Anda di halaman 1dari 10

Akulturasi arsitektur lokal dan modern pada Microlibrary

Warak Kayu Semarang


Rizka Amanda1

Program Studi Magister Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Parahyangan


Jl. Ciumbuleuit No. 94, Bandung, Indonesia

Abstrak
Perkembangan zaman yang perkembangan zaman yang semakin pesat juga ikut
mempengaruhi keragaman arsitektur di Indonesia. Arsitektur lokal Indonesia yang dahulu
sangat kental, perlahan mulai bercampur dengan arsitektur modern. Fenomena
percampuran ini yang disebut akulturasi merupakan akibat dari globalisasi yang cukup
kuat, bahkan tak jarang, pada beberapa kasus, percampuran ini lebih didominasi arsitektur
modern yang pada akhirnya menekan unsur - unsur budaya lokal pada sebuah bangunan.
Perkembangan arsitektur seperti akulturasi ini bila dikelola dengan benar maka akan
memiliki dampak yang baik dalam hal menampilkan arsitektur modern tanpa mengurangi
atau menekan unsur dan nilai arsitektur lokal. Salah satu studi kasus yang dianggap
representatif untuk dikaji dalam menjawab konsep akulturasi arsitektur lokal-modern yaitu
Microlibrary Warak Kayu, Semarang karya SHAU Indonesia. Melalui metode penelitian
deskriptif, penelitian ini mengkaji bagaimana penerapan akulturasi antara arsitektur lokal
dan modern pada Microlibrary Warak Kayu serta mengkaji unsur atau elemen mana
diantara arsitektur lokal dan modern yang lebih dominan.

Keywords: Arsitektur lokal, Arsitektur Modern, Akulturasi

Abstract

The development of the era which is increasingly rapid also influences the diversity of
architecture in Indonesia. Indonesian local architecture which used to be very thick, slowly
began to mix with modern architecture. This mixing phenomenon which is called
acculturation is the result of globalization which is quite strong, and not infrequently, in
some cases, this mix is dominated by modern architecture which in turn suppresses local
cultural elements in a building. Architectural developments such as acculturation if
managed properly will have a good impact in terms of displaying modern architecture
without reducing or suppressing local architectural elements and values. One of the case
studies that is considered representative to be studied in responding to the acculturation
concept of local-modern architecture is the Warak Kayu Microlibrary, Semarang by SHAU
Indonesia. Through descriptive research methods, this study examines how acculturation
is applied between local and modern architecture in the Warak Kayu Microlibrary and
examines which elements or elements between local and modern architecture are more
dominant.

