Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rifqi Febrianto

NIM : 221412244

RESUME ARSITEKTUR BALI

A. KONSEP DASAR ARSITEKTUR BALI


Asta Kosala-Kosali
Asta kosala kosali sering disebut sebagai nitisastra merupakan fengshui nya
masyarakat Bali, yaitu sebuah tata cara, tata letak, dan tata bangunan untuk bangunan
tempat tinggal serta bangunan tempat suci di Bali sesuai dengan landasan filosofis, etis, dan
ritual dengan memperhatikan konsepsi perwujudan, pemilihan lahan, menentukan hari baik
untuk membangun rumah, serta pelaksanaan yadnya.
Asta kosala-kosali berkaitan erat dengan sistem kosmologi masyarakat Bali. Secara
hierarki, kosmologi tersebut dapat digambarkan tegak lurus dari atas ke bawah, yaitu:
 Bhur atau alam semesta, yaitu tempat bersemayamnya para dewa.
 Bwah atau alam manusia, yaitu tempat manusia hidup dan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari yang penuh dengan godaan duniawi, dan berhubungan
dengan materialisme.
 Swah atau alam para makhluk halus, yaitu alam nista yang menjadi simbol
keberadaan setan dan nafsu yang selalu menggoda manusia untuk berbuat
jahat dan menyimpang dari dharma.
Asta kosala-kosali juga termanifestasikan pada konsep perletakan massa bangunan
yang didasarkan pada sistem arah mata angin yang dibagi ke dalam 9 (sembilan) arah mata
angin (nawa sanga). Masyarakat Bali sangat percaya bahwa setiap bangunan itu memiliki
tempatnya masing-masing, sehingga harus diletakkan sesuai tempatnya, misalnya :
 Dapur, karena berhubungan dengan api, maka dapur ditempatkan di selatan.
 Tempat sembahyang, karena berhubungan dengan ibadah untuk menyembah
yang disucikan, maka di tempatkan di timur tempat matahari terbit.
 Sumur, karena menjadi sumber air, maka ditempatkan di Utara dimana gunung
berada, dan seterusnya.
Asta kosala kosali pada bangunan tradisional masyarakat Bali memiliki tiga
landasan, yaitu: landasan filosofis, etis, dan ritual

Fungsi dan Organisasi Ruang


Organisasi ruang pada rumah masyarakat Bali dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu:
 Natar paon, yaitu bagian paling belakang terdiri dari: paon (dapur), km/wc,
kandang ternak, dan gudang;
 Natar, yaitu bagian tengah terdiri dari: bale tiang sanga, bale meten (kamar
tidur), bale tengah, dan bale dauh;
 Pamerajan, yaitu bagian paling depan terdiri dari sanggah, bale sesajen, bale
dangin, dan padmasana.
Organisasi rumah ini berhubungan erat dengan konsep tri mandala, yaitu: utama
mandala, madhya mandala, dan kanista mandala yang bersumber dari lontar asta kosala
kosali dan asta bhumi. Utama mandala merupakan area yang memiliki nilai tinggi, agung,
dan suci sebagai area untuk sembahyang. Madhya mandala adalah area yang memiliki nilai
netral, artinya berada di tengah-tengah. Sedangkan kanista mandala (nista) adalah area
belakang yang bernilai kotor berfungsi untuk aktivitas pelayanan.
Konsep organisasi tata ruang pada rumah masyarakat Bali memiliki konsep
kosmologi (antropometri) tubuh manusia. Terdiri dari tiga bagian, yaitu: kepala, badan, dan
kaki.
Arsitektur tradisional masyarakat Bali menggunakan konsep struktur tubuh yang
bersumber dari konsep Wastu Purusha Mandala dan digabungkan dengan sistem arah mata
angin.
Fungsi organisasi ruang pada rumah masyarakat terdapat dua fungsi, yaitu:
 Fungsi ritual, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan sakral, seperti
sembahyang, pelaksanaan berbagai upacara keagamaan, dan lain sebagainya.
 Fungsi sosial, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan kemasyarakatan
atau kebersamaan, seperti bercengkrama, gotong-royong, berkesenian, dan lain
sebagainya.

B. KESIMPULAN
Arsitektur tradisional Bali memiliki gaya arsitektur yang unik dan khas, yang
sangat berbeda dengan gaya arsitektur lain di Indonesia. Bangunan tradisional Bali
biasanya terdiri dari beberapa bangunan yang terpisah-pisah, seperti bangunan
utama, balai, serta beberapa bangunan lain yang digunakan untuk berbagai
keperluan.
Arsitektur tradisional Bali sangatlah terpengaruh oleh agama dan budaya Hindu-
Buddha, terutama dalam hal filosofi dan simbol-simbol yang digunakan dalam ornamen-
ornamennya. Ornamen-ornamen tersebut biasanya berbentuk flora dan fauna, serta
berbagai simbol-simbol yang memiliki makna filosofis dan religius.

Anda mungkin juga menyukai