Anda di halaman 1dari 16

NEWS

UPDATE

Jalan-Jalan

Candi Muaro Jambi Kompleks Candi Hindu-Budha


Terluas di Asia Tenggara
Administrator | Rabu, 09 Agustus 2017 - 14:01:33 WIB | dibaca: 916 pembaca
0

Objek wisata sejarah Kompleks Candi Muaro Jambi, lokasinya tidak jauh dari pusat Kota
Jambi, yakni sekitar 30 kilometer. Di kompleks ini Anda juga bisa belajar banyak mengenai
sejarah kebesaran bangsa Indonesia, termasuk kemajuan teknologi bangunan dan arsitektur
nenek moyang kita pada masa itu.

Kompleks Percandian Muaro Jambi berlokasi di Kabupaten Muaro Jambi, persisnya di


Kecamatan Muaro Sebo. Meski tidak setenar Candi Borobudur di Jawa Tengah, namun
ternyata Percandian Muaro Jambi ini merupakan kompleks percandian Hindu-Budha terluas
di Asia Tenggara dengan total luas mencapai 260 hektare. Sebagian besar arealnya berada di
jalur kuno Sungai Batanghari.

Di situs purbakala yang diyakini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Budha di
masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu Kuno tersebut sedikitnya ada 70
reruntuhan candi atau gundukan tanah yang disebut warga setempat dengan nama Menapo.
Begitu pun, jumlah pastinya kemungkinan bisa lebih daripada itu mengingat luasnya areal
kompleks tersebut.

“Baru sebagian kecil yang sudah dipugar,” kata Tantra, salah seorang pemandu wisata di
kompleks percandian tersebut saat ditemui, baru-baru ini.

Beberapa candi yang sudah dipugar dan bisa dikunjungi wisatawan antara lain Candi Tinggi,
Candi Kembar Batu, Candi Kotomahligai, Candi Kedaton, Candi Gumpung, Candi Gedong

1
1dan 2, Candi Astano, serta kolam Talaga Rajo. Wisatawan juga dapat melihat kanal-kanal
tua dan tanggul alam kuno yang masih terlihat jelas mengelilingi Kompleks Percandian
Muaro Jambi.

Candi-candi di kompleks ini diperkirakan berasal dari abad ke-11 Masehi. Kalau menelisik
sejumlah bagian pada bangunan candi terungkap jika pada zaman itu Candi Muaro Jambi
pernah menjadi pusat peribadatan agama Budha Tantri Mahayana di Indonesia. Hal itu
diperkuat dengan temuan berupa Stupa, Arca Gajah Singh, Dwarapala, Arca Prajinaparamita
dan lain-lain.

“Banyak kelompok rohaniawan Budha dari berbagai negara dan Bhiksu dari Tiongkok yang
rutin datang berziarah ke Candi Muaro Jambi, selain masyarakat dari dalam maupun luar
negeri,” ujar Tantra.

Penemuan situs purbakala bangsa Indonesia ini terjadi tanpa disengaja. Bermula dari tugas
yang diterima seorang letnan Inggris bernama S.C. Crooke yang diperintah melakukan
pemetaan daerah aliran sungai untuk kepentingan militer pada 1824. Dia menemukan banyak
reruntuhan batu bata merah dan gundukan tanah serta kalan-kanal sungai kuno. Pada 1975,
pemerintah Indonesia mulai melakukan pemugaran.

Dari banyaknya penemuan benda purbakala seperti manik-manik Persia, China dan India
dapat disimpulkan kalau kompleks ini ketika itu sudah menjadi tempat bertemu banyak
kebudayaan besar dunia.

AKTIVITAS PEMUGARAN
Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan, pada 2012 Kompleks Candi Muaro Jambi
diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), bahkan kompleks
percandian ini ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Sejarah Terpadu (KWST).

Untuk memberi kenyamanan kepada pengunjung beberapa fasilitas diperbaiki antara lain
toilet dan dibangun sebuah balai pertemuan untuk aktivitas wisawatan yang datang
berkelompok. Bagi Anda yang ingin menyusuri seluruh areal kompleks, pengelola sudah
menyediakan penyewaan sepeda atau pengunjung bisa menggunakan jasa becak dayung
untuk berkeliling.

Dengan kondisi akses jalan yang lumayan baik, tidaklah sulit untuk mencapai lokasi Candi
Muaro Jambi. Ada banyak fasilitas angkutan umum yang menuju situs sejarah bangsa
tersebut, baik bus maupun angkutan kota. Atau Anda juga bisa menyewa mobil (rental) yang
banyak tersedia di Kota Jambi.

Penelusuran dan pemugaran lebih serius tampaknya perlu dilakukan pemerintah untuk
menguak tabir misteri yang masih banyak tersembunyi dari Candi Muaro Jambi sebagai salah
satu pusaka bangsa Indonesia termewah di Pulau Sumatra. RIN

Sumber Berita: http://www.rei.or.id/newrei/berita-candi-muaro-jambi-kompleks-candi-


hindubudha-terluas-di-asia-tenggara.html#ixzz5bACF3DDX
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

2
Rumah Panggung (Jambi) adalah nama rumah adat yang berasal dari daerah Jambi.[1]
Rumah ini terbuat dari kayu.[1] Rumah ini juga dikenal dengan nama rumah Kajang Leko.[2]
Rumah ini terbagi ke dalam 8 ruangan.[1] Ruangan pertama bernama jogan yang berfungsi
sebagai tempat beristirahat anggota keluarga dan juga sebagai tempat untuk menyimpan air.[1]
Ruangan kedua adalah serambi depan yang berfungsi untuk menerima tamu lelaki.[1] Ruangan
ketiga adalah serambi dalam yang berfungsi sebagai tempat tidur anak lelaki.[1] Ruang
keempat adalah amben melintang yang berfungsi sebagai kamar pengantin.[1] Ruang kelima
adalah serambi belakang yang sebagai ruang tidur untuk anak-anak perempuan yang belum
menikah.[1] Ruang keenam ad digunakan untuk menerima tamu perempuan.[1] Ruang ketujuh
adalah garang yang digunakan ruang dan juga sebagai tmpat penyimpanan air.[1] kedelapan
adalah dapur yang digunakan untuk memasak .[1] Rumah panggung Jambi merupakan salah
satu kebudayaan Indonesia yang .[2]

1. ^ a b c d e f g h i j k Gamal Komandoko. 2010. Ensiklopedia Pelajar dan Umum. Jakarta:


Pustak

RomaDecade

 Indonesia
 Inspirasi
 Pendidikan

Home » Indonesia » Rumah Adat » Rumah Adat Jambi

3
Rumah Adat Jambi https://www.romadecade.org/rumah-adat-
jambi/#!

Rumah Adat Jambi – Provinsi Jambi adalah sebuah provinsi yang letaknya berada di Pulau
Sumatera. Suku yang mendiami provinsi Jambi adalah suku Batin. Suku ini merupakan suku
yang sedang mempertahankan adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyang mereka.
Salah satunya adalah rumah adat Jambi.

Rumah kajang leko yang tidak lain adalah rumah adat Jambi ini berasal dari 60 tumbi atau
keluarga yang pindah ke Koto Rayo. Arsitektur rumah kajang leko ini sangatlah unik.
Sehingga tidak heran jika rumah ini masih tetap dipertahankan hingga kini.

DAFTAR ISI ARTIKEL

 Gaya Arsitektur Rumah Adat Jambi


 1. Konstruksi Rumah
 2. Jumlah Ruangan
 3. Ornamen
 4. Susunan Rumah Satu Dengan Rumah Lainnya

Gaya Arsitektur Rumah Adat Jambi


4
Rumah kajang leko memiliki gaya seperti rumah adat di Indonesia pada umumnya. Yaitu
berupa rumah panggung. Uniknya, rumah ini dibuat tinggi sehingga sangat bermanfaat
ketika banjir. Selain itu dengan desain tersebut dapat digunakan untuk menghindari dari
serangan musuh seperti binatang buas.

1. Konstruksi Rumah

Rumah ini di konsep oleh arsitektur Marga batin. Bentuknya persegi panjang dengan ukuran
12 x 9 meter. Bangunan ini berdiri dengan ditopang 30 tiang berukuran besar, dimana 24
merupakan tiang utama dan 6 lagi merupakan tiang pelamban.

Untuk naik ke rumah panggung ini, kalian harus menaiki tangga. Rumah adat Jambi ini
memiliki dua tangga. Di sebelah kanan sebagai tangga utama dan sebelah kiri merupakan
tangga penteh.

5
Konstruksi bagian atap dari rumah adat ini sangat unik. Bagaimana tidak, atapnya diberi
nama “gajah mabuk” sesuai dengan nama pembuat desain. Bubungan atapnya seperti perahu
dengan ujung atas melengkung dan terbuat dari anyaman ijuk. Lengkungan ini disebut potong
jerambah atau lipat kajang. Dinding rumah kajang leko sangatlah elok, karena terbuat dari
kayu dengan hiasan ukiran yang cantik.

Baca: Rumah Adat Bali

Di bagian langit-langit, terdapat material yang disebut tebar layar. Tebar layar ini merupakan
plafon yang memisahkan antara ruangan loteng dengan ruangan di bawahnya. Ruang loteng
ini sering digunakan sebagai ruang penyimpanan. Untuk menuju ke ruangan ini,
menggunakan tangga patetah.

2. Jumlah Ruangan

6
Ruangan didalam sebuah rumah adat memiliki fungsinya masing-masing. Setiap ruangan
memiliki makna yang khusus terutama dalam rumah adat Jambi ini. Secara umum, rumah
adat Jambi ini terdiri dari 8 ruang, yaitu :

 Pelamban. Pelamban merupakan bagian bangunan yang berada di sebelah kiri bangunan
induk. Lantainya terbuat dari bambu belah yang telah diawetkan. Yang kemudian bambu ini
dipasang dengan jarak untuk mempermudah air mengalir di bawahnya.
 Ruang gaho. Ruang yang terdapat di ujung sebelah kiri bangunan ini memiliki arah
memanjang. Di dalam ruangangaho ini terdapat dapur, ruang tempat air dan ruang tempat
menyimpan.
 Ruang masinding. Ruang masinding merupakan serambi depan yang digunakan untuk
menerima tamu. Ruangan ini berkaitan dengan masinding. Dalam musyawarah adat,
ruangan ini digunakan untuk tempat duduk orang biasa. Uniknya, hanya tamu laki-laki saja
yang ditempatkan di ruangan ini.

7
 Ruang tengah. Sesuai namanya, ruangan ini berada di tengah-tengah bangunan. Antara
ruang tengah dan ruang masinding tidak memakai dinding. Pada saat pelaksanaan upacara
adat, ruangan ini ditempati oleh perempuan.
 Ruang balik menahan. Ruang balik menahan merupakan serambi dalam yang terdiri dari
beberapa ruang. Yaitu ruang makan, ruang tidur orang tua dan ruang tidur anak gadis.
 Ruang balik melintang. Ruangan ini berada di ujung sebelah kanan bangunan dan
menghadap ke ruang tengan dan ruang masinding. Ruangan balik melintang berukuran 2 x 9
meter. Lantai ruangan dibuat lebih tinggi daripada ruangan lainnya karena dianggap sebagai
ruang utama. Ruangan ini tidak boleh ditempati oleh sembarang orang.
 Ruang atas / penteh. Penteh merupakan ruang yang ada di atas bangunan. Ruang ini seperti
plafon yang membatasi antara atap dan bagian bawah. Penteh biasanya digunakan untuk
menyimpan barang.
 Ruang bawah / bauman. Bauman merupakan ruang bawah tidak berlantai dan tidak
berdinding. Ruangan ini digunakan untuk menyimpan, memasak ketika ada pesta dan untuk
kegiatan – kegiatan lainnya.

Baca: Rumah Adat Jawa Tengah

3. Ornamen

8
Ornamen dan hiasan pada rumah adat kajang leko ini sangat cantik. Oranamen yang
digunakan memiliki beberapa motif ragam hias yang berbentuk ukiran. Ciri khas motif yang
digunakan adalah motif flora dan fauna.

