rasional. Sumber Tabel 5. —‘Distribusi_—-Responden data primer diperoleh dari hasil observasi, Berdasarkan Domisilt wawancara, kuesioner, dan dokumentasi, Domisili Persentase (%) sedangkan data sekunder diambil dari hasil Sekitar Taman 13.00 telaah dokumen. Tahap penelitian meliputi: (i) ‘Sekitar Keb. Bara 18.75 persiapan, (ii) pengumpulan data, (iii) analisis, Kec lain di Jaksel 45.00 data, (iv) penyusunan kesimpulan dan saran Luar Jaksel 22.75 (¥) pentlisan laporan, (Sumber : Penelit ) D. HASIL PENELITIAN D.1 Distribusi Responden (Kuesioner) Tabel 6. Distribusi_—_Responden Dari 400 data kuesioner yang berhasil Berdasarkan Daerah Asal dikumpulkan dari tanggal 1 — 14 Mei 20. Daerah Asal Persentase (a) distribusi_responden di empat _lokasi Jawa 64.50, penelitian, yaitu di Taman Mataram sebanyak ‘Sumatera 11.00 97 responden, Taman Sambas Asti sebanyak Jakarta 4.50 92 responden, Taman Langsat sebanyak 100 Kalimantan Sulawesi responden, dan Taman Puring sebanyak 111 . Nusa Tenggara responden, Berdasarkan variasi sosio- Ba 075 sebagaimana — tabel-tabel WNA 075 Maluku. 0.50 Papua 0.50 Tabel 2. —-Distribusi_—-Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (Sumber Peni Tenis Kelamin Perventase (%) Laki-laki Perempuan (Samber= Peneliti, 202 64 Agora: Jurnal Penelitien can Karya Iimiah Arsitektur Usakti, Tabel 7. ‘Distribusi_—-Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Persentase (%) ‘SD ‘SMP SMA Diploma Sarjana Pasca Sarjana Tidak Sekolah (Sumber : Penelit, 2022) Tabel_ 8. __Distribust_—-Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Persentase (%) Pelajar 11,00 PNS/TNEPolri 4.00 Swasta 30.75 Profesional 0.25 Thu Rumah Tangga 19.25 Lainnya 8.75 Tidak Bekerja 3.50 (Sumber Penelit, 2022) Tabel 9. _—_‘Distribust__-Responden ‘Berdasarkan Pendapatan Per Bulan Pendapatan/Bulan | Persentase a) <1 juta 20.00 1-3 juta 5-10 juta 10-20 juta > 20 juta (Sumber: Penelit, 202 Tabel 10. Sumber Informasi Keberadaan Taman ‘Sumber Informast Keluarga Teman Media Cetak Media Elektronik Sosial Media Iklan/Reklame Persentase (%) (Sumber = Penelit, 2022) D.2 Hasil Wawancara Tnforman Menurut Bapak Tony Fudihartono yang menjabat sebagai Camat Kebayoran Baru, Juas RTH Kecamatan Kebayoran Baru saat ini Volume 21, Nomor 1, Jul 2023 sekitar $0.95 Ha, dari total luas 1.626,2 Ha yang tersebar di 9 kecamatan lainnya di ‘wilayah Jakarta Selatan. Adapun rencana penyediaan RTH dengan total 34,51% terbagi atas RTH Publik proporsinya sebesar 14,27% dan RTH Privat sebesar 20,24%. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Atiatumrahmah selaku Lurah Kramat Pela yang di wilayahnya terdapat ketiga taman terfavorit yaitt’ Taman Puring, Taman Langsat dan Taman Sambas Asti, disampaikan bahwa setiap taman merupakan taman_ tematile dengan konsep yang berbeda untuk ‘memfasilitasi kebutuhan semua lapisan masyarakat dari usia anak sampai dengan usia lanjut, termasuk warga dengan keburuhan khusus, Selanjutaya, dari hasil wawancara dengan Ibu Ery dari Suku Dinas Pertamanan Jakarta Selatan, diketabui babwa jumlah taman di Jakarta Selatan paling banyak karena Jakarta Selatan merupakan kawasan resapan DKI Jakarta, Selain ity sebagian besar taman memiliki dimensi yang cukup Iuas, Berbagai jenis tanaman hhias dapat tumbuh dengan subur di Jakarta Selatan, tanpa memerlukan perawatan tertentu, Jenis vegetasi yang paling tepat dan diminati untuk taman kota yaitu pohon pelindung dengan tajuk memayung, tanaman hias yang mudah pemeliharaannya, dan rumput Hasil wawancara dengan Bapak Munjirin selaku Walikota Jakarta Selatan, beliau berharap kuantites taman kota