Keywords: Local Architecture, Modern Architecture, Acculturation


Pendahuluan Percampuran antara budaya lokal dan
Seiring waktu, perkembangan zaman yang modern ini membentuk akulturasi dalam
semakin pesat juga ikut mempengaruhi arsitektur. Fenomena percampuran ini
keragaman arsitektur di Indonesia. merupakan akibat dari globalisasi yang
Arsitektur lokal Indonesia yang dahulu cukup kuat, bahkan tak jarang, pada
sangat kental, perlahan mulai bercampur beberapa kasus, percampuran ini lebih
dengan arsitektur modern, baik dari segi didominasi arsitektur modern yang pada
bentuk, material, teknologi konstruksi akhirnya menekan unsur - unsur budaya
bahkan makna bangunan itu sendiri. lokal pada sebuah bangunan. Hal ini lambat
laun dapat membuat budaya lokal pada dengan tubuh manusia, yaitu kepala, badan
bangunan semakin terkikis dan kehilangan dan kaki. Secara umum, bagian yang
identitasnya. Perkembangan arsitektur terlihat mendominasi pada bangunan
seperti akulturasi ini bila dikelola dengan tradisional biasanya adalah bagian kaki,
benar maka akan memiliki dampak yang atau bagian panggung. Konstruksi
baik dalam hal menampilkan arsitektur panggung pada zaman dahulu digunakan
modern tanpa mengurangi atau menekan pada bangunan tradisional untuk mencegah
unsur dan nilai arsitektur lokal. Wujud binatang buas dan air sungai mudah masuk
akulturasi dalam arsitektur sendiri ke dalam rumah. Selain itu, ruang di bawah
bertujuan untuk mengkombinasikan kedua rumah adat ini dapat dimanfaatkan sebagai
arsitektur yang ada dengan proses tempat memelihara hewan ternak. Namun
transformasi, baik dari bentuk, ragam hias, seiring dengan perkembangan zaman,
hingga nilai - nilai yang dibawa dari fungsi panggung mulai berubah. Selain
kebudayaan lokal menyesuaikan dengan bagian kaki bangunan atau panggung,
zaman modern (Wijaya 2016). Salah satu bagian bangunan tradisional yang
studi kasus yang representatif untuk dikaji diperhatikan yaitu bagian kepala atau atap.
dalam menjawab konsep akulturasi Dalam studi kasus Microlibrary Warak
arsitektur lokal-modern yaitu Microlibrary Kayu Semarang, bagian atap arsitektur
Warak Kayu, Semarang karya SHAU yang digunakan yaitu atap tradisional Jawa
Indonesia. Tengah. Rumah tradisional Jawa Tengah
Metode Penelitian terdiri dari 5 jenis dengan bentuk atapnya
Metode penelitian yang digunakan dalam masing - masing yang khas, yaitu:
penelitian ini adalah metode deskriptif. 1. Rumah Adat Joglo memiliki
Metode penelitian ini dilakukan dengan bentuk atap seperti gunung. Dalam
mengumpulkan data melalui studi literatur filosofi Jawa, gunung merupakan
mengenai arsitektur lokal dan arsitektur tempat yang tinggi dan sakral.
modern. Kemudian, dari literatur tersebut,
data elemen - elemen arsitektur yang ada
pada bangunan Microlibrary Warak Kayu
dianalisis dan diklasifikasikan sesuai
dengan ciri - ciri atau deskripsi yang ada
pada arsitektur lokal maupun modern. Data
yang diperoleh tersebut disajikan secara
deskriptif, gambar dan tulisan. Setelah Gambar 1. Rumah Adat Joglo
proses analisis dan klasifikasi, dilihat unsur Sumber: https://pariwisataindonesia.id/wp-
arsitektur mana yang lebih dominan. content/uploads/2020/05/Rumah-Adat-Joglo-
kompasiana.com_.jpg diakses pada 26 Juni
Temuan dan pembahasan 2023
Arsitektur Lokal 2. Rumah Adat Limasan memiliki
Arsitektur lokal atau sering juga disebut atap berbentuk limas dengan 4 sisi.
sebagai arsitektur tradisional adalah bentuk
dan ragam arsitektur yang terbentuk dari
ketersediaan bahan material serta kondisi
alam dari daerah yang bersangkutan
(Yumna 2010).
Arsitektur lokal merupakan representasi
teknik membangun dari tradisi budaya
bermukim masyarakat sesuai dengan nilai- Gambar 2. Rumah Adat Limasan
Sumber:
nilai dan kepercayaan yang dianut
https://www.harapanrakyat.com/2021/12/bagia
sekelompok budaya tertentu. Konsep n-rumah-limasan/ diakses pada 26 Juni 2023
bangunan tradisional dipengaruhi oleh 3. Rumah Adat Tajug dengan bentuk
budaya yang sangat kental dan dikaitkan atap yang hampir mirip dengan
atap joglo. Ujung atap rumah adat
Tajug juga berbentuk segitiga,
yang melambangkan keabadian
dan keesaan Tuhan karena
biasanya rumah adat ini tidak
digunakan sebagai tempat tinggal,
melainkan untuk melaksanakan
ibadah.

