2548-1398
Vol. 6, No. 7, Juni 2023
Abstrak
Desain biofilik adalah pendekatan inovatif dalam arsitektur dan desain interior yang berupaya
menggabungkan alam dan elemen alami ke dalam lingkungan binaan. Di era urbanisasi dan
kemajuan teknologi, desain ini menawarkan cara untuk mengintegrasikan alam ke dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu juga manfaat yang diberikannya terhadap produktivitas dan
kualitas hidup secara keseluruhan. Elemen penting desain biophilic eksterior meliputi
penggunaan tanaman asli dan teknik tataan lanskap yang meniru ekosistem alami, integrasi
fitur air seperti kolam atau sungai, penggunaan bahan alami seperti kayu atau batu pada
eksterior bangunan, serta penciptaan ruang luar yang memfasilitasi interaksi sosial dan
relaksasi. Elemen penting desain biophilic interior meliputi penggunaan bahan alami seperti
kayu, batu, dan tekstil organik, integrasi cahaya alami melalui jendela besar atau atap kaca,
inklusi tanaman indoor dan dinding hidup, integrasi fitur air dan tekstur alami.
Kata kunci: desain biofilik, tata ruang luar, tata ruang dalam, arsitektur
Abstract
Biophilic design is an innovative approach to architecture and interior design that seeks to
incorporate nature and natural elements into the built environment.In an era of urbanization
and technological advancements, this design offers a way to integrate nature into our daily
lives. It provides benefits to our productivity and overall quality of life. Key elements of
exterior biophilic design include the use of native plants and landscaping techniques that
mimic natural ecosystems, the integration of water features such as ponds or streams, the
incorporation of natural materials like wood or stone in building exteriors, and the creation of
outdoor spaces that facilitate social interaction and relaxation. Key elements of interior
biophilic design include the use of natural materials such as wood, stone, and organic textiles,
the incorporation of natural light through large windows or skylights, the inclusion of indoor
plants and living walls, and the integration of water features and natural textures
Syntax Literate | 1
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
Pendahuluan
Perubahan gaya hidup modern pada saat ini sangat berperan dalam memisahkan manusia
dari lingkungan alam. Manusia sebagian besar menghabiskan waktunya di dalam ruangan dan
lingkungan binaan, sehingga kontak manusia dengan alam seiring waktu semakin berkurang.
Padahal kesejahteraan fisik dan mental manusia bergantung pada lingkungan sekitar. Arsitek dan
desain interior memegang peran dalam menciptakan lingkungan binaan yang berkualitas untuk
kebutuhan kesejahteraan manusia. Lingkungan luar maupun dalam ruangan tempat manusia
beraktivitas harus meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Salah satu pendekatan desain yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah
biophilic design. Biophilic design dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas serta
menurunkan tingkat stres. Oleh karena itu, Perlu di pahami lebih dalam konsep biophilic design
pada sebuah desain bangunan baik eksterior maupun interior. Biophilic design memiliki 6 prinsip
yaitu, Fitur lingkungan, Bentuk-bentuk alami, Pola -pola dan proses alami, Cahaya dan ruang,
Hubungan yang didasarkan pada ruang, dan Hubungan evolusi manusia dan alam. Pada penelitian
ini akan dilakukan pengkajian terhadap beberapa contoh objek yang sesuai dengan prinsip biophilic
design.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada kritik ini adalah metode deskriptif kontekstual secara objektif
dan rinci. Metode kontekstual dilakukan secara dinamis yaitu menganalisis beberapa bangunan
dengan aspek elemen, fungsi, pergerakan, dan aktivitas. Metode kontekstual pada kritik ini
membahas perbedaan biophilic design pada interior dan eksterior beberapa objek yang diambil.
Pada tahap pengumpulan data menggunakan metode arsip atau studi literatur. Metode studi literatur
dilakukan dengan mengumpulkan literatur mengenai tiga objek biophilic design mengenai
perbandingan interior dan eksterior setiap objek. Data tersebut berbentuk foto, buku dan jurnal.
Literatur yang terkumpul dianalisis dengan metode deskriptif kontekstual dinamis dengan
menjabarkan informasi interior dan eksterior pada tiga objek arsitektur yang diambil, kemudian
dilakukan perbandingan dengan menyesuaikan prinsip biophilic design. Tolak ukur yang digunakan
pada kritik ini adalah enam prinsip biophilic design. Kemudian, proses analisis tersebut
menghasilkan kajian objek arsitektur mengenai interior dan eksterior berdasarkan prinsip biophilic
design. Hasil teori tersebut akan digunakan sebagai referensi desain objek bertajuk konsep biophilic
design sesuai prinsip yang dijabarkan.
Desain ini menekankan integrasi elemen alami, pola, dan sistem ke dalam ruang eksterior
yang mengelilingi sebuah bangunan. Dengan menggabungkan elemen seperti vegetasi, fitur air,
bahan alami, dan pemandangan alam, desain biofilik eksterior bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan penghuni dan menciptakan rasa keterhubungan dengan lingkungan sekitar. Desain
eksterior mempertimbangkan tampilan alami yang dapat dilihat dari luar seperti jendela, teras dan
Syntax Literate | 2
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
area terbuka lainnya. Selain itu biofilik eksterior juga mengutamakan akses ke ruang terbuka seperti
taman dan halaman.