pert ditambah, kalau bisa setiap kecamatan dan kelurahan memiliki minimal satu taman kota. Sebaiknya setiap taman memiliki ikon yang menjadi citi khas tersendiri dengan memperhatikan estetika taman, Taman yang baik peclu dilengkapi berbagai fasilitas yang_memberi kemudahan seperti jaringan WiFi dan mesin ATM, Lokasi taman yang strategis tidak hanya mudah diakses tetapi juga berdekatan dengan pusat keramaian lainnva. D.3 Karakteristik Taman D.3.1 Taman Puring Taman yang terletak di Jalan Kyai Maja ini baru mengelami revitalisasi pada tahun 2019. Sesuai dengan visi pengembangannya sebagai Creative Youth and Children Park, 65 Muhammad Riz yaitu taman yang mewadahi dinamisme dan kreativitas anak-anak serta pemuda, taman ini memiliki fasilitas yang seperti arena bermain, jalur skate, parkour, yang belum pemah ada di taman_lainnya. Sekelilinginya didominasi vegetasi berupa pohon penedu, sehingga penunjung akan ‘merasa nyaman selama beraktivitas di sana. Tidak hanya itu, taman ini juga sangat ramah difabel karena menyediakan sarana seperti guiding block dan ramp. 5 Bird Eye View Taman Puring (Sumber: Dinas Pertamanan dan Htan Kota Provinsi DKI Jakarta, 2019) Ketersediaan Iahan parkir kendaraan yang memadai, sarana cuci tangan dan toilet yang banyak, juga menjadi nilai tambah bagi taman ini, khususnya di era pandemi yang mengharuskan masyarakat untuk rajin mencuci tangan serta menjalankan protokol kesehatan lainnya. Berada di dekat Pasar Taman Puring, RS Muhamaddiyah, dan dilalui jalur MRT, untuk —meningkatkan keamanan dan ketertiban taman, terdapat pagar pembatas taman, signage yang jelas dan juga petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk taman. Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Taman di Kebayoran Baru Jakarta Selatan (60-73) Arena Bermain Area Parkour Tempat Duduk ‘Area Parkir ‘Tempat Sampah Vegetasi Gambar 2. Hasil Observasi Taman Puring (Sumber: Peneliti, 2022) D.3.2 Taman Mataram Taman yang terletak di Jalan Sisingamangaraja No.2 Kelurahan Selong ini terbagi menjadi dua bagian yang dibedakan pengelolaannya, yaitu. Taman Mataram Barat yang baru mengalami revitalisasi pada tahun 2019 dikelola oleh Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, dan Taman Mataram Timur yang belum direvitalisasi dikelola oleh 66 Agora: Jurnal Penelitien can Karya Iimiah Arsitektur Usakti, Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Selatan, Gambar 3. Bird Eye View Taman Mataram (Sumber: Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, 2019) Berada di sisi jalan protokol, Taman Mataram Barat memiliki karakteristik Khusus sebagai fun transit park yang dibarapkan dapat memfasilitasi. kegiatan temporer atau transit dari masyarakat yang Jalu-lalang misalnya supir taksi atau ojek serta masyarakat, yaitu siswa sekolah yang berada di sekitar taman, Untuk menunjang karakteristik tersebut, selain arena bermain dan sarana olahraga, taman ini juga dilengkapi dengan fasilitas seperti perpustakaan atau lemari buku, bangku untuk tempat membaca dan beristirahat, arena bermain, alat olahraga, area parkir sepeda, dan toilet difabel. Vegetasinya beragam, mulai dari tanaman bunga warna- wari, pakis hingga pohon beringin ini memiliki penataan yang rapi dan indah. Selain im juga terdapat patung Yuri Gagarin, yang merupakan hadiah dari Duta Besar Federasi Rusia dan menjadi icon dari taman ini. Volume 21, Nomor 1, Jul 2023 Sarana Olahraga fr Sarana Bermain Perpustakaan Tempat Membaca Vegetasi Parung Yuri Gagarin Gambar 4. Hasil Observasi Taman Mataram Barat (Sumber: Peneliti, 2022) Sementara di beberapa sudut