Anda di halaman 1dari 12

BAB V

PERANCANGAN KONSEP

5.1 Konsep Umum

Dalam perancangan sebuah bangunan,konsep sangat diperluk sebagai acuan dalam setiap
mendesain,sehingga menghasilkanbangunan yang baik. Konsep dapat diaplikasikan pada seluruh
elemen bangunan, dimulai dengan fasad,atap,bahkan sampai siteplan memerlukan sebuah konsep
desain. Perancangan bangunan yang menggunakan konsep secara matang akan mengaplikasikan
keseluruhan konsep kedalam setiap elemen bangunan, sehingga akan menghasilkan rencana yang
memiliki karakteristik dalam bangunan tersebut.
Perancangan ini menggunakan konsep agrowista hortikultural degan pendekatan arsitektur
biofilik, dimana agrowista hrotikultural sendiri adalah jenis agrowisata yang di dalamnya terdapat
berbagai jenis tanaman seperti buah, sayur , tanaman obat dan tanaman hias. Dengan pendekatan
biofilik dimana bangunan-bangunan yang ada akan menyatu dengan alam di harapka konsep ini
menciptakan lingkungan yang baik.

5.2 Penjelasan Konsep


Agro wisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian
sebagai obyek wisata, baik potensi berupa pemandangan alam kawasan pertaniannya maupun
kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat
petaninya.
Pada perancangan agrowisata buah dan sayur di harapkan menjadi wisata yag dapat di
gunakan dengan berkelanjutan. Implementasi konsep desain Arsitektur organik pada Kawasan
Wisata Aalam ini dinilai sesuai. Karena merujuk pada pengertian, pola perancangan, tujuan, serta
manfaatnya, konsep arsitektur organik dapat membantu pemulihan kondisi psikologis para
penggunanya, seperti penurunan stress dan relaksasi otot otot tubuh yang lelah yang dapat dicapai
dengan adanya interaksi langsung dengan alam, baik secara audial, maupun visual. Penerapan
Biofilik pada Kawasan ini akan menggabungkan antara elemen alam dengan elemen bangunan, dan
juga dalam skala kawasan, akan banyak interaksi ruang luar dan dalam secara langsung yang
diharapkan membuahkan hal-hal positif, seperti penghawaan alami yang terdistribusi merata, juga
pencahayaan dinamis yang menyebar. Selain hal-hal tersebut, Biofilik yang merupakan sub tema
dari Arsitektur Ekologis ini tentu akan dapat mereduksi konsumsi energi yang berlebih, juga tanggap
dan menghormati alam sekitarnya.
Perancangan desain Biofilik ini memiliki 14 pola inti yang terbagi ke dalam 3 kategori. Penjelasan
ringkas dari seluruh pola yang terdapat dalam buku “14 Patterns of Biophilic Design” yang ditulis
oleh tim dari Terrapin Bright Green adalah sebagai berikut:
a) Nature in The Space Patterns (Pola Alam dalam Ruang)
1. Hubungan dengan alam secara visual Tersedia akses visual secara langsung pada unsur
alam, sistem kehidupan, dan ekosistem.
2. Hubungan non-visual dengan alam Selain visual, ada pula kesan lain seperti pendengaran,
perabaan, penciuman, dan kesan lainnya yang memberi respon baik terhadap lingkungan
dan ekosistem.
3. Stimulus sensorik non-irama Kesan sensorik yang terasa tapi tak berirama, sebagai
distraksi yang dapat diterima dan memberi kesan spesial.
4. Variabilitas thermal dan aliran udara Memunculkan perubahan-perubahan yang tak
terlalu signifikan pada iklim dalam skala mikro, sebagai imitasi dari lingkungan alami
5. Kehadiran air Merancang kondisi yang baik dan kesan berbeda yang didapat dari
kehadiran air, baik disentuh, dirasakan, maupun sekedar dilihat.
6. Cahaya yang dimanis dan menyebar Dinamika dan distribusi cahaya alami yang baik
dapat memberikan kesan waktu, juga dapat memberi ketenangan.
7. Koneksi dengan sistem alami Konektivitas terhadap sistem alami seperti perubahan
musim dapat memberi kesan yang menyeluruh, dan menyadarkan penggunanya terhadap
siklus kehidupan.
b) Natural Analogues Patterns (Pola Analogi Alam)
8. Bentuk dan pola biomorfik Unsur simbolis yang menunjukkan pengaturan kontur, pola,
atau tekstur yang telah ada.
9. Hubungan material dengan alam Material dan elemen yang berasal dari alam, melalui
pengolahan yang minimum, hal tersebut mencerminkan ekologi/geologi lokal dan
menciptakan kesan yang berbeda.
10. Kompleksitas dan keteraturan Informasi sensorik yang menganut hierarki spasial
sebagaimana yang ada pada alam.
c) Nature of the Space Patterns (Pola Sifat Ruang)
11. Prospek Adanya pandangan luas yang tak terinterupsi yang memberi kesan bebas.
12. Perlindungan Sebuah tempat untuk menarik dari kondisi alam atau aktivitas utama, yang
setiap individunya dapat terlindungi.
13. Misteri Memperbanyak unsur-unsur tersembunyi yang memancing individu agar
melakukan perjalanan yang lebih dalam pada alam.
14. Resiko/bahaya Ancaman yang teridentifikasi, dengan adanya perlindungan yang dapat
diandalkan