Gambar 5. Rumah Adat Kampung


Sumber: https://www.ruparupa.com/blog/wp-
content/uploads/2020/11/Screen-Shot-2020-
11-20-at-13.59.33.png diakses pada 26 Juni
2023
Untuk menyangga gaya berat atap, pada
bangunan tradisional Jawa, terdapat 4 tiang
Gambar 3. Rumah Adat Tajug utama sebagai penyangganya. Empat tiang
Sumber: https://www.ruparupa.com/blog/wp- utama tersebut disebut Saka guru (atau
content/uploads/2020/11/Screen-Shot-2020- Soko guru dalam bahasa Jawa). Tiang soko
11-20-at-13.05.15.png diakses pada 26 Juni guru biasanya digunakan pada Rumah Adat
2023 Joglo. Empat tiang utama memiliki makna
4. Rumah Adat Panggang Pe simbolik yang penting dan terkadang
termasuk yang paling sederhana. dianggap memiliki kekeramatan. Untuk
Rumah adat Panggang Pe memiliki rumah adat kampung, rumah adat limasan
bentuk dasar dari berbagai dan rumah adat tajug juga terdapat empat
bangunan rumah adat yang lain. tiang utama penyangga. Hanya makna
Bentuk atapnya juga mirip dengan empat tiang ini berbeda dengan soko guru.
rumah adat limasan dengan bagian
pucuk agak terpisah.

Gambar 6. Tiang rumah tradisional Jawa


Gambar 4. Rumah Adat Panggang Pe Sumber: Wulan, Aryani, Triswanti, Dwi,
Sumber: https://www.ruparupa.com/blog/wp- Mahendra, & Lucky, 2011
content/uploads/2020/11/Screen-Shot-2020- Pada bangunan tradisional, material yang
11-20-at-13.13.24.png diakses pada 26 Juni banyak digunakan yaitu material alam.
2023 Biasanya material alam ini diambil dari
5. Rumah Adat Kampung berfungsi daerah sekitar masing - masing bangunan
sebagai tempat tinggal seperti tradisional. Hal ini sebagai bentuk
rumah adat Joglo. Namun, rumah penghargaan atas kekayaan alam melalui
adat Kampung biasanya hanya kearifan dengan memanfaatkan potensi
ditinggali oleh rakyat biasa atau alam tanpa merusaknya.
kalangan sosial menengah Berdasarkan hal tersebut diatas, maka ciri –
kebawah, seperti petani, pekerja ciri umum arsitektur tradisional yaitu
pasar, dan peternak. bentuk rumah panggung, pemanjangan
bubungan atap, cara menyusun tiang dan
balok yang khas serta teknik konstruksi
dengan penggunaan material alam.
Arsitektur Modern
Arsitektur modern adalah suatu bangunan
dengan gaya karakteristik serupa yang
mengutamakan kesederhanaan bentuk dan
menghapus segala macam ornamen. Ciri –
ciri arsitektur modern diantaranya sebagai
berikut.
1. Terlihat seragam dalam
penggunaan skala manusia
2. Bangunan bersifat fungsional Gambar 7. Lokasi Microlibrary Warak Kayu
3. Bentuk bangunan sederhana dan Semarang
bersih Sumber: Google maps
4. Memperlihatkan konstruksi Microlibrary Warak Kayu Semarang
5. Pemakaian bahan pabrik atau adalah proyek kelima dalam seri
industrial diperlihatkan secara jujur Microlibrary-sebuah gerakan inisiatif untuk
dan tidak diberi ornamen meningkatkan minat baca dengan
6. Interior dan eksterior bangunan menciptakan ruang komunitas multi-fungsi
terdiri dari garis – garis vertikal dan dengan desain dan material yang sadar
horizontal lingkungan. Dirancang oleh SHAU dan
7. Memiliki konsep open plan. Open prefabrikasi oleh PT Kayu Lapis Indonesia,
plan bertujuan untuk memberikan proyek ini merupakan kolaborasi
kesan fleksibilitas dan variasi masyarakat, sektor swasta dan pemerintah
dalam bangunan (Riyadi, Mauliani, – sebuah hibah dari Yayasan Arkatama
and Sari 2018) Isvara untuk Kota Semarang. Perpustakaan
Akulturasi mikro ini tidak memungut biaya masuk dan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijalankan oleh Harvey Center – sebuah
akulturasi adalah percampuran dua kelompok amal lokal di Semarang–
kebudayaan atau lebih yang saling bertemu berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
dan mempengaruhi. Sementara menurut
sumber Gramedia, akulturasi adalah
budaya asing yang masuk ke dalam budaya
sendiri sehingga perlahan – lahan akan
diterima masyarakat tanpa harus
menghilangkan karakter kebudayaan itu
sendiri. Pengertian akulturasi arsitektur
sendiri yaitu percampuran dua Arsitektur
atau lebih yang saling bertemu dan
mempengaruhi. Penggabungan kedua Gambar 8. Microlibrary Warak Kayu
budaya arsitektur tersebut memiliki peran Semarang
sebagai sarana melindungi budaya, namun Sumber:
juga dapat menjadi usaha dalam https://www.archdaily.com/936421/microlibrar
mengembangkan nilai kelokalan (Purnomo y-warak-kayu-shau-
and Fauzy 2020). indonesia/5e7dd8acb357658bc30001ed-
Kasus Studi microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-photo
Microlibrary Warak Kayu terletak di Jl. diakses pada 20 Mei 2023
DR. Sutomo, Barusari, Kec. Semarang Sel., Konsep bentuk Microlibrary Warak Kayu
Kota Semarang, Jawa Tengah. Semarang mengambil bentuk rumah
tradisional Indonesia, yaitu Rumah
Panggung sebagai respons terhadap iklim
di Indonesia. Bagian Microlibrary ini
dibagi menjadi tiga, yaitu kepala, badan dan
kaki. Bagian kepala bangunan yang
merupakan atap Microlibrary Warak Kayu
ini berupa atap limasan dengan kemiringan floor-plan?next_project=no diakses pada 20
yang cenderung landai. Kemudian, badan Mei 2023
bangunan berupa dinding fasade lubang - Agar kegiatan membaca lebih menarik,
lubang berbentuk wajik tersusun berjajar. disamping area membaca terdapat jaring
Pola wajik dibuat dengan metode untuk bermain anak - anak. Kegiatan
konstruksi Zollinger Bauweise asal Jerman bermain seperti ini juga dapat menstimulasi
yang disesuaikan secara tropis untuk kegiatan belajar anak - anak.
penghawaan silang, shading, dan
pencahayaan yang baik. Sementara untuk
bagian kaki, berupa panggung yang
difungsikan sebagai area duduk, workshop,
dan ayunan anak - anak. Struktur kaki
bangunan (kolom) menggunakan Finger
Joint Laminate dengan material kayu
Bangkirai dengan dimensi 30 x 30 cm.

