Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ELEMEN PEMBENTUK RUANG PADA

GEDUNG SATE BANDUNG

DONALIA
15211018

21 September 2022
Mata Kuliah Prinsip Desain Arsitektur
Prodi Arsitektur Institut Teknologi Kalimantan
2022
DAFTAR ISI

1. Halaman Judul…………………………………………… 1
2. Daftar Isi……………………………………………………. 2
3. Pendahuluan…………………………………………….. 3
4. Pembahasan …………………….………………………. 4

2|Page
GEDUNG SATE BANDUNG

PENDAHULUAN

Gambar 1. Gedung Sate Bandung

Gedung sate merupakan gedung kantor Gubernur Jawa barat. Gedung ini memiliki ciri khas
berupa ornamen tusuk sate pada menara sentralnya, yang telah lama menjadi penanda atau
markah tanah kota Bandung yang tidak saja dikenal masyarakat di Jawa barat tetapi juga seluruh
Indonesia bahkan model bangunan itu dijadikan pertanda bagi beberapa bangunan dan tanda-
tanda kota di Jawa Barat. Misalnya bentuk gedung bagian depan Stasiun Kereta ApiTasikmalaya.
Gedung berwarna putih ini mulai dibangun pada tahun 1920 dan masih berdiri kokoh hingga saat
ini.

Arsitektur Gedung Sate merupakan hasil karya arsitek Ir. J.Gerber dan kelompoknya yang tidak
terlepas dari masukan maestro arsitek Beelanda Dr.Hendrik Petrus Berlage yang bernuansakan
wajah arsitektur tradisional Nusantara. Banyak kalangan arsitek dan ahli bangunan menyatakan
Gedung Sate adalah bangunan monumental yang anggun mempesona dengan gaya arsitektur
unik mengarah kepada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa, (Indo Europeeschen architectuur stijl),
sehingga tidak mustahil bila keanggunan Candi Borobudur ikut mewarnai Gedung Sate. Beberapa
pendapat tentang megahnya Gedung Sate di antaranya Coe Pasiher dan Jan Wittenberg dua
arsitek Belanda, yang mengatakan "langgam arsitektur Gedung Sate adalah gaya hasil
eksperimen sang arsitek yang mengarah pada bentuk gaya arsitektur Indo-Eropa".

D.ruhl dalam bukunya Bandoeng en haar Hoogvlakte 1952, "Gedung Sate adalah bangunan
terindah di Indonesia".

3|Page
Pembahasan
menyebutnya sebagai gedung yang
1. Elemen Horizontal ada tusuk sate di atasnya, lalu lebih
a. Lantai dikenal dengan sebutan gedung
sate.

2 Elemen Vertical
a. Fasad

Gambar 2. Lantai Loby


Gedung sate

Lantai merupakan Sebagian


pertemuan bangunan dengan
tanah. Pada lantai didalam Gedung Gambar 4. Fasad Gedung Sate
sate sendiri menggunakan material
granite tile sebagai lantainya. Terlihat dari arsitekturnya, Gedung
Sate menunjukkan kemegahan
b. Atap desain arsitekturnya. Kesan megah
ini sangat ingin ditampilkan oleh
Gerber dalam setiap elemen
bangunannya. Gedung identik
dengan gaya arsitektur Prancis yaitu
Renaissance. Gaya ini diambil dalam
penggunaan bentuk busur yang
berulang atau dikenal dengan fasad.
Pengerjaannya yang benar-benar
rapi dengan ukiran yang halus pada
setiap busur. Di bagian tengah fasad
Gambar 3. Atap Gedung Sate terdapat ornamen yang menyerupai
bentuk candi yang kontras dan
lemen Atap terbagi atas tiga bagian : menarik. Bentuknya menyerupai
Pertama, atap tumpuk tiga gunung disebut Kori Agung.
merupakan tanda mempunyai nilai Ornamen ini disebut fasad dari
yang lebih tinggi dari atap lainnya. Gedung Sate juga dikerjakan dengan
bagian ini dapat dikategorikan penuh kehati-hatian. Hal ini
sebagai tanda ikon. tap tumpuk tiga dilakukan dengan mengikuti sumbu
dengan ornamen diatasnya ternyata poros utara-selatan. Gedung Sate
mengacu pada bentuk bale- dibangun menghadap Gunung
nyungcung yang ada pada daerah Tangkuban Perahu di sebelah utara.
Tatar Sunda. Ornamen yang ada
diatas atap tumpuk tiga yaitu
sebuah tiang dengan hiasan lima
buah bundaran diatasnya sekan
menyerupai tusuk sate dengan lima
buah sate. Sejak sebleum jaman
kemerdekaan masyarakat Orientasi
4|Page
b Bukaan c Pemandangan

Gambar 5. Bukaan Gedung Sate Gambar 6. Pemandangan


sekeliling Gedung Sate
Bukaan yang diambil untuk jendela Gedung sate memiliki
Gedung Sate adalah tema Moor pemandangan hijau
Spanyol. Jendela ini berbentuk disekelilingnya sehingga
seperti busur yang terbuat dari membuat Gedung sate semakin
material bata plester yang condong indah.
ke arah luar dan dilengkapi dengan
kaca berkusen kayu pada bagian
dalamnya. Bata plester diukur
secara sederhana mengikuti bentuk
busur jendela tersebut.

Pada bagian atas jendela


mengandung gaya arsitektur Hindu-
Budha yang menyerupai Gupta
dengan ukiran yang lebih sederhana
dengan Paduraksa yang digunakan
sebagai pembatas dan gerbang
penghubung antar kawasan di
bangunan khusus

3 Kualitas Ruang Arsitektural


a. Derajat Ketertutupan
Derajat ketertutupan pada
Gedung sate sangat terbuka
karena merupakan bangunan
umum yg memiliki bukaan pada
setiap sisi bbangunan untuk
mendapatkan pencahyaan
alami.

b. Pencahayaan
Dengan pencahayaaan yg
terbuka bangunan Gedung sate
memiliki pencahayaan yang
masuk dari setiap bukaan pada
Gedung.

5|Page
Referensi
Purnama Salura. 2012 Analisis Elemen Arsitektural Lokal dan Non Lokal pada Gedung sate Bandung
Muhammad Sadli, 2015 , Adaptasi Bangunan baru terhadap bangunan lama dikawasan konservasi Gedung sate
bandung.

6|Page

Anda mungkin juga menyukai