5.3 Konsep Site Plan


Site plan di rancang dengan mementingkan isu sirkulasi dan fungsi agrowisata ini sendiri,
dimana di lakukan pemadatan bangunan di satu area zoning di karenakan mengefisiensi wisatawan
agar berdekatan ketika mengunjungi salah satu gedung. Lahan terletak di area yang cukup ramai dan
memiliki fasilitas penunjang yang cukup baik, hal ini akan mendorong aksesibilitas komunitas.

Gambar 5. 1 Site Plan


(sumber : data pribadi )

5.4 kosep zonasi Tapak


Pada gambar 5.1 bangunan di letakan dan di padatka di tengah lahan dikarenakan area paling
atas terdapat kontur yang landai sehingga mempermudah untuk di bangun sebuah bangunan di situ.
Area depan lahan merupakan jalan utama, perletakan massa bangunan di tengah lahan juga agar area
depan dapat di jadikan lahan parkir dan sirkulasi kendaraan.
5.5 Konsep Sirkulasi

Gambar 5. 2 Alur Sirkulasi


(sumber : Data Pribadi )
Pada lahan akan dibuat satu sirkulasi utama bagi pengunjung. Sirkulasi sirkulasi masuk dan
keluar kendaraan pengunjung, sirkulasi pejalan kaki, serta sirkulasi servis. Sirkulasi pengunjung dan
penglola ditandai jalur berwarna kuning di tengah lahan .jalur pedetrian didesain agar terhubung
antara didalam lahan dengan pedestrian diluar lahan tanpa menggunakan kendaraan bermotor Area
pedestrian ini sebaiknya ditambahkan lanscaping berupa tanaman peneduh, sehingga mengurangi
paparan radiasi dari sinar matahari.

5.6 Konsep Ruang Terbuka dan Landscaping

Ruang terbuka dan landscaping pada proyek ini akan dirancang sesuai dengan konsep
agrowisata horlikultural . Seperti yang sudah dijelaskan di atas, agrowisata ini akan meminimalisir
KDB yang akan digunakan, sehingga akan memberikan sisa lahan yang cukup besar. Sisa lahan itu
akan dimaksimalkan sebagai area taman yang berguna sebagai area Istirahat pengunjung. Selain
itu,area terbuka lainnya dapat digunakan sebagai area sumber resapan air hujan berupa lubang
biopori. Lubang biopori berfungsi untuk mempercepat penyerapan air hujan ke dalam tanah. Hal ini
juga dapat menghindari genangan air pada lahan.