Gambar 11. Area membaca dan jaring


Microlibrary Warak Kayu Semarang
Sumber: https://lenterajateng.com/wp-
Gambar 9. Potongan Microlibrary Warak Kayu content/uploads/2022/07/Jaring-Microlibrary-
Semarang Warak-Kayu-1140x855.jpg diakses pada 26
Sumber: Juni 2023
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar Untuk penggunaan material bangunan pada
y-warak-kayu-shau- Microlibrary Warak Kayu Semarang ini
indonesia/5e7ddd24b357658bc30001f8- merupakan pasokan kayu yang didapatkan
microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia- dari PT Kayu Lapis Indonesia
elevation-b?next_project=no diakses pada 20 menggunakan hasil olahan kayu limbah
Mei 2023 pabrik yang sudah tidak terpakai. Material
Untuk penyangga atapnya, terdapat 2 bangunan ini menggunakan kayu Bangkirai
bagian utama penyangga. Masing - masing pada struktur atap, struktur ceiling, kolom
terdiri dari 4 tiang penyangga. Bila pada dan balok utama, railing, pintu lipat, Kayu
rumah adat Joglo, bagian tiang utama soko Kruing pada panel lantai, serta Plywood
guru ini digunakan sebagai kegiatan dari campuran Meranti dan White Oak
keramat, pada Microlibrary Warak Kayu, sebagai penutup lantai. Material - material
bagian ini digunakan untuk kegiatan utama tersebut merupakan material - material
microlibrary ini, yaitu area membaca dan lokal yang ada di Indonesia.
area tangga.