Konsep desain biofilik eksterior memanfaatkan hasil paparan alam terhadap manusia,
berupa pengurangan stres, peningkatan fungsi kognitif, peningkatan kreativitas, dan kepuasan
secara keseluruhan. Dengan menciptakan ruang luar yang melibatkan indra dan memberikan
kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan alami, desain biofilik eksterior mendorong gaya
hidup yang berkelanjutan dan sehat.
Penerapan prinsip desain biofilik eksterior membutuhkan pertimbangan yang cermat
terhadap kondisi lokasi, iklim, dan kebutuhan serta keinginan pengguna. Sehingga dalam
pelaksanaannya pun sering melibatkan kolaborasi antara arsitek, desainer landskap, dan pemangku
kepentingan lainnya untuk memastikan integrasi alam dan penciptaan ruang luar yang fungsional
dan berkelanjutan.
Dengan mengadopsi desain biofilik interior, ruang dalam menjadi lebih dari sekadar area
fungsional. Desain biofilik interior memberikan kesempatan untuk terhubung kembali dengan alam,
bahkan dalam lingkungan perkotaan, dan meningkatkan kualitas keseluruhan ruang dalam.
Pemilihan material menggunakan material alami seperti kayu, batu, tanah liat dan serat alami
lainnya. Selain itu fokus penting biofilik interior adalah pencahayaan alami, seperti penggunaan
jendela besar, skylight, dan atap kaca.
Implementasi desain biofilik interior membutuhkan pendekatan yang berpikir matang dan
holistik, dengan mempertimbangkan faktor seperti konteks lokasi, preferensi pengguna, dan
keberlanjutan. Prinsip desain biofilik interior mempertimbangkan indra dan respons emosional
terhadap rangsangan alam. Desain bertujuan menciptakan ruang yang membangkitkan rasa
keterhubungan dengan dunia alami, melalui petunjuk visual seperti pemandangan alam, keberadaan
elemen air, dan penggunaan bentuk dan pola organik. Desain ini juga memperhatikan pengalaman
auditori dengan mengintegrasikan suara alam, seperti aliran air atau nyanyian burung, serta
pengalaman taktil melalui penggunaan tekstur dan material alami.
1. Fitur Lingkungan
Mengintegrasikan elemen-elemen alami seperti air, tamanan batu ke dalam
desain bangunan atau sekitarnya. Atribut dalam prinsip ini berupa: Warna, air, udara
cahaya matahari, tanaman, binatang, bahan-bahan alam, pandangan jauh dekat, dan
penghijauan wajah depan.
2. Bentuk-Bentuk Alami
Menggunakan bentuk dan bentuk yang secara alami ditemukan di alam
merupakan elemen penting lain yang digunakan dalam desain biofilik.. Atribut
dalam prinsip ini berupa: Motif motif botanis, penopang pohon dan kolom, motif
binatang, telur dan oval, kerang dan spiral, dan lengkung, vault, kubah.
Syntax Literate | 3
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
Gambar 1
Taman Hotel Raffles
Penggunaan material alami dan ruang terbuka memungkinkan sirkulasi udara alami
dan penetrasi cahaya matahari. Menghadirkan unsur alam asli melalui kontak secara
langsung maupun tidak langsung, rangsangan auditori melalui suara alam seperti kicauan
Syntax Literate | 4
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
burung dan pergerakan air kolam. Desainnya bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
menenangkan dan menyegarkan bagi para tamu di tengah kesibukan kota.
Gambar 2
Microlibrary Warak Kayu
Menggunakan prinsip biophilic desain yaitu terbuat dari bahan dasar alami yaitu
kayu . Bangunan ini juga memiliki motif yang mengangkat budaya semarang yaitu motif
Warak Ngendog pada sisi bangunanya. Celah pada motif tersebut berfungsi untuk
meneruskan cahaya matahari pagi dan sore ke dalam ruangan sebagai pencahayaan alami.
Bangunan retreat dengan fasilitas spa dan kesehatan klub kesehatan yang terletak di
Vietnam. Konsep eksterior biofilik bangunan dapat terlihat dari desain fasad. Fasad disusun
oleh pola kisi yang diselingi dengan lanskap vertikal yang menyaring sinar matahari tropis
yang kuat menjadi permainan cahaya dan bayangan yang menyenangkan di dinding
bertekstur. Fasad berperan penting untuk manusia beradaptasi langsung dengan alam dan
berdampak pada mental dan kesehatan. Hal ini dapat menjadikan suasana yang sejuk dan
menyegarkan.
Gambar 3
Naman Pure Spa Vietnam
Syntax Literate | 5
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
Konsep semakin menyatu dengan alam dengan hadirnya kolam teratai dan taman
gantung di sekitarnya.Taman terbuka yang rimbun menghubungkan ruang interior dan
eksterior sehingga suasana sejuk dan tenang. Objek menerapkan prinsip biolophic design
namun tidak seluruhnya. Apabila mengacu pada prinsip biophilic design, objek tampak lebih
baik apabila menggunakan material fasad yang alami.
