Anda di halaman 1dari 13

Passive Design Method

A. Passive Design Method Pada Bangunan Tinggi Dengan Iklim


Tropis Lembab

Indonesia merupakan negara beriklim tropis lembab yang memiliki karakter iklim
yaitu:
1. kelembaban relatif cukup tinggi (50% - 90%);
2. curah hujan cukup tinggi dan temperatur rata-rata per tahun 18°C –
23°C.
3. Adapun permasalahan yang terjadi pada iklim tropis lembab antara lain:
gerakan udara lambat, penguapan sedikit, udara panas dan silau oleh
faktor langit (Lippsmeier, 1994).
Faktor Susunan dan Orientasi
Bangunan (Yeang, 2006)

Susunan bangunan terdiri


atas sumbu axis dan sisi panjang
bangunan yang secara umum
menyesuaikan posisi arah terbit dan
terbenam matahari. Secara idealnya
sumbu panjang sejajar pada arah
Timur dan Barat sedangkan fasad
bangunan (sisi panjang bangunan)
menghadap arah Utara dan Selatan.
Massa Bangunan (Satwiko, 2005)
Bangunan tinggi dengan massa gemuk (besar) dan berdenah
rumit akan menyebabkan bagian tengah bangunan gelap dan
udara panas karena terhalang ruang-ruang periferi. Kondisi ini
tentunya membutuhkan penerangan dan penghawaan buatan
yang sudah pasti pemborosan energi listrik. Oleh karenanya
rancangan massa sederhana dan pipih (langsing) akan lebih
mudah untuk perolehan penghawaan dan penerangan alami.
Desain Fasad dan Pelingkup
Bangunan (Yeang, 2006)
Fasad dan pelingkup
bangunan berfungsi sebagai
regulator, protector, insulator dan
integrator dengan lingkungan
alaminya. Secara ideal dinding
terluar berperan sebagai filter yang
merespon lingkungan. Selubung
bangunan sebaiknya mempunyai
bukaan yang dapat dioperasikan
untuk perolehan ventilasi alami,
pengontrol ventilasi silang, view,
proteksi panas, pengaturan aliran
angin dan pengaliran air hujan.
Pada bangunan tinggi, dinding
terluar yang mendapat pencaran
sinar matahari, sebaiknya diberi
penyekat yang efektif menurunkan
panas matahari berupa alumunium
cladding atau dirancang dengan
“double/tripple layered” atau
“double skin facade”
Alat Pembayangan/Sun Shading (Frick, 2007 & Yeang 2006)
Secara umum sisi bangunan yang terkena pancaran panas
matahari terutama sisi Barat dan Timur, sangat membutuhkan sun
shading dari silau dan kualitas cahaya yang masuk ke dalam
ruangan. Dan secara umum pula perolehan panas matahari melalui
jendela dapat direduksi selain dengan sunshading dapat digunakan
balkon, loggia dan skycourt.

Passive Daylight (Yeang, 2006)

Metode perolehan terang alami pada bangunan tinggi tanpa


mengakibatkan silau adalah menggunakan advance system yaitu
passive light shelf dan light pipe.
Model light shelf menggunakan bidang oversteak eksterior dan
interior pada fasad untuk menangkap dan memantulkan cahaya
matahari melalui bidang langit-langit dan lantai yang mampu menerangi
ruangan lebih dari 10 m dari jarak dinding fasad. Namun sistim hanya
dipergunakan pada ruang-ruang yang berdekatan dengan jendela.

Model light pipe lebih efisien daripada model light shelf karena
dalam penempatannya hanya menggunakan area yang sempit yaitu
berupa ducting. Cahaya masuk melalui bidang pantul berupa panel
cermin pada dinding fasad, kemudian cahaya diteruskan melalui
ducting berlapis kaca hingga jaraknya mencapai 12 meter ke bagian
dalam ducting (lihat gambar 8a). Model light pipe juga dapat
dipergunakan untuk menerangi area gelap pada bagian tengah ruang
melalui area cerobong. Cahaya ditampung melalui bidang cermin pada
bagian atap bangunan lalu cahaya disebarkan melalui pipa atau
cerobong berselubung kaca transparan. (lihat gambar c)
light shelf

light pipe
Ventilasi dan Pendinginan Alami (Yeang, 2006)

Ventilasi alami digunakan untuk meningkatkan


kenyamanan, kesehatan (perubahan kualitas udara) dan
pendinginan bangunan (aliran angin). Pada bangunan tinggi,
ventilasi yang lebih baik digunakan secara potensