Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia adalah Negara dengan kebudayaan dan produk seni yang sangat
kaya. Tidak hanya terkenal dengan orangnya yang ramah tamah serta sopan, akan
tetapi keanekaragaman produk seni yang unik yang jarang sekali dijumpai di
Negara lain dan menjadi jati diri bangsa Indonesia dan diakui oleh banyak Negara
di belahan dunia. Hampir di setiap daerah di Indonesia mempunyai produk seni
yang khas. Tidak hanya menjadi kebanggan daerah tersebut melainkan menjadi
kebanggaan nasional. Produk seni tersebut meliputi lukisan, pahat, patung, musik,
tarian, rumah, senjata saja. Akan tetapi, seiring berkembangnya tekhnologi dan
zaman, para pengerajin dituntut untuk menciptakan inovasi karya dengan berbagai
macam material serta media yang selalu up to date. Saat ini material bambu kian
marak menjdai bahan utama seni kerajinan. Tabel 1.1(terlampir) menunjukan data
pengerajin serta kerajinan bambu yang terdapat di Indonesia.
Dari sekian banyak provinsi di Indonesia, selain Bali, Provinsi D.I
Yogyakarta memiliki begitu banyak kerajinan yang tersebar di berbagai wilayah.
salah satunya Dusun Brajan yang terkenal sebagai Desa Wisata Bambu Brajan.
UKM Kerajinan Bambu merupakan icon Dusun Brajan sebagai Desa Wisata
Budaya dan Sentra Kerajinan Bambu di Yogyakarta. Lokasi Workshop UKM
terletak di Dusun Brajan Desa Sendangagung Kecamatan Minggir Kabupaten
Sleman atau sebelah barat Kota Yogyakarta. Terdapat kurang lebih 30 kepala
keluarga yang menjadi pengerajin bambu. 30 KK tersebut terbagi menjadi 7 nama
pengerajin yang beranggotakan 4-5 kepala keluarga di setiap masing- masing
nama pengerajin yang terdiri dari:
- Kerajinan Bambu Setia Karya
- Kerajinan Bambu Suyatno
- Kerajinan Bambu Prink Mas
- Kerajinan Bambu Supriyo
- Kerajinan Bambu Suharsono

- Kerajinan Bambu Lasono


- Kerajinan Bambu Griya Pengerajin Prink
Dahulu, mereka tergabung dalam satu paguyuban pengerajin bambu yang
bernama "Prink Mas". Kian berjalannya waktu serta kurangnya koordinasi yang
baik antar anggota, paguyuban dibubukarkan dan tidak berjalannya programprogram paket wisata dengan baik. sehingga kini desa wisata bambu seperti mati
suri.
Selain alasan tersebut diatas serta adanya pernyataan dari Bapak Gedhe
Supardi selaku ketua RW dan pimpinan Kecamatan Ds. Brajan yang menuturkan
bahwa "kami membutuhkan adanya wadah sebagai tempat dipamerkannya dan
dijualnya hasil kerajinan bambu desa kami selain untuk mengangkat potensi yang
ada, juga untuk membangunkan kembali nama yang sudah tertera di gapura depan
desa kami yang bertuliskan "Desa Wisata Bambu Brajan"" (sumber: pengamatan
lapangan, 2016) Alasan tersebut diatas memperkuat dibutuhkannya wadah bagi
para pengerajin bambu di wilayah Desa Brajan.
Wadah tersebut berupa galeri, Galeri yang akan didesain adalah sebuah
galeri yang mengeksplorasi tanaman bambu sebagai konstruksi dalam
bangunannya serta sebagai barang/ kerajinan yang dipamerkan didalamnya.
Adapun jenis seni bambu yang dipamerkan yaitu seni Instalasi dan Seni Terapan.
Seni Instalasi bambu meliputi karya- karya asli dengan sedikit proses maupun
olahan seperti bambu sebagai konstruksi, bambu sebagai furniture sederhana
(kursi, meja, tempat tidur). Sedangkan Seni Terapan Bambu meliputi karya- karya
yang memunyai proses cukup panjang dengan campuran material lain
didalamnnya seperti bambu sebagai piring, sendok, tas, hingga topi. Sehingga
nanti dengan adanya Galeri Eksplorasi Bambu diharapkan akan mendapatkan
respon yang baik dari masyarakat khususnya masyarakat di Yogyakarta sebagai
tempat yang berfungsi tidak hanya sebagai wadah jual serta pameran karya seni
tetapi juga tempat pembelajaran terhadap tanaman bambu yang mengangkat
perekonomian kota.

