PERANCANGAN KONSEP
Dalam perancangan sebuah bangunan,konsep sangat diperluk sebagai acuan dalam setiap
mendesain,sehingga menghasilkanbangunan yang baik. Konsep dapat diaplikasikan pada seluruh
elemen bangunan, dimulai dengan fasad,atap,bahkan sampai siteplan memerlukan sebuah konsep
desain. Perancangan bangunan yang menggunakan konsep secara matang akan mengaplikasikan
keseluruhan konsep kedalam setiap elemen bangunan, sehingga akan menghasilkan rencana yang
memiliki karakteristik dalam bangunan tersebut.
Perancangan ini menggunakan konsep agrowista hortikultural degan pendekatan arsitektur
biofilik, dimana agrowista hrotikultural sendiri adalah jenis agrowisata yang di dalamnya terdapat
berbagai jenis tanaman seperti buah, sayur , tanaman obat dan tanaman hias. Dengan pendekatan
biofilik dimana bangunan-bangunan yang ada akan menyatu dengan alam di harapka konsep ini
menciptakan lingkungan yang baik.
Ruang terbuka dan landscaping pada proyek ini akan dirancang sesuai dengan konsep
agrowisata horlikultural . Seperti yang sudah dijelaskan di atas, agrowisata ini akan meminimalisir
KDB yang akan digunakan, sehingga akan memberikan sisa lahan yang cukup besar. Sisa lahan itu
akan dimaksimalkan sebagai area taman yang berguna sebagai area Istirahat pengunjung. Selain
itu,area terbuka lainnya dapat digunakan sebagai area sumber resapan air hujan berupa lubang
biopori. Lubang biopori berfungsi untuk mempercepat penyerapan air hujan ke dalam tanah. Hal ini
juga dapat menghindari genangan air pada lahan.
Sumber: pinteres
Gambar 5. 4 Jenis Tanaman
Sumber : Google
Untuk pepohonan yang digunakan, terbagi menjadi 3 jenis pohon, yaitu pohon pemecah angin,
pohon peneduh, dan pohon penunjuk arah. Pada rancangan rumah sakit ini, pohon pohon yang
digunakan diantaranya pohon cemara sebagai penunjuk arah, pohon ketapang dan ketapang kencana
sebagai pemecah angin, serta pohon buah buah sebagai pohon peneduh.
5.7 Konsep Bangunan
5.7.1 Konsep Bentuk Bangunan
Perancangan kompleks agrowisata merupakan pembangunan yang menggunakan pendekatan
fungsional,sehingga yang diutamakan adalah fungsi dari setiap ruang yang ada. Berdasarkan
beberapa preseden yang telah penulis lihat, bangunan agrowisata memiliki bentuk massa bangunan
yang hampir serupa. Pada perancangan agrowisata ini penulis merancang beberapa bangunan yang
memenuhi fungsi dari agro wisata antara lain adalah restourant, , green house, dan penginapan.hal ii
di kareakan dari analisis penulis, bangunan pada agrowisata ini adalah menyebar sehingga dapat
memenuhi kebutuhan fungsional dari tempat wisata ini sendiri.
Gambar 5. 6 Restoran
Sumber : Google
Untuk mendukung konsep green architecture, bangunan green house dan GSG ini
menggunakan 2 material utama sebagai fasadnya yaitu low e glass sebagai material pada curtain wall
dan ACP sebagai finishing penutup concrete. Kelebihan material low e glass ini membuat jangkauan
pandang pengguna sangat luas. Selain itu penggunaan low e glass ini juga dimaksud untuk
memaksimalkan pencahayaan alami di siang hari, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
Pemilihan kaca bermaterial low e glass juga dimaksud untuk mengurapi penyerapan panas sinar
matahari yang masuk ke dalam bangunan, sehingga penggunaan
penghawaanbuataandapatdiminimalisir.
