Anda di halaman 1dari 115

1

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini mengidentifikasi proyek, meliputi informasi proyek analisis bangunan
dan data teknis pelaksanaan pekerjaan.

A. Informasi Proyek
1. Nama Proyek
Nama Proyek adalah Proyek Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar
(SD) Sisir 3, 4, dan 6, Sub Pekerjaan Penambahan Gedung Olah Raga / Serba
Guna di Kota Batu
2. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar (SD) Sisir 3, 4, dan 6,
Sub Pekerjaan Penambahan Gedung Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu ini
berada di Kelurahan Sisir Kota Batu
3. Fungsi Bangunan
Pembangunan Gedung Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu ini berfungsi
sebagai gedung olah raga bulu tangkis (latihan dan kompetisi), Voley ball
(latihan), dan sebagai gedung serba guna.
4. Sumber Dana
Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar (SD) Sisir 3, 4, dan 6, Sub
Pekerjaan Penambahan Gedung Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu ini berasal
dari Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) RI, tahun
anggaran 2014.
5. Besarnya Biaya
Biaya Pembangunan Merger Gedung Sekolah Dasar (SD) Sisir 3, 4, dan 6
adalah sebesar Rp. 33.275.100.000,00. Dari total biaya tersebut Sub Pekerjaan
Penambahan Gedung Olah Raga / Serba Guna mendapat alokasi dana sebesar Rp.
9.982.530.000,00 (30% dari total biaya Merger). Dalam alokasi dana tersebut
sudah termasuk segala pengeluaran pemborongan beserta pajak-pajak dan
pungutan-pungutan pihak lainnya.
Pada proyek ini akan dibuat 3 kali termeyn. Termeyn pertama sebesar 50%
dari harga borongan setelah prestasi pekerjaan mencapai 55%. Termeyn kedua


2
sebesar 45% dari harga borongan setelah prestasi pekerjaan mencapai nilai 100%,
dan termeyn ketiga sebesar 5% dari harga borongan.
Penyerahan dilakukan dua kali, penyerahan pertama meliputi semua check list
item pekerjaan. Penyerahan kedua merupakan serah terima kunci. Setelah
penyerahan kedua, termeyn ketiga diberikan pada kontraktor. Sedangkan
kontraktor memberikan jaminan pemeliharaan bangunan selama waktu yang telah
disepakati.
6. Pengelolaan Proyek
a. Pemberi Tugas/Pemilik Proyek
Pemberi Tugas/Pemilik Proyek adalah orang/badan yang memiliki proyek
dan memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar
biaya pekerjaan tersebut. Pemberi Tugas/Pemilik Proyek pada Proyek ini
adalah Pemerintah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
Pemerintah Kota Batu.
b. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan
bangunan secara lengkap baik bidang arsitektur, sipil dan bidang lain yang
melekat erat membuat sebuah sistem bangunan.
Konsultan perencana bertugas menterjemahkan keinginan pemilik proyek,
produk yang dihasilkan oleh konsultan perencana adalah gambar prarencana,
gambar rencana, perhitungan struktur, RKS, RAB (Rencana Anggaran Biaya),
dan jadwal pelaksanaan. Konsultan Perencana pada Proyek ini adalah CV.
Bangun Citra Kresindo (BCK), yang beralamat di Jl. Sengkaling Indah 12A
Sengkaling Malang.
c. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas merupakan tangan kanan pemilik proyek, bertugas
mengawasi pelaksanaan bangunan yang dilakukan oleh kontraktor. Konsultan
Pengawas pada Proyek ini adalah CV. Bangun Citra Kresindo (BCK), yang
beralamatkan di Jl. Sengkaling Indah 12A Sengkaling Malang.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan
menyelenggarakan pelaksanaan sesuai biaya yang telah ditetapkan
berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.


3
Kontraktor bertugas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana,
peratuaran dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanwessing dan
syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. Selain itu
kontraktor bertugas untuk membuat gambar-gambar pelaksanaan (shop
drawing) dan As build drawing yang disahkan oleh konsultan
pengawas dan menyediakan alat keselamatam kerja seperti yang
diwajibkan dalam perturan. Kontraktor pada Proyek ini adalah CV.Indo
Bangun Citra Persada (IBCP), yang beralamatkan di Jl. Anggrek 12A Malang.
7. Organisasi Pelaksanaan Proyek
Kontraktor CV.Indo Bangun Citra Persada (IBCP) menunjuk seorang
pemimpin yang mengatur seluruh kegiatan lapangan (masalah teknis, keuangan,
logistik, keamanaan dsb) dan bertindak sebagai wakil kontraktor sekaligus
bertanggung jawab kepada kontraktor, pemimpin ini disebut Site Manager.
Didalam pelaksanaannya Site Manager akan dibantu oleh bagian Sipil Work,
Mechanical Electrical (ME), Logistik, Administrasi, Keuangan dan Keamanan.




KONTRAKTOR
SITE MANAGER
KONSULTAN
PENGAWAS
KONSULTAN
PERENCANA
MANDOR
TUKANG
KEPALA
TUKANG
PEKERJA
M E SIPIL WORK
MANDOR
TUKANG
KEPALA
TUKANG
PEKERJA


4
B. Analisis Bangunan
1. Arsitektural
Dalam merencanakan suatu bangunan harus diperhatikan beberapa aspek
arsitektural seperti organisasi ruang, penghawaan, pencahayaan dan sirkulasi
horizontal dan vertikal. Sehingga bangunan yang direncanakan memberikan
kenyamanan penghuninya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai aspek-aspek
tersebut:
a. Filosofi Bangunan
Filosofi bangunan ini menggambarkan suatu bangunan yang didirikan untuk
membangkitkan kembali olahraga bulu tangkis terutama di kota Batu.
b. Bentuk Arsitektural
Bangunan ini adalah sebuah gedung olahraga yang berfungsi sebagai
tempat olah raga khususnya bulu tangkis untuk latihan dan kompetisi dan
volley ball untuk latihan. Untuk itu bangunan ini harus kokoh, nyaman, aman,
dan teratur.
Bangunan ini di bangun dengan kesan nyaman dan bersih, dengan
menggunakan penerangan yang cukup, dan warna cat yang putih bersih agar
menampilkan suasana yang kalem pada ruangan. Selain itu kesan kokoh juga
sangat ditonjolkan pada bangunan ini yang ditandai dengan bentuk bangunan
yang melebar dan ber tingkat yaitu lantai 2 (dua).. Desain bangunan tersebut
didasarkan pada halhal sebagai berikut.
1) Struktur bangunan yang kuat untuk keamanan pengguna.
2) Menciptakan suasana yang nyaman dan bersih untuk penonton dan
pemain olah raga maupun untuk pertemuan.
3) Mengoptimalkan pencahayaan alami pada siang hari dengan memberi
banyak bukaan pada bangunan. Apalagi untuk bangunan olah raga
supaya mengoptimalkan saat penggunaannya, baik untuk pemain maupun
penonton.
4) Untuk interior terdiri dari tiga elemen pokok yaitu dinding sebagai
penyekat, elevasi lantai yang membedakan fungsi ruang, dan plafon
sebagai bidang pembentuk sisi atas ruangan.




5

c. Organisasi Ruang
Ruang adalah meliputi seluruh isi bangunan dan susunan pengelompokan
kegiatan kegiatan yang terjadi, maupun hal hal yang mempengaruhi
kenyamanan fisik maupun non fisik bangunan.
Untuk memperoleh tata ruang yang diinginkan, maka perlu adanya
pendefinisian ruangan agar dapat dilakukan pengelompokan ruangan
ruangan sesuai dengan fungsinya. Secara umum ruangan ruangan yang ada
didalam gedung olah raga ini dapat didefinisikan sebagai berikut.

No Jenis Ruangan Ukuran (m) Sifat
1.
Ruang Utama
(Lapangan bulu tangkis)
16.00 x 30.00 Publik
2. Tribun Penonton
7.50 x 19.00
2.80 x 19.00
Publik
3. Gudang 2.80 x 12.00 Privat
4. Ruang Atlit 2 x (4.75 x 5.35) Semi Privat
5. Ruang Ganti Atlit
2 x (1.85 x 3.00)
2 x (1.85 x 4.00)
Privat
7. Toilet Atlit 10 x (1.50 x 1.50) Privat
8. Toilet Umum 4.50 x 8.00 Publik
9. Kantin 2.80 x 6.70 Publik

Sifat ruang dilihat dari privasi pemakaiannya, ruangan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1) Privat, yaitu ruangan yang menmpunyai sifat privat. Artinya bersifat
tertutup bagi orang luar.
2) Semi Privat, yaitu ruangan yang mempunyai sifat privat tetapi untuk
umum.
3) Publik, yaitu ruangan yang dapat dijangkau oleh segala publik.



6

d. Penghawaan
Sistem penghawaan di dalam gedung merupakan sirkulasi keluar masuknya
udara di dalam ruangan sehingga udara yang berada di dalam ruangan tetap
bersih dan tidak menimbulkan kelembaban. Sistem penghawaan di dalam
ruang dipengaruhi oleh ventilasi yang terdapat pada setiap sisi bangunan
sebagai jalan udara masuk dan keluar. Pada proyek pembangunan Gedung
Olah Raga / Serba Guna di Kota Batu, ventilasi yang yang digunakan adalah
jendela.
e. Pencahayaan
Kualitas pencahayaan yang baik sangat penting untuk beraktivitas dalam
kehidupan sehari-hari. Upayanya yaitu dengan cara memaksimalkan cahaya
siang hari yang tepat ke dalam ruangan. Cahaya siang hari yang masih bisa
dimanfaatkan untuk penerangan ruangan adalah antara jam 08.00 sampai
dengan jam 16.00 serta distribusi cahaya di dalam ruangan merata. Dengan
memanfaatkan pencahayaan siang hari yang efisien bisa mengurangi
pemakaian cahaya buatan.
Pencahayaan alami yang digunakan berupa jendela dengan jumlah yang
cukup untuk memperoleh cahaya dan diletakkan pada tempat yang mudah
dicapai oleh penghuni. Selain itu pencahayaan buatan berupa lampu juga
digunakan dalam sistem penerangan pada bangunan ini agar bangunan dapat
digunakan saat cahaya matahari kurang atau pada malam hari.
f. Sirkulasi Horisontal dan Vertikal
Aspek kenyamanan suatu bangunan dapat juga dilihat dari segi kemudahan
dalam sirkulasi baik vertikal maupun horizontal. Sirkulasi horizontal dilihat
dari hubungan antar ruang yang berada dalam suatu bangunan. Sedangkan
sirkulasi vertikal digunakan tangga hal ini dikarenakan bangunan hanya 2
lantai agar lebih ekonomis tetapi tidak mengurangi kenyamanan bagi
penghuninya.







7
2. Konstruksi Bangunan
Lingkup struktur adalah hal-hal yang berkaitan dengan struktur penyangga
bangunan ini. Bila ditinjau dari letak dan posisi struktur dapat dibedakan sebagai
berikut:
a. Struktur Bawah (Sub Structure)
1) Pondasi Beton
Pondasi adalah konstruksi paling bawah pada bangunan yang
berfungsi meneruskan beban yang diterima dari struktur diatasnya untuk
disalurkan ke lapisan tanah ijin. Pondasi yang kuat merupakan faktor
penting untuk menjamin kekokohan bangunan. Pada bangunan ini
menggunakan pondasi menerus dan pondasi beton setempat. Pada semua
jenis pondasi beton digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja
(fy) 240 Mpa.
a) Pondasi Beton menerus
Pondasi beton menerus berfungsi meneruskan beban yang
diterima dari struktur diatasnya untuk disalurkan ke lapisan tanah
ijin. Selain itu pondasi beton menerus berfungsi menahan beban
horizontal karena beda elevasi terutama pada besement dengan beda
elevasi terbesar 2.70 meter. Terdapat dua jenis pondasi beton
menerus yang digunakan pada bangunan ini, yaitu pondasi beton
menerus sentris dan pondasi beton menerus eksentris.
Pada pondasi beton menerus eksentris digunakan foot plat
ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki
menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan
tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan
tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.

Gambar 1.1 Pondasi beton menerus eksentris


8

Pada pondasi beton menerus sentris digunakan foot plat
ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki
menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan
tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan
tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.


b) Pondasi Beton setempat
Pondasi beton setempat berfungsi meneruskan beban yang
diterima dari struktur diatasnya untuk disalurkan ke lapisan tanah
ijin. Pondasi beton setempat berada tepat dibawah kolom-kolom
utama bangunan, ada dua jenis pondasi beton setempat yang
digunakan pada bangunan ini, yaitu pondasi stroos dan pondasi foot
plat. Alasan digunakan pondasi stroos dan pondasi foot plat adalah
pembebanan dari tiap kolom utama yang berbeda.
(1) Pondasi Stroos
Pondasi stroos memiliki ukuran diameter 30 cm dan
dipancang sedalam 2,00 m dari dasar pile cap. Untuk tulangan
utamanya 619, tulangan sengkangnya 12-150. Terdapat tiga
jenis pile cap pada bangunan ini tergantung dari tempat dan
beban yang diterima pilecap.
Gambar 1.2 Pondasi beton menerus sentris


9


Untuk pile cap tipe 1 direncanakan panjang 130 cm dan lebar
70cm dengan tebal 40 cm dan tulangan yang digunakan 22-
150 dan terdapat 2 stroos.
Gambar 1.3 Pondasi Stroos (potongan pondasi stroos tipe 3)


10


Untuk pile cap tipe 2 direncanakan panjang 130 cm dan lebar
130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan
yang digunakan 22-150 dan terdapat 3 stroos.



Untuk pile cap tipe 3 direncanakan panjang 130 cm dan lebar
130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan
yang digunakan 22-150 terdapat 3 stroos.
Gambar 1.4 Pile cap pondasi Stroos tipe 1
Gambar 1.5 Pile cap pondasi Stroos tipe 2


11



(2) Pondasi foot plat
Digunakan 2 jenis foot plat yaitu foot plat dibawah kolom
utama dan foot plat dibawah tribun. Foot plat dibawah kolom
menggunakan ukuran 1,3 x 1,3 meter dengan tebal plat kaki
yaitu 40 cm dan, tulangan yang digunakan pada plat kaki
pondasi menggunakan 19-150.


