A. Pendahuluan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia setidaknya ada tiga poin
mengenai pengertian dari sejarah, diantara lain:
1. Sejarah merupakan asal-usul atau keturunan berupa silsilah (bagan atau catatan
yang menggambarkan).
2. Sejarah ialah kejadian yang benar-benar sudah pernah terjadi pada masa lalu.
3.Berupa pengetahuan atau penjelasan tentang kejadian (peristiwa) yang sudah
benar terjadi di masa lampau.
Masuknya ajaran Hindu-Buddha di Nusantara pastinya akan meninggalkan
pengaruh dalam kehidupan sosial masyarakat. Apalagi dengan berdiri dan
berkembangnya kerajaan-kerajaan yang tersebar di wilayah Nusantara.
Peninggalan-peninggalan paling populer sejarah Hindu-Buddha seperti kuil dan
berbagai prasasti. Hingga kini peninggalan-peninggalan tersebut telah
dilestarikan dan dijadikan tempat wisata bagi masyarakat.
Prasasti (batu tertulis) Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud), setiap kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berdiri dan
berkembang di Indonesia memiliki peninggalan berupa prasasti (batu tertulis).
Dalam prasasti-prasasti tersebut tertulis dengan huruf Pallawa, berbahasa
sansekerta, bahasa Jawa kuno dan Melayu kuno.
Candi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), candi adalah bangunan
kuno yang dibuat dari batu (sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah
raja-raja, pendeta-pendeta Hindu dan Buddha pada zaman dulu). Istilah candi
berasal dari salah satu nama untuk Dewi Durgha (dewi maut) yaitu Candika. Di
mana itu ada kaitannya dengan fungsi candi sebagai tempat untuk memuliakan
raja yang tela meninggal. Bukan mayat atau abu jenazah yang disimpan di candi.
Tapi benda-benda seperti potongan logam, batu-batuan dan sesaji. Barang-
barang itu ditaruh pada wadah atau pripih. Pripih itu lah yang ditanam di dasar
candi. Pada agama Hindu, candi berfungsi sebagai makam. Sementara bagi
agama Buddha, candi memiliki tempat untuk pemujaan dan tidak ada pripih. Di
dalam candi Buddha tidak ada arca yang jadi perwujudan Dewa. Terdapat
pengelompokan candi-candi yang telah ada. Candi di Pulau Jawa erat kaitannya
dengan alam pikiran dan susunan masyarakatnya.
Arca adalah patung yang terutama dibuat dari batu yang dipahat menyerupai
bentuk orang atau binatang. Arca sangat berhubungan erat dengan agama Hindu
dan Buddha. Arca didasarkan pada peninggalan agama Hindu dan Budha dapat
dibagi menjadi patung patung dewa.
Kitab juga merupakan salah satu peninggalan sejarah Hindu-Buddha yang
sempat berkembang di Indonesia.
B. Review
1. CANDI INI MENOLAK INTOLERANSI
Review video:
Menjelang abad ke-12 muncul kerajaan Hindu-Buddha terbesar di Asia
Tenggara yakni kerajaan Majapahit yang lahir melalui perjuangan dan
peperangan,Candi Kotes adalah monument yang mengenang peperangan
berdarah ini.
Candi Kotes,kecamatan Gandusari,Belitar,Jawa Timur.Candi ini tidak
terlalu besar,menghadap ke barat,dan terbagi dalam 3 bagian utama.Candi
pertama di sisi barat,candi kedua lebih luas dari candi pertama,sama kaya candi
pertama keseluruhannya terbuat dari batu andesit,yang paling timur adalah
bagian belakang berisi deretan sisa kekunoan.
Candi kedua dibangun tahun 1300 masehi,dan setahun kemudian candi
pertama dibangun,yakni 1301 masehi.Jika dilihat tahun berdirinya candi ini
dibangun,maka diketahui candi ini dibangun di tahun awal-awal berdirinya
Majapahit.Secara tradisional masyarakat menghubungkan candi ini dengan Sang
Gramawijaya atau Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit,berdasarkan uraian
Prasasti Gunung Buta atau Kitab Para Raton.
Raden Wijaya harus berjuang keras saat mendirikan Kerajaan
Majapahit,tidak hanya melakukan peperangan berdarah,bahkan harus melarikan
diri dari kejaran musuh.Menurut tradisi wilayah,Candi Kotes adalah satu dari
segelintir wilayah yang masih setia pada keluarga Raja Singasari paska
keruntuhan kerajaan ini masyarakatnya membantu Raden Wijaya.Setelah
Kerajaan Majapahit berdiri,Raden Wijaya sebagai raja pertama,menganugrahi
masyarakat Kotes dengan mendirikan candi ini untuk peribadahan mereka.
