Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam
budaya, suku, dan agama. Rumah adat
merupakan salahsatu wujud nyata sejarah
nusantara yang memilki banyak jenis sehingga
menarik untuk ditelusuri, termasuk
keterkaitannya dengan arsitektur vernakular.
Arsitektur vernakular merupakan arsitektur yang
memiliki dasar-dasar mengenai filsafat, ekologi,
teknologi, sosiologi, estetika, dan tata ritual
secara lengkap, komprehensif dan mendalam
yang mampu diwariskan secara turun-temurun
(Haryanto, 2011).
Suku Osing merupakan suku asli Kabupaten Gambar 1 Peta Desa Kemiren, Kecamatan Glagah,
Banyuwangi yang dipercaya merupakan suku Kabupaten Banyuwangi
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyuwangi,
keturunan Kerajaan Blambangan. Suku Osing Modifikasi Peta Citra Satelit, 2020
memiliki adat budaya yang kuat, banyak
kegiatan tradisi suku tersebut yang masih Pembahasan
berjalan hingga sekarang. Salah satu daerah
yang hampir seluruhnya ditinggali oleh Suku Rumah Tradisional Osing
Osing adalah Desa Kemiren. Rumah tradisional merupakan suatu bangunan
dengan struktur, cara pembuatan, bentuk dan
Seiring dengan perkembangan zaman, Rumah fungsi serta ragam hias yang memilki ciri khas
Adat Osing semakin sulit ditemukan karena tersendiri, diwariskan secara turun – temurun
masyarakat saat ini beralih ke pembangunan dan dapat digunakan untuk melakukan
yang lebih modern. Kondisi tersebut menjadi kegiatan kehidupan oleh penduduk sekitarnya
pertimbangan untuk dilakukannya pelestarian (Said,2004: 47).
terhadap objek-objek budaya lokal setempat.
Hal ini juga dapat disebabkan oleh sistem
budaya di lingkungan masyarakat itu sendiri.
Perubahan rumah adat atau permukiman dalam
konteks perubahan kebudayaan tidak berjalan
secara langsung dan menyeluruh, akan tetapi
tergantung kedudukan komponen yang berubah
dalam sistem kebudayaan secara keseluruhan Gambar 2Rumah Adat Osing
(Rapoport, 1980). Sumber: Indonesia Travel
Rumah Adat Suku Osing dalam Konteks Budaya Sekitar yang Melatarbelakanginya - 1
Rumah adat merupakan bangunan tempat
tinggal yang dihasilkan dari aktivitas penghuni
dengan budayanya, kepercayaan, dan
lingkungan sekitarnya, yang mampu diwariskan
secara turun-temurun.
Rumah Adat Suku Osing dalam Konteks Budaya Sekitar yang Melatarbelakanginya - 2
Konsep pola tata ruang pada rumah adat Suku
Osing memperlihatkan adanya teritori, baik
dari segi aktivitas maupun fungsi ruang yang
ada. Perkembangan pola tata ruang yang
terbentuk berkembang disesuaikan dengan
fungsi dan aktivitas pemilik yang dilakukan
dalam rumah.
Gambar 7 Bentuk
rumah tikel, baresan,
cerocogan (dari atas
ke bawah)
Sumber: Jurnal
"Konsep Arsitektur
Rumah Adat Suku
Osing di Desa
Gambar 5 Denah rumah adat suku osing Kemiran, Banyuwangi",
Sumber: Suprijanto, Rumah Tradisional Osing : Konsep dan 2021
Bentuk, 2002
Rumah Adat Suku Osing dalam Konteks Budaya Sekitar yang Melatarbelakanginya - 3
5. Ampik-ampik adalah dinding kayu yang
berada di depan ander. Ampik-ampik
berbentuk segitiga ini biasa dibuat dengan
papan kayu yang kadang diberi ukiran khusus
bagi pemilik rumah yang ingin memberikan
kesan berbeda untuk rumahnya (sebagai
dekorasi/hiasan).
6. Lambyang adalah kayu yang terletak
dibawah ampik-ampik yang berfungsi sebagai
penguat konstruksi utama saka tepas yang
disatukan dengan glandar. Sedangkan
Lambyang Pekul adalah kayu yang terletak di
tengah bangunan sebagai penguat njait dowo.
7. Glandar adalah kayu sebagai penguat Gambar 9 Struktur rumah adat Suku Osing pada bentuk
cerocogan
konstruksi utama. Sumber: Jurnal "Konsep Arsitektur Rumah Adat Suku Osing
8. Ampog adalah atap tambahan di samping di Desa Kemiran, Banyuwangi", 2021
rumah yang berfungsi sebagai penghalang air
hujan agar tidak mengenai dinding secara Penutup
langsung.
9. Hek adalah tiang dari kayu bendo yang
Kesimpulan
berfungsi sebagai pembatas antara njerumah Rumah adat Osing merupakan salahsatu
dengan amper atau pembatas antara Bale budaya leluhur di Indonesia. Pembangunan
dengan Pendopo. rumah melibatkan aspek iklim, lingkungan, dan
10. Gedheg adalah dinding dari anyaman sosial. Rumah adat Osing dapat dibedah
bambu dan diperkuat dengan tali tampar berdasarkan budaya suku Osing seperti
kedug yang terbuat dari serat kayu pohon permukiman dan rumah adat. Elemen rumah
aren. adat suku Osing dipengaruhi oleh faktor
11. Gebyug adalah dinding yang memiliki kekerabatan, kepercayaan kosmologi, serta
ukiran dan terbuat dari kayu. hubungan dengan alam dan lingkungan. Hal
12. Genteng adalah atap yang terbuat dari ini dapat disimpulkan bahwa budaya suku
tanah liat. Osing mempengaruhi arsitektur rumah adat
13. Bentur adalah sebutan untuk halaman suku Osing.
rumah (pekarangan) yang ditanami dengan
tanaman-tanaman.
Daftar Referensi
Noor, I Made Kriswikana, dkk. 2021. Konsep
Arsitektur Rumah Adat Suku Osing di Desa
Kemiren, Banyuwangi. Space, Vol. 8, No. 2,
Oktober.
Wijaya, P. Yolanda, dkk. 2017. Studi Rumah
Adat Suku Osing Banyuwangi Jawa Timur.
Simposium Nasional RAPI XVI FT UMS.
Zulfikar, Fachri. 2020. Kearifan Lokal dalam
Arsitektur Rumah Adat Osing sebagai Sumber
Gambar 8 Struktur bangunan Rumah Adat Osing
Sumber: Jurnal "Studi Rumah Adat Suku Osing Banyuwangi Pembelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Sejarah
Jawa Timur", 2017 Indonesia, Vo 3, No. 1.
Rumah Adat Suku Osing dalam Konteks Budaya Sekitar yang Melatarbelakanginya - 4