Anda di halaman 1dari 5

Nama : Noel Kunthoro Aji

Nim : 202105016
Program studi : Desain Interior
Mata kuliah : Bali Modern
UTS Desain Interior Bali Modern
1. Pengertian dari desain interior bali modern menurut beberapa sumber artikel adalah sebagai
berikut:
a. Desain yang menyandingkan gaya arsitektur modern dan arsitektur tradisional
berdasarkan kearifan budaya lokal melalui proses harmonisasi. (Sugiantari, 2019:1)
b. Bangunan atau rumah tinggal yang memperpadukan antara bangunan tradisional
dengan modern. (Putra, 2019:1)
c. Desain interior bercorak Bali yang mengakomodir kehidupan modern, khususnya
untuk fasilitas pariwisata. Jenis desain interior ini merupakan pengembangan desain
interior gaya tropikal dengan nilai indigenous arsitektur tradisional Bali.
(Noorwatha, 2021:1)
Berdasarkan dari beberapa kutipan tersebut maka dapar saya rumuskan bahwa desain
interior Bali modern adalah desain interior yang memiliki gabungan yang harmonis antara
gaya tradisional Bali dan juga gaya modern.

Rujukan :
Noorwatha, I. K. D. (2021). Desain Interior Bali Modern untuk Fasilitas Pariwisata Pasca
Pandemi Covid-19. 2, 16.
Putra, I. B. S. (2019). DESAIN INTERIOR BALI MODERN PADA “HOTELVILLA
SHANTI.” 4.
Sugiantari, E. F. (2019). Desain Interior Bali Modern Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali. 8.

2. Pola ruang masyarakat Bali Aga pada masa Bali kuno memiliki kemiripan dengan pola-
pola pada ruang modern karena ruang pada bangunannya memiliki beberapa fungsi. Salah
satu contohnya berada di desa Tigawasa. Pada desa Tigawasa memiliki tiga tipe utama pada
bangunan rumahnya, yaitu:
a. Sakaroras, yaitu rumah adat yang memiliki 12 tiang kayu sebagai penyangga utama
bangunan. Rumah ini berbentuk segiempat dan atap berbentuk limasan. Fungsi
ruang pada rumah adat menciptakan suatu tatanan ruang dalam yaitu; Yang pertama
sebagai tempat beristirahat; terdapat dua buah bale (tempat tidur) yang berukuran
sama dan terbuat dari kayu. Satu bale di kanan sebagai tempat tidur orang tua. Satu
bale di kiri sebagai tempat tidur anak. Berikutnya memiliki dapur yang disebut paon
yang digunakan untuk memasak dan menyimpan perlengkapan makanan. Lalu
terdapat ruang berkumpul yang berada pada ruang kosong yang berada diseberang
paon dan bersebelahan dengan Bale tempat tidur anak. Selain itu sebagai tempat
pemujaan leluhur yang merupakan sebuah meja yang terbuat dari tanah polpolan
dan berada diantara dua buah bale yang ada pada bangunan adat ini. Terdapat pula
tempat pemujaan yang digantung diatas bale tempat tidur orang tua yang disebut
dengan pelangkiran yang dibuat dari bambu. Terdapat juga tempat pemujaan leluhur
yang berada diluar bangunan tepatnya di bagian belakang bangunan. Sebagai tempat
untuk menerima tamu berada di depan rumah yang disebut dengan ampik. Tidak
semua rumah memiliki ampik, hanya rumah adat sakaroras yang tertutup yang
memiliki ampik. Dan yang terakhir difungsikan sebagai penyimpanan padi dan hasil
bumi. Untuk mewadahi penyimpanan ini terdapat bangunan yang berada tepat di
depan rumah yang bernama jineng (lumbung) yang dimiliki oleh semua masyarakat
di masa lampau. Namun sekarang hanya beberapa masyarakat saja yang memiliki
jineng karena sudah tidak lagi berprofesi sebagai petani.

Gambar 1. Denah dan Tampak Bangunan Sakaroras


(Sumber: Prajnawrdhi dan Yudantini, 2017)

b. Sakanem, yaitu rumah adat yang memiliki 6 tiang sebagai struktur utama. Bangunan
rumah adat ini menampung berbagai aktifitas penghuninya dan memiliki tatanan
ruang dalam yang sama dengan sakaroras namun memiliki pola spasial yang
berbeda. Tiang kayu pada Bale yang merupakan tempat tidur pada rumah ini juga
merupakan bagian dari struktur utama bangunan. Tidak jauh berbeda dengan
sakaroras, di jaman dahulu semua rumah adat sakanem memiliki bangunan jineng
tepat di depan rumah mereka, namun sekarang bangunan jineng sangat langka
ditemukan, dan hanya terdapat di beberapa rumah penduduk saja.

Gambar 2. Denah dan Tampak Depan Bangunan Sakanem


(Sumber: Prajnawrdhi dan Yudantini, 2017)

c. Sakapat, yaitu rumah adat yang memiliki 4 tiang sebagai struktur utama. Bangunan
yang mengambil bentuk segi empat sederhana ini hanya memiliki fungsi sebagai
tempat tidur dan tempat pemujaan leluhur saja. Fungsi memasak dan penyimpanan
tersedia dalam bangunan yang terpisah dengan sakapat. Bangunan paon terletak
tepat di depan bangunan. Terdapat dua buah tempat tidur pada rumah ini namun
bukan disebut sebagai bale karena tiang tempat tidur bukan merupakan struktur
utama dari rumah ini. Tempat tidur disebut dengan dipan karena bisa dipindah.