Gambar 12. Penggunaan kayu bangkirai pada


kolom dan balok Microlibrary Warak Kayu
Semarang
Gambar 10. Denah Tiang Microlibrary Warak Sumber:
Kayu Semarang https://www.archdaily.com/936421/microlibrar
Sumber: y-warak-kayu-shau-
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar indonesia/5e7dd720b357651b7e0004e7-
y-warak-kayu-shau- microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-
indonesia/5e7ddd76b357651b7e0004f9- photo?next_project=no diakses pada 20 Mei
microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-first- 2023
indonesia/5e7ddd59b357658bc30001f9-
microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-
exploded-view?next_project=no diakses pada
20 Mei 2023

Sementara untuk metode konstruksi


fasadnya, digunakan metode Zollinger
Bauweise asal Jerman yang dikembangkan
Gambar 13. Penggunaan plywood campuran
pada tahun 1920-an yang disesuaikan
meranti dan white oak pada penutup lantai secara tropis untuk penghawaan silang
Microlibrary Warak Kayu Semarang sehingga memberikan ruang bagi udara
Sumber: untuk bersirkulasi, shading, dan
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar pencahayaan yang baik. Cahaya matahari
y-warak-kayu-shau- dapat masuk melalui semua sisi fasad
indonesia/5e7dd6ffb357658bc30001e8- sehingga cahaya dapat menyebar dengan
microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia- baik di seluruh ruangan. Teknik ini
photo?next_project=no diakses pada 20 Mei menggabungkan keanggunan dan
2023
kesederhanaan tertentu dalam suatu logika
Konstruksi yang digunakan pada yang menarik, bahwa ada tiga papan yang
Microlibrary Warak Kayu Semarang ini
disatukan dengan satu atau dua sekrup.
merupakan sistem knockdown atau
tektonika prefabrikasi. Komponen-
komponen bangunan Microlibrary Warak
Kayu, seperti dinding, atap, dan elemen-
elemen dekoratif, diproduksi secara
prefabrikasi. Microlibrary Warak Kayu
menggabungkan unsur-unsur tradisional
dengan desain modern dalam komponen
prefabrikasi mereka, menciptakan kesan
yang unik dan menarik. Secara
keseluruhan, penggunaan teknik
prefabrikasi dalam Microlibrary Warak
Kayu membantu dalam mempercepat
proses konstruksi, meningkatkan kualitas
bangunan, dan memberikan kebebasan
desain yang lebih besar.

Gambar 15. Detail konstruksi fasad Zollinger


Bauweise pada Microlibrary Warak Kayu
Semarang
Sumber:
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar
Gambar 14. Sistem knockdown pada konstruksi y-warak-kayu-shau-
Microlibrary Warak Kayu Semarang indonesia/5e7dd686b357651b7e0004e5-
Sumber: microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar photo?next_project=no diakses pada 20 Mei
y-warak-kayu-shau- 2023
Gambar 16. Fasad depan Zollinger Bauweise Gambar 18. Warak Ngendog pada acara
pada Microlibrary Warak Kayu Semarang penyambutan bulan Ramadhan di Semarang
Sumber: Sumber:
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar https://scymark.semarangkota.go.id/admin/data
y-warak-kayu-shau- 2/201809101606051520381553_warak(1).jpg
indonesia/5e7ddb54b357651b7e0004f3- diakses pada 20 Mei 2023
microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-
image?next_project=no diakses pada 20 Mei
2023
Terakhir, nama perpustakaan mini ini yaitu
Warak Kayu. Dinamakan Warak karena
bentuk fasadnya seperti wajik tersusun
berjajar yang mirip dengan sisik Warak
Ngendog. Warak Ngendog (kerap ditulis
juga: Ngendhog) adalah hewan mitologi
yang menjadi ikon kota Semarang. Makna
kata 'Warak' berasal dari bahasa Arab yang
berarti suci, sedangkan 'Ngendog' berasal
dari bahasa Jawa berarti bertelur. Bagian-
bagian tubuhnya merupakan perpaduan
dari hewan yang mewakili tiga etnis yang
berbeda, yakni naga (Cina), burung (arab)
dan kambing (jawa).