Foot plat dibawah tribun menggunakan ukuran 1,3 x 1,3 meter
dengan tebal plat kaki yaitu 30 cm dan, tulangan yang
digunakan pada plat kaki pondasi menggunakan 19-150.
Gambar 1.6 Pile cap pondasi Stroos tipe 3
Gambar 1.7 Pondasi Foot Plat dibawah kolom utama


12


2) Kolom (dibawah Sloof)
Kolom dibawah sloof berfungsi untuk meneruskan beban yang
diterima dari atas (kolom diatas sloof) ke pondasi yang berada
dibawahnya. Terdapat 5 jenis kolom di bawah sloof tergantung dari
penempatan kolom dan beban yang diterima masing-masing kolom.
Struktur kolom dibawah Sloof pada bangunan ini menggunakan kolom
dengan ukuran yang sama dengan kolom diatas Sloof maupun kolom
lantai 2. Pada semua jenis kolom digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa
dan mutu baja (fy) 240 Mpa.
Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50
mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200
Gambar 1.8 Pondasi Foot Plat dibawah Tribun
Gambar 1.8 Kolom tipe 1


13


Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan
tulangan sengkang 8-200


Gambar 1.9 Kolom tipe 2
Gambar 1.10 Kolom tipe 3
Gambar 1.11 Kolom tipe 4


14
Untuk kolom tipe 5 digunakan ukuran 25/30 dan selimut beton
50mm dengan panjang 1,30 m, menggunakan tulangan utama 619 dan
tulangan sengkang 8-200


3) Pondasi Batu Kali
Pondasi batu kali merupakan konstruksi yang berfungsi untuk
menahan beban diatasnya terutama beban dari dinding. Pada bangunan
ini digunakan 4 tipe pondasi batu kali, tipe tersebut berdasarkan
penempatan pondasi dan tanah ijin yang ditempati pondasi. Pada semua
jenis pondasi batu kali digunakan mutu beton (fc) 17,5 Mpa.
Pada pondasi batu kali tipe 1 digunakan ukuran telapak yang relatif
kecil (40cm), ini dikarenakan pondasi ini berada pada besement dengan
kedalaman basement 1,00m dari muka tanah (sudah berada pada tanah
keras).

Gambar 1.12 Kolom tipe 5
Gambar 1.13 Pondsai batu kali tipe 1


15
Pada pondasi batu kali tipe 2 digunakan ukuran telapak yang sama
dengan pondasi tipe 1, ini dikarenakan pondasi ini berada pada besement
dengan kedalaman basement 1,00m dari muka tanah (sudah berada pada
tanah keras). Pondasi ini menggunakan bentuk eksentris dikarenakan ada
elevasi lantai 0,60m, apabila menggunakan bentuk sentris maka akan
ada tonjolan pada elevasi lantai yang rendah.


Pada pondasi batu kali tipe 3 digunakan ukuran telapak yang
digunakan pada pondasi batu kali pada umunnya (0,60m), namun pada
pondasi ini tidak terdapat dinding diatas slooy-nya dikarenakan pondasi
ini berfungsi untuk membagi lantai dasar sehingga memudahkan pada
proses pengurugan dan pemadatan tanah urugan.
Pada pondasi batu kali tipe 4 digunakan bentuk pondasi eksentris
dengan ukuran telapak 0,70m, bentuk eksentri dipilih karena letak dari
pondasi tersebut yang berada pada sisi luar bangunan.
Gambar 1.14 Pondsai batu kali tipe 2


16


Gambar 1.15 Pondsai batu kali tipe 3
Gambar 1.16 Pondsai batu kali tipe 4


17
4) Sloof dan Balok Koppel
Sloof adalah balok yang berfungsi untuk menahan beban dari atas
dan disebar secara merata pada pondasi batu kali maupun pada pondasi
beton menerus. Karena semua sloof selalu berhubungan langsung dengan
tanah maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm.
Untuk semua sloof diatas pondasi batu kali pada bangunan ini
digunakan ukuran 15/20 cm dengan mutu beton (fc) 17,5 Mpa dan mutu
baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas
312, tulangan pokok bawah 312, dan tulangan sengkang 8 200.

Untuk semua sloof diatas pondasi beton menerus pada bangunan ini
digunakan ukuran 25/30 cm dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu
baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas
319, tulangan pokok bawah 319, dan tulangan sengkang 8 200.
Karena sloof selalu berhubungan langsung dengan tanah maka selimut
beton yang digunakan adalah 50 mm.
Balok kopel berfungsi untuk menahan gaya kopel yang terjadi
karena penurunan salah satu pondasi, sehingga penurunan yang terjadi
diharapkan terjadi secara bersamaan sehingga tidak merusak struktur
diatas pondasi. Balok kopel pada bangunan ini dipasang pada kolom
pendek (kolom utama) dibawah sloof.
Untuk balok kopel pada bangunan ini digunakan ukuran 30/40 cm
dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa,
penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas 419, tulangan
pokok bawah 419, tulangan tengah 416, dan tulangan sengkang 10
150. Karena balok kopel selalu berhubungan langsung dengan tanah
maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm


18

b. Struktur Atas (Upper Structure)
1) Kolom (diatas (Sloof)
Kolom diatas sloof berfungsi untuk meneruskan beban yang
diterima dari atas (balok induk dan kuda-kuda) ke kolom dibawah sloof
yang berada dibawahnya. Terdapat 5 jenis kolom di diatas sloof
tergantung dari penempatan kolom dan beban yang diterima masing-
masing kolom. Struktur kolom diatas Sloof pada bangunan ini
menggunakan kolom dengan ukuran yang sama dengan kolom dibawah
Sloof maupun kolom lantai 2. Pada semua jenis kolom digunakan mutu
beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa.
Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50 mm
dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200
Gambar 1.8 Kolom tipe 1


19


Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan
tulangan sengkang 8-200


Gambar 1.9 Kolom tipe 2
Gambar 1.10 Kolom tipe 3
Gambar 1.11 Kolom tipe 4


20
Untuk kolom tipe 5 digunakan ukuran 25/30 dan selimut beton
50mm dengan panjang 1,30 m, menggunakan tulangan utama 619 dan
tulangan sengkang 8-200


2) Balok Induk
Balok induk adalah komponen struktur yang berfungsi untuk
menehan beban dari balok anak, plat lantai, tembok, dan beban lain untuk
disalurkan ke struktur kolom. Pada bangunan ini balok induk
menggunakan banyak ukuran, tergantung dari beban yang diterima dan
bentang dari balok induk tersebut. Pada semua jenis balok induk
digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa
dengan selimut beton 40 mm. Berikut adalah tabel balok induk yang
digunakan dalam bangunan ini.

Nama
balok
induk
Lokasi balok
induk
Gambar detail
Penggunaan
Tulangan
B1 Balok induk
miring pada
tribun penonton
kanan
(tumpuan)

Tulangan atas 716
Tulangan bawah 716
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

Gambar 1.12 Kolom tipe 5


21
B2 Balok induk
miring pada
tribun penonton
kanan
(lapangan)

Tulangan atas 416
Tulangan bawah 716
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

C1 Balok induk
basement
(tumpuan)

Tulangan atas 616
Tulangan bawah 416
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

C2 Balok induk
basement
(lapangan)

Tulangan atas 216
Tulangan bawah 416
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200



22
D1 Balok induk
pada tribun
penonton kiri
(tumpuan)

Tulangan atas 516
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

D2 Balok induk
pada tribun
penonton kiri
(lapangan)

Tulangan atas 416
Tulangan bawah 716
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

D3 Balok induk
pada tribun
penonton kiri
(konsol)

Tulangan atas 516
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200


23
H2 Balok induk
lantai 2 (balkon)
(tumpuan
konsol)

Tulangan atas 716
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150
H1 Balok induk
lantai 2 (balkon)
(lapangan/
ujung konsol)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200
H3 Balok induk
lantai 2 (balkon)
(tumpuan)

Tulangan atas 516
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200





24
B8(l) Balok induk
atap (dak beton)
(lapangan)

Tulangan atas 216
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

B8(t) Balok induk
atap (dak beton)
(tumpuan)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150





25
3) Balok Anak
Balok anak adalah komponen struktur yang berfungsi untuk
menehan beban dari balok anak yang lain, plat lantai, tembok, dan beban
lain untuk disalurkan ke balok induk atau struktur kolom. Pada bangunan
ini balok anak menggunakan banyak ukuran, tergantung dari beban yang
diterima dan bentang dari balok anak tersebut. Pada semua jenis balok
anak digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa
dengan selimut beton 40 mm. Berikut adalah tabel balok anak yang
digunakan dalam bangunan ini.

Nama
balok
anak
Lokasi balok
anak
Gambar detail
Penggunaan
Tulangan
G1 Balok anak
(tumpuan)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

G2 Balok anak
(lapangan)

Tulangan atas 216
Tulangan bawah 416
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200



26
G3 Balok anak
(tumpuan dan
lapangan
bentang pendek)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150





27
4) Plat Lantai
Pada bangunan ini adat 4 jenis plat lantai antara lain plat lantai
miring untuk tribun, plat lantai 2 dan balkon, plat basement, dan plat
atap. Pada semua jenis plat mutu beton (Fc) yang digunakan adalah
22,5Mpa, mutu baja (fy) yang digunakan adalah 240 Mpa, untuk tebal
pelindung beton digunakan 20 mm.

a) Plat lantai miring tribun
Plat miring tribun menggunakan tebal 120mm ada 2 tipe plat yaitu A
dan B, berikut detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat A 4,20 x 2,20 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm
Plat B 1,20 x 2,20 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

b) Plat lantai dua dan balkon
Plat lantai dua dan balkon menggunakan tebal 120mm ada 3 tipe
plat yaitu E, F, dan G, berikut detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat E 2,20 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm
Plat F 3,20 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm
Plat G 4,80 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

c) Plat basement
Plat lantai basement digunakan sebagai tempat tendon air, plat
menggunakan tebal 120mm ada 2 tipe plat yaitu E, F, dan G, berikut
detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat C 4,10 x 3,60 m Plat dua arah 10-200 mm 10-200 mm 8-200 mm
Plat D 1,50 x 3,60 m Plat satu arah 10-200 mm 10-200 mm 8-200 mm




28
d) Plat atap
Plat atap menggunakan tebal 100mm ada 6 tipe plat yaitu A, B, D, E
F, dan G, berikut detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat A 2,75 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat B 4,30 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat D 3,10 x 6,60 m Plat satu arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat E 1,50 x 6,60 m Plat satu arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat F 2,75 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat G 0,90 x 1,60 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm


c. Atap
1) Penutup Atap
Pada bangunan ini penutup atap yang digunakan adalah asbes gelombang
ukuran
2) Gording
Gording berfungsi untuk menerima beban dari penutup atap baik beban
hidup, mati, angin, dan beban yang lain. Pada bangunan ini gording yang
digunakan adalah baja profil Light Lip Channel 150.65.20.3,2 mm,
dipasang 28 buah (jarak antar gording 0,75m) dengan bentang terpanjang
7,45m. mutu baja yang digunakan adalah BJ37 (fy = 2400Mpa).




29
3) Trekstang dan Ikatan Angin
Trekstang berfungsi untuk menahan lendutan gording pada sumbu
lemahnya. Pada bangunan ini menggunakan trekstang baja tulangan
ukuran 12mm yang dipasang 1 buah untuk tiap 1 bentang gording.
Ikatan menggunakan baja tulangan ukuran angin 12mm yang dipasang
pada kuda-kuda. Trekstang dan ikatan angin menggunakan mutu baja
BJ37 (fy = 2400Mpa).
4) Kuda - kuda Baja
a) Kapstang

Pada bangunan ini kapstang yang digunakan adalah baja WF
350.175.7.11mm (konstruksi single beam), dengan jarak antar
kapstang terpanjang 7,45m dan jarak terpendek 6,15m(mengikuti
struktur portal). Kapstang menggunakan mutu baja BJ37 (fy =
2400Mpa). Panjang untuk 1 sisi 9,61m (19,22m panjang total 1
kapstang), jumlah kapstang pada bangunan ini 7 buah.
b) Sambungan
Sambungan yang digunakan pada struktur kuda-kuda adalah
sambungan baut dengan ukuran baut 16mm dan pelat buhul tebal
10mm yang disambung pada profil baja dengan las tebal 4mm.
Semua alat sambung menggunakan mutu baja BJ37 (fy = 2400Mpa).
Ukuran plat dan jumlah baut pada sambungan puncak dan
sambungan dengan kolom pendek menggunakan ukuran yang sama,
dengan ukuran plat 60 x 17,5 cm dan jumlah baut yang digunakan
adalah 26 buah.


30






31

5) Kolom Pendek Baja
Pada bangunan ini kolom pendek baja yang digunakan adalah baja
WF 350.175.7.11mm (sama dengan profil baja kapstang), kolom pendek
menggunakan mutu baja BJ37 (fy = 2400Mpa). Panjang kolom pendek
baja 2,30 m dan sambungan pelat kaki menggunakan plat tebal 1cm
dengan ukuran 50 x 60, menggunkan ukuran angkur 19 panjang 60cm
pada beton berjumlah 6 buah (dipasang seperti pada gambar dibawah).