Gambar 5. 3 Konsep perancangan taman

Sumber: pinteres
Gambar 5. 4 Jenis Tanaman

Sumber : Google
Untuk pepohonan yang digunakan, terbagi menjadi 3 jenis pohon, yaitu pohon pemecah angin,
pohon peneduh, dan pohon penunjuk arah. Pada rancangan rumah sakit ini, pohon pohon yang
digunakan diantaranya pohon cemara sebagai penunjuk arah, pohon ketapang dan ketapang kencana
sebagai pemecah angin, serta pohon buah buah sebagai pohon peneduh.
5.7 Konsep Bangunan
5.7.1 Konsep Bentuk Bangunan
Perancangan kompleks agrowisata merupakan pembangunan yang menggunakan pendekatan
fungsional,sehingga yang diutamakan adalah fungsi dari setiap ruang yang ada. Berdasarkan
beberapa preseden yang telah penulis lihat, bangunan agrowisata memiliki bentuk massa bangunan
yang hampir serupa. Pada perancangan agrowisata ini penulis merancang beberapa bangunan yang
memenuhi fungsi dari agro wisata antara lain adalah restourant, , green house, dan penginapan.hal ii
di kareakan dari analisis penulis, bangunan pada agrowisata ini adalah menyebar sehingga dapat
memenuhi kebutuhan fungsional dari tempat wisata ini sendiri.

Gambar 5. 5 Gedung Penerima

Gambar 5. 6 Restoran

Gambar 5. 7 Food court


5.8 Konsep Fasad dan atap bangunan

Gambar 5. 7 preseden konsep Green House

Sumber : Google
Untuk mendukung konsep green architecture, bangunan green house dan GSG ini
menggunakan 2 material utama sebagai fasadnya yaitu low e glass sebagai material pada curtain wall
dan ACP sebagai finishing penutup concrete. Kelebihan material low e glass ini membuat jangkauan
pandang pengguna sangat luas. Selain itu penggunaan low e glass ini juga dimaksud untuk
memaksimalkan pencahayaan alami di siang hari, sehingga dapat menghemat penggunaan listrik.
Pemilihan kaca bermaterial low e glass juga dimaksud untuk mengurapi penyerapan panas sinar
matahari yang masuk ke dalam bangunan, sehingga penggunaan
penghawaanbuataandapatdiminimalisir.
Pada perancangan agrowisata ini menggunakan lahan kosong yang dimanfaatkan sebagai
area peletakan panel surya untuk menyimpan energi yang terbarukan. Hal ini digunakankan pada
bangunan untuk mendukung kriteria yaitu penggunaan energi terbarukan pada tapak. Selain
digunakan untuk panel surya,
Gambar 5. 8 Panel surya

Sumber : Google

5.10 Konsep Struktur dan Konstruksi

Konsep struktur dan konstruksi yang digunakan adalah grid system dan core
menggunakan material beton. Core menggunakan konstruksi shearwall yang berisi shaft
kebakaran, toilet, shaft sampah, dan pemipaan. Penggunaan core berfungsi untuk
menyalurkan gaya lateral pada bangunan. Grid pada bangunan menggunakan perhitungan
1/12 dikali bentang terpanjang pada bangunan.

Gambar 5. 9 Sistem grid dan core

Sumber : Google
5.11 Air Bersih

Air bersih ditampung pada ground water tank dan roof water tank. Persediaan air bersih pada
beberapa instalasi harus terus tersedia. Ruangan ruangan yang memerlukan persediaan air bersih
antara lain Area Agrowisata agar tanaman memiliki pasokan air bersih,restouran,penginapan.green
house biasanya memiliki tandon airnya sendiri agar air lebih berfokus kepada taaman di dalamanya.