1.2. Tujuan dan Sasaran Perancangan


Tujuan dari di rancangnya Galeri Eksplorasi Bambu ini adalah sebagai
berikut :
1. Memunculkan warna baru bagi dunia seni dan galeri yang tidak biasa
dalam lingkup rancang interior maupun eksterior dengan menggunakan
material bambu sebagai bahan utamanya.
2. Mengubah image galeri yang biasa terlihat sebagai tempat yang
membosankan, menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi. Juga
tanaman bambu yang sering dinilai kuno menjadi suatu hal yang bisa
digunakan dengan baik dan menarik.
3. Menjadi pendorong kemajuan galeri- galeri untuk memunculkan yang
lebih baik lagi. Dan membuat masyarakat dalam negri bangga memiliki
sebagian besar spesies bambu di negaranya. Dan menjaga serta
memanfaatkan dengan baik.
Sedangkan sasaran dari Galeri Eksplorasi Bambu ini ialah sebagai berikut:
1. Wadah seni kerajinan maupun pengajaran serta pengetahuan lebih
dalam tentang bambu.
2. Wadah yang berfungsi secara optimal sebagai sebuah ruang pamer dan
tempat penjualan yang nyaman dan mampu memberikan nilai tumbuh bagi
pengguna maupun pengunjung.
1.3. Batasan dan Asumsi
Adapun lingkup perancangan demi terciptanya Sebuah bangunan Galeri
Eksplorasi Bambu harus memiliki batasan dan asumsi. Batasan meliputi:
1. Bangunan objek rancanganGaleri Eksplorasi Bambu, diperuntukan bagi
pengerajin bambu di DI Yogyakarta.
2. Bangunan objek rancang dioprerasikan dari pagi hingga sore dan buka
setiap hari.
3. Batasan benda objek jual dan pamer yang diwadahi ialah tanaman
bambu tersebut. Dikarenakan galeri ini dikhususkan sebagai tempat
eksplorasi seni kerajinan, bangunan, hingga makanan yang berbahan dasar
bambu sehingga terciptalah ke-khas an dari Galeri Eksplorasi Bambu ini.

Sedangkan asumsi Galeri Eksplorasi Bambu ini ialah:


1. Asumsi kepemilikan objek Galeri Eksplorasi Bambu ini adalah milik
pemerintah daerah setempat agar dapat dijangkau oleh para pengerajin
bambu maupun investor bisnis dari yang bawah, menengah, hingga atas.
Kemudian dikelola oleh swasta agar terus berkembang secara mandiri.
2. Asumsi wilayah objek Galeri Eksplorasi Bambu yang terletak di Kota
klaten ini akan menjadi wilayah yang memiliki potensi semakin tinggi
dalam bidang ekonomi, sosial- budaya, hingga arsitektural.
3. Keberadan dari Galeri Eksplorasi Bambu ini diharapkan dapat
menampung

seluruh pedangang dan pengrajin lokal hingga 10 tahun

yang akan datang serta dapat melayani seluruh wilayah lokal,


regional/ nasional dan internasional.
1.4. Tahapan Perancangan
Untuk merealisasikan gagasan di atas menjadi sebuah rencana dan
rancangan fisik yang baik, maka dalam penyusunannya dilakukan beberapa
tahapan, yaitu:
1. Memperoleh kebenaran studi akan gambaran karakter bangunan galeri
yang bersifat estetik dan elegan. Kemudian di tuangkan kedalam desain
Rancangan bangunan Galeri Eksplorasi Bambu, Pola Tatanan ruang luar
akan di olah menggunakan teori ekspresi garis dan komposisi bentuk yang
mengambil unsur karakter penduduk lokal.
2. Studi Obyek Pembanding Pendekatan dengan cara menganalisis secara
langsung terhadap obyek yang berhubungan langsung dengan judul pokok.
bahasan. Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya
yang berhubungan dengan program ruang yang diterapkan guna
mendapatkan parameter kelayakan dari obyek yang dianalisis.
3. Studi literatur yang digunakan melalui buku buku, majalah, internet,
masyarakat setempat dan media lainnya yang berhubungan dengan Galeri
yang menampilkan hasil- hasil kerajinan tangan seniman bambu.

4. Interview Atau Wawancara Cara untuk memperoleh data dengan cara


mengadakan Tanya jawab (wawancara) dengan responden, yang kali ini
merupakan pengelola secara teknisi yang dianggap berkompeten.
5. Menyusun Konsep Rancangan konsep yang akan di berlakukan pada
objek Galeri Eksplorasi Bambu.
6. Gagasan Ide Objek yang Akan Dirancang
7. Pengembangan Rancangan
1.5. Sistematika Laporan
Sistematika pembahasan pada landasan Program Perencanaan dan
Perancangan Arsitekur akan diurutkan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan dan
sasaran, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan
sistematika penulisan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan
Arsitektur.
BAB II Tinjauan pustaka yang berisi uraian mengenai pendekatan
teoriGaleri Eksplorasi Bambu.
BAB III Menguraikan tentang faktor pendorong perlunya sebuah Galeri
Eksplorasi Bambu pada wilayah Ds. Brajan, kondisi Ds. Brajan ditinjau
dari berbagai aspek, kondisi dan potensi wilayah multi- potensi.
BAB IV kesimpulan, batasan dan anggapan dalam perencanaan dan
perancangan Galeri Eksplorasi Bambu.
BAB V Mengungkapkan analisa dari aspek fungsional, aspek kinerja,
aspek teknis, aspek arsitektural, aspek kontekstual, pendekatan lokasi dan
tapak , serta pendekatan penekanan desain.
BAB VI konsep, program, dan persyaratan perencanaan dan perancangan
arsitektur untuk Galeri Eksplorasi Bambu.

Anda mungkin juga menyukai