D. Pembahasan
Berkembangnya tantra menjadi landasan bagi era Jawa Timur untuk
meleburkan candi Hindu dan Buddha menjadi satu bangunan,karna dalam
kepercayaan Jawa kuno sejak era Kertanegara,Siwa dan Buddha melebur
menjadi yang Maha Mutlak dan tak terpikirkan dalam Sunya Rupa yakni
kehampaan,karna itu Mpu Tantular menegaskan tanpa ragu-ragu “Konon
dikatakan wujud Buddha dan Siwa itu berbeda.Mereka memang berbeda,namun
bagaimana kita bisa mengenali perbedaannya dalam selintas pandang,karna
kebenaran yang diajarkan Buddha dan Siwa itu sesungguhnya satu jua.Bhineka
Tunggal Ika (mereka memang berbeda-beda namun hakekatnya sama),karna
tidak ada kebenaran yang mendua.”
-Mpu Tantular-
Kakawin Sutasoma 139:5
Sangat indah ketika kemudia para pendiri bangsa kita memilih kalimat dari Mpu
Tantular ini menjadi semboyan bangsa kita,dan menariknya dalam pengertian
yang lebih luas bahwa bangsa kita sangat beragam dan berbeda-beda dari segi
agama,suku,etnis,budaya,dan lain sebagainya,namun hakekatnya satu jua yakni
bangsa Indonesia.Toleransi terhadap perbedaan terbukti adalah jati diri bangsa
kita di masa lalu,dan sudah semestinya tetap menjadi jati diri kita di masa
kini,dan masa mendatang.
Pesan berharga mengenai Candi Pari,bahwa di bawah matahari satu-
satunya yang abadai adalah perubahan,bahkan kekuasaan yang sangat besar pun
akan menuai akhir,berganti dengan kekuasaan yang baru.Jadi berhentilah
menimang-nimang terus kejayaan masa lalu,yang hari ini telah kita miliki,kita
jaga,dan mengembangkan untuk kejayaan di masa depan.
Harus kita pahami dari sebuah candi,yang pertama,candi adalah
bangunan suci dari nenek moyang kita,jadi walaupun sekarang,mungkin
ya,sudah beralih fungsi menjadi tempat wisata,tapi setidaknya kita memiliki rasa
penghormatan terhadap semangat/spirit di dalam candi itu sendiri,dan
kedua,candi itu bukti kejayaan masa lalu bangsa kita,artinya bahwa bangsa kita
bukan bangsa yang yang muncul tiba-tiba atau bahkan baru beberapa tahun
menjadi sebuah bangsa,tetapi bangsa kita,orang nusantara sudah memiliki akar
budaya yang jauh sekali,dan candi adalah bukti bahwa nenek moyang kita pun
memiliki cita rasa yang tinggi dan berbudaya serta peradaban yang sudah cukup
maju.
Pernikahan Pramodhawardani dengan Rakaipikatan meninggalkan
warisan yang berharga bagi kita di masa kini.Ada monument-monumen megah
yang menjadi kebanggan Indonesia di masa kini,seperti Candi
Borobudur,Prambanan,Plaosan,dan lain sebagainya.Ada pula teladan toleransi
yang kokoh antar pemeluk agama Hindu dan Buddha pada masa itu,yang seolah
tersimbolkan juga pada pernikahan Pramodhawardani dengan Rakaipikatan.Bisa
dibilang Pramodhawardani adalah ratu pertama dalam sejarah Indonesia yang
menikah lintas agama.Keduanya diikat dan disatukan oleh sikap saling
menghargai antara satu dengan yang lainnya,serta gotong royong yang
guyuh,semata-mata demi merayakan perbedaan itu sendiri,dan mungkin saja
inilah bentuk toleransi paling tepat unntuk kita tumbuhkan di negri ini,mulai hari
ini,dan mulai dari diri masing-masing,demi Indonesia yang jaya dan kebaikan
untuk kita semua.
E. Simpulan
Kesimpulan dari tulisan ini adalah kita harus melestarikan
budaya/peninggalan sejarah dari nenek moyang kita,seperti
candi,arca,prasasti,dan kitab.Kita sebagai generasi penerus bangsa harus tau
sejarah negri kita sendiri dengan cara memperdalam pengetahuan tentang
sejarah-sejarah di chanel youtube asisi ataupun dari buku-buku sejarah
Indonesia.Dalam video-video tersebut banyak mengajarkan tentang seni yang
sangat indah serta berharga yang di tuangkan dalam candi,kita juga diajarkan
rasa toleransi yang kuat untuk membangun bangsa ini menjadi lebih sejahtera.