Gambar 4.Barendo
Sumber: Rizki, 2021.
• Hall : ruangan untuk menerima tamu yang sudah dikenal, dan tempat
bercengkrama pada malam hari. Pada saat upacara adat misalnya
pernikahan, ruangan ini digunakan untuk acara meminang. Dan saat
upacara selamatan dilakukan di ruangan ini.
Gambar 5. Hall
Sumber: Rizki, 2021.
D. Aturan duduk
Jika tinggal di Bengkulu dan tinggal dalam sebuah Rumah Bubungan
Lima, wajib untuk mengetahui hal ini. Rumah adat memiliki bentuk persegi
empat secara bertingkat. Bagian penigo dibuat lebih rendah dibandingkan
bagian panduhuak. Aturan dalam rumah, untuk sebuah penigo harus lebih
rendah dari panduhuak. Jika seorang menantu, maka batasan duduk hanya
diperbolehkan hanya dalam area dapur dan Penigo saja. Penigo merupakan
tempat menerima tamu yang biasanya datang dari kalangan keluarga ataupun
bersifat resmi. Sedangkan Panduhuak adalah sebuah tempat untuk
menyimpan berbagai barang dan pakaian milik keluarga.
E. Ukiran
Rumah adat bubungan lima menerapkan ornamen yang terletak pada pagar
yang barendo teras rumah, atap dan ventilasi yang membentuk ukiran. Selain
itu, ukiran juga disematkan pada bagian tangga, ujung kungkung dinding,
jendela pintu, kasau, hingga tebeng layar. Pada bagian bawah, dimana
biasanya terdapat tiang-tiang kayu yang menopang rumah. Tiang kayu ini
memiliki ornamen ukiran yang khas. Adapun ornamen ukiran, yaitu :
• Pohon Ru merupakan pohon cemara yang tumbuh di sekitar lingkungan
masyarakat Bengkulu.
• Pohon hayat disebut dengan pohon kehidupan dimana dipercaya oleh
masyarakat setempat bahwa kehidupan manusia akan tercatat di pohon.
• Bunga melati identik dengan keindahan dan diharapkan rumah.
• Pucuk rebung
Salah satu ornamen yang memiliki bentuk yang sederhana sisi kiri dan
sisi kanan simetris. Pada umumnya bentuk keseluruhan ornamen ini
merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris seperti bentuk segitiga
dan elips. Garis-garis lengkungan pada ornamen Pucuk Rebung membentuk
pola pucuk rebung yang masih terkuncup. Ukiran pucuk Rebung ini dibuat
dengan ukiran jenis timbul. Ukiran ini mempunyai fungsi personal, fisik,
dan social. Material yang digunakan ialah kayu solid yang gampang untuk
diukir. Pembuatan ornamen ukiran ini menggunakan alat ukir.
• Lebah Bergayut
Firzal, Y.2015. Mendefinisikan Kembali Arti Kampung Melayu. Jurnal Arsitektur Melayu
dan Lingkungan, Vol.01/No.01 Jurnal of Architectural Design and Development.
Attayaya.2011. Corak Motif Lebah Bergayut untuk Ukir Tekat Tenun Songke. Diakses
pada jumat 21 januari 2022.link : http://www.tamadunmelayu.info/2011/04/ corak-
motif-lebah-bergayut-untuk-ukir.html.