Gambar 5. 10 Roof water tank

Sumber : Biosant
Air bersih dapat diperoleh dengan 3 cara, yaitu air tanah, PDAM, dan juga pengolahan kembali
air kotor yang dihasilkan dari bangunan. Pengolahan air menggunakan SWT (Seweage Water
Treatment), dapat menghasilkan air bersih yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman,
penyiraman flush toilet, dan penggunaan lain yang tidak kontak langsung.
5.12 Air Kotor

Pengelompokan air kotor pada bangunan biasanya dibagi menjadi 2, yaitu grey water dan
black water. Grey water adalah air yang dihasilkan dari sisa sisa pencucian baju (linen dan laundry),
air hujan, dan juga air wudhu. Sedangkan black water adalah air kotoran yang tidak dapat diolah
lagi.
Pada perancangan ini, terdapat perbedaan sistem pengolahan grey water dan black water. Grey water
sisa pembuangannya disalurkan menuju SWT(seaweage water treatment) untuk diolah Kembali dan
dapat digunakan untuk keperluan yang tidak ada kontak langsung dengan manusia, contohnya,
menyiram tanaman.

Gambar 5. 11 Sewage water treatment

Sumber : plaza tirta 2016


5.13 Saft Kebakaran

Sistem proteksi kebakaran pada rumah sakit dilengkapi oleh sistem proteksi aktif dan sistem
proteksi pasif. Sistem proteksi aktif yang digunakan adalah sprinkler, APAR, hidran, alarm
kebakaran, pendeteksi asap maupun api. Sistem kebakaran pasif berupa shaft kebakaran yang berisi
lift kebakaran, tangga darurat, dan lobby kebakaran. Shaft kebakaran harus berada maksimal 30
meter dari ruangan terjauh. Bukaan pada shaft kebakaran harus menghadap keluar bangunan, agar
pada saat proses evakuasi lebih mudah.
Lebar anak tangga pada shaft kebakaran minimal 0.91 m, dengan jumlah anak tangga
maksimal menuju bordes sebanyak 12 anak tangga. Bukaan pintu pada shaft kebakaran juga
khusus. Pintu tangga kebakaran harus terbuat dari material tahan api. Selain itu pintu shaft
kebakaran harus mudah diakses, sehingga pada saat terjadi kebakaran, pengguna bangunan
tidak kesulitan mencari letak shaft kebakaran.

5.14 Penghawaan Buatan dan Alami

Sistem penghawaan pada perancangan rumah sakit menggunakan AC sentral dengan


sistem VRV. AC digunakan pada ruangan ruangan tertentu yang membutuhkan pendinginan
buatan. Ruang ruang yang memerlukan penggunaan AC adalah aula dimana alua sendiri
difungsikan sebagai tempat berkumpul sehingga perlu ac sebagai penghawaan,selain itu
restouran dan toko retail masih memerlukan penghawaan berupa ac. Pada area terbuka seperti
lobby, koridor, ruang tunggu tidak menggunakan penghawaan buatan. Pengurangan
penggunaan penghawaan buatan pada bangunan ini merupakan penerapan dari konsep
arsitektur hijau yaitu efisiensi dan konservasi energi.

Gambar 5. 12 Unit outdoor vrv


5.15 Kelistrikan

Listrik pada agrowisata juga harus terjaga selama 24 jam. Instalasi yang memerlukan
arus listrik selama 24 jam antara lain Green house,cottage Laboratorium.Sumber listrik
agrowisata berasal dari PLN, dan juga alternatifnya berupa genset dan juga solar panel.
Penggunaan solar panel pada bangunan mendukung konsep green architecture yaitu efisiensi
dan konservasi energi. Sistem penditribusian listrik menggunakan sistem terpusat pada ruang
LVMDP dan disalurkan pada ruang panel di setiap lantainya.

Gambar 5. 13 Panel LVMDP

Sumber : Google

Anda mungkin juga menyukai