Anda di halaman 1dari 4

ESSAY

TUGAS PENGGANTI UJIAN TENGAH SEMESTER

Nilai-nilai Pancasila Sebagai Pondasi di Rumah Adat Kebaya Jakarta


Mata kuliah: Pendidikan Pancasila

Oleh :
Faisal Maulana
NIM 1303210146

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS INFORMATIKA
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2021
A. Ringkasan Analisa
Hasil yang diperoleh bertujuan untuk menggali nilai - nilai Pancasila sebagai
pondasi di Rumah Kebaya .Esai ini berkaitan dengan kearifan lokal dan nilai-nilai pancasila
yang ada.

B. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar negara adalah bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar atau
fundamen untuk mengatur pemerintah negara, atau pun sebagai dasar untuk mengatur seluruh
penyelenggaraan negara.Pancasila merupakan pedoman hidup bagi seluruh masyarakat
Indonesia.Kearifan lokal juga memiliki hubungan yang erat dengan pancasila.Kearifan lokal
merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa
masyarakat itu sendiri,Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari suatu
generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.

Salah satu kearifan lokal yang ada di Kota Jakarta adalah Rumah Kebaya. Rumah
kebaya merupakan sebuah nama rumah adat suku Betawi. Disebut dengan rumah kebaya
dikarenakan bentuk atapnya yang menyerupai pelana yang dilipat dan apabila dilihat dari
samping maka lipatan-lipatan tersebut terlihat seperti lipatan kebaya.
Selain Rumah Kebaya, suku Betawi juga memiliki rumah adat lainnya, seperti Rumah
Gudang, Rumah Joglo, dan Rumah Panggung.
Ciri khas dari rumah ini adalah rumah ini memiliki teras yang luas yang berguna untuk
menjamu tamu dan menjadi tempat bersantai keluarga. Pada zaman dahulu,
masyarakat betawi membuat sumurdi depan rumahnya dan pemakaman yang berada
disamping rumah. Dan, dinding rumahnyaterbuat dari panel-panel yang dapat dibuka dan
digeser-geser ke tepinya. Hal ini dimaksudkan agar rumah terasa lebih luas. Rumah ini dapat
dibedakan menjadi 2 bagian dari segi sifatnya, yakni bagian depan bersifat semi publik,
sehingga setiap orang dapat melihat betapa asri dan sejuknya rumah tersebut. Dan yang kedua
adalah bagian belakang yang bersifat pribadi. Bagian ini hanya boleh dilihat oleh orang-orang
dekat dari pihak pemilik rumah.


C. Tujuan
Tujuan dari esai ini adalah :

1. Mengetahui kearifan lokal yang ada di Kota Jakarta, DKI Jakarta.


2. Mengenalkan kebudayaan Jakarta terutama Rumah Kebaya agar dapat dikenali dan
dilestarikan.
3. Menanamkan nilai-nilai pancasila.
4. Mencintai Negara Indonesia dengan cara menjaga warisan budaya yang ada

D. Urgensi
Urgensi yang dibahas dari penelitian ini adalah menganalisis kearifan lokal dan nilai pancasila
yang terdapat pada Rumah Kebaya. .Kearifan lokal di Jakarta butuh untuk kita jaga
kelestariannya,terutama Rumah Kebaya tersebut.
E. Cara Pengambilan Data

- Bagaimana cara pengambilan data


Dalam pengambilan data, saya melakukan wawancara / interview dengan masyarakat
asli Betawi yang bernama :
Pak Samirudin dan Pak Dayat

- Tuliskan panduan wawancara


Dalam penulisan ini panduan wawancara sebagai berikut :
-Mencari orang warga Betawi sebagai responden (sumber informasi)
-Wawancara dilakukan secara individu
-Melakukan tanya jawab secara langsung

- Dokumentasi
Adapun foto-foto saat wawancara adalah sebagai berikut :

F. Analisa

Rumah Kebaya merupakan salah satu rumah tradisional masyarakat Betawi yang berada
di DKI Jakarta. Disebut sebagai rumah Kebaya, karena bentuk atapnya menyerupai pelana
yang berlipat dan jika dilihat dari samping maka lipatan-lipatan terlihat seperti kebaya.
Rumah Kebaya dibuat dengan bahan utama dari kayu dan bilik bambu. Rumah Kebaya
biasanya dibuat melebar untuk memaksimalkan lebar tanah, sehingga masih ada halaman
depan yang cukup luas. Dikutip dari buku Arsitektur Tradisional (1986) karya Zohra
Mahmud, Lola Radjulaeni, dan Aris Sahido, rumah Kebaya memiliki beberapa pasang atap,
yang apabila dilihat dari samping tampak berlipat-lipat seperti kebaya. Kalau dilihat dari
depan bagian atap rumah kebaya bentuknya memanjang. Bentuk atapnya segitiga. Ciri khas
rumah Kebaya adalah adanya langkan, yaitu bagian rumah yang berpagar rendah dan
berfungsi sebagai serambi rumah. Langkan tersebut terbuat dari kayu atau bambu dan
bentuknya beraneka ragam. Pada umumnya rumah Betawi berangka kayu dan berlantai tanah,
tegel atau semen (rumah Depok), hanya di daerah pantai atau pesisir yang berbentuk
panggung.