Pada perancangan agrowisata ini menggunakan lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai
area peletakan panel surya untuk menyimpan energi yang terbarukan. Hal ini digunakankan pada
bangunan untuk mendukung kriteria yaitu penggunaan energi terbarukan pada tapak. Selain
digunakan untuk panel surya,
Gambar 5. 8 Panel surya
Sumber : Google
Konsep struktur dan konstruksi yang digunakan adalah grid system dan core
menggunakan material beton. Core menggunakan konstruksi shearwall yang berisi shaft
kebakaran, toilet, shaft sampah, dan pemipaan. Penggunaan core berfungsi untuk
menyalurkan gaya lateral pada bangunan. Grid pada bangunan menggunakan perhitungan
1/12 dikali bentang terpanjang pada bangunan.
Sumber : Google
5.11 Air Bersih
Air bersih ditampung pada ground water tank dan roof water tank. Persediaan air bersih pada
beberapa instalasi harus terus tersedia. Ruangan ruangan yang memerlukan persediaan air bersih
antara lain Area Agrowisata agar tanaman memiliki pasokan air bersih,restouran,penginapan.green
house biasanya memiliki tandon airnya sendiri agar air lebih berfokus kepada taaman di dalamanya.
Sumber : Biosant
Air bersih dapat diperoleh dengan 3 cara, yaitu air tanah, PDAM, dan juga pengolahan kembali
air kotor yang dihasilkan dari bangunan. Pengolahan air menggunakan SWT (Seweage Water
Treatment), dapat menghasilkan air bersih yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman,
penyiraman flush toilet, dan penggunaan lain yang tidak kontak langsung.
5.12 Air Kotor
Pengelompokan air kotor pada bangunan biasanya dibagi menjadi 2, yaitu grey water dan
black water. Grey water adalah air yang dihasilkan dari sisa sisa pencucian baju (linen dan laundry),
air hujan, dan juga air wudhu. Sedangkan black water adalah air kotoran yang tidak dapat diolah
lagi.
Pada perancangan ini, terdapat perbedaan sistem pengolahan grey water dan black water. Grey water
sisa pembuangannya disalurkan menuju SWT(seaweage water treatment) untuk diolah Kembali dan
dapat digunakan untuk keperluan yang tidak ada kontak langsung dengan manusia, contohnya,
menyiram tanaman.
Sistem proteksi kebakaran pada rumah sakit dilengkapi oleh sistem proteksi aktif dan sistem
proteksi pasif. Sistem proteksi aktif yang digunakan adalah sprinkler, APAR, hidran, alarm
kebakaran, pendeteksi asap maupun api. Sistem kebakaran pasif berupa shaft kebakaran yang berisi
lift kebakaran, tangga darurat, dan lobby kebakaran. Shaft kebakaran harus berada maksimal 30
meter dari ruangan terjauh. Bukaan pada shaft kebakaran harus menghadap keluar bangunan, agar
pada saat proses evakuasi lebih mudah.
Lebar anak tangga pada shaft kebakaran minimal 0.91 m, dengan jumlah anak tangga
maksimal menuju bordes sebanyak 12 anak tangga. Bukaan pintu pada shaft kebakaran juga
khusus. Pintu tangga kebakaran harus terbuat dari material tahan api. Selain itu pintu shaft
kebakaran harus mudah diakses, sehingga pada saat terjadi kebakaran, pengguna bangunan
tidak kesulitan mencari letak shaft kebakaran.
Listrik pada agrowisata juga harus terjaga selama 24 jam. Instalasi yang memerlukan
arus listrik selama 24 jam antara lain Green house,cottage Laboratorium.Sumber listrik
agrowisata berasal dari PLN, dan juga alternatifnya berupa genset dan juga solar panel.
Penggunaan solar panel pada bangunan mendukung konsep green architecture yaitu efisiensi
dan konservasi energi. Sistem penditribusian listrik menggunakan sistem terpusat pada ruang
LVMDP dan disalurkan pada ruang panel di setiap lantainya.
Sumber : Google