Anda di halaman 1dari 16

BAB V

ANALISA

5.1 Analisa Ruang Luar


Ruang luar adalah ruang terbentuk oleh batas secara vertikal/bidang tegak
dalam hal ini bangunan dan vegetasi dan batas horizontal (bentang alam) atau
lingkup lainnya. Menganalisa keberadaan ruang luar secara vertikal dan
horizontal menjadi hal terpenting dalam perencanaan untuk menjawab setiap
isu dan permasalahan lingkungan sekitar yang ada.

5.1.1 Analisa Panca Indera Terhadap Tapak


5.1.1.1 View
Analisa view atau penglihatan bertujuan untuk mengetahui potensi dari
sekitar site terkait pemandangan yang nantinya dapat mempengaruhi nilai
dari bangunan yang direncanakan. Faktor view juga akan berpegaruh
terhadap bukaan pada bangunan, zoning terhadap ruang dalam, bentuk
fasade dan juga orientasi bangunan.
1. Data View Tapak
Bila dilihat dari view tapak, pada arah barat dari site langsung
mengarah ke terminal 2 bandara, landasan pacu serta view dari
pantai Ketaping. Arah timur dari site memiliki view stasiun kereta
api bandara dan lahan kosong. Arah utara dari site memiliki view
kantor PT. Pertamina Persero yang beroperasi di kawasan bandara.
Sisi Selatan dari site mengarah ke terminal utama dan parkiran
bandra.
Gambar 5.1. Data View Tapak
2. Analisa View Tapak
Bila dilihat nilai positif dan negativenya view yang ada di lokasi
tapak, didapatkan analisa untuk view utara dan selatan memiliki
nilai view yang negative dan perlu disikapi. Untuk view timur dan
barat memiliki nilai yang positif karena memiliki pemandangan
laut dan juga pegunungan yang bisa menjadi nilai tambah
bangunan.

Gambar 5.2. Analisa View Tapak


3. Tanggapan Terhadap View Tapak
Dari anaslisa yang telah dilakukan, ada beberapa alternatif
penyelesaian yang dapat dilakukan dalam menanggapi potensi dan
permasalahan dari segi view bangunan agar menambahkan nilai
tambah.

Gambar 5.3. Solusi Terhadap view Tapak


a. Orientasi Bangunan
Mengarahkan orientasi atau arah hadapan bangunan dalam
suatu kawasan kebagian view yang memiliki nilai yang
positif. Mengarahkan bangunan ke view barat dan timur
yang memiliki view lautan dan pegunungan.
b. Bukaan Bangunan
Memberikan fokus bukaan bangunan pada view yang
memiliki nilai positif untuk menambah nilai pada bangunan
dengan menarik ruang luar ke dalam.
c. Skala Bangunan
Mendesain masa bangunan dengan skala yang
mendominasi artinya bangunan yang akan dibuat dapat
menjadi focal point pada kawasan baik itu dari tinggi
maupun lebarnya. Hal ini dapat menambah nilai positif
pada site dan menutup nilai negative view.
5.1.1.2 Kebisingan
Analisa kebisingan merupakan sebuah metoda untuk mengetahui sumber-
sumber kebisingan yang ada disekitar site yang dapat mempengaruhi
kenyamanan pada bangunan nantinya. Arah kebisingan juga dapat
mempengaruhi perletakan ruang-ruang pada bangunan dan pola aktivitas
di dalamnya.
1. Data
Kebisingan yang terdapat pada sekitar site bersumber dari aktivitas
yang sibuk di bandara. Dari arah barat memiliki tingkat kebisingan
yang sangat tinggi akibat dari aktivitas penerbangan yang
menghasilkan polusi suara berisik. Pada arah utara yang
merupakan lokasi dari PT, Pertamina memiliki kebisingan sedang
akibat dari kendaraan truk minyak yang beroperasi. Sumber
kebisingan lainnya berasal dari aktivitas stasiun kereta aoi yang
tergolong rendah.

Gambar 5.4. Data Kebisingan Tapak


2. Analisa
Hasil analisa dari data kebisingan yang ada pada site, didapat
bahwa terjadi titik pertemuan kebisingan antara kebisingan tinggi
oleh penerbangan dengan titik kebisingan sedang yang disebabkan
keberadaan truk pertamina. Titika tau simpul pertemuan kebisingan
ini menjadi area paling berpolusi bising tertinggi.
Gambar 5.5. Analisa Kebisingan Tapak
3. Tanggapan
a. Pengaturan zonasi dari ruang dalam pada bangunan dengan
menempatkan ruang bersifat publik dan bisa menrima
kebisingan, serta menempatkan ruangan yang bersifat
private pada zonasi yang jauh dari area kebisingan tinggi.
b. Memberikan sekat atau jarak antara bangunan dengan titik
kebisingan tinggi.
c. Penggunaan material yang dapat meredam polusi suara atau
kebisingan dengan baik agar tidak masuk ke ruang dalam
bangunan.

Gambar 5.6. Tanggapan Kebisingan Tapak

5.1.2 Analisa Iklim


5.1.2.1 Matahari
Analisa matahari bertujuan untuk mengetahui sumber dari pencahayaan
alami yang dapat dimanfaatkan oleh bangunan sebagai energi alternative.
Analisa terhadap matahari akan mempengaruhi berbagai faktor pada
desain seperti bukaan, perletakan ruang atau zoning, orientasi bangunan
serta teknologi bangunan yang dapat memanfaatkan sinar matahari.
1. Data
Dari data BMKG, Kab. Padang Pariaman memiliki suhu tahunan
berkisar 24,4°C–25,7°C dan untuk rata-rata suhu maksimum
31,08°C serta rata-rata suhu minimumnya yaitu 21,34°C. Durasi
matahari harian rata-rata 12 jam 9 menit, terbit paling awal 05.58
dan terbenam paling awal 18.07.

Gambar 5.7. Data Matahari Tapak


2. Analisa
Seusia dengan sifat alami matahari yang bergerak dari timur ke
barat, dimana matahari pagi cendrung lebih sejuk dari padang siang
atau sore. Bagian site yang terkena matahari paling panas yaitu
matahari siang sore berada di sebelah barat. Sedangkan bagian site
sebelah timur menerima itensitas matahari lebih rendah.

Gambar 5.8. Analisa Matahari Tapak


3. Tanggapan
Berikut adalah beberapa solusi yang dihasilkan:
Gambar 5.9. Tanggapan Terhadap Matahari Tapak
a. Desain façade bangunan yang dapat melindungi bagian
bangunan yang terkena panas berlebih melalui secondary
skin.
b. Desain atap dengan penambahan bagian atap yang
menjorok keluar atau berlebih guna membantu
menghalangi cahaya panas masuk.
c. Konsep Indoorgarden yang mampu mengurangi panas yang
ada dan mengeluarkan oksigen sebagai udara bersih.
5.1.2.2 Angin
Analisa terhadap angin berkaitan dengan pengwaan alami yang dapat
dimanfaatkan oleh bangunan untuk memberikan kesejukam pada ruang
dalam. Analisa angin akan mempengaruhi terhadap besar kecilnya bukaan,
posisi bukaan dan orientasi bangunan.
1. Data
Untuk kondisi pergerakan angin di lokasi tapak terbagi dua, yaitu
sumber angin dari arah laut dan sumber angin dari arah darat atau
pegunungan. Angin laut yang berhembus pada siang hari akibat
tekanan udara di lautan yang tinggi menghasilkan udara sejuk.
Pada malam hari tekanan udara di darat lebih tinggi sehingga
menhasilkan angin malam yang sejuk menuju laut. Rataan
kecepatan angin di Kab.Padang Pariaman tercatat yaitu 7,85 Kph.
Gambar 5.10. Data Pergerakan Angin Tapak
2. Analisa
Dari data didapat bahwa pergerakan angin pada site yang lebih
dominan adalah angin laut, karena posisi site yang begitu dekat
dengan samudera Indonesia. Angin yang membawa udara sejuk
pada siang hari.
3. Tanggapan

Gambar 5.11. Tanggapan Terhadap Kondisi Angin


a. Memberikan bukaan yang cukup pada arah barat (angin
laut) untuk masuknya penghawaan alami ke ruang dalam
dan dapat menekan penggunaan AC.
b. Menciptakan cross ventilation pada bangunan dengan
adanya bukan yang berfungsi sebagai input udara alami dan
output dari pertukaran udara yang terjadi di dalam ruang.
c. Desain bentuk dan tatanan bangunan untuk memahami
perilaku angin dan menangkap angin dengan bentuk
bangunan yang bersudut.
5.1.2.3 Hujan
Analisa terhadap curah hujan bertujuan untuk mengetahui pengarunya
terhadap site atau desain yang akan direncanakan. Sebagai negara tropis
yang memiliki curah hujan tinggi, maka bangunan di Indonesia harus
mempertimbangkan secara matang tentang kondisi ini.
1. Data
Dari data BMKG tercatat curah hujan bulan November di Kab.
Padang Pariaman mencapai 289 mm dengan rataan hujan 19 hari.
Rataan curah hujan terendah terjadi di bulan maret yaitu 188 mm.

Gambar 5.12. Data Curah Hujan Tapak


2. Analisa
Dari data didapat bahwa dengan melihat curah hujan yang tinggi di
kawasan site, terjadi beberapa titik genangan saat hujan deras.
Tidak hanya itu, curah hujan yang tinggi juga akan berdampak
pada saat bangunan telah jadi seperti kebocoran dan kerusakan
dinding.
3. Tanggapan
a. Teknologi Biopori konsep dimana sitem yang dapat
mengimpan air berlebih akibat hujan di dalam wadah yang
telah di buat di bawah tanah, dimana air hujan akan diolah
lagi untuk bangunan itu sendiri.
b. Memperhatikan sudut kemiringan atap agar mampu
mengalirkan air hujan dengan intensitas tinggi dengan baik,
dengan kemiringan minimal 30 derajat.

Gambar 5.13. Tanggapan Terhadap Hujan di Tapak

5.1.3 Analisa Aksesibilitas dan Sirkulasi


Aksesibilitas dan sirkulasi berkaitan dengan akses atau jalan yang
digunakan oleh kendaraan bermotor dan juga manusia untuk menuju seatu
tempat. Akses menuju dan juga keluar dari suatu tempat harusnya sesuai
dengan kebutuhan kawasan, untuk kawasan publik atau untuk kawasan
pemukiman tentu berbeda. Sirkulasi manusia berupa pedestrian/trotoar
yang layak juga penting demi kenyamanan pengguna.
1. Data
Bila dilihat dari lokasi site yang berada di dalam kawasan Bandara
Internasional Minangkabau, site tidak terkoneksi dengan jalan
utama secara langsung namun hanya terhubung dengan jalan
lingkungan bandara. Jalan yang menghubungkan terminal bandara
dengan stasiun memiliki lebar 7 m tanpa adanya pedestrian. Untuk
jalan utama keluar masuk bandara adalah jalan dua jalur yang
terhubung dengan bypass Padang.
Gambar 5.14. Data Aksesibilitas dan Sirkulasi
2. Analisa
Dari data ditemukan bebrapa permasalahan akses dan sirkulasi
yang ada di site. Keberadaan jalur sirkulasi yang mampu
membentuk pola pergerakan pengguna belum cukup baik.
Entrance dan drop off dari site juga perlu dipertimbangkan dan
integrasi transportasi baru selain kereta yang dapat menambah
keberagaman moda transportasi yang ada.

Gambar 5.15. Analisa Aksesibilitas dan Sirkulasi


3. Tanggapan
a. Menciptakan jalur sirkulasi manusia yang dapat
memanfaatkan jalur bawah tanah yang lebih rapi dan tidak
memerlukan banyak ruang.
b. Aksesibilitas dengan memasukan moda transportasi baru
seperti bus untuk dapat terkoneksi dengan site.
c. Transport demmant management (TDM) sebagai konsep
yang dapat mengatsi permsalahan kemacetan di kawasan
site dengan memaksa pengguna menggunkan moda
transportasi yang terintegrasi

Gambar 5.16. Tanggapan Aksesibilitas dan Sirkulasi


5.1.4 Analisa Vegetasi Alami
Kondisi fisik alamiah pada suatu tapak berkaitan dengan segala sesuatu
yang bersumber dari alam dan dapat menjadi nilai besar bagi suatu fungsi.
Saat ini vegetasi telah menjadi bagian penting bagi bangunan dalam
mewujudkan bangunan sehat dan hemat energi atau green building.
1. Data
Dari survei yang dilakukan langsung, tapak masih cukup banayak
ditumbuhi pepohonan besar maupun kecil. Pohon disini memiliki
dua fungsi yaitu sebagai peneduh bangunan dan juga pohon
sebagai pengarah jalan. Area hujau berupa rerumputan dan Semak
juga masih ada.
2. Analisa
Darai data didapat bahwah terdapat pohon-pohon besar di arah
utara site yang sudah besar dan tua tumbuh tidak beraturan.
Vegetasi berupa pohoh di tapak juga masih belum tertata dengan
baik sesuai dengan kebutuhan. Kurangnya pepohonan pada titik-
titk penting seperti peneduh jalan. Melihat vegetasi juga mampu
untuk menekan polusi udara dan suara yang efektif.
3. Tanggapan
a. Membawa vegetasi ke ruang dalam bangunan melalui
konsep indoor garden dan indoor farming berbasis budaya
lokal untuk menciptakan suasana asri tidak hanya di luar
tapi di dalam.
b. Semua pohon yang sudah tua dan dinilai membahayakan
akan digantikan dengan pohon yang mampu memberikan
manfaat bagi tapak
c. Mendesain landscape vegetasi luar bangunan dengan
menciptakan ruang terbuka yang dapat dinikmati semua
kalangan untuk mengisi waktu luang.

5.1.5 Analisa Utilitas Tapak


Utilitas adalah fasilitas pendukung dari suatu bangunan yang membuat
bangunan berfungsi dengan baik dan memenuhi semua kebutuhan
penggunanya. Utilitas pada tapak yang berada di luar contonya adalah
drainase, listrik dan sumber air.
1. Data
Lokasi tapak yang berada di kawasan BIM membuat segala
kebutuhan utilitas tapak sudah cukup terpenuhi. Keberadaan
sumber air yang sudah pasti ada, keberadaan listrik dan lampu
jalan yang memadai. Namun keadaan sistem drainase di sekitaran
tapak kurang tertata dengan baik. Keadaan drainase yang kotor dan
tergenang air menjadi masalah.
2. Analisa
Dari analisa yang dilakukan titik-titik lampu di beberpa tempat
perlu ditambahkan serta, perbaikan drainase di sisi stasiun dengan
lebih baik perlu dilakukan untuk menciptkan landscape kawasan
yang bersih.
3. Tanggapan
a. Mengubah semua utilitas luar bangunan menjadi
underground yang tertutup dan terlihat rapi tanpa adanya
kabel yang terlihat.
b. Sistem drainase tertutup, dimana dengan dititp dapat
menjadi sirkulasi pedestrian yang cukup.

5.1.6 Analisa Superimposse


5.2 Analisa Ruang Dalam
5.2.1 Data Fungsi
5.2.2 Analisa Programtik
A. Analisa Pengguna
1. Analisa Pelaku dan Pola Kegiatan

Diagram 5.1. Jenis Pelaku di Leisure Hub


2. Pelaku dan Pola Kegiatan Penumpang Bandara (Keberangkatan)
Diagram 5.2. Pola Kegiatan Penumpang Bandara Keberangkatan

3. Pelaku dan Pola Kegiatan Penumpng Bandara (Kedatangan)

Diagram 5.3. Pola Kegiatan Penumpang Bandara Kedatangan Internasional

Diagram 5.3. Pola Kegiatan Penumpang Bandara Kedatangan Nasional


4. Pelaku dan Pola Kegiatan Masyarakat Kota
5. Pelaku dan Pola Kegiatan Manajemen Bangunan
6. Pelaku dan Pola Kegiatan Penyewa Tenant/Ritel
7. Pelaku dan Pola Kegiatan Maskapai Penerbangan

5.2.3 Analisa Kebutuhan Ruang


5.2.4 Analisa Besaran Ruang
5.2.5 Analisa Hubungan Ruang
5.2.6 Organisasi Ruang
5.3 Analisa Bangunan
5.3.1 Analisa Bentuk dan Massa Bangunan
5.3.2 Analisa Struktur Bangunan
5.3.3 Analisa Utilitas Bangunan

Anda mungkin juga menyukai