Gambar 17. Bentuk fasad Zollinger Bauweise


yang mirip dengan sisik Warak Ngendog pada
Microlibrary Warak Kayu Semarang
Sumber:
https://www.archdaily.com/936421/microlibrar
y-warak-kayu-shau-
indonesia/5e7ddcb8b357658bc30001f6-
microlibrary-warak-kayu-shau-indonesia-
concept?next_project=no diakses pada 20 Mei
2023
Biasanya Warak Ngendog dijadikan
maskot dalam acara Dugderan (tradisi
perayaan menyambut bulan Ramadhan
yang dilakukan oleh umat Islam di
Semarang).
Kesimpulan
Tabel 1. Tabel Klasifikasi Elemen Arsitektur Lokal dan Modern pada Bangunan Warak Kayu
Semarang

Arsitektur Arsitektur Keterangan


Elemen Lokal Modern
Arsitektur

BENTUK

• Kepala ✔ Bentuk atap limasan

• Badan ✔ Fasad berbentuk wajik tersusun


berjajar

• Kaki ✔ Berbentuk panggung

TIANG ✔ Formasi tiang seperti pada tiang


saka guru namun dengan makna
dan fungsi ruang berbeda

MATERIAL ✔ Material menggunakan kayu


lokal seperti bengkirai, meranti

KONSTRUKSI ✔ Konstruksi knockdown atau


prefabrikasi. Konstruksi fasade
Zollinger Bauweise asal Jerman

MAKNA ✔ Penamaan perpustakaan


menggunakan istilah Warak yang
berasal dari hewan mitologi khas
Semarang yaitu Warak Ngendog

