Anda di halaman 1dari 3

A.

Pondasi dan Pelat Lantai pada Bangunan Tinggi Pada perhitungan fondasi juga dilakukan analisis penulangan pilecap yang mengikat masing-
Contoh penerapan perencanaan pondasi dan pelat lantai pada bangunan tinggi masing minipile menjadi satu kesatuan dalam menahan gaya yang bekerja.
1. Perhitungan gedung 10 lantai dengan perencanaan sistem rangka pemikul momen khusus Penulangan Pelat Lantai
(SRPMK) di Jalan Sepakat II Kota Pontianak Dari hasil analisis dengan bantuan program komputer diperoleh gaya dalam berupa momen yang
Perencanaan pondasi bekerja pada pelat sebagai dasar perencanaan penulangan pelat.
Direncanakan pondasi tapak dengan tiang pancang beton bertulang. Meyerhoff (1956) Hasil dari perencanaan awal sebagai berikut: Tebal pelat untuk lantai tipikal sebesar 13cm
menganjurkan formula daya dukung untuk tiang pancang dengan menggunakan data SPT sebagai
berikut: B. Selubung Bangunan
𝑄𝑈 = 40𝑁𝑏𝐴𝑝 + 0,2𝑁𝐴𝑠 Pada bangunan gedung bertingkat menengah dan tinggi, luas dinding jauh lebih besar daripada luas atap.
𝑄𝑎 = 𝑄 /𝑈 𝑆𝐹 Oleh karena itu, perancangan selubung bangunan vertikal, terutama jendela, harus dilakukan secara hati-
𝐸𝑔 = 1 − 𝜃 (𝑛−1)+(𝑚−1)𝑛 90𝑚𝑛 hati untuk menghindari masuknya panas ke dalam bangunan secara belebihan.
Tabel 5. Dimensi Pondasi dan Jumlah Tiang Pancang Dengan mengoptimalkan desain komponen tembus cahaya, konsumsi energi untuk pencahayaan buatan
dapat dikurangi secara signifikan dengan tetap menghindari masuknya panas yang berlebihan ke dalam
bangunan.
Prinsip-prinsip desain :
1. Perpindahan panas melalui selubung bangunan
Desain struktur (pelat lantai) Dalam bangunan yang didominasi beban pendinginan eksternal, konsumsi energi untuk sistem HVAC
Desain struktur dilakukan dengan program SAP2000 v17.1.1. Model dengan elemen pelat yang terutama ditentukan oleh perpindahan panas melalui komponen selubung bangunan termasuk:
telah diberi faktor reduksi inersia berdasarkan SNI 2847- 2013 pasal 10.10.4.1 (0,25 untuk pelat).
 Perpindahan panas melalui jendela
Model analisis gempa yang digunakan adalah analisis dinamik yang telah dikalikan faktor skala
 Perpindahan panas melalui dinding,
guna memenuhi syarat base shear minimum 85% gaya geser 𝑉 = 𝐶𝑆𝑊 berdasarkan SNI 1726-
 Perpindahan panas melalui atap
2012 pasal 7.9.4.1.
 Laju infiltrasi dan eksfiltrasi melalui retak-retak, jendela dan bukaan pintu.
2. Bentuk dan orientasi bangunan
2. Perhitungan Struktur Hotel 11 Lantai Jalan Teuku Umar Pontianak
Karena pergerakan harian dan tahunan dari matahari, radiasi matahari yang diterima selubung bangunan
Perencanaan pondasi
bervariasi untuk setiap orientasi.
Fondasi direncanakan dapat menahan struktur bangunan diatasnya tanpa mengalami penurunan
3. Luas jendela
yang besar. Jenis tanah berdasarkan analisis klasifikasi situs pada konstruksi bangunan ini adalah
Proporsi luas jendela memiliki pengaruh sangat besar terhadap beban pendinginan karena menentukan
tanah lunak sehingga pemilihan jenis fondasi harus tepat, kuat dan efisien. Fondasi yang
total perolehan panas yang masuk kedalam bangunan.
digunakan adalah fondasi dalam berupa minipile..
Data fondasi:
 Jenis Fondasi : Minipile
 Bentuk Fondasi : Segi empat
 Dimensi Fondasi : 25cm x 25cm
 Kedalaman Fondasi: 25m
WWR yang dimaksud dalam table adalah pengaturan luasan rasio bukaan jendela terhadap dinding
(Window to Wall Ratio)
4. Material kaca
Berdasarkan sifat termalnya, material kaca memiliki berbagai karateristik yang berbeda, tergantung dari
sifat transmisi radiasi matahari (solar transmittance), daya serap radiasi matahari (solar absorptance),
daya pantulan radiasi matahari (solar reflectance) dan transmisi cahaya (visible transmittance).
6. Reflector kaca (lightshelf)
Karateristik transmisi termal material kaca diukur dari Nilai-U, untuk konduksi, dan Koefisien Perolehan
Reflektor cahaya (lightshelf) adalah elemen horisontal yang membagi jendela menjadi dua bagian.
Panas Matahari (Solar Heat Gain Coeefficient - SHGC) atau Koefisien Peneduh (Shading Coefficient -
Jendela bagian atas untuk pencahayaan alami dan jendela bagian bawah untuk pandangan (vision) Selain
SC) untuk radiasi. Dalam hal ini, nilai SHGC = 0,86 SC.
berfungsi sebagai peneduh jendela bagian bawah, reflektor cahaya tersebut juga berfungsi untuk
memantulkan cahaya matahari yang datang dari bagian atas jendela untuk membantu penetrasi
pencahayaan alami kedalam ruangan yang jauh dari jendela

5. Peneduh eksternal
Peneduh eksternal lebih efektif dalam mengurangi perolehan panas matahari dibandingkan dengan
peneduh internal karena dapat menghalangi radiasi matahari sebelum mencapai selubung bangunan.

7. Peneduh internal
Peneduh internal (tirai, gorden) menahan radiasi matahari setelah melewati jendela kaca dan mencegah
terjadinya radiasi matahari yang langsung mengenai penghuni dan bagian interior yang lebih dalam.
8. Dinding
Dinding bangunan umumnya terdiri atas beberapa lapisan material dengan ketebalan dan sifat termal
yang berbeda.
9. Atap
Untuk meminimalkan kenaikan panas melalui atap, bahan dengan reflektifitas dan emisivitas tinggi
harus dipilih.
10. Infiltrasi
Infiltrasi adalah bocornya udara eksternal ke dalam gedung secara tidak disengaja.

PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/192798-ID-perhitungan-gedung-10-lantai-dengan-pere.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/192864-ID-none.pdf
https://greenbuilding.jakarta.go.id/files/userguides/IFCGuideVol1-IND-edit.pdf

Anda mungkin juga menyukai