Gambar 3. Denah dan Tampak Depan Bangunan Sakapat


(Sumber: Prajnawrdhi dan Yudantini, 2017)

3. Sejak bersentuhan dengan kebudayaan kolonial (Barat) dan pariwisata, karya-karya


arsitektur dan desain interior yang ada di Bali telah banyak yang memperlihatkan adanya
pengaruh modern (Bali Modern).
a. Salah satu contoh karya arsitektur-interior peninggalan kolonial Belanda di Bali
adalah SDN 1 Banjar Jawa yang terletak di Buleleng.

Gambar 4. SDN 1 Banjar Jawa


(Sumber: Agusintadewi dan Prajnawrdhi dan Satria, 2020)

Memiliki ciri khas pintu dan jendela diposisikan secara simetris dan berukuran besar
dan juga atap yang berbentuk limasan. Dengan bentuk dan ukuran jendela seperti
ini memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam ruangan secara maksimal.
Pergerakan udara dalam ruangan juga dapat mengalir dengan lancar, sehingga
ruangan terasa lebih sejuk, meskipun di luar terasa sangat panas. Pada malam hari,
meskipun daun jendela ditutup, penggunaan jendela krepyak menyebabkan udara
tetap mengalir, sehingga suhu ruangan tetap terasa nyaman. Pintu masuk umumnya
mempunyai dua buah daun pintu atau berbentuk kupu-kupu tarung. Pintu bagian
depan berupa pintu jalusi/krepyak, sedangkan pintu pada bagian dalam memiliki
tinggi lebih pendek dibandingkan dengan pintu bagian luar. Pada bagian atas pintu
terdapat ventilasi yang cukup lebar. Ukuran pintu juga terlihat lebih tinggi dari pintu
pada umumnya. Posisi pintu merupakan penghubung antara ruang luar dan ruang
dalam dan selalu memiliki beranda. Bentuk atap yang menggunakan bentuk limasan
dan bentuk pelana dengan sudut kemiringan yang tinggi, lebih dari 300. Atap ini
juga diberi teritisan dengan lebar bervariasi. Penggunaan bentuk atap dan teritisan
merupakan adaptasi dari kondisi tropis Kota Singaraja dengan curah hujan tinggi.
Atap merupakan akhiran dari fasade dan titik akhir dari bangunan. SDN 1 Banjar
Jawa, karena difungsikan untuk sekolah, maka denah menjadi sangat simetris
dengan bentuk dasar bangunan persegi panjang. Hal ini menyebabkan kesan masif
dan geometrik menjadi sangat kuat. Bangunan juga terkesan tertutup dan
berorientasi ke dalam. Dengan demikian, bentuk seperti ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan konsentrasi murid ketika proses pembelajaran terjadi.
Mereka tidak terganggu oleh ruang lingkungan di sekitarnya.

Gambar 5. Denah SDN 1 Banjar Jawa


(Sumber: Agusintadewi dan Prajnawrdhi dan Satria, 2020)

b. Gaya internasional adalah gaya arsitektur utama yang berkembang pada tahun 1920-
an dan 1930-an dan berkaitan erat dengan arsitektur modern. Ini pertama kali
ditentukan oleh kurator Museum of Modern Art Henry-Russell Hitchcock dan Philip
Johnson pada tahun 1932, berdasarkan karya arsitektur dari tahun 1920-an. Istilah
arsitektur rasionalis dan gerakan modern sering digunakan secara bergantian dengan
Gaya Internasional. Gaya tersebut ditandai dengan penekanan pada volume
melebihi massa, penggunaan bahan industri yang ringan, diproduksi secara massal,
penolakan semua ornamen dan warna, bentuk modular yang berulang, dan
penggunaan permukaan datar, biasanya bergantian dengan bidang kaca. Salah satu
bangunan arsitektur-interior yang menerapkan gaya internasional adalah Bandara I
Gusti Ngurah Rai yang terletak di Kuta.

Gambar 6. Bandara I Gusti Ngurah Rai


(Sumber: Google, 2022)

c. Arsitektur Bali Modern merupakan gabungan antara arsitektur Bali dengan


penambahan unsur modern. Arsitektur Bali Modern adalah gaya arsitektur
vernakular dimana arsitek atau pembuat desain memanfaatkan bahan-bahan lokal
untuk membangun bangunan, struktur, dan rumah-rumah, serta mencerminkan
tradisi lokal. Bahan yang biasa digunakan di rumah-rumah dan bangunan Bali
termasuk batu bata, kayu kelapa, jerami atap, bambu, kayu jati, batu alam. Contoh
karya arsitektur-interior yang termasuk dalam kategori desain interior Bali modern
adalah Hotel Villa Shanti di Sanur.

Gambar 7. Hotel Villa Shanti


(Sumber: Google, 2022)

Gambar 8. Denah
(Sumber: Penulis, 2022)

Anda mungkin juga menyukai