Taman Mataram Timur terlihat tempat sampah, alat permainan, mading dan balok titian yang terlihat usang tidak terpelihara. Area pejalan kaki juga ditumbuhi rumput dan funut sehingga cukup licin untuk dilakui serta belum ramah difabel, temasuk belum dilengkapi dengan guiding block. Namun kelebihannya, taman ini dilengkapi ayunan dan diawasi oleh CCTV sehingga sangat diminati siswa dan orang tua siswa dati sekolah yang berada di dekat Taman Mataram ini Muhammad Rizal: Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Taman di Kebayoran Baru Jakarta Selatan Balok Titian Permainan Belum ramah difabel Gambar 5. Hasil Observasi Taman Mataram Timur (Sumber: Peneliti, 2022) Tempat Sampah ‘D.3.3 Taman Sambas Asti Taman Maju Bersama yang terletak di Jalan Panglima Polim Kelurahan Kramat Pela ini berada di atas Jahan seluas 1.337m? pada Juli—Desember 2021 dan baru dibuka pada talun 2022 etme, Gambar 6. Bird Eye View Taman Sambas Asti (Sumber: Dinas Pertamanan den Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta, 2019) Berada di tengah pemukiman penduduk dan dekat sekolah, taman ini memiliki berbagai fasilitas, seperti Japangan multifungsi untuk olahraga futsal, basket (60-73) maupun bulu tangkis, arena permainan yang unik, pos jaga dan toilet. Ada juga guiding block bagi penyandang disabilitas dan pohon-pohon yang ditanam guna menambah kesan teduh. Lansekap dan desain ornamen taman ini, termasuk tempat sampah, lampu taman, pagar dan sebagainya terkesan modern dan kekinian sehingga cocok jadi lokasi foto yang. instagranmable. Kekurangannya, taman ini belum terasa teduh Karena pepohonannya masih baru dan juga tidak menyediakan lahan parkir. Arena Bermain | Lapangan Multifung Tampak Depan Jalur Masuk Gambar 7. Hasil Observasi Taman Sambas Asti (Sumber: Peneliti, 2022) D.3.4 Taman Langsat Setelah sebelumnya dikenal sebagai taman lansia, Taman Langsat sebagai salah satu taman grande di Jakarta ini direncanakan untuk dikembangkan menjadi wellness city park yang mana diharapkan dapat menjadi wadah untuk berinteraksi lebih dengan alam. 68 Agora: Jurnal Penelitien can Karya Iimiah Arsitektur Usakti, Gambar 8. Bird Eye View Taman Langsat (Sumber: Dinas Pertamanan dan Hotan Kota Provinsi DEI Jakarta, 2019) Fasilitas lain yang dimiliki taman ini antara lain berupa arena bermain anak, tempat uduk, parkir sepeda, dan parkir kendaraan, Namunn, beberapa fasilitas seperti taman refleksi, aula pertemuan, dinding pembatas, dan sebagainya membutuhkan banyak perbaikan, Volume 21, Nomor 1, Jul 2023 Parkir Mobil Taman Refleksi Gambar 9. Hasil Observasi Taman Langsat (Sumber: Peneliti, 2022) Aula Pertemuan, Jadi, dari keempat taman terfavorit di Kebayoran Bart ini sebagian besar taman yang telah mengalami revitalisasi telah memenuhi persyaratan karakteristik rang publik yang baik, dari dimensifisik, fangsional, lingkungan, persepsi, sosial, dan manajerial. Hanya ada beberapa kualitas yang furang baik, antara lain walkability, accessibility, keaktifan, —_keragaman, kenyamanan, khususnya di Taman Mataram Timur dan Taman Langsat yang belum mengalami revitalisasi. Karakteristik masing- masing taman ini berhubungan dengan kegiatan penggunaanya. D4 Pemetaan Kegiatan io Muhammad Riz Sebelum diuraikan pemetaan kegiatan di ‘masing-masing taman, kegiatan pengunjung taman secara umum berdasarkan data yang dikumpulkan melalui kuesioner dapat dipetakan sebagaimana tabel-tabel berikut. ‘Tabel 11, Kunjungan Taman Ke- Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Taman di Kebayoran Baru Jakarta Selatan (60-73) Tabel 15. Cara / Akses Menempuh Taman Akses ke