Motif flora yang digunakan antara lain motif bungo tanjung, tampuk manggis dan bungo
jeruk. Motif bungo tanjung ini biasanya diukirkan di bagian depan masinding sedangkan
motif bungo jeruk di luar rasuk atau belandar dan di atas pintu.

Diukir dengan motif flora karena untuk menunjukkan bahwa di jambi terdapat banyak
tumbuh – tumbuhan. Selain itu juga sebagai lambang bahwa pentingnya peran hutan terhadap
masyarakat Jambi. Yang menarik adalah, motif flora ini dibuat berwarna sehingga
memberikan kesan cantik di dalamnya.

Berbeda dengan motif flora, motif fauna merupakan motif binatang. Motif yang digunakan
adalah motif ikan yang merupakan lambang bahwa masyarakat Jambi adalah nelayan.

Untuk motif ini dibuat tidak berwarna. Motif fauna biasa diukir di bagian bendul gaho serta
balik melintang. Hiasan yang berbentuk ikan ini sudah distilir ke dalam bentuk daun-daunan
yang dilengkapi bentuk sisik ikan.

9
4. Susunan Rumah Satu Dengan Rumah Lainnya

Rumah-rumah kejang lako di Jambi ini khususnya di Rantau Panjang dibangun dalam satu
kompleks yang berderet memanjang. Rumah-rumah ini juga dibangun saling berhadap-
hadapan. Jarak antar rumah sekitar 2 meter. Dan di bagian belakang tiap rumah terdapat
sebuah bangunan khusus untuk menyimpan padi. Bangunan ini sering disebut dengan bilik
atau lumbung.

Masyarakat yang masih menggunakan rumah adat Jambi ini biasanya masyarakat yang
berada di desa. Tepatnya di daerah Jambi Seberang yaitu jalan menuju jembatan Gentala
Arasy.

Nah itu dia keunikan yang terdapat pada rumah adat Jambi. Tertarik untuk melihat langsung
kebudayaan Jambi? Segera agendakan liburan kalian tahun ini. Semoga bisa menambah
pengetahuan kita.

Baca: Rumah Adat Joglo

10
Rumah Adat Jambi

 #Rumah Adat

« Rumah Adat Kalimantan Barat


Rumah Adat Sulawesi Selatan »

Gambar Rumah Adat

Rumah Adat Jawa

Rumah Adat Minangkabau

© Copyright 2018 RomaDecade.org - All Rights Reserved

Skip to content

BUDAYALOKAL.ID

Rumah Adat Jambi

Kali ini kita akan membahas tentang Rumah Adat Jambi.

Jambi merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yakni di tengah pulau Sumatera.

Jambi sendiri terbentuk pada abad ke-18 sesudah Kerajaan Melayu Jambi muncul yang ada di
pinggiran Sungai Batanghari.

Mayoritas suku di Jambi adalah Melayu yang memiliki banyak keunikan seperti salah
satunya adalah rumah adat Jambi.

Rumah tradisional khas Jambi ini mempunyai arsitektur yang sangat unik dan kaya akan
filosofi mendalam.

Supaya bisa lebih jelas, berikut akan kami berikan tentang macam macam rumah adat Jambi
selengkapnya untuk anda.

Isi Artikel

11
Daftar Nama Rumah Adat Jambi
1. Kajang Leko

Kajang leko merupakan rumah panggung yang memiliki desain hunian baru. Rumah ini
sudah ditetapkan sebagai rumah adat Jambi sesudah beberapa proses pencarian yang cukup
panjang dan akhirnya ditentukan jika kajang leko dijadikan rumah adat Jambi. Rumah
panggung ini memakai desain arsitektur Marga Batin.

Rumah ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 meter x 9 meter yang ditopang tiang
sebanyak 30 berukuran besar. 24 tiang merupakan tiang utama, sedangkan 6 buah tiang
merupakan tiang pelamban. Bangunan ini memiliki tangga masuk yakni sebelah kanan
sebagai tangga utama dan juga tangga lain yang disebut dengan tangga panteh.