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Referensi


bangunan Microlibrary Warak Kayu Lalu, E.D., & Bachtiar Fauzy. (2019).
Semarang lebih didominasi elemen Dominasi ragam akulturasi lokal-
arsitektur lokal dibandingkan dengan moderen pada bangunan
elemen arsitektur modern dengan Casablancka Residence, Bali.
penerapan yang lebih sesuai fungsi ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur.
bangunan, yaitu sebagai perpustakaan mini. https://doi.org/10.30822/arteks.v5il.1
Selain itu, bentuk atap dan panggung tidak 87
murni berbentuk atap dan panggung rumah Lestari, M. A., & Jumino. (2023).
tradisional, tapi disesuaikan agar lebih Analisis Semiotika pada Desain
cocok dengan unsur arsitektur modernnya Bangunan Microlibrary Warak Kayu
serta fungsinya. Semarang terhadap Kenyamanan
Pemustaka.
Masriah, Siti., & Joko Wasisto. https://www.archdaily.com/936421/m
(2002). Makna Microlibrary Warak icrolibrary-warak-kayu-shau-
Kayu di Randusari Kecamatan indonesia
Semarang Selatan Kota Semarang Arini, Sinta Desi. (2021). Bagian Rumah
Bagi Penggagas dan Masyarakat. Limasan, Mengenal Lebih Detail
Messakh, Jeni. (2014). Wujud Hingga Jenis-Jenisnya. Harapan
Akulturasi Sebagai Pembentuk Rakyat. Diakses 26 Juni 2023 dari
Identitas Arsitektur Nusa Tenggara https://www.harapanrakyat.com/2021
Timur. E-Journal Graduate Unpar. /12/bagian-rumah-limasan/
http://journal.unpar.ac.id/index.php/u Bahrudin, Muhammad. (2021). Bermain
npargraduate/article/view/1196/1166. dan Belajar di Microlibrary Warak
Prasetyo, Vfal. (2015). BAB IV Kayu, Perpustakaan Mini Semarang.
Tinjauan Teori Arsitektural. E- Perpustakaan BSN. Diakses 26 Juni
Journal Universitas Atma Jaya. 2023 dari
http://e- https://perpustakaan.bsn.go.id/index.p
journal.uajy.ac.id/8458/5/TA413475. hp?p=news&id=1410
pdf Chairunisa, M. B. (2022). Microlibrary
Purnomo, Adityo., & Bachtiar Fauzy. Warak Kayu Tonjolkan Entitas Lokal
(2020). Akulturasi Arsitektur Lokal Kota Semarang. Lentera Jateng
Dan Modern Pada Bangunan P- Semarang. Diakses 26 Juni 2023 dari
House, Salatiga. ARTEKS : Jurnal https://lenterajateng.com/microlibrary
Teknik Arsitektur 5 (2), 153-64. -warak-kayu-tonjolkan-entitas-lokal-
https://doi.org/10.30822/arteks.v5i2.1 kota-semarang/
12. Dunia Perpustakaan. Microlibrary Warak
RSP, Arissa Aulia. BAB 3 Harmonisasi Kayu, Perpustakaan Mini dari
Arsitektur Jawa: Perencanaan Kantor Semarang yang Mendunia. Diakses 26
Kelurahan Ngawi. E-Journal Juni 2023 dari
Universitas Islam Indonesia. https://duniaperpustakaan.com/2019/
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/hand 08/microlibrary-warak-kayu-
le/123456789/6210/16515015_ARIS perpustakaan-mini-dari-semarang-
SA%20AULIA%20RSP_LAPORAN yang-mendunia.html
%20SDA_BAB%202.pdf?sequence= Kamus Besar Bahasa Indonesia. Akulturasi.
3&isAllowed=y Diakses 20 Mei 2023 dari
Shadrina, Nur. (2021). Keberlanjutan https://kbbi.web.id/akulturasi
material kayu pada microlibrary Pamongbudaya. (2021). Mengenal
warak kayu. UNPAR Institutional Bangunan Berarsitektur Tradisional
Repository. Jawa: Bangunan Joglo (Bagian 2).
Wardiningsih, Siti. (2015). Arsitektur Dinas Kebudayaan DIY. Diakses 26
Nusantara mempengaruhi bentuk Juni 2023 dari
bangunan yang berkembang di https://budaya.jogjaprov.go.id/artikel/
Indonesia. Repository Universitas detail/Mengenal-Bangunan-
Kristen Indonesia, Vol. 2 (2).. Berarsitektur-Tradisional-Jawa-
http://repository.uki.ac.id/492/1/5.%2 Bangunan-Joglo-Bagian-2
0Sitti%20Wardiningsih.pdf. Permata Bank. (2020). Arsitektur
Wijaya, I Kadek Merta. (2016). Berkelanjutan: Microlibrary Warak
Telaah Arsitektur Vernakular Pada Kayu Masa Depan. Diakses 26 Juni
Artikel: The Balinese Christian 2023 dari
Settlement And Church Architecture https://www.permatabank.com/sites/d
As A Model Of Inculturation. efault/files/documents/pdf/Lap%20K
WICAKSANA Jurnal Lingkungan. eu%20Entitas%20Induk%20PT%20B
Archdaily. (2020). Microlibrary Warak ank%20Permata%20Tbk-
Kayu/SHAU Indonesia. Diakses 26 30%20Juni%202020.pdf
Juni 2023 dari
PUPR, SIMANTU. (2015). Ringkasan
Kajian Arsitektur Tradisional. Pusat
Penelitian dan Pengembangan
Perumahan dan Permukiman. Diakses
26 Juni 2023 dari
https://simantu.pu.go.id/personal/img
-
post/adminkms/post/2021032311322
8__F__Ringkasan_Kajian_Arsitektur
_Tradisional_Puskim_Puskim_2015.
pdf
Wikipedia. Warak ngendhog. Diakses 26
Juni 2023 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Warak_
ngendhog#Referensi

Anda mungkin juga menyukai