Taman | Persentase (%) ‘Angkutan umum 50 ‘Angkutan online 450 Kendaraan pribadi 77.00 Sepeda 0.50 Jalan kaki 11.00 ‘Kunjungan ke- Persentase (%) kali 28.00 (Samber : Peneli, 2022) 2-5 kali 34.73 >S kali 37.25 ‘abel 16. Durasi Berada di Taman DurasidiTaman__| _ Persentase (%) (Somber Penelit, 202 1 jam’ 16.50 1-3 jam 66.25 Tabel 12. Tujuan Berkunjung ke Taman 3-5 jam 9.00 ‘Tujuan Ke Taman | Persentase (%) > 5 jam 8.00 Rekreasi Bermain Bersama teman Piknik keluarga Istirahat Olahraga Ambil foto‘video Bekerja Kencan pasangan Belajar / baca buku Menyendiri Berdagang Eksplorasi taman Bertemu orang bara (Sumber Penelit, 2022) ‘Tabel 13. Pilihan Hari Berkunjung Hari Berkunjung | Persentase (%) Hari kerja 38. Hari libur 61.25 (Sumber: Peneliti 2022) ‘Tabel 14. Pilihan Waktu Berkunjung Waktu Berkunjung| —Persentase (%) Pagi 37.75 Siang 29.00 Sore 33.28 (Sumber: Penelit, 2022) (Sumber : Peneliti, 2022) Tabel 17. Mengunjungi Taman Bersama Ke Taman Bersamal_ Persentase (%) Sendii 9.50 Teman 36.00 Pasangan / keluarga 54.50 (Sumber: Penelit, 2022) ig terlibat dalam aktivitas statis dan dinamis (intensitas penggunaan) sebanyak 20-50 orang, banyaknya orang dalam setiap kelompok yang terlibat dalam aktivitas (intensitas aktivitas sosial) berjumlah 1-10 orang, durasi aktivitas rata-rata 3-5 jam, variasi penggunaan terpusat kegiatan bermain, keragaman pengguna mayoritas anak dan remaja. D.4.2 Taman Mataram, Tntensitas penggunaan Taman Mataram Barat sebanyak 10-20 orang, intensitas aktivitas sosial berjumlah 1-7 orang, durasi aktivitas rata-rata 3-5 jam, variasi penggunaan terpusat di kegiatan istirahat atau transit, olabraga, dan bermain, keragaman pengguna mayoritas adalah anak dan orang dewasa. Intensitas penggunaan Taman Mataram Timur sebanyak 1-7 orang, intensitas aktivitas sosial berjumlah 1-3 orang, durasi aktivitas rata-rata 13 jam, variasi penggunaan terpusat di kegiatan istirahat atau transit, keragaman pengguna mayoritas orang dewasa. 70 Agora: Jurnal Penelitien can Karya Iimiah Arsitektur Usakti, D.4.3 Taman Sambas Asti Intensitas penggunaan sebanyak 5-10 orang, intensitas aktivitas sosial berjumlah 1-5 orang, durasi aktivitas rata-rata 1-3 jam, vatiasi penggunaan terpusat di kegiatan bermain dan berolahraga, keragaman pengguna mayoritas anak dan remaja. D.4.4 Taman Langsat Intensitas penggunaan sebanyak 10-20 orang, intensitas aktivitas sosial berjumlah 1-8 orang. durasi aktivitas rata-rata 3-5 jam, vatiasi penggunasn terpusat di kegiatan istirahat atau transit dan olahraga, Keragaman pengguna ‘mayoritas remaja dan orang dewasa, Dari pemetaan Kegiatan tersebut_tampak bahwa taman yang lebih ramai dikunjungi masyarakat dengan durasi yang lebih lama, kegiatan yang bervariasi dan pengguna yang beragam, umumnya dikarenakan taman tersebut memiliki karakreristik taman yang lebis baik. para pengunjung taman, diperoleh informasi bahwa ngkat urgensi persyaratan taman berdasarkan skala likert mulai dari yang tidak penting (skor 1) antara lain sound system, tempat jual mainan / souvenir, kurang penting (skor 2) yaitu area interaktif, aktivitas seni, ruang pertemuan, tempat penitipan barang, tempat jual makanan, tempat baca atau belajar, perpustakaan, patung, cukup penting (skor 3) antara lain signage atau penunjuk arab, parkir sepeda, sarana difabel, pagar pembatas, sarana mencuci tangan, jalur sepatu roda/parkour, jalur sepeda, dan sangat penting (skor 4) adalah Sarana lansia, ada sungai atau danau buatan, ada petugas kebersihan dan petugas keamanan, Wi Fi, pepohonan dan bunga, CCTY, lampu taman, musholla, tempat parkir, tempat