32


33

3. Mekanikal dan Elektrikal
a. Mekanikal
Pada bangunan ini perangkat mekanikal yang digunakan adalah pompa air
untuk menyuplai air bersih dari PDAM ke bak penampungan (tandon air), dan
pompa air penguras untuk menguras bak penampungan air kotor yang ada
bibawah toilet ke saluran pembuangan.
b. Elektrikal
Pada bangunan ini perangkat elektrikal yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Sistem penerangan dan stop kontak



34
2) Panel listrik

3) Kabel antar panel

4) Sound sistem

5) Sistem penangkal petir




35
2. Instalasi air bersih dan air kotor
a. Intalasi Air Bersih
Air bersih disuplai dari saluran PDAM dan disalurkan ke tendon
penyimpanan air dalam hal menyupai air bersih digunakan juga pompa air
(dipompa langsung dari saluran PDAM) untuk cadangan apabila air dari
PDAM tidak dapat naik ke tandon air
Instalsi air bersih pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW ukuran
1/2 yang digunkan pada intalsi untuk keran bak mandi, urinoir, wastafel,
dan pada instalasi hilir (setelah percabangan pipa) , dan 3/4 yang pada
instalsi hulu (dekat tendon/sebelum percabangan pipa) dan pada instalasi
untuk sower.
b. Intalasi Air Kotor
Untuk instalasi air kotor pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW
2, karena elevasi kamar mandi berada dibawah elevasi tanah maka air kotor
ditampung pada bak penampungan (volume = 17m
3
)kemudian dipompa keluar
dengan pompa penguras.
c. Intalasi Air Tinja
Untuk instalasi air tinjar pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW 4.
d. Intalasi Air Hujan
Untuk instalasi air hujan pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW 4
untuk pipa datar dan pipa PVC AW 3 untuk pipa tegak yang dimasukkan ke
dalam kolom utama.
3. Bangunan Pendukung
a. Parkiran sepeda dan sepeda motor
b. Parkiran mobil




36
B. Data Teknis Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pelaksanaan Pekerjaan Arsitektural
Data teknis pelaksanaan pekerjaan arsitektural meliputi, pekerjaan anti
rayap, pekerjaan pasangan batu bata, pekerjaan plesteran, pekerjaan benangan,
pekerjaan waterproofing, pekerjaan railing dan pagar, daun pintu dan rangka kayu,
pekerjaan alat penggantung dan pengunci, pekerjaan pelapis lantai dan dinding,
pekerjaan kaca dan cermin, pekerjaan kursi tribun penonton, pekerjaan lantai
lapangan bulutangkis, dan pekerjaan pengecatan. Berikut di uraikan data teknis
pelaksanaan masing-masing pekerjaan.
a. Pekerjaan anti rayap (termite control)
1) Lingkup Pekerjaan
Tapak sekeliling bangunan dan permukaan dasar galian tanah untuk
pondasi, permukaan tanah dasar lantai, diatas rabat beton calon lantai,
permukaan dinding/kolom setinggi 30 cm dari muka tanah, permukaan
pondasi dan sloof, serta seluruh komponen kayu pada bangunan.
2) Bahan
a) Bahan yang dipergunakan adalah yang telah direkomendasikan oleh
Departemen Pertanian, yaitu setara Lentrex ataupun Termitox.
b) Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih.
c) Bahan anti rayap ini sebelum dipakai harus ditest terlebih dahulu
pada laboratorium yang ditunjuk/Konsultan Pengawas, baik
mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan
yang ditimbulkan.
3) Pelaksanaan
a) Untuk calon lantai, setiap 100 m2 area yang akan disemprot anti
rayap dipergunakan 5 liter. Sedangkan untuk komponen kayu
dikuaskan pada muka kayu.
b) Kontraktor wajib menyerahkan bahan kimia di tempat kerjaan dalam
keadaan tertutup baik (sealed) serta berlabel seperti waktu diterima
dari Distributor atau pabrik guna mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.


37
c) Cara pelaksanaan pekerjaan mengikuti Uraian dan Syarat-syarat
pekerjaan, petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan
serta petunjuk Konsultan Pengawas.
d) Pekerjaan harus dilaksanakan oleh perusahaan Kontraktor yang
mendapat ijin untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan
mengindahkan semua peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan dan Departemen Bina Lindung Tenaga Kerja, dan
anggota IPPHAMI (Ikatan Perusahaan Pengendalian Hama
Indonesia).
e) Semua tenaga kerja harus benar-benar ahli dan keamanan kerja
diperhatikan, serta tersedia alat-alat kerja yang baik dan memenuhi
persyaratan (helm, masker, sepatu dll.).
f) Semua pelaksanaan pekerjaan sampai pekerjaan aman disentuh
manusia adalah kewajiban Kontraktor untuk menjaga keamanan
tersebut dan keselamatan terhadap diri manusia di sekitarnya.
g) Penyemprotan dilakukan dengan alat power spray sebelum dan
sesudah pengurugan level.
h) Disemprotkan pada dasar dan dinding galian pondasi serta kawasan
lantai bangunan.
i) Disemprotkan pada seluruh badan pondasi batu kali atau pondasi
beton dan sloof, radius 2 (dua) meter dari bangunan serta seluruh
luas tapak bangunan/tanah dasar lantai.
j) Pekerjaan ini dilakukan dengan jaminan garansi minimum 5 (lima)
tahun. Bila selama itu terjadi serangan rayap, maka menjadi
tanggung jawab Kontraktor untuk membasmi dan sekaligus
mengganti kerusakan-kerusakan yang terjadi.
b. Pekerjaan pasangan batu bata
1) Lingkup Pekerjaan
a) Adukan untuk pasangan bata.
b) Pasangan bata untuk dinding interior maupun eksterior
c) Pasangan untuk elemen arsitektural
2) Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Batu bata harus memenuhi NI-10


38
(1) Batu bata yang digunakan batu bata setempat dengan kualitas
terbaik yang disetujui Pengawas, yaitu siku dan sama
ukurannya.
(2) Bata yang digunakan harus berkualitas baik, berukuran sama,
tidak boleh pecah- pecah dan lain-lain menurut pemeriksaan
Direksi.
(3) Tidak diperbolehkan dipasang bata yang pernah dipakai (bekas)
atau batu bata yang pecah.
(4) Batu bata yang dipakai jenis lokal, keras tidak patah-patah.
Ukuran dianjurkan 5,5 cm x 11 cm x 22 cm dengan toleransi
ukuran 0,5 cm, sebelum dipasang harus disetujui Direksi.
b) Semen portland harus memenuhi NI-8
Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-
bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti
disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen
yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui
Pengawas.
c) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
d) Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
3) Pelaksanaan
a) Sebelum digunakan batu bata/hollowbbrick harus direndam dalam
bak air atau drum hingga jenuh.
b) Setelah bata terpasang dengan adukan, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
disiram air.
c) Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
dari (maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom
praktis.


39
d) Bidang dinding bata 1/2 (setengah) batu yang luasnya lebih besar
dari 12 m2 harus ditambah kolom dan balok penguat (kolom praktis)
dengan ukuran 15 x 15 cm, dengan 4 buah tulangan pokok
berdiameter 12 mm, beugel diameter 8-20 cm, jarak antara kolom
maksimal 4 m.
e) Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguatan stek-stek besi beton
diameter 8 mm. Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dalam
pasangan bata minimal 30 cm, kecuali ditentukan lain.
f) Pembuatan lubang pada pasangan bata merah yang patah dua
melebihi dari dua tidak boleh digunakan.
g) Pasangan batu bata merah untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus
menghasilkan dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1
(satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus.
h) Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam
dinding, harus dibuat pahatan yang secukupnya pada pasangan bata
(sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara
sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
bidang tembok.
i) Pada bagian/daerah sekitar toilet dan lain-lain yang membutuhkan
penempatan barang-barang yang digantungkan pada dinding, maka
di dalam dinding bagian-bagian tersebut harus dipasang perkuatan
yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan horizontal, yang
dihubungkan/disambung dengan las.
j) Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui
terlebih dahulu oleh pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
k) Pemasangan dinding rooster semen seperti pada pemasangan
dinding bata dan perletakannya sesuai dengan gambar pelaksanaan
atau atas petunjuk Pengawas, sedangkan untuk motifnya akan
ditentukan kemudian.


40
l) Pasangan bata dengan perekat 1 pc : 3 ps (trasraam) bahan pencair
dengan air biasa harus dibuat pada dinding bagian bawah dengan
ketinggian sesuai gambar dan pada dinding kamar mandi.
m) Pasangan bata dengan perekat 1 pc : 5 ps bahan pencair air biasa
dipasang diatas pasangan trasraam sampai dengan ketinggian sesuai
gambar bestek.
n) Tembok harus dipasang tegak lurus siku-siku dan rata, tidak boleh
terdapat retak- retak dengan maksimum pecah dari batu bata 20 %.
o) Bata harus berukuran sama menurut aturan normalisasi dan sebelum
dipasang, direndam air terlebih dahulu hingga kenyang.
p) Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan menembus
tembok.
c. Pekerjaan plesteran
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pekerjaan plesteran dan
acian pada seluruh bagian yang dijelaskan dalam gambar dan petunjuk
Pengawas.
2) Bahan-Bahan
a) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
b) Semen portland harus memenuhi NI-8
Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-
bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti
disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen
yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui
Pengawas.
c) Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.




41
3) Pekerjaan plesteran dan acian
a) Plesteran Beton
(1) Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan
permukaan yang halus dan rata. Bila pelaksanaan pekerjaan
beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus dan rata,
maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan
permukaan seperti yang dimaksud di dalam Gambar
Perencanaan Pelaksanaan.
(2) Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih
dahulu dengan pekerjaan pendahuluan dengan urutan sebagai
berikut :
(a) permukaan dibuat kasar dengan betel
(b) dibasahi dengan air
(c) disaput air semen (PC)
(3) Mortar untuk plesteran adalah campuran 1Pc : 3Ps yang diaduk
secara benar- benar homogen.
(4) Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
(5) Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air
semen (PC).
(6) Plesteran dengan acian dilaksanakan pada permukaan beton
kolom dan balok /plat lantai dasar nampak.
b) Plesteran Dinding Batu Bata
(1) Sebelum plesteran dinding dilaksanakan pekerjaan-pekerjaan
yang tersebut di bawah ini sudah harus selesai lebih dahulu.
(a) Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil
kerukan.
(b) Seluruh jaringan perpipaan maupun jaringan pipa listrik
yang tertanam didalamnya telah terpasang sempurna.
(c) Pasangan telah mengering.
(d) Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
(2) Plesteran dengan campuran 1 pc : 3 ps dipasang pada pasangan
dinding trasram sisi luar & dalam, sedang untuk permukaan


42
dinding yang lain digunakan plesteran dengan campuran 1
pc:5 ps.
d. Pekerjaan benangan
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
benangan sesuai gambar detail dan petunjuk Pengawas.
2) Bahan-Bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
b) Semen portland harus memenuhi NI-8
Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-
bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti
disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen
yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui
Pengawas.
c) Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
3) Pelaksanaan
a) Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku
bagian luar) harus menghasilkan akhiran yang benar-benar
siku, lurus dan rapi sehinggamenghasilkan akhiran dinding,
kolom dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rancangan
pelaksanaan.
b) Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1Pc : 3Ps
yang diaduk secara benar-benar homogen.
c) Pekerjaan benangan dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan
acian halus dengan menggunakan bahan dari adukan air semen
(PC).


43
d) Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar
siku dan lurus serta tajam.
e. Pekerjaan waterproofing
1) Lingkup Pekerjaan
a) Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk
pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian
syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik
yang bersangkutan.
b) Bagian yang di waterproofing :
(1) Pelat atap dan talang-talang beton.
(2) Daerah toilet.
(3) Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
2) Bahan waterproofing untuk atap
a) Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton
yang berfungsi sebagai atap.
b) Lapisan waterproofing terbuat dari bahan Acrylic Polimer Gel yang
diperkuat dengan jaringan serat kaca (fibreglass mat) merk eks-
SIKA
c) Ketebalan waterproofing minimal 1 mm untuk eks-Traffigard dan
diberi satu lapis fibreglass mat.
d) Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa
kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke
pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %).
e) Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan
perlindungan permukaan setelah pemasangan harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik/produsen.
f) Warna bahan waterproofing abu-abu atau warna semen
3) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Persiapan.
(1) Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Konsultan


44
(2) Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.
(3) Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan
diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai
gambar.
(4) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
(5) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi
dan lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
(6) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat
dalam hal ada kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum
kelainan tersebut diselesaikan.
b) Aplikasi
(1) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan)
dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
(2) Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat
yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak
mempunyai lapis
(3) pelindung terhadap ultra voilet atau apabila disyaratkan dalam
gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian
lapisan atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan
pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat
berupa screed maupun material finishing.



45
f. Pekerjaan railing dan pagar
1) Lingkup Pekerjaan
a) Railing tangga, pagar depan, balkon, dan void
b) Pelapisan bahan anti karat.
2) Bahan
a) Untuk balkon, menggunakan rangka besi hollow kotak 30 x 60 mm
tebal 1,8 mm untuk frame dan besi hollow 20 x 40 mm tebal 1,8 mm
untuk pengisi.
b) Railing Tangga dan Void
(1) Untuk hand rail menggunakan pipa Stainless Steel 2
(2) Pengisi menggunakan pipa Stainless Steel 1
(3) Joint Conector menggunakan pipa Stainless Steel
(4) Kombinasi dan modifikasi bahan mengacu pada gambar kerja
yang ada.
3) Pelaksanaan
a) Pemasangan rangka besi hollow untuk railing balkon/teras dipasang
ke dalam tembok dengan penguat angkur berupa rangka besi hollow
kotak 30 x 60 mm tebal 3 mm.
b) Pemasangan railing tangga dan void pada lantai ditanam dengan
menggunakan dinabolt 12 mm dengan plat strip tebal 3 mm yang
dilas pada besi utama.
c) Railing tangga, balkon serta ruang void tidak diperkenankan
menempel pada tembok, tiang terakhir berjarak 5 cm dari tembok.
g. Pekerjaan daun pintu rangka kayu
1) Lingkup Pekerjaan
a) Pintu kayu panil.
b) Penyediaan kisi/louver untuk aliran udara untuk toilet.
c) Pekerjaan kusen kayu, yaitu kusen pintu dan daun pintu.
2) Bahan
a) Rangka Kayu.
(1) Kayu yang digunakan seluruh pekerjaan pintu panil adalah kayu
Kamper mutu terbaik.


46
(2) Pintu utama menggunakan Kayu Kamper Oven kelas 1, serat
lurus, lepas mata, lepas putih, lepas doreng.
(3) Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam
NI-5, (PPKI tahun 1961) dan persyaratan lain yang tertulis
dalam bab material kayu.
(4) Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan
permukaan rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu
dan cacat lainnya.
(5) Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
(6) Ukuran daun pintu disesuaikan dengan gambar-gambar detail,
serta tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh
untuk 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
(7) Tebal daun pintu minimum 4,00 cm jadi.
b) Bahan Perekat
(1) Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik merk
Aica Aibon atau dengan merek lain yang setara.
(2) Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus
dan siku.
c) Bahan Daun Pintu
(1) Menggunakan Kayu Kamper Oven kelas 1, serat lurus, lepas
mata, lepas putih,lepas doreng.
(2) Panel kayu dengan tebal sama ukurannya dengan rangka
3) Pelaksanaan
a) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan
lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b) Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan
harus ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang
baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.
c) Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu
dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya


47
dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-
bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
d) Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku
satu sama lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan
siap untuk penyetelan/pemasangan.
e) Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi.
Pemotongan dan pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin
diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
h. Pekerjaan alat penggantung dan pengunci
1) Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan
yang baik dan sempurna.
b) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruh pemasangan pada daun pintu kayu seperti yang
ditunjukkan/disyaratkan dalam detail gambar.
2) Bahan
a) Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
(1) Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagaimana tertera
pada gambar.
(2) Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci eks SOLID
Handle.
(3) Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka
daun pintu dan dipasang setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai
petunjuk Konsultan Konsultan Pengawas.
b) Pekerjaan Engsel
(1) Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel
pintu eks SOLID, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk
setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan
warna yang sama dengan warna engsel.