1. Wyndham Clubhouse
Merupakan bangunan perhotelan yang terletak di resor pantai Phu Quoc, Vietnam.
Menerapkan biofilik desain pada bagian interior sekaligus eksterior bangunannya dengan
memanfaatkan lokasi hotel yang terbangun di tepi pantai. Menggunakan material utama
yaitu bata terbuka memaksimalkan penghawaan dan pencahayaan alami. Pada bagian dalam
bangunan terdapat atrium yang bagian dasarnya adalah kolam air. Disekeliling koridor
atrium terdapat tanaman rambat hijau yang menggantung hingga lantai dasar. Banyaknya
bukaan pada bangunan ini menjadi akses bagi masuknya udara, aroma, cahaya serta suara
dari luar ke dalam bangunan. Terlebih lagi lokasi site bangunan yang berada di sekitar tepi
pantai.
Gambar 4
Wyndham Clubhouse
Bangunan ini memenuhi hampir seluruh prinsip desain biofilik. Mulai dari fitur
lingkungan, sampai cahaya dan ruang. Kolam di tengah atrium memberikan rangsangan
auditori dan visual yang langsung menstimulasikan pikiran akan alam yang terletak di dalam
ruang. Selain itu penggunaan material alami seperti bata terbuka dan kayu digunakan secara
luas pada desain bangunan ini. Desainnya bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
menyatu dengan alam dan memberikan kualitas hidup yang sehat bagi penghuninya.
Boarding house yang dirancang oleh Arsitek Andy Rahman ini terletak di kota
surabaya. Sesuai dengan namanya, bangunan ini dirancang menanggapi isu bioclimatic dan
menggunakan prinsip biophilic. Terlihat pada penggunaan material pada dinding bangunan
ini menggunakan panel panel berlubang membuat kesan bernafas dimana udara dan cahaya
bebas masuk dan keluar bangunan.
Syntax Literate | 6
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
Gambar 5
Bioclimatic and Biophilic Boarding House
Penerapan unsur biophilic lainnya ada pada komunal space dimana ini merupakan
ruang untuk penghuni kost melakukan interaksi, komunikasi, dan bersosialisasi antar
penghuni. Ruang ini merupakan ruang terbuka yang terletak pada tengah bangunan yang
menggunakan furniture berbahan kayu dan lantai yang menggunakan batu kerikil untuk
menciptakan suasana alam.
3. TECLA House
Gambar 6
TECLA House
Syntax Literate | 7
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
Syntax Literate | 8
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
3. Pencahayaan dan suhu. Dalam menjaga cahaya, suhu dan tingkat kelembaban supaya
tepat untuk kelangsungan tanaman indoor atau elemen alami lainnya, perlu diberikan
sistem tambahan atau penyesuaian.
4. Alergi dan sensitivitas. Beberapa individu mungkin memiliki alergi atau sensitivitas
terhadap beberapa tanaman, serbuk sari, atau bahan alami yang digunakan dalam
desain biophilic, sehingga perlu memilih bahan yang hipoalergenik atau non-toksik.
Kesimpulan
Biofilik desain adalah pendekatan dalam desain arsitektur dan interior yang bertujuan untuk
menciptakan koneksi yang kuat antara manusia dengan alam. Meskipun ada beberapa kesamaan
antara biofilik desain eksterior dan interior, terdapat juga perbedaan dalam cara penerapannya dan
elemen yang diutamakan. Secara keseluruhan, biofilik desain eksterior dan interior memiliki tujuan
yang sama yaitu menciptakan lingkungan yang terkoneksi dengan alam dan meningkatkan
kesejahteraan penghuninya. Namun, penekanan pada elemen dan implementasi desain dapat
bervariasi tergantung pada konteks ruang dan lingkungan. Keduanya baik biofilik desain eksterior
dan interior memiliki banyak sekali pertimbangan untuk bisa diaplikasikan, mulai dari segi biaya
hingga perawatan rutin. Agar desain ini dapat di aplikasikan diperlukan penengah dari berbagai
pertimbangan - pertimbangan tersebut.
BIBLIOGRAFI
Febriana, M. (2016). Identifikasi Pemahaman Biophilic Design dalam Konteks Desain Interior.
Surabaya: Universitas Kristen Petra.
Kellert, S.R., Heerwagen, J.H. & Mador, M.L. (Eds.) (2009). Biophilic Design: The Theory,
science, and practice of bringing building to life. Hoboken, NJ: John Wiley&Sons,Inc.
Kellert, S., Callabrese, E.F., (2015). The Practice of Biophilic Design. London: Terrapin Bright
LLC.
Parkes, James. (2021). Tecla House 3D House Printed from Locally Sourced Clay.
Copyright holder:
Nama Author (Tahun Terbit)
Syntax Literate | 9
Quisha Qubilah Asmoyo, Mutiara Aulia Alatas, Annida Nisrina Putri
Syntax Literate | 10