Desain rumah adat Jambi ini juga memiliki konstruksi yang unik. Bagian atap disebut dengan
gajah mabuk yang menurut cerita namanya diambil dari pembuat desain rumah tersebut.
Bubungan atap ini terlihat seperti perahu dengan bagian ujung atas yang melengkung.
Sedangkan untuk langit langit menggunakan material bernama tebar layar yakni sebuah
plafon yang berguna untuk memisahkan loteng sebagai tempat penyimpanan. Untuk itu,
tangga petetah juga ditambahkan yang berguna untuk naik ke atas genteng.

Baca Juga: 3+ Rumah Adat Aceh: Nama, Gambar & Penjelasannya (LENGKAP)

Fungsi Rumah Adat Kajang Leko

Rumah ini memiliki fungsi sebagai identitas budaya. Sedangkan dulunya, rumah ini
merupakan bangunan tempat tinggal. Untuk mendukung fungsi sebagai sebuah hunian, rumah

12
kajang leko ini dibagi dalam beberapa ruangan dan masing masingnya memiliki fungsi
berbeda beda.

 Ruang Pelamban

Ruang pelamban merupakan ruangan yang ada di bagian kiri bangunan. Struktur ruangan ini
secara khusus dibuat dari material bambu belah yang sudah diawetkan dan disusun jarang
agar air bisa tetap mengalir. Seperti namanya, ruangan ini dipakai untuk para tamu yang
sedang datang berkunjung akan tetapi belum mendapat izin untuk masuk ke dalam rumah.

 Gaho

Gaho juga merupakan ruangan yang ada di sebelah kiri dari bangunan namun posisinya
memanjang. Fungsi dari ruangan ini adalah untuk menyimpan barang dan persediaan
makanan yang sekaligus juga menjadi area dapur. Di dalam ruangan ini akan terlihat ukiran
bermotif ikan pada bagian dindingnya.

 Masinding

Masinding merupakan ruang bagian depan kiri dari rumah adat Jambi. Ruangan ini berguna
untuk menggelar ritual kenduri atau musyawarah sehingga ukurannya juga sangat luas. Pada
bagian dinding terdapat motif ukiran seperti motif tampuk manggis di bagian atas pintu
masuk, ukiran motif bungo tanjung di bagian depan masinding dan juga ukiran motif bungo
jeruk pada bagian luar dari belandar atas pintu.

 Ruang Tengah

Seperti namanya, ruang tengah merupakan bagian tengah rumah yang tidak terpisah dari
ruangan masinding. Ketika kenduri sedang berlangsung, maka para wanita akan menempati
ruangan tersebut.

 Ruang Balik Menalam

Ruang balik menalam merupakan ruangan yang terbagi lagi menjadi beberapa kamar seperti
kamar tidur anak perempuan, kamar tidur orang tua dan juga ruang makan. Sedangkan untuk
para tamu tidak diperbolehkan untuk masuk ke ruang balik menalam ini.

 Ruang Balik Malintang

Ruang balik malintang ini merupakan ruangan yang ada di sebelah kanan dan menghadap ke
ruang masinding dan juga ruang tengah. Lantai ruang balik malintang ini sengaja dibuat lebih
tinggi dibandingkan dengan ruang lainnya.

 Bauman

Baca Juga: Rumah Adat Yogyakarta Bangsal Kencono (Ciri dan Keunikannya)

13
Bauman merupakan satu satunya ruangan yang tidak memiliki lantai dan dinding di rumah
adat Jambi ini. Ruang bauman hanya dipakai untuk memasak ketika ada acara kenduri atau
kegiatan lainnya.

Keunikan Kajang Leko

Apabila diperhatikan, bentuk rumah adat kajang leko dari Jambi ini umumnya memiliki
keunikan dan ciri khas sehingga berbeda dengan rumah adat Jambi lainnya.