48
(2) Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut
beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg.
(3) Untuk pintu engsel lantai (floor hinge) double action, merk
Dorma dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin
kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar
untuk itu.
(4) Untuk jendela digunakan engsel merk CISA.
3) Pelaksanaan
a) Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel
bawah dipasang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu, dan
engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.
b) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang 28 cm dari
permukaan pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
c) Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan
lantai.
d) Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer
(apabila ada) harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang
telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e) Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki
tanpa tambahan biaya.
f) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
g) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail
pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
h) Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang
diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau
detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi
pabrik.


49
i) Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh
Konsultan Pengawas/Perencana.
i. Pekerjaan pelapis lantai dan dinding
1) Persyaratan Bahan
a) Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam negeri
yang bermutu baik ( ex. Asia, Milan, Mulia atau setara ) dan harus
disetujui oleh dewan direksi dan pengawas.
b) Warna putih polos, untuk masing-masing warna harus seragam,
warna yang tidak seragam akan ditolak.
c) Keramik yang dipakai adalah :
(1) Ukuran 25 x 25 cm. Ukuran ini digunakan pada lantai kamar
mandi.
(2) Ukuran 20 cm x 20 cm. Ukuran ini digunakan pada meja beton
wastafel dan pantry.
(3) Ukuran 25 x 40 cm. Ukuran ini digunakan pada dinding kamar
mandi.
(4) Ukuran 40 x 40 cm. Ukuran ini digunakan pada lantai bangunan
yang lain.
d) Spesifikasi bahan :
(1) Toleransi Maximum ukuran rata-rata ubin dari ukuran
seharusnya 0,30 %
(2) Toleransi Ketebalan mximum 4,00 % tebal
(3) Toleransi Kesikuan tiap sudut, ke luar/ke dalam sisi 0,40 %
sisi
(4) Toleransi Kesikuan tiap sisi, ke luar/ke dalam 0,30 % sisi
(5) Kekuatan Lentur rata-rata 250 kg/cm2
(6) Kekerasan Glasur 5 skala Mohr
(7) Ketahanan terhadap Asam/Basa (5 %)Tidak berubah
e) Bahan pengisi siar dari grout semen berwarna/IBAGROUT/TILE
GROUT. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam detail.
f) Bahan pengisian siar dari adukan spesi 1 PC : 3 pasir ditambah
perekat /IBAFIX.


50
g) Pengendalian mutu dari seluruh pekerjaan ini harus memenuhi
peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
h) Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah
liat, lumpur atau campuran-campuran lain.
i) Semen portland harus memenuhi NI-8
Portland Semen portland yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-
bagian yang membatu dan dalam sak yang tertutup seperti
disyaratkan dalam NI-8. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen
yang boleh dipakai dalam pekerjaan, yaitu merk yang disetujui
Pengawas.
j) Air harus memenuhi PUBBI-1982 pasal 9
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
seperti minyak, asam atau unsur-unsur organik lainnya.
2) Pelaksanaan
a) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3
jenis produkyang berlainan) kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
b) Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing dari pola keramik yang disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
c) Pemasangan keramik dimulai dengan menempatkan kepala pola
keramik terlebih dahulu dan pemasangan dapat dilaksanakan setelah
ada persetujuan dari Direksl/Konsultan Pengawas.
d) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak
cacat,dan tidak bernoda.
e) Adukan pengikat dengan campuran 1 PC :4 pasir (1:3 untuk daerah
basah) dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan.
f) Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air,
kecuali untuk bagian- bagian lantai pada daerah basah yang
dikehendaki miring harus menghasilkan bidang miring sempurna


51
yang dapat mengalirkan air hingga kering ke lubang-lubang lantai
(avour).
g) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar
siar-siar),harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar
dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
h) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan persyaratan,
warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasang
atau ditentukanDireksi/Kosultan Pengawas.
i) Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang bersangkutan.
j) Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit keramik
direndam dalam air sampai jenuh.
k) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih. Noda
adukan PC yang mengenai permukaan keramik harus segera
dibersihkan dengan lap basah dan dikeringkan seketika dengan lap
kering.
l) Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.
m) Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang
sempurna.
n) Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan
lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
o) Pada area yang bergetar atau area yang luas perlu diberi naad untuk
pemuaian/ penyusutan (Expansion Joint).


52
p) Dianjurkan pada pemasangan mengambil keramik dari dus-dus yang
berbeda, dibuka lalu dibentangkan dan dicampur. Ini penting,
terutama untuk tipe-tipe keramik yang mempunyai tone warna relatif
kontras sehingga akan menghasilkan pembagian tone yang rata.
q) Apabila terjadi peledakan keramik tiba-tiba pada suatu saat yang
akhir inisering terjadi dikarenakan tidak mengikuti aturan
pemasangan di atas yangtimbul sesudah masa pemeliharaan akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
r) Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan
tanpa biaya tambah bila persyaratan di atas tidak dapat dipenuhi.
j. Pekerjaan kaca dan cermin
1) Lingkup Pekerjaan
a) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b) Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.
2) Bahan
a) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat
tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus
cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengembangan (Float glass).
b) Toleransi lebar dan panjang.
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik.
c) Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut
serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan
maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
d) Cacat-cacat.
(1) Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai
ketentuan dari pabrik.


53
(2) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang
yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
(3) Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang
dapat mengganggu pandangan.
(4) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca
baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
(5) Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang
dan lebar kearah luar/masuk).
(6) Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang
adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang
adalah permukaan kaca yang berobah dan mengganggu
pandangan
(7) Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan
(scratch).
(8) Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
(9) Mutu kaca lembaran yang digunakan adalah mutu AA.
e) Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm
kira-kira 0,3 mm.
f) Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.
(1) Kaca clear bronze untuk semua sunshade ruang jemur dan
balkon tebal 8 mm setara produk Asahimas.
(2) Kaca stopsol untuk semua curtain wall warna biru (dark blue)
60% tebal 6 mm produk Stop Sol Super Blue Dark Grey setara
PT. Asahimas Flat Glass.
(3) Kaca tempered clear float glass, dari produk yang sama yaitu
PT. Asahimas Flat Glass, untuk semua pintu/jendela main
entrance (frameless) lantai dasar dan interior lantai 2, ketebalan
kaca sesuai gambar.
(4) Bahan untuk cermin menggunakan :
(a) Danta Prima Mirror tebal 6 mm, disatu permukaannya
dilapisi (Chemical Deposited Silver).


54
(b) Type : Danta Mirror, warna biru (Danta Prima Blue),
permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida
maupun bercak-bercak lainnya.
g) Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus
mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi.
h) Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat
pemotongan, harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk
tembereng.
3) Pelaksanaan
a) Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,
uraian dan syarat pekerjaan dalam buku ini.
b) Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
c) Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh
Perencana/Konsultan Managemen Konstruksi.
d) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak
boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan
kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.
e) Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat-alat pemotong kaca khusus.
f) Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 cm
masuk ke dalam alur kaca pada kusen.
g) Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang
lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.
h) Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa
malalui kosen, harus diisi dengan lem silikon produk setara Dow
Corning. Warna transparant cara pemasangan dan persiapan-
persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
pabrik.
i) Cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.


55
j) Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan
dan semua yang terpasang harus disetujui Perencana/Konsultan
Managemen Konstruksi.
k) Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan
alat potong kaca khusus.
l) Pemasangan Cermin :
(1) Cermin ditempel pada rangka.
(2) Setelah terpasang cermin harus dibersihkan dengan cairan
pembersih.
k. Pekerjaan pengecatan
1) Lingkup pekerjaan
a) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
b) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
Cat emulsi, epoxy, enamel, dan cat manie, Polyurethane.
c) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan
yang
d) disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai
dengan petunjuk Perencana.
2) Persyaratan Bahan
a) Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4
atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
b) Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut
mengenai hal-hal yang menunjukkan kemurnian cat yang digunakan,
antara lain :
(1) Segel kaleng
(2) Test laboratorium
(3) Hasil akhir pengecatan
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis
dari produsen untuk diketahui Pengawas. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Pemborong.
c) Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1
contoh bahan yang masih dalam kaleng, 3 contoh bahan yang telah


56
dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik.
d) Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar eks Dulux
Weathershield, dengan garansi penuh selama 5 tahun.
e) Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi
Acrylic merk setara Dulux atau AKZO NOBEL dengan lapisan
dasar Alkali Resistance Sealer warna putih.
f) Plamur hanya berfungsi dan dimanfaatkan untuk meratakan bidang-
bidang dinding yang kurang rapi, tidak menutup bidang tembok
keseluruhan. Plamur yang digunakan adalah Alkaplast eks Mowilex.
g) Untuk cat kayu dan besi menggunakan cat merk setara EMCO
dengan warna menyesuaikan pada gambar perencanaan.
3) Pelaksanaan
a) Pekrjaan dinding
(1) Umum
(a) Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada
Pengawas beserta ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik
untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
(b) Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian,
bahan pengganti harus disetujui oleh Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Pemborong.
(c) Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan
dalam keadaan cuaca lembab dan hujan atau keadaan angin
berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan.
Bilamana waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan
dalam keadaan terlindung dari basah dan lembab ataupun
debu.
(d) Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah
dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan pabrik
dipersiapkan untuk pengecatan, dan sesuai persyaratan
berikut.


57
1). Profil yang diminta sesuai dengan gambar sudah
dilakukan, berdasarkan peil-peil yang ditentukan.
2). Permukaan plesteran harus datar dan sempurna sesuai
dengan pola yang telah ditentukan.
3). Permukaan plesteran telah diberi lapisan aci dengan hasil
yang rata dan halus.
4). Permukaan yang akan dicat harus benar-benar kering,
bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang
melekat.
(e) Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang,
harus mendapat persetujuan dari Pengawas. Sebelum
memulai pengecatan, Pemborong wajib melakukan
percobaan untuk disetujui Pengawas.
(f) Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan
suatu tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu
sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
(g) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-
lainnya, maka Pemborong harus segera melaporkannya
kepada Pengawas.
(h) Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas beban biaya Pemborong, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
(2) Teknis
(a) Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisal plamur dari
plat baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin
sampai membentuk bidang yang rata.
(b) Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi
No. 00, kemudian dibersihkan dengan bulu ayam sampai
bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan Roller.


58
(c) Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis
alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga)
lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :
1). Lapis I encer (tambahan 20% air)
2). Lapis II kental
3). Lapis III encer.
(d) Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum
dilakukan kecuali spesifikasi lain. Jadi urutan pengecatan,
penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus
rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas-
bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan
dan roller.
(e) Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas,
penyemprotan hanya diizinkan dilakukan bila disetujui
Pengawas.
(f) Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat
akhir yang kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan
pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh
Pengawas, serta harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi
yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
(g) Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan,
pekerjaan termasuk penggunaan ongkos, pencucian dengan
air, maupun pembersihan dengan kain kering.
(h) Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori
dan mengganggu pekerjaan finishing lain, atau pekerjaan
lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna
diulang dan diperbaiki atas tanggungan Pemborong.
b) Pekerjaan cat kayu
(1) Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah pengecatan
kusen dan daun pintu panil, dan/atau bagian-bagian lain yang
ditentukan gambar.


59
(2) Cat yang digunakan adalah merk setara EMCO jenis Synthetic
Enamel, warna ditentukan perencana setelah melakukan
percobaan pengecatan.
(3) Bidang yang akan dicat sebelumnya diberi menie kayu merk
Patna, warna merah 1 lapis, kemudian diplamur dengan plamur
kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.
(4) Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas besi halus dan
dibersihkan dari debu baru kemudian dicat sekurang-kurangnya
3 (tiga) kali dengan menggunakan kuas.
(5) Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, rata,
tidak ada bintik-bintik atau gelembung udara dan bidang cat
dijaga terhadap pengotoran.
c) Pekerjaan finishing melamic
(1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang
pekerjaan kayu yang terlihat didalam bangunan utama, termasuk
kusen, panil-panil lis-lis, railing kayu, pekerjaan interior dan
mebel, plant, serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.
(2) Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan
dari debu minyak dan kotoran yang mungkin melekat disitu.
(3) Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar
supaya seluruh permukaan kayu rata dan licin, serta tidak lagi
terdapat serat kayu yang tidak rata pada permukaan kayu
tersebut.
(4) Apabila seluruh permukaaan kayu sudah licin, pori-pori kayu
harus ditutup dengan melamic wood filler secukupnya,
kemudian digosok dengan kain sampai halus dan rata.
(5) Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler
tersebut, dihaluskan dengan amplas Duco yang halus, kemudian
debu bekas amplas tersebut dibersihkan.
(6) Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampur 10 bagian
sanding sealer 4421-2917 dengaan bagian hardener 8873-0801
dan ditambahkan dengan talk secukupnya. Wood filler


60
diaplikasikan dengan kape sampai pori-pori tertutup sempurna
dengan diamplas Duco yang halus untuk setiap lapisan.
(7) Pewarna dipakai dari produksi yang sama dengan daya sebar
mencapai 8-10 m2 per-liter satu lapis. Warna akan ditentukan
kemudian oleh Perencana.
(8) Sanding sealer 421-2917 sebagai cat dasar dicampur dengan
hardener 873-0802 serta diencerkan dengan thinner 803-0030.
Perbandingan campuran adalah 10 bagian Sanding Sealer+1
bagian hardener+Thinner secukupnya.
(9) Dibutuhkan 2-3 lapis cat dasar setiap lapisan dan harus diamplas
sempurna sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
(10) Cat akhiran dipakai Plastofix 241 dengan 421-1512 ulasan
Plastofix lapis 1 dengan rata dan sempurna dan diamplas
sempurna kemudian ulasan Plastomix lapis ke 2 dan yang
terakhir lapis 3 adalah lapisan finished tidak perlu diamplas.
Jenis Plastomix akan ditentukan kemudian oleh Perencana.
d) Pekerjaan pengecatan besi
(1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-
bagian besi pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi tulang-
tulang dan pekerjaan besi lain sesuai dengan yang telah
ditentukan dalam gambar.
(2) Cat yang dipakai adalah merk setara EMCO jenis Syntetic
Enamel.
(3) Pekerjaan pengecatan dilakukan setelah bidang yang akan dicat,
selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
(4) Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali.
Sambungan las dan ujung yang tajam diberi touch up dengan
dua lapis U-pox Red lead primer 520-1130 setelah itu lapisan
tebal 40 micron diulaskan.
(5) Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali kemudian
disemprot 1 lapis.
(6) Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir U-pox enamel 103
disemprot 2 lapis.