sampab, toilet, kamar mandi, air maneur, arena bermain, sarana olahraga, jalur pejalan kaki, shelter/gazebo, tempat duduk. Volume 21, Nomor 1, Jul 2023 Sementara aspek taman yang paling penting dipethatikan dan hal-hal yang disukai Pengguna taman saat mengunjungi masing- taman dapat terlihat pada tabel-tabel berikut, ‘Tabel 18. Aspek Taman Paling Penting ‘Aspek Taman Perventase (%) Fungsional 45.00 Kenyamanan 24.50 Keindahan 78 Keselamatan 575 Lingkungan 4.00 Sosial Budaya 3.00 ‘Sumber Daya Ekonomi Keamanan Kesehatan (Sumber : Penelit ) Tabel 19. Hal Yang Disukai Pengguna Taman (Pertanyaan Terbuka) Taman __ [Yang Disukai Puring Mudah diakses Kendaraan, lokasi trategis, dekat rumah, listik pintar, etugas Kebersihan ramah, fasilitas Tene, testa, menunjang, nt mak dan dewasa, wifi, banyak empat duduk, ada jogging mack, silitas olahraga sepata roda, jalr ‘ollerblade, skateboard, ada ait ancur, parkour, fasilitas bermain variatif, banyak, unik, aman, bersih, indang, asri, adem, banyak pohon, ejuk, hijau, as, arsitekrur bagus, tes rapi, nyaman, tenang, ramah iingkungan, bisa buat foto, hiburan, isa ajak Keluarga. anyak pohon, rindang, lokasi mudah dijangkau, fasilitas komplit, emadai dan terawat, ada lemari uk / perpustakaan, bisa baca yuku, toilet dan mushola bersib, ada enjual Kopi Keliling, wifi gratis, fasilitas olahraga, bangku taman, bn bersi, nyaman, co: ‘Mataram ertata—rapi, —indah, sti, yemandangan bagus, adem, sejuk, mak buat istirahat dan bersantai, juas, aman, seru, tidak ‘terlalu ising, disukai semua _anggota 1 Muhammad Riz eluarga, sangat cocok untuk anak, isa refreshing. Sambas Sinar matahari bagus, lokasi strategis, Asti da pemmgas. ~ Keamanan dani bersihan, fasilitas masih bagus dax| fei, fasilitas bermain anak mnik, aman, banyak, lengkap, ada erosotan, wall climbing, rumabl teletubbies, lapangan basket dasl ola, Lingkungan bersih, baru, aman, nak, nyaman, tertata rapi, apik] agus, indah, sepi, tenang, tidall ferlalu penuh, cocok untuk anak. Langsat fasilitas cukup bagus, ada tempat arkir, jogging track, ongal yembatas, pettigas keamanan, tempat iuas, lega, sejuk, adem, dingin, teduh, sri rimbun, banyak pohon, rindang| hijau, alami, suasana tenang, dekat Jam, nyaman, enak untuk santai stirahat, menghilangkan kejenuhan, ersih, aman indah, strategis, fami friendly, kids friendly (Sumber Penelit,207 ) Dengan demikian dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa taman dengan arakteristikt yang baik lebih diminati_ para pengguna taman untk melakukan kegiatan ‘khususnya interaksi sosial yang pada akhimya akan mempengaruhi preferensi_ masyarakat tethadap keputusan mengunjungi taman di ‘Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. DAFTAR RUJUKAN Carmona, et.al. 2003. Public places — urban spaces, the dimension of urban design. Architectural press. D. A.M. Kemperman & Harry J.P-Timmermans. (2006), Heterogeneity in Urban Park Use of Aging Visitors: A Latent Class Analysis, Leisure Sciences, 28:1, 57- n, Dor: 10.1080/01490400500332710 Babriny, F., Bell, S. (2021). Traditional versus Modern? Perceptions and Preferences of Urban Park Users in Astrid Preferensi Masyarakat terhadap Penggunaan Taman di Kebayoran Baru Jakarta Selatan (60-73) Iran. hnttps://doi.org/10.3390/su13042036. Sustainability, 13, 2013, C. Wan, G.Q. Shen, 8. Choi. (2021). Eliciting Isers' Preferences and Values in Urban Parks: Evidence from Analyzing Social Media Data ‘from Hong Kong. Urban Forestry and Urban Greening, 62 (2021), 10.1016/.uftig.2021.127172 Calvin Wan, Geoffrey Qiping Shen, Stella Choi, (2020). Effects of Physical and