Bagian rumah Kebaya

Susunan ruangan rumah Kebaya memiliki ciri khas. Rumah Kebaya memiliki ruang
depan, ruang tengah, dan ruang belakang. Ruang depan sering disebut serambi depan, karena
keadaannya terbuka. Ruang tengah sering disebut ruang dalam yang terdiri dari kamar tidur,
kamar makan, dan pendaringan. Sementara ruang belakang dipergunakan sebagai tempat
untuk menyimpan alat-alat pertanian dan kayu bakar. Pengertian kamar tidur dalam rumah
Betawi tidak selalu berati suatu ruang yang tertutup dinding, namun ada juga kamar tidur
yang tidak dibatasi dinding. Kamar tersebut dibiarkan terbuka bahkan kadangkala bercampur
dengan ruang lain seperti ruang makan. Kamar tidur terdepan biasanya diperuntukkan bagi
anak gadis. Kamar tidur tersebut biasanya berbatasan dengan ruang depan tempat menerima
tamu dan memiliki jendela. Jendela tersebut disebut juga dengan jendela bujang. Pada jendela
bujang terdapat celah, sehingga sang gadis memiliki kesempatan untuk bercakap-cakap dari
kamarnya dengan calon suami yang berada di ruang depan. Sementara, anak laki-laki tidak
memiliki kamar khusus. Mereka tidur di balai-balai serambi depan rumah atau di masjid. Dari
segi tata letak dan fungsi ruangannya, pola yang dimiliki oleh rumah tradisional Betawi
cenderung bersifat simetris walaupun tidak mutlak simetris. Hal ini dapat dilihat dari letak
pintu masuk halaman ke ruang depan, ke ruang tengah dan ke ruang belakang. Letak jendela
membentuk garis sumbu abstrak dari depan ke belakang.

Ragam hias rumah Kebaya

Pada rumah masyarakat Betawi memiliki berbagai ragam hias. Jika diperhatikan
ragam hias yang diwujudkan dalam sentuhan dekoratif tersebuta terdapat pada konstruksi
seperti sekor, siku penanggap, dan tiang. Ragam hias tersebut mendapat pengaruh dari
berbagai arsitektur kebudayaan lain, seperti konstruksi Tou-kung yang diadaptasi dari
arsitektur China untuk sikut penanggap. Bagin ujung bawah dan ujung atas tiang bangunan
yang diberi sentuhan dekorasi. Selain itu juga terdapat unsur adaptasi dari Eropa bila dilihat
dari segi penggunaan bahan sekor besi cor yang bersifat dekorasi.

Struktur bangunan rumah Kebaya

Dikutip dari buku Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di Indonesia (2017) karya
Faris Al Faisal, pondasi rumah Kebaya dari susunan batu alam yang dibentuk menyerupai
umpak. Pondasi tersebut menyangga tiang-tiang rumah yang mengokohtegakkan berdirinya
bangunan. Bagian atap umumnya terbuat dari material genteng tanah atau anyaman daun
kirai, dibentuk seperti pelana dengan kemiringan bagian depan yang sangat rendah. Pendopo
atau teras dibuat cukup luas dilengkapi meja kursi. Pada bagian teras dan luar rumah
dipisahkan dengan susunan pagar kayu yang dibuat berbentuk segitiga simetris. Konstruksi
gording dan kuda-kuda terbuat dari material kayu gowok dan kayu kecapi, sedangkan balok
tepi terbuat dari kayu nangka. Kaso dan reng yang digunakan sebagai dudukan atap terbuat
dari bambu tali. Kaso berupa bambu utuh, sedangkan reng berupa bambu yang dibelah Pada
dinding terbuat dari material kayu nangka yang dicat menggunakan warna cerah, seperti
kuning atau hijau.

G. Kesimpulan
Pembudayaan Pancasila terhadap kearifan lokal Rumah Kebaya sangatlah erat
kaitannya.Rumah Kebaya ini memiliki banyak nilai yang kaya akan budaya dan perlu dijaga
kelestariannya. Di dalam budaya tersebut juga terdapat nilai-nilai pancasila yang sesuai dengan
penerapannya.

H. Daftar Pustaka

https://amp.kompas.com/skola/read/2021/01/28/203500869/rumah-kebaya-rumah-
tradisional-betawi

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_kebaya

link Video kampanye -- https://youtu.be/A8ALZogI-dc

Anda mungkin juga menyukai