61
(7) Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan
compressor 2 lapis.
(8) Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh,
mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.
e) Pekerjaan meni kayu
(1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh
permukaan multiplex plywood/kamper yang akan dicat, rangka
langit-langit, rangka-rangka pintu dan atau bagian-bagian lain
yang ditentukan gambar.
(2) Meni yang digunakan adalah menie kayu merk Patna warna
merah.
(3) Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
(4) Sebelum pekerjaan menie dilakukan, bidang kayu kasar harus
diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan
amplas kayu halus sampai permukaan bidang licin dan rata.
(5) Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,
dilakukan lapis demi lapis, sedemikan rupa sehingga bidang
kayu tertutup sempurna dengan lapisan menie.



62
2. Pelaksanaan Pekerjaan Struktural
a. Struktur Bawah (Sub Structure)
1) Pondasi Beton
Pada semua jenis pondasi beton digunakan mutu beton (fc) 22,5
Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa.
a) Pondasi Beton menerus
Pada pondasi beton menerus eksentris digunakan foot plat
ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki
menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan
tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan
tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.


Pada pondasi beton menerus sentris digunakan foot plat
ukuran 1,00 m dengan tebal plat kaki 30cm. Tulangan pada plat kaki
menggunakan tulangan pokok 19-150, tulangan atas 19-200, dan
tulangan bagi 10-200, tulangan pada dinding geser menggunakan
tulangan pokok 19-150, dan tulangan bagi 10-200.

Gambar 1.1 Pondasi beton menerus eksentris
Gambar 1.2 Pondasi beton menerus sentris


63

b) Pondasi Beton setempat
(1) Pondasi Stroos
Pondasi stroos memiliki ukuran diameter 30 cm dan
dipancang sedalam 2,00 m dari dasar pile cap. Untuk tulangan
utamanya 619, tulangan sengkangnya 12-150. Terdapat tiga
jenis pile cap pada bangunan ini tergantung dari tempat dan
beban yang diterima pilecap.

Gambar 1.3 Pondasi Stroos (potongan pondasi stroos tipe 3)


64
Untuk pile cap tipe 1 direncanakan panjang 130 cm dan lebar
70cm dengan tebal 40 cm dan tulangan yang digunakan 22-
150 dan terdapat 2 stroos.


Untuk pile cap tipe 2 direncanakan panjang 130 cm dan lebar
130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan
yang digunakan 22-150 dan terdapat 3 stroos.



Untuk pile cap tipe 3 direncanakan panjang 130 cm dan lebar
130cm dengan tebal 40 cm (lihat gambar dibawah) dan tulangan
yang digunakan 22-150 terdapat 3 stroos.
Gambar 1.4 Pile cap pondasi Stroos tipe 1
Gambar 1.5 Pile cap pondasi Stroos tipe 2


65



(2) Pondasi foot plat
Digunakan 2 jenis foot plat yaitu foot plat dibawah kolom
utama dan foot plat dibawah tribun. Foot plat dibawah kolom
menggunakan ukuran 1,3 x 1,3 meter dengan tebal plat kaki
yaitu 40 cm dan, tulangan yang digunakan pada plat kaki
pondasi menggunakan 19-150.


Foot plat dibawah tribun menggunakan ukuran 1,3 x 1,3 meter
dengan tebal plat kaki yaitu 30 cm dan, tulangan yang
digunakan pada plat kaki pondasi menggunakan 19-150.
Gambar 1.6 Pile cap pondasi Stroos tipe 3
Gambar 1.7 Pondasi Foot Plat dibawah kolom utama


66


2) Kolom (dibawah Sloof)
Pada semua jenis kolom digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan
mutu baja (fy) 240 Mpa.
Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50
mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200


Gambar 1.8 Pondasi Foot Plat dibawah Tribun
Gambar 1.8 Kolom tipe 1
Gambar 1.9 Kolom tipe 2


67
Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 5 digunakan ukuran 25/30 dan selimut beton
50mm dengan panjang 1,30 m, menggunakan tulangan utama 619 dan
tulangan sengkang 8-200



Gambar 1.10 Kolom tipe 3
Gambar 1.11 Kolom tipe 4
Gambar 1.12 Kolom tipe 5


68
3) Pondasi Batu Kali
Pada semua jenis pondasi batu kali digunakan mutu beton (fc) 17,5
Mpa.
Pada pondasi batu kali tipe 1 digunakan ukuran telapak yang relatif
kecil (40cm), ini dikarenakan pondasi ini berada pada besement dengan
kedalaman basement 1,00m dari muka tanah (sudah berada pada tanah
keras).



Pada pondasi batu kali tipe 2 digunakan ukuran telapak yang sama
dengan pondasi tipe 1, ini dikarenakan pondasi ini berada pada besement
dengan kedalaman basement 1,00m dari muka tanah (sudah berada pada
tanah keras). Pondasi ini menggunakan bentuk eksentris dikarenakan ada
elevasi lantai 0,60m, apabila menggunakan bentuk sentris maka akan
ada tonjolan pada elevasi lantai yang rendah.
Gambar 1.13 Pondsai batu kali tipe 1


69


Pada pondasi batu kali tipe 3 digunakan ukuran telapak yang
digunakan pada pondasi batu kali pada umunnya (0,60m), namun pada
pondasi ini tidak terdapat dinding diatas slooy-nya dikarenakan pondasi
ini berfungsi untuk membagi lantai dasar sehingga memudahkan pada
proses pengurugan dan pemadatan tanah urugan.
Pada pondasi batu kali tipe 4 digunakan bentuk pondasi eksentris
dengan ukuran telapak 0,70m, bentuk eksentri dipilih karena letak dari
pondasi tersebut yang berada pada sisi luar bangunan.
Gambar 1.14 Pondsai batu kali tipe 2


70


Gambar 1.15 Pondsai batu kali tipe 3
Gambar 1.16 Pondsai batu kali tipe 4


71
4) Sloof dan Balok Koppel
Karena semua sloof selalu berhubungan langsung dengan tanah
maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm.
Untuk semua sloof diatas pondasi batu kali pada bangunan ini
digunakan ukuran 15/20 cm dengan mutu beton (fc) 17,5 Mpa dan mutu
baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas
312, tulangan pokok bawah 312, dan tulangan sengkang 8 200.

Untuk semua sloof diatas pondasi beton menerus pada bangunan ini
digunakan ukuran 25/30 cm dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu
baja (fy) 240 Mpa, penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas
319, tulangan pokok bawah 319, dan tulangan sengkang 8 200.
Karena sloof selalu berhubungan langsung dengan tanah maka selimut
beton yang digunakan adalah 50 mm.


Untuk balok kopel pada bangunan ini digunakan ukuran 30/40 cm
dengan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa,
penulangan sloof menggunakan tulangan pokok atas 419, tulangan
pokok bawah 419, tulangan tengah 416, dan tulangan sengkang 10
150. Karena balok kopel selalu berhubungan langsung dengan tanah
maka selimut beton yang digunakan adalah 50 mm


72


b. Struktur Atas (Upper Structure)
1) Kolom (diatas (Sloof)
Pada semua jenis kolom digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan
mutu baja (fy) 240 Mpa.
Untuk kolom tipe 1 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton 50
mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1619 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 2 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200
Gambar 1.8 Kolom tipe 1


73


Untuk kolom tipe 3 digunakan ukuran 50/60 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 1219 dan
tulangan sengkang 8-200


Untuk kolom tipe 4 digunakan ukuran 35/40 dan selimut beton
50mm dengan panjang 3,00 m, menggunakan tulangan utama 819 dan
tulangan sengkang 8-200


Gambar 1.9 Kolom tipe 2
Gambar 1.10 Kolom tipe 3
Gambar 1.11 Kolom tipe 4


74
Untuk kolom tipe 5 digunakan ukuran 25/30 dan selimut beton
50mm dengan panjang 1,30 m, menggunakan tulangan utama 619 dan
tulangan sengkang 8-200


2) Balok Induk
Balok induk adalah komponen struktur yang berfungsi untuk menehan
beban dari balok anak, plat lantai, tembok, dan beban lain untuk
disalurkan ke struktur kolom. Pada bangunan ini balok induk
menggunakan banyak ukuran, tergantung dari beban yang diterima dan
bentang dari balok induk tersebut. Pada semua jenis balok induk
digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa
dengan selimut beton 40 mm. Berikut adalah tabel balok induk yang
digunakan dalam bangunan ini.

Nama
balok
induk
Lokasi balok
induk
Gambar detail
Penggunaan
Tulangan
B1 Balok induk
miring pada
tribun penonton
kanan
(tumpuan)

Tulangan atas 716
Tulangan bawah 716
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

Gambar 1.12 Kolom tipe 5


75
B2 Balok induk
miring pada
tribun penonton
kanan
(lapangan)

Tulangan atas 416
Tulangan bawah 716
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

C1 Balok induk
basement
(tumpuan)

Tulangan atas 616
Tulangan bawah 416
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

C2 Balok induk
basement
(lapangan)

Tulangan atas 216
Tulangan bawah 416
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200



76
D1 Balok induk
pada tribun
penonton kiri
(tumpuan)

Tulangan atas 516
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

D2 Balok induk
pada tribun
penonton kiri
(lapangan)

Tulangan atas 416
Tulangan bawah 716
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

D3 Balok induk
pada tribun
penonton kiri
(konsol)

Tulangan atas 516
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200


77
H2 Balok induk
lantai 2 (balkon)
(tumpuan
konsol)

Tulangan atas 716
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150
H1 Balok induk
lantai 2 (balkon)
(lapangan/
ujung konsol)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200
H3 Balok induk
lantai 2 (balkon)
(tumpuan)

Tulangan atas 516
Tulangan bawah 516
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200





78
B8(l) Balok induk
atap (dak beton)
(lapangan)

Tulangan atas 216
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

B8(t) Balok induk
atap (dak beton)
(tumpuan)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150


1) Balok Anak
Balok anak adalah komponen struktur yang berfungsi untuk
menehan beban dari balok anak yang lain, plat lantai, tembok, dan beban
lain untuk disalurkan ke balok induk atau struktur kolom. Pada bangunan
ini balok anak menggunakan banyak ukuran, tergantung dari beban yang
diterima dan bentang dari balok anak tersebut. Pada semua jenis balok
anak digunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan mutu baja (fy) 240 Mpa
dengan selimut beton 40 mm. Berikut adalah tabel balok anak yang
digunakan dalam bangunan ini.







79
Nama
balok
anak
Lokasi balok
anak
Gambar detail
Penggunaan
Tulangan
G1 Balok anak
(tumpuan)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150

G2 Balok anak
(lapangan)

Tulangan atas 216
Tulangan bawah 416
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-200

G3 Balok anak
(tumpuan dan
lapangan
bentang pendek)

Tulangan atas 316
Tulangan bawah 316
Tulangan tengah
Tulangan sengkang
8-150





80
2) Plat Lantai
Pada bangunan ini adat 4 jenis plat lantai antara lain plat lantai
miring untuk tribun, plat lantai 2 dan balkon, plat basement, dan plat
atap. Pada semua jenis plat mutu beton (Fc) yang digunakan adalah
22,5Mpa, mutu baja (fy) yang digunakan adalah 240 Mpa, untuk tebal
pelindung beton digunakan 20 mm.

a) Plat lantai miring tribun
Plat miring tribun menggunakan tebal 120mm ada 2 tipe plat yaitu A
dan B, berikut detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat A 4,20 x 2,20 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm
Plat B 1,20 x 2,20 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

b) Plat lantai dua dan balkon
Plat lantai dua dan balkon menggunakan tebal 120mm ada 3 tipe
plat yaitu E, F, dan G, berikut detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat E 2,20 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm
Plat F 3,20 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm
Plat G 4,80 x 3,10 m Plat dua arah 10-150 mm 10-150 mm 8-200 mm

c) Plat basement
Plat lantai basement digunakan sebagai tempat tendon air, plat
menggunakan tebal 120mm ada 2 tipe plat yaitu E, F, dan G, berikut
detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat C 4,10 x 3,60 m Plat dua arah 10-200 mm 10-200 mm 8-200 mm
Plat D 1,50 x 3,60 m Plat satu arah 10-200 mm 10-200 mm 8-200 mm




81
d) Plat atap
Plat atap menggunakan tebal 100mm ada 6 tipe plat yaitu A, B, D, E
F, dan G, berikut detail dari tipe plat tersebut.
Nama
plat
Ukuran Jenis plat
Tulangan Pokok Tulangan
Bagi Arah x Arah y
Plat A 2,75 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat B 4,30 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat D 3,10 x 6,60 m Plat satu arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat E 1,50 x 6,60 m Plat satu arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat F 2,75 x 3,20 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm
Plat G 0,90 x 1,60 m Plat dua arah 10-250 mm 10-250 mm 8-250 mm


c. Atap
1) Penutup Atap
Pada bangunan ini penutup atap yang digunakan adalah asbes gelombang
ukuran
2) Gording
Gording berfungsi untuk menerima beban dari penutup atap baik beban
hidup, mati, angin, dan beban yang lain. Pada bangunan ini gording yang
digunakan adalah baja profil Light Lip Channel 150.65.20.3,2 mm,
dipasang 28 buah (jarak antar gording 0,75m) dengan bentang terpanjang
7,45m. mutu baja yang digunakan adalah BJ37 (fy = 2400Mpa).