Psychological Factors on Users’ Attitudes, Use Patterns, and Perceived Benefits toward Urban Parks, Urban Forestry & Urban Greening, Volume 51, 126691, ISSN 1618-8667. Hua Ho, Vinod Sasidharan, William Elmendorf, Fem K. Willits, Alan Graefe & Geoffrey Godbey. (2005). Gender and Ethnic Variations in Urban Park Preferences, Visitation, and Perceived Benefits. Journal of Leisure Research, 37:3, 281-306, DOL: 10.1080/00222216.2008.11950054 Darmawan, Edy. (2007), Peranan Ruang Publik Dalam Perancangan Kota. Pidato Pengukuhan Guru Besar Dalam In Arsitektur, Faksultas Teknik Universitas Diponegoro. hups:/datajakarta.go.id Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta. Terakhir diperbaharui Mei 2018. Hyerin Kim, Yasushi Shoji, Takahiro Tsuge, Tetsuya Aikoh, Koichi Kuriyama. (2021). Understanding recreation demands and visitor characteristics of urban green spaces: A use of the zeré inflated negative binomial model, Urban Forestry & Urban Greening, Volume 65, 127332, ISSN 1618- 8667. Kaplan, Stanley. (1981). On The Quantitative Definition of Risk. hhttps://doi.org/10.1111.1539- 6924.1981.th01350.x. Laporan Akhir Kajian dan Penataan Ruang Kawasan Kebayoran Bart Kerjasama Lab PSUD Departmen Arsitektur Institut Teknologi Bandung dan Dinas 2 Agora: Jurnal Penelitien can Karya Iimiah Arsitektur Usakti, Tata Kota Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016. Laurie, Michael. (1986). Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan, Bandung: Intermatra, Luis Pinto, Carla S.S. Ferreira, Paulo Pereira, (2021). Environmental And Socioeconomic Factors Influencing The Use Of Urban Green Spaces In Coimbra (Portugal), Science of The Total Environment, Volume 792, 148293, ISSN 0048-9697. ‘Maruthaveeran Sreetheran. (2017). Exploring The Urban Park Use, Preference and Behaviours among The Residents of Kuala Lumpur, Malaysia, Urban Forestry & Urban Greening, Volume 25, Pages 85-93, ISSN 1618-8667. Maulan, Suhardi. (2002), Seremban Urban Park, Malaysia, a Preference Study Blacksburg: Joumal of Virginia Tech University, 2014-03- 141 20:38:03Z, Mehta, (2007). 4 toolkit for performance measures of pubile space. 43rd ISOCARP Congress 2007. ‘Monika Oviedo, Michael Drescher, Jennifer Dean. (2022). Urban Greenspace Access, Uses, And Values: A Case Study Of User Perceptions In Metropolitan Ravine Parks, Urban Forestry & Urban Greening, Volume 70, 127522, ISSN 1618-8667. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 Tain 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan, S. Rahnema et al. (2019). Preferences and Emotion Perceptions of Ornamental Plant Species for Green Space Designing among Urban Park Users in Iran. Urban Forestry and Urban Greening. Sauter dan Huettenmoser. (2008). Liveable street and social inclusion. Urban design international, volume 13, 67- 70, www palgrave-journals co.ukiudi Suharto, (1994). Dasar-dasar Pertamanan, Semarang: Media Wiyata. Tore Bjerke, Torbjom Ostdahl, Christer Thrane, Einar Strumse. (2006). Vegetation Density Of Urban Parks And Perceived Appropriateness For Recreation, Urban Forestry & Urban Volume 21, Nomor 1, Jul 2023 Greening, Volume 5, Issue 1, Pages 35-44, ISSN 1618-8667. Zamanifard, H., Sipe, N. dan Alizadeh, T. (2016). Why Some Places Do Better Than Others? A Closer Look at Urban Public Space Management. Canberra: 9th Intemational Urban Design Conference. Zhang dan Lawson. (2009). Meeting and greeting: activities in public outdoor spaces outside high- density urban residential communities. Urban design international (2009), volume 14,4, 207-214,

Anda mungkin juga menyukai