 Struktur seperti rumah panggung serta dilengkapi dengan dua buah tangga yakni tangga
utama dan tangga tambahan.
 Bentuk atap seperti perahu lengkap dengan cabang berbentuk melengkung dan saling
bertemu.
 Dinding dilengkapi dengan ukiran motif beragam yang masing masing memiliki arti
tersendiri. Ukiran motif ikan melambangkan pekerjaan masyarakat sebagai nelayan, bunga,
daun dan buah menjadi lambang pentingnya hutan bagi masyarakat Melayu Jambi.

2. Rumah Batu Pangeran Wirokusumo

Gambar rumah adat Jambi diatas adalah rumah batu Pangeran Wirokusumo. Pangeran
Wirokusumo memiliki nama asli Ali Idrus Al-Jufri yang didapat dari belanda yakni rumah
yang terbuat dari material batu. Dulu dikatakan jika Raden Mattaher yang sedang
bersembunyi dicari oleh pihak Belanda. Pihak Belanda kemudian bertanya pada Pangeran
Wirokusumo dan diberitahu oleh pangeran tersebut tentang lokasi persembunyian Raden
Mattaher. Belanda kemudian memberikan hadiah sebuah rumah dengan tiga gaya arsitek
yakni perpaduan Belanda, Melayu dan juga Tionghoa.

3. Rumah Adat Merangin

14
Rumah adat Merangin yang disebut dengan rumoh tuo rantau panjang adalah salah satu dari
macam macam rumah adat Jambi lebih tepatnya Kabupaten Merangin yang menjadi tempat
tinggal suku Batin berbentuk rumah panggung. Rumah ini memiliki konstruksi unik yang
terbuat dari material kayu dan tidak menggunakan paku sama sekali.

Di desa Rantau Panjang memiliki 60 buah rumah yang masih berdiri dengan kokoh hingga
saat ini. Rumah adat Jambi ini terbuat dari material kayu yang disanggah dengan beberapa
tiang. Bangunan ini berbentuk memanjang ke arah samping dengan tangga, pintu masuk dan
juga beberapa buah jendela berukuran besar. Dulu, atap rumoh tuo rantau panjang ini terbuat
dari ijuk. Namun karena memperoleh ijuk cukup sulit, maka atap rumah adat ini diganti
memakai seng. Yang membuat rumah adat ini menarik adalah harus menunduk ketika ingin
masuk lewat pintu karena tingginya yang hanya 1 meter.

Baca Juga: 7+ Nama Rumah Adat Jawa Barat dan Penjelasannya (LENGKAP)

Bentuk rumah di desa ini sangat seragam dengan warna coklat terang dan dibagi menjadi tiga
ruangan. Pintu yang berukuran pendek tersebut merupakan lambang kesopanan dan juga tata
krama yang dilestarikan penduduk setempat. Seperti rumah adat lainnya, bangunan ini juga
terdiri dari beberapa ruangan, yakni:

Ruang pertemuan: Ruang pertemuan dengan lantai terbagi kembali menjadi tiga bagian yang
dipisahkan dengan sekat kayu berukuran 10 cm. Lantai yang agak tinggi disebut dengan Balai
Melintang untuk Ninik Mamak dan juga ulama. Sedangkan untuk lantai tengah digunakan
untuk keluarga dan lantai lorong menuju ke ruang kedua yang digunakan oleh para pekerja.

Hal menarik lain dari rumah adat Jambi ini adalah tahan terhadap gempa sebab memiliki
kayu sendi yang dipakai sebagai bantalan tiang penyangga. Selain kayu sendi, rumah ini juga
awet hingga ratusan tahun karena menggunakan getah pohon ipuh yang dioleskan pada kayu
sebanyak lima tahun sekali.

15
Selain digunakan sebagai tempat tinggal, rumah tuo rantau panjang ini juga dijadikan
museum dengan berbagai koleksi benda tradisional. Bagian dinding dihiasi dengan ukiran
indah dan juga pada bagian penyangga rumah. Ada juga beberapa hiasan lain yang digunakan
seperti tempat sirih, kepala kerbau, keramik kuno dan juga ambung yang dipakai warga untuk
membuat hasil pertanian.

Artikel Terkait:

 Tentang Kami
 Kontak
 Privacy Policy
 Disclaimer

© 2018 BudayaLokal.id

16

Anda mungkin juga menyukai