82
3) Trekstang dan Ikatan Angin
Trekstang berfungsi untuk menahan lendutan gording pada sumbu
lemahnya. Pada bangunan ini menggunakan trekstang baja tulangan
ukuran 12mm yang dipasang 1 buah untuk tiap 1 bentang gording.
Ikatan menggunakan baja tulangan ukuran angin 12mm yang dipasang
pada kuda-kuda. Trekstang dan ikatan angin menggunakan mutu baja
BJ37 (fy = 2400Mpa).
4) Kuda - kuda Baja
a) Kapstang

Pada bangunan ini kapstang yang digunakan adalah baja WF
350.175.7.11mm (konstruksi single beam), dengan jarak antar
kapstang terpanjang 7,45m dan jarak terpendek 6,15m(mengikuti
struktur portal). Kapstang menggunakan mutu baja BJ37 (fy =
2400Mpa). Panjang untuk 1 sisi 9,61m (19,22m panjang total 1
kapstang), jumlah kapstang pada bangunan ini 7 buah.
b) Sambungan
Sambungan yang digunakan pada struktur kuda-kuda adalah
sambungan baut dengan ukuran baut 16mm dan pelat buhul tebal
10mm yang disambung pada profil baja dengan las tebal 4mm.
Semua alat sambung menggunakan mutu baja BJ37 (fy = 2400Mpa).
Ukuran plat dan jumlah baut pada sambungan puncak dan
sambungan dengan kolom pendek menggunakan ukuran yang sama,
dengan ukuran plat 60 x 17,5 cm dan jumlah baut yang digunakan
adalah 26 buah.


83






84

5) Kolom Pendek Baja
Pada bangunan ini kolom pendek baja yang digunakan adalah baja
WF 350.175.7.11mm (sama dengan profil baja kapstang), kolom pendek
menggunakan mutu baja BJ37 (fy = 2400Mpa). Panjang kolom pendek
baja 2,30 m dan sambungan pelat kaki menggunakan plat tebal 1cm
dengan ukuran 50 x 60, menggunkan ukuran angkur 19 panjang 60cm
pada beton berjumlah 6 buah (dipasang seperti pada gambar dibawah).


85


86

3. Pelaksanaan Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
a. Umum
1) Lingkup pekerjaan
Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan. Pengujian perbaikan selama
masa pemeliharaan dan training bagi calon operator, sehingga seluruh
sistem elektrikal dapat beroperasi dengan sempurna.
2) Bahan
a) Instalasi dan Pemasangan Kabel
(1) Umum
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus
memenuhi persyaratan PUIL/LMK. Semua kabel/kawat harus
baru dan harus jelas ukurannya, jenis kabelnya, nomor dan jenis
pintalannya. Semua kawat dengan penampang 6 mm2 ke atas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak
boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2,
kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali dipersyaratkan
lain, Konduktor yang dipakai ialah dari type :
(a) Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit
PVC.
(b) Untuk kabel distribusi dan kabel yang tertanam diluar
gedung menggunakan kabel NYY dan NYFGBY.
(2) Splice/pencabangan
(a) Tidak diperkenankan adanya Splice ataupun sambungan-
sambungan baik dalam Feeder maupun cabang-cabang,
kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa
dicapai (accessible). Sambungan pada kabel circuit cabang
harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara electric,
dengan cara-cara Solderless Connector. Jenis kabel
tekanan, jenis compression atau soldered.
(b) Dalam membuat Splice, konektor harus dihubungkan
pada konduktorkonduktor dengan baik, sehingga semua


87
konduktor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran.
(c) Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector
yang terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen
atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan
dengan diameter kabel.
(3) Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain
seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case,
compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi, voltage dan lain-lain tertentu itu harus
dipasang memakai cara yang disetujui menurut anjuran
perwakilan Pemerintah dan atau Manufacturer.
(4) Penyambungan kabel
(a) Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-
kotak penyambung yang khusus untuk itu (misalnya
junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
(b) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna
atau nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan
pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis
dan disaksikan oleh MK. Penyambungan kabel tembaga
harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat.
(c) Penyambungan-penyambungan harus dari ukuran yang
sesuai.
(d) Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi
dengan pipa PVC/protolen yang khusus untuk listrik.
(e) Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu
untuk menjaga nilai isolasi tertentu.


88
(f) Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus
diikuti, missal temperatur-temperatur pengecoran dan semua
lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
(g) Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka ,
maka harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal
maksimal 2,5 mm.
(5) Saluran pengantar dalam bangunan
(a) Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa ceiling, saluran
penghantar (conduit) ditanam di dalam beton.
(b) Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan
ceiling gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas
cable tray dengan tidak membebani ceiling.
(c) Seluruh kabel penerangan, lebih dari empat jalur harus
diletakkan pada cable tray.
(d) Seluruh kabel feeder harus diletakkan pada cable tray.
(e) Untuk instalasi saluran penghantar di luar bangunan,
dipergunakan saluran beton, kecuali untuk penerangan
taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter
sesuai standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan
handhole untuk belokan-belokan.
(f) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa
conduit minimum 5/8 diameternya. Setiap pencabangan
ataupun pengambilan keluar harus menggunakan junction
box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus
menggunakan terminal strip di dalam junction box.
(g) Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box
harus dilengkapi dengan socket/lock nut, sehingga pipa
tidak mudah tercabut dari panel.
(h) Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel yang berada
pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 M, harus
dimasukkan dalam pipa logam dan pipa harus diklem ke
bangunan pada setiap jarak 50 cm.



89
(6) Instalasi khusus
Pemasangan Kabel dalam Tanah :
(a) Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80
cm.
(b) Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi
dengan cetakan beton cor dan diberi pasir, ditanam minimal
sedalam 80 cm.
(c) Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan
dilindungi pipa Galvanized.
(d) Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan , dilindungi
dengan pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan
pipa PVC type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari
30 cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
(e) Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam
tanah harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak
isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan
lain sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir
kali setebal 10 cm. Kemudian kabel diletakkan, ditutup
dengan pasir setebal 15 cm dan dipadatkan, diatasnya diberi
bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
(f) Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan
secara langsung, harus mempergunakan peralatan khusus
untuk penyambungan kabel dalam tanah.
b) Konstruksi panel dan instalasinya
(1) Kabinet
Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan tebal
minimum 2 mm. Kabinet untuk panel board mempunyai
ukuran yang proporsional seperti yang dipersyaratkan untuk
panel board, yang besarnya sesuai dengan ukuran pada gambar
perencana atau menurut kebutuhan, sehingga untuk jumlah dan
ukuran kabel yang dipakai tidak terlalu sesak. Frame/rangka
harus digrounding/ditanahkan dan pada kabinet harus ada cara-
cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel


90
panel board serta tutupnya. Kabinet dengan kabel-kabel
trought feeder harus diatur sedemikian, sehingga ada saluran
dengan lebar tidak kurang dari 10 cm untuk banch circuit panel
board. Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci-kunci.
Untuk satu kabinet harus disediakan 2 buah anak kunci dengan
system Master Key.
(2) Finishing
Semua kabinet harus dicat dengan warna yang ditentukan oleh
MK. Semua kabinet dari pintu-pintu untuk panel board listrik,
harus dibuat tahan karat dengan cara galvanized plating atau
dengan zink chromate primer. Selain yang tersebut diatas,
harus dilapisi dengan lapisan anti karat, yaitu sebagai berikut :
(a) Bagian dalam dari box dan pintu.
(b) Bagian luar dari box yang digalvanized atau cadmium
plating tak perlu dicat kalau seluruhnya terpendam, kalau
pakai zink chromate primer harus di cat dengan cat bakar.
(3) Pasangan panel
Pasangan panel sedemikian rupa sehingga setiap peralatan
dalam panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung
dari pada macam atau type panel. Maka bila dibutuhkan
alas/fondasi/penumpu/penggantung, maka pemborong harus
menyediakannya dan memasangnya sekalipun tidak tertera pada
gambar.
(4) Panel-panel distribusi utama
Panel-panel distribusi harus seperti ditunjuk pada gambar,
kecuali ditunjuk lain. Seluruh assembly termasuk housing, bus-
bar, alat-alat pelindung harus direncanakan, dibuat, dicoba dan
dimana perlu diperbaiki sesuai dengan persyaratan. Panel
distribusi utama dari jenis indoor type tersebut dari plat baja
(metal clad). Konstruksi harus terbuat dari rangka baja struktur
yang baku, yang bisa mempertahankan strukturnya oleh stress
mekanis pada waktu hubungan singkat. Rangka ini secara
lengkap dibungkus pada bagian bawah, atas dan sisi dengan


91
plat-plat penutup (metal clad) harus cukup louves, untuk
ventilasi dimana perlu untuk mengatasi kenaikan suhu dari
bagian-bagian yang mengalirkan arus dan bagian-bagian yang
bertegangan sesuai dengan persyaratan PUIL/LMK/VDE untuk
peralatan yang tertutup. Material-material yang bertegangan
harus dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan percikan
air. Semua material dan tombol transfer yang dipersyaratkan
harus dikelompokkan pada satu papan panel yang berengsel
yang tersembunyi.
(5) Papan nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara
pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari
pemutus daya atau alat-alat yang disambung padanya.
Keterangan mengenai ini harus diajukan dalam shop drawings.
(6) Bus bar/rel
Bus bar minimal harus dari bahan tembaga yang lapisan luarnya
dilapis dengan lapisan perak, dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan arus 150% dari arus beban terpasang yang
ukurannya disesuaikan dengan ukuran PUIL (daftar No 630 - D1
- D4 / PUIL 2000). Semua bus bar/rel harus dicat, dipegang oleh
isolator dengan kuat dan baik pada kerangka panel. Semua bus
bar/rel harus dicat dengan warna yang sesuai dengan yang
disebutkan pada PUIL. Cat tersebut harus tahan sampai
temperatur 75 derajat Celcius. Bus bar disusun oleh isolator
dengan baik untuk sistem 3 phase 4 kawat seperti ditunjuk
dalam gambar. Setiap panel harus mempunyai bus netral yang
diisolir terhadap tanah, sebuah bus pentanahan yang selanjutnya
diklem dengan kuat pada frame panel dan dilengkapi dengan
klem untuk pentanahan dari peralatan perlu diketanahkan (5
bar). Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) harus
menunjukkan ukuran-ukuran dari bus dan susunannya. Ukuran


92
dari bus harus ukuran sepanjang panel dan harus disediakan cara
untuk penyambungan di kemudian hari.
(7) Terminal dan mur baut
Semua terminal cabang harus diberi lapis tembaga (Vertin) dan
disekrup dengan menggunakan mur baut ring dari bahan
tembaga atau mur baut yang divernikel (atau stainless) dengan
ring tembaga.
(8) Cadangan/penyambungan di kemudian hari
Bila dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan bus, klem-klem
pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk peralatan yang
dipasang dikemudian hari dapat berupa equipment bus bar,
panel kayu, switch, circuit breaker dan lain-lain.
(9) Alat-alat ukur
Setiap panel harus dilengkapi dengan alat-alat ukur seperti pada
gambar. Meter-meter adalah type Moving Iron Vane Type
khusus untuk panel, dengan scale sirkular, flush atau semi flush,
dalam kotak tahan getaran. Dengan ukuran 144x144 mm atau
96x96 mm, dengan skala linier dan ketelitian 1,5%. Posisi dari
skalar putar untuk voltmeter (Voltmeter selector switch) harus
ditandai dengan jelas.
(10) Transformator Arus
Trafo adalah dari type kering, dalam ruangan type jendela
dengan ketelitian 0,3 dengan burden sesuai dengan standard-
standard VDE. Pemasangan arus kuat dan dapat menahan gaya-
gaya dan mekanis pada waktu terjadinya hubungan singkat 100
KA. Trafo arus untuk amperemeter juga boleh dipergunakan
bersamaan dengan KWH meter, asalkan ketelitiannya masih
baik. Bila tidak baik, maka harus dipergunakan trafo arus
khusus.
(11) Sekering
Sekering menggunakan sekering type kapasitas interupsi tinggi.
Semua sekering harus dipasang pada sisi sumber dari suatu


93
peralatan yang dapat dicabut (draw-out) atau di sisi beban dari
peralatan-peralatan lainnya, harus mempunyai kapasitas
interupsi 100 KA. Bila sekering merupakan bagian dari suatu
saklar, maka harus diatur sedemikian rupa, sehingga saklar
tersebut dapat dimasukkan bila sekeringnya tidak pada
tempatnya. Harus ada indikator untuk sekering putus. Sekering
harus dipasang pada pendukung yang sama pada peralatan-
peralatan yang dapat dicabut (draw out).
(12) Sekering cadangan
Untuk setiap panel harus disediakan sekering cadangan
sebanyak sikring yang ada, yang disimpan dalam almari khusus
dan diberi pengenal yang jelas.
(13) Kabel-kabel pengontrol
Kabel pengontrol dari panel-panel harus dipasang di
pabrik/bengkel secara lengkap dan dibundel dan dilindungi
terhadap kerusakan mekanis. Ukuran minimal adalah 1,5 mm2
dari type 600 volt PVC.
(14) Merk pabrik
Semua peralatan pengaman harus diusahakan buatan pabrik
peralatan-peralatan sejenis, harus dapat saling dipindahkan dan
ditukar tempatnya pada frame panel. Panel adalah assembling
lokal.
(15) Peralatan pengaman pemutus daya
Peralatan-peralatan pengaman adalah pemutus daya type draw
out tanpa minyak dengan sekering pembatas arus, pemutus daya
dengan rumah tuang (moulded case) dilengkapi dengan sekering
pembatas arus dan pemutus sekering. Arus kerja dari draw out
circuit breaker harus sesuai dengan sekering berkapasitas 100
KA. Minimum pemutus sekering harus dari type yang membuka
dan menutup dengan cepat.
(16) Pilot lamp
Semua tutup muka panel harus dilengkapi dengan :
(a) Pilot lampu untuk menyatakan adanya tegangan R S T


94
(b) Pilot lampu untuk push button on/off, untuk menyatakan
sistem telah on atau off.
(c) Pilot lampu untuk remote control pada panel, untuk
menyatakan system telah menjalankan /memberhentikan
sistem yang diinginkan.
Penyediaan dari pilot lampu yang disebutkan diatas merupakan
keharusan, biarpun pada gambar-gambar tidak tertera. Warna-
warna untuk pilot lamp :
(a) Untuk phase R : warna merah.
(b) Untuk phase S : warna kuning
(c) Untuk phase T : warna biru
(d) Untuk menyatakan sistem telah dijalankan dengan push
button atau dengan saklar, ataupun dengan Time Switch,
yang menyatakan sistem telah on : warna merah.
(e) Untuk menyatakan sistem telah off : warna hijau
d) Instalasi saklar dan stop kontak (out-let)
(1) Saklar-saklar
Saklar-saklar dari jenis rocker mekanis dengan rating 10 A 250
V. Saklar pada umumnya dipasang inbow kecuali disebutkan
lain pada gambar . Jika tidak ditentukan lain, saklar-saklar
tersebut bingkainya harus dipasang rata pada tembok setinggi
150 cm di atas lantai yang sudah jadi kecuali ditentukan lain
oleh Perencana/MK. Saklar-saklar tersebut harus dipasang
dalam kotak-kotak (in bow doos) dari plat dan ring setelan yang
standard, dilengkapi dengan tutup persegi. Sambungan-
sambungan hanya diperbolehkan antara yang berdekatan.
(2) Stop kontak
Stop kontak haruslah dengan type yang memakai earthing
contact dengan rating 10 A 250 V AC, semua pasangan stop
kontak dengan tegangan kerja 220 V harus diberi saluran ke
tanah (grounding). Stop kontak harus dipasang rata dengan
permukaan dinding dengan ketinggian sesuai petunjuk
perencana/MK.


