KONSEP PERANCANGAN
95
dari keramaian dan hiruk pikuk kota Larantuka. Jalan yang terdapat
di tapak merupakan satu-satunya akses utama sehingga
pencapaiannya tidak sulit.
2. Konsep Tapak
96
Restaurant:
Pemilihan vegetasi yang ada terlihat lebih teratur dan terarah. Selain itu,
kesan tapak yang memiliki nilai estetika.
5.1.4 Konsep Landscape
a) Konsep Lampu Tapak
97
Gambar 5.8 Konsep Landscape
Sumber: (Analisa Penulis, 2016)
98
Tapak terlihat rapi, tapak dengan jangkauan evektif, tapak terlihat
bebas dan dipisahkan antara pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi
terkesan rekreatif dalam area tapak dan menambah nilai estetika.
d) Konsep Klimatologi
1. Antisipasi terhadap matahari
Penggunaan (vegetasi) pepohonan dan penggunaan material kaca
karena keduanya dapat mengurangi penyinaran matahari
langsung.
99
Gambar 5.13 Konsep Material Penutup Tanah
Sumber: (Analisa Penulis, 2016)
100
5.2.2 Konsep Struktur dan Konstruksi
1. Sup Struktur
Pondasi :
Pondasi yang digunakan untuk pembangunan pusat perbelanjaan
di kota Larantuka adalah pondasi tiang pancang dan pondasi
lajur.
2. Super Struktur
a. Kolom Struktur
Menggunakan material beton, digunakan untuk memikul
beban secara langsung baik beban vertikal maupun beban
horisontal dan disalurkan ke dalam tanah;
b. Balok
Balok induk dan balok anak menggunakan material baja, untuk
menahan beban lantai dan mampu stabil dalam menyalurkan
gaya;
c. Lantai
Menggunakan floor deck dibandingkan plat lantai beton
adalah mudah dalam pengerjaan, anti karat, dan anti bocor.
d. Dinding
Pada bangunan Pusat Perbelanjaan memakai dinding bata
menggunakan Alucopan plate dan glass manufacturer dengan
dikaitkan pada spider fitting Untuk memasang kaca pada
dinding yakni menghadirkan spider fitting yang digunakan
101
untuk menjepit kaca. Alat ini dipakai untuk menjepit kaca
yang difungsikan menjadi dinding. Alat ini menjadi solusi
membuat bukaan lebar dari kaca, tanpa harus terlihat rangka-
rangka pembaginya.
3. Upper Struktur
Pemilihan jenis atap untuk perencanaan pusat perbelanjaan yaitu
atap empat air dengan memakai kuda-kuda baja ringan dan atap
datar, sedangkan pada bangunan penunjang lainnya juga
memakai atap datar.
5.3 Konsep Utilitas
5.3.1 Konsep Sistem Distribusi Air Bersih, Air Panas dan Air Kotor
A. Sistem Distribusi Air Bersih
Menggunakan system down feed distribution karena tidak ada
perubahan tekanan selama pompa bekerja secara otomatis serta
perawatannya sederhana.
B. Sistem distribusi air buangan/air kotor
Air kotor terdiri dari 2 macam, yaitu grey water (air buangan yang
berasal dari sink dapur, wastafel, floordrain kamar mandi) dan black
water (berasal dari kloset).
5.3.2 Konsep Sistem Penghawaan/ Pengkondisian Udara
A. Penghawaan Alami
Sistem pertukaran udara yang berlangsung secara alami melalui
pintu, jendela dan ventilasi digunakan semaksimal mungkin untuk
mengurangi penggunaan energi penghawaan buatan.
B. Penghawaan Buatan
Sistem pertukaran udara yang menggunakan alat pengkondisian
udara (Air Conditioning). Sistem penghawaan buatan yang dipakai
adalah dengan menggunakan AC sentral dan AC unit dengan
penempatan jenis AC sesuai dengan cara kerjanya.
102
Gambar 5.17 Chiller AC Sentral dan AC Unit
(sumber gambar: Gogglesearching/datedownload, 2016)
103
2) Menyediakan fire hidrant disekeliling bangunan.
B. Sistem Pencegahan Kebakaran Dalam Bangunan
Konsep yang dipergunakan adalah:
1) Sprinkler System;
2) Fire Extinguisher.
104
DAFTAR PUSTAKA
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1995), Edisi 2, hal. 832 dan 815
Novia, Windy S.pd. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kashiko Press, Surabaya
Badan Pusat Statistik. (2015), Larantuka Dalam Angka 2015, CV. Chrisevel, Kota
Larantuka
(http://google earth.com)
(http://google.com)
(http://wikipedia-ensiklopedia.com)