95


e) Sistem pentanahan
Semua bagian metal yang dalam keadaan normal tidak bertegangan
harus dihubungkan menjadi satu secara elektrik dengan baik. Suatu
rel pentanahan harus disediakan dimana bagian metal tersebut diatas
dihubungkan. Rel pentanahan dihubungkan dengan kawat tembaga
berpenampang sesuai gambar sistem, dihubungkan dengan batang
tembaga berdiameter minimal 0,5 ditanam di dalam tanah, sehingga
diperoleh tahanan pentanahan maksimum 3 Ohm. Hal-hal dibawah
ini harus dihubungkan pada pentanahan :
(1) Panel-panel daya dan penerangan
(2) Rak kabel
(3) Pompa-pompa
(4) Dan lain-lain
c. Pekerjaan Sistem Distribusi Daya Listrik
1) Kabel Daya Tegangan Rendah
Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam
ukuran dan type yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN. Sebelum dan
sesudah dipasang, kabel TR harus ditest dengan pengujian-pengujian
sebagai berikut :
a) Test insulasi
b) Test kontinuitas
c) Test tahanan pentanahan
2) Panel Tegangan Rendah
a) Umum
(1) Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua
komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380 V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan
harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA
dan sebagainya. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah


96
tipe tertutup (metal enclosed), freestanding, untuk pasangan
dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-komponen
yang ada : LVMDP, Panel AC, panel-panel pompa. Panel-panel
yang disebut di bawah ini adalah type tertutup (metal enclosed),
wall mounting, lengkap dengan semua komponen-komponen
pasangan dalam semua panel-panel penerangan dan panel-panel
daya lainnya.
b) Karakteristik panel
(1) Tegangan kerja : 400 Volt
(2) Tegangan Uji : 3.000 Volt
(3) Tegangan uji impuls : 20.000 Volt
(4) Frekwensi : 50 Hz
c) Persyaratan-persyaratan kerja starter motor Y
Kerja starter motor Y - adalah automatic starter tapi juga harus
dapat dihidupkan secara manual. Masing- masing automatic starter
motor Y - terdiri dari :
(1) 3 buah kontaktor daya
(2) 1 thermal overload relay
(3) 1 motor timer
(4) Tombol Start Stop
(5) Peralatan lain yang menunjang sistem tersebut.
Juga peralatan proteksi untuk :
(1) Locked motor
(2) Starting overload
(3) Abnormally high ambient
(4) Voltage unbalance
(5) Circuit Breaker
Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit
Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 5 KA simetris.
Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuit
Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang
diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity minimal
10 KA simetris. Circuit breaker harus dari type automatic trip


97
dengan kombinasi thermal dan instantaneous magnetic unit. Main
CB dari setiap panel emergency harus dilengkapi dengan shut trip
terminal untuk dihubungkan dengan panel remote tripping unit yang
ada di ruang security, memakai kabel kontrol tahan api.
b) Bus Bar
Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum
konduktivitas 98%, rating ampere sesuai gambar. Bus bar harus
dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
(1) Phasa : merah, kuning, hitam
(2) Netral : biru
(3) Ground : hijau kuning
c) Aksesoris
Bus bar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya
harus buatan pabrik dan berkualitas eks-Eropa dan dipasang di
dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
b. Pekerjaan Sistem Penerangan dan Stop Kontak
1) Lampu dan armaturnya
Lampu dan armature harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti
yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal.
a) Semua armatur lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai
terminal pentanahan (grounding).
b) Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus
dikompensasi dengan power factor correction capasitor yang
cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan beban mekanis dari
diffuser itu sendiri.
c) Life time lampu harus sesuai dengan spesifikasi teknis pabrik
pembuat.
d) Reflector terutama untuk ruangan umum harus memakai bahan
tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantauan yang sangat tinggi.
e) Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal box
harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan kerja dan umur teknis
komponen lampu itu sendiri.


98
f) Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel
dalam box harus diberikan saluran atau klem-klem tersendiri,
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor. Box terbuat
dari pelat baja tebal minimum 0,5 mm, dicat dasar tahan karat,
kemudian difinis dengan cat akhir dengan oven warna putih.
g) Ballast dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu fluorescent).
h) Tabung Fluorescent harus dari merk setara Phillips type TLD dan
warna nomor 54.
i) Armatur lampu pijar terdiri dari dudukan dan diffuser. Dudukan
harus dari bahan aluminium silicon alloy atau dari moulded plastic.
2) Stop kontak
a) Stop kontak biasa yang dipakai adalah stop kontak satu phasa, untuk
pemasangan di dinding dan pemasangan di lantai (floor outlet).
b) Stop kontak dinding harus satu tipe untuk pemasangan rata dengan
dinding dengan rating 250 volt, 10 ampere.
3) Saklar dinding
Sakelar harus dari tipe untuk pemasangan rata dinding, tipe rocker,
dengan rating 250 Volt, 10 Ampere, single gangs atau multiple gangs
(Grid Switches).
4) Box untuk Sakelar dan Stop Kontak
Box (in bow doos) harus dari bahan baja dengan kedalaman tidak kurang
dari 35 mm. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan.
Sakelar atau stop kontak dinding terpasang pada box (end bow doos) dari
plat dengan menggunakan baut. Pemasangan dengan cakar yang
mengembang tidak diperbolehkan.
5) Pada umumnya kabel, instalasi penerangan dan instalasi stop kontak
harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM
atau NYY). Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2 mm2.
Kode warna insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL sebagai
berikut :
a) Fasa 1 : merah
b) Fasa 2 : kuning


99
c) Fasa 3 : hitam
d) Netral : biru
e) Tanah (Ground) : hijau - kuning
Kabel harus dari merk Kabelindo, Kabel Metal, Tranka atau Supreme.
6) fPipa instalasi pelindung kabel
Pipa instalasi pelindung kabel yang dipakai adalah pipa PVC tanpa ulir
(high impact PVC). Pipa, elbow, socket, juction box, clamp dan
accessories lainnya, yaitu tidak kurang dari 5/8 diameter. Pipa Fleksibel
harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (junction
box) dan armatur lampu.
b. Pekerjaan Instalasi Sound System
1) Lingkup Pekerjaan
a) Pengadaan dan Pemasangan Instalasi
(1) Pengadaan dan pemasangan 1 unit power amplifier 120 W
(2) Pengadaan dan pemasangan equipment rack lengkap dengan
semua accesorisnya.
(3) Pengadaan dan pemasangan 1 unit tape recorder deck + VCD
player + radio tunner
(4) Pengadaan dan pemasangan semua ceilling speakers beserta
peralatan volume kontrol yang diperlukan.
(5) Pengadaan dan pemasangan 1 unit paging mikrophon,
(6) Pengadaan dan pemasangan 1 unit grup selector.
(7) Pengadaan dan pemasangan keseluruhan instalasi pengkabelan.
b) Pengetesan seluruh pekerjaan instalasi sampai dinyatakan baik
secara tertulis dan diterima dengan baik oleh pengawas/pemilik
proyek.
2) Standart Pekerjaan
a) Standar yang diperlukan untuk pekerjaan ini adalah edisi terakhir
dari :
(1) PUIL 2000
(2) IEC ( Internasional Elektronis Commision).
(3) SII (Standar Industri Indonesia)
(4) Peraturan Dinas Keselamatan kerja DEPNAKER


100
3) Sistem Tegangan
Sistem tegangan yang dipergunakan adalah 1 fasa, 220 Volt, 50 Hertz
4) Spesifikasi Peralatan
a) Mixer Frame : Konstruksi : Modular
b) Tape Recorder Cassete + VCD Player + Radio Tunner
(1) Playback System : 4 Track, 2 channel stereo
(2) Frequency Response : 30 15000 Hz
(3) Band Rad : Dual Band Radio AM/FM
c) Power Supply
(1) Output Voltage : 24 V dc
(2) Output Current : 0.5 A (regulated)
(3) Main Voltage : 220 V
(4) Konstruksi : Modular
d) Power Amplifier
(1) Output Power : 120 W
(2) Frequency : 20 20000 Hz
(3) Distortion : < 1%
(4) S/N : 4-20 dB
e) Line Amplifier
(1) Input Sensivity : 0-30 dB
(2) Output Level : 70 V, 100 V
(3) Input Impedance : 600 ohm
(4) Frequency Response : 100-10000 Hz 3 dB
(5) Distortion : < 1%
(6) Operating Voltage : 24 Vdc
(7) Konstruksi : Volume
f) Equipment Rack
(1) Konstruksi : acc EIA 19
(2) Tinggi : min. 4 unit size
5) Pekerjaan Instalasi Jaringan Sound System
a) Seluruh pekerjaan JARINGAN SOUND, pada dasarnya
dilaksanakan dengan menggunakan kabel NYM, dengan luas


101
penampang sekurangnya 1,5 mm2; dan pipa PVC dengan diameter
penampang 5/8
b) Instalasi pekerjaan JARINGAN SOUND tidak diperkenankan
membebani kerangka plafon yang ada, melainkan harus dipasang
pada permukaan bawah bagian plat lantai berikutnya dengan
menggunakan klem dan concrete fastener yang sesuai
c) Semua pekerjaan pencabangan, splicing dan lain sebagainya harus
dilaksanakan dalam junction boxes (Tdoos, Xdoos, dsb) yang
terbuat dari bahan sejenis dengan pipa konduit yang dipakai, dengan
menggunakan sambungan isolasi PVC atau lasdop PVC.
d) Kabel penghantar yang menghubungkan fixtures JARINGAN
SOUND harus dilindungi dengan menggunakan flexible conduit
yang terbuat dari bahan (dan memiliki ukuran) yang sama dengan
pipa konduit yang dipakai.
e) Kontraktor diwajibkan mengooordinasikan rencana kerjanya dengan
disiplin lainnya, sehingga kemungkinan timbulnya persilangan
lintasan antar instalasi yang berlebihan cepat dapat dihindarkan.
f) Semua instalasi di bawah ceilling pada dasarnya harus dikerjakan
terbenam(recessed mounted). Ketinggian penempatan wall mounted
fixtures akan ditetapkan oleh pengawas.
g) Semua wall mounted fixtures yang terpasang di bawah ceiling harus
dipasang secara flush mounted, dengan menggunakan back boxes
(inbouw doss) yang sesuai.
h) Semua pekerjaan perbaikan bekas bobokan dilaksanakan oleh
kontraktor bangunan yang beban biayanya menjadi tanggung
jawabnya.

c. Sistem Penangkal Petir
1) Lingkup pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai spesifikasi
ini, serta pengurusan izin dari badan yang berwenang (Jawatan
Keselamatan Kerja).


102
2) Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang
berlaku dari Jawatan Keselamatan Kerja atau standard/peraturan yang
dikeluarkan dari pabrik
3) Material
Material yang digunakan dalam sistem penangkal petir dalam kedaan
baik dan sesuai dengan yang dimaksud serta disetujui oleh Direksi.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada
Direksi sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang
tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak. Sistem penangkal petir
yang dipakai adalah penangkal petir cara elektro static system EF
lightning Arrester non radio aktif, yang terdiri dari kepala penangkal
petir, kabel NYA/ NYY dan sistem pentanahan.
4) Head electroda
Head Electroda yang tidak radio aktif atau Dynasphere Triggering
terminal.
5) Penghantar
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang
menghubungkan secara lisrik antara kepala penangkal dan penghantar
vertikal (down conductor) yang menghubungkan secara listrik antara
kepala penangkal dan elektroda pentanahan. Penangkal ini harus
menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari air terminal
ke tanah. Penghantar adalah dari jenis kabel NYA/ NYY untuk EF
lightning protection.
6) Sistem pentanahan
Terdiri dari :
Terminal pentanahan, terletak di dalam Testing Box dengan ukuran
seperti tercantum pada gambar detail. Testing Box diperlukan untuk
pengujian tahanan tanah secara berkala.
Elektroda Pentanahan :
Elektroda Pentanahan, terbuat dari Copper Plate dengan ukuran tidak
kurang dari 0,9x0,9 meter dan harus dimasukkan ke dalam tanah secara
vertikal (sesuai dengan gambar). Tahanan pentanahan maksimum 2 Ohm.


103
7) Pemasangan/pelaksanaan
Cara-cara pemasangan penangkal petir sistem ini harus sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dan spesifikasi.
a) Batang penangkal dipasang pada atap bangunan dengan memakai
baut angker atau klem. Pemasangan harus cukup kuat untuk
menahan gaya-gaya mekanis pada saat timbulnya sambaran petir.
b) Penghantar horizontal dan penghantar pentanahan dipasang dengan
memakai klem setiap jarak 0,4 m dan terpisah terhadap bangunan
kurang lebih 5 meter di luar pondasi bangunan.
c) Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama
dengan konduktor untuk mencegah terjadinya elektrolisa jika
terkena air.
d) Sambungan-sambungan :
(1) Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kontak yang
baik dan tidak mudah lepas, minimal 2 mur/baut
(2) Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian-kerugian
tipis akibat adanya sambungan.
e) Pelindung mekanis
Down Conductor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis
dengan pipa PVC type AW seperti pada gambar.
8) Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Direksi untuk memastikan
dipenuhinya spesifikasi ini. Semua bagian dari instalasi ini harus
diperiksa oleh Direksi terlebih dahulu sebelum tertutup atau tersembunyi.
Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi dan
gambar-gambar harus segera diganti, tanpa membebankan tambahan
biaya pada pemilik proyek.



104
2. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor
a. Intalasi Air Bersih
Air bersih disuplai dari saluran PDAM dan disalurkan ke tendon
penyimpanan air dalam hal menyupai air bersih digunakan juga pompa air
(dipompa langsung dari saluran PDAM) untuk cadangan apabila air dari
PDAM tidak dapat naik ke tandon air
Instalsi air bersih pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW ukuran
1/2 yang digunkan pada intalsi untuk keran bak mandi, urinoir, wastafel,
dan pada instalasi hilir (setelah percabangan pipa) , dan 3/4 yang pada
instalsi hulu (dekat tendon/sebelum percabangan pipa) dan pada instalasi
untuk sower.
b. Intalasi Air Kotor
Untuk instalasi air kotor pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW
2, karena elevasi kamar mandi berada dibawah elevasi tanah maka air kotor
ditampung pada bak penampungan (volume = 17m
3
)kemudian dipompa keluar
dengan pompa penguras.
c. Intalasi Air Tinja
Untuk instalasi air tinjar pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW 4.
d. Intalasi Air Hujan
Untuk instalasi air hujan pada bangunan ini menggunakan pipa PVC AW 4
untuk pipa datar dan pipa PVC AW 3 untuk pipa tegak yang dimasukkan ke
dalam kolom utama.



105
3. Pengadaan Material Bangunan
Material yang digunakan sebagian besar produk dalam negeri. Sebagian
besar material bangunan dapat diperoleh dari berbagai daerah yang ada di Kota
Batu dan Malang. Berikut beberapa daftar material bangunan yang digunakan
sesuai RKS yang ada.
a. Batu
1) Batu untuk pondasi batu kali
a) Batu kali yang dipergunakan harus keras dan tidak porous.
b) Ukuran batu kali maksimum 25 cm.
c) Batu kali yang bulat dan berukuran lebih dari 25 cm harus dipecah.
2) Batu bata
Batu Bata Merah untuk pekerjaan pasangan dinding dan lain-lain yang
disebutkan didalam gambar, harus menggunakan batu bata yang
memenuhi standar sebagai berikut :
a) Berukuran standart warna merah sebagai hasil pembakaran yang
sempurna/baik
b) Sisinya bersudut, dan kuat tidak dapat dikorek dengan tangan,
berpermukaan rata dan tidak menampakkan retak-retak.
c) Maksimum pecah 20%
d) Batu bata yang dipakai untuk seluruh pekerjaan pasangan adalah
batu bata ukuran P = 2 x L + 2cm spesi, dengan terlebih dahulu
kontraktor harus menyerahkan contoh bahan /material dan data
teknis kepada direksi dan konsultan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Beton
1) Semen
a) Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis III, harus satu merk
untuk penggunaan dalam pelaksanaan seluruh bangunan, belum
mengeras sebagian atau seluruhnya.
b) Dalam pelaksanaannya, merk yang dipakai tidak boleh ditukar-
tukar, kecuali ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas dan
Perwakilan UNDP.
c) Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), tidak
terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum dalam zak,


106
segera setelah diturunkan disimpan dalam gudang yang kering,
terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi secukupnya dan lantai
yang bebas dari tanah. Semen harus masih dalam keadaan fresh
(belum mulai mengeras), bagian tersebut harus dapat ditekan hancur
dengan tangan bebas dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5 % berat.
Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu
zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
d) Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan
paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan
dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
2) Agregat kasar (Koral/Batu Pecah)
a) Mutu Butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, jumlah butir-butir
pipih maksimal 20 % berat, tidak pecah atau hancur serta tidak
mengandung zat-zat reaktif alkali.
b) Ukuran Sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa di atas
ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 %-98 % berat, selisir antara
sisa- sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimal 60 % dan minimal 10 % berat.
c) Penyimpanan Pasir dan kerikil atau batu pecah harus disimpan
sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh bahan-
bahan lain.
d) Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali pecah,
bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam SK SNI T-
15.1991.03
e) Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
3) Agregat halus (Pasir)
a) Jenis dan syarat campuran agregat harus memenuhi syarat-syarat
dalam PBI-1971, Bab 3.


107
b) Mutu Pasir : Butir-butir tajam, keras, bersih dan tidak mengandung
Lumpur dan bahan-bahan organis.
c) Ukuran : Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimal 2 % berat; sisa di
atas ayakan 2 mm harus minimal 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % -90 % berat.
d) Aggregate harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah
dari satu dan lain jenisnya/gradasinya dan di atas lantai beton ringan
untuk menghindari tercampurnya dengan tanah.
4) Air
a) Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak,
asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang diminum.
b) Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat
sumur pompa di tapak proyek atau disuplai dari luar.
c) Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak dan
bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
d) Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Konsultan Pengawas.
e) Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran,
beton dan penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang
bersih, tidak mengandung minyak, garam (Cl maksimum 15 g/l),
asam (SO4 maksimum 5 g/l) dan zat organik lainnya.
5) Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus berukuran minimal diameter 1 mm seperti yang
disyaratkan dalam PBI NI-2 Pasal 3.7.
6) Admixture
Bahan-bahan Tambahan dalam Adukan Beton(Untuk pembetonan), pada
umumnya harus digunakan tricosal VZ (3 gr. Per kg, semen) atau
corplast R (3,5 cc per kg, semen).





108
c. Baja
1) Baja untuk konstruksi kuda-kuda
a) Baja yang dipakai harus sesuai dengan standart internasional yang
disetujui. Untuk seluruh sturuktur baja baja dengan tegangan putus
minimal 3700 kg/cm2. Untuk mendapatkan jaminan kwalitas baja
yang digunakan, kontraktor harus mengajukan sertifikat yang
dikeluarkan oleh pabrik baja yang bersangkutan. Setiap perubahan
pemakaian kwalitas baja harus dengan persetujuan Konsultan
Perencana.
b) Digunakan baut dari jenis baut HTB yang sesuai ASTM A-325
,tidak berkarat dan dilindungi terhadap karat baik sebelum maupun
setelah terpasang. Hanya digunakan baut dari satu produck dengan
tanda dan kode yang jelas terdapat pada baut. Semua baut harus
dilengkapi dengan ring yang sesuai. Semua baut harus dikencangkan
dengan kunci momen yang besaran gaya torsinya sesuai dengan
brosur teknis produk yang bersangkutan. Khusus untuk sambungan
gording dipergunakan baut hitam biasa dari ST 37 dengan tegangan
leleh minimal 2400 kg/cm2.
2) Baja untuk tulangan beton
a) Baja tulangan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971 dengan
tegangan leleh (y= 3.200 Kg/cm2) atau Baja U-32 untuk besi ulir
dengan notasi D dan tegangan leleh (y= 2.400 Kg/cm2) atau baja
U-24 untuk besi polos dengan notasi . besi beton yang digunakan
setara KS (Krakatau Steel) dan bersertifikat.
b) Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara sedemikian
rupa sehingga bebas dari hubungan langsung dengan tanah lembab
ataupun basah. Juga besi penulangan harus disimpan rata (Round
Bars) maupun besi-besi penulangan bergelombang (Deformed Bars)
harus sesuai dengan persyaratan dalam NI-2 Pasal 3.7.
c) Besi yang akan digunakan harus bebas dari karat dan kotoran lain.
Apabila terdapat karat pada bagian permukaan besi, maka besi harus
dibersihkan dengan cara disikat atau digosok tanpa mengurangi
diameter penampang besi, atau menggunakan bahan cairan sejenis


109
Vikaoxy Off produksi yang telah memenuhi SII atau yang setaraf
dan disetujui Pengawas.
d) Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap
beton cor di tempat yang akan digunakan; dan bahan yang akan
diakui serta yang disetujui Pengawas. Semua biaya sehubungan
dengan pengujian tersebut di atas sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.
e) Toleransi :







d. Kayu
1) Kayu untuk bekesting
a) Type Bekesting yang digunakan dapat dalam bentuk baja atau kayu.
Pekerjaan lain-lain yang dikerjakan, harus dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
b) Perencanaan
Bekesting harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada
perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung beban-
beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
Semua bekisting harus diberi penguat datar dan silang, sehingga
kemungkinan bergeraknya bekesting selama pelaksanaan dapat
ditiadakan, juga harus cukup rapat untuk menghindari keluarnya
adukan (mortal). Susunan bekesting dengan penunjang-penunjang
harus teratur, hingga pengawasan atas kekurangannya dapat mudah
dilakukan.
c) Kayu penyangga dan silangan-silangan adalah menjadi tanggung
jawab Pemborong, begitu pula dengan dimensi dari bekisting
tersebut.


110
d) Pada bagian terendah dari setiap phase pengecoran dari bekisting
kolom atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan.
e) Cetakan untuk pekerjaan kolom dan pekerjaan beton lainnya harus
menggunakan papan tebal minimal 2,5 cm atau multiplek 18 mm,
balok 5/7, 6/10, 8/10 dan dolken dia. 8-12 cm, dapat digunakan dari
mutu kayu Klas II
f) Kayu bekesting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran. Adakan tindakan untuk menghindarkan pengumpulan
air pembasah tersebut pada sisi bawah.
g) Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati
sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam
hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
pemborong wajib mengadakan perbaikan atau pembetulan kembali.
h) Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai
berikut:
(1) Bagian sisi balok 48 jam
(2) Balok tanpa beban konstruksi 7 Hari
(3) Balok dengan beban konstruksi 21 Hari
2) Kayu non structural untuk kusen dan daun pintu/jendela
Yang dimaksudkan kayu non struktural disini adalah kayu kamper untuk
pintu panel. Kayu tersebut harus gergaji mesin, lurus dan berkwalitas
baik, dengan cacat maksimum yang diperkenankan adalah sbb :
a) Cacat maksimum 1 % x lebar.
b) Pingul maksimum 1 % x lebar.
c) Serat miring maksimum tg = 1/10.
d) Diameter mata kayu, maksimum 1/6 x lebar muka kayu
e) Retak radial maksimum 1/4 lebar retak dan retak tangensial
maksimum 1/5 lebar muka kayu





111
e. Plambing
1) Pipa-pipa dan fitting air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk
distribusi air sampai ke fixture-fixture, baik yang ditanam di dalam tanah
atau ditempatkan di atas langit-langit, dibuat PVC AW dari eks Maspion
atau Wavin sesuai gambar.
2) Union dari bahan Malleable Iron.
3) Bak kontrol harus dibuat dari beton bertulang yang dilengkapi dengan
tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka.
4) Pipa-pipa pembuangan air kotor dan air bekas sanitair dari fixture sampai
pipa vertikal yang terletak pada shaft plambing, dibuat dari PVC dengan
tekanan kerja nominal 10 kg/cm2.
5) Pipa-pipa dan fitting untuk vent dibuat dari PVC dengan tekanan kerja 5
kg/cm2
f. Sanitasi
1) Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran mempergunakan merk TOTO
atau yang setara.
2) Floor drain dan clean out mempergunakan merk AMERICAN
STANDARD/Viega, atau yang setara.
g. Mekanikal
Pada bangunan ini perangkat mekanikal yang digunakan adalah pompa air
untuk menyuplai air bersih dari PDAM ke bak penampungan (tandon air), dan
pompa air penguras untuk menguras bak penampungan air kotor yang ada
bibawah toilet ke saluran pembuangan.



112
d. Elektrikal
Pada bangunan ini perangkat elektrikal yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Sistem penerangan dan stop kontak




113
2) Panel listrik

3) Kabel antar panel

4) Sound sistem

5) Sistem penangkal petir




114
h. Finising (cat)
1) Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat luar eks Dulux
Weathershield, dengan garansi penuh selama 5 tahun.
2) Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi
Acrylic merk setara Dulux atau AKZO NOBEL dengan lapisan dasar
Alkali Resistance Sealer warna putih.
3) Plamur hanya berfungsi dan dimanfaatkan untuk meratakan bidang-
bidang dinding yang kurang rapi, tidak menutup bidang tembok
keseluruhan. Plamur yang digunakan adalah Alkaplast eks Mowilex .
4) Untuk Plafond/langit-langit digunakan setara AKZO NOBEL Pentalite,
warna Brillian White.
5) Untuk cat kayu dan besi menggunakan cat merk setara EMCO dengan
warna menyesuaikan pada gambar perencanaan.
i. Material Penunjang dan Lain lain
1) Bahan Anti Rayap
a) Bahan yang dipergunakan adalah yang telah direkomendasikan oleh
Departemen Pertanian, yaitu setara Lentrex ataupun Termitox.
b) Bahan pelarut yang dipergunakan adalah air bersih.
c) Bahan anti rayap ini sebelum dipakai harus ditest terlebih dahulu
pada laboratorium yang ditunjuk/Konsultan Pengawas, baik
mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek dampak lingkungan
yang ditimbulkan.
2) Railing Balkon dan Teras Jemur
a) Untuk balkon, menggunakan rangka besi hollow kotak 30 x 60 mm
tebal 1,8 mm untuk frame dan besi hollow 20 x 40 mm tebal 1,8 mm
untuk pengisi.
b) Untuk teras jemur, menggunakan rangka besi hollow kotak 40 x 40
mm tebal 1,8 mm, dan pengisi plat strip 50 x 5 mm.







115
3) Railing Tangga dan Void
a) Untuk hand rail menggunakan pipa Stainless Steel 2
b) Pengisi menggunakan pipa Stainless Steel 1
c) Joint Conector menggunakan pipa Stainless Steel
d) Kombinasi dan modifikasi bahan mengacu pada gambar kerja yang
ada.
2. Peralatan
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa alat-alat kecil
maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik dan siap
pakai, sebelum pekerjaan fisik yang bersangkutan dimulai antara lain:
1) Minimal pick up.
2) Pompa Air bermesin.
3) Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
4) Mesin pemadat / compactor
5) Alat bor
6) Schafolding
7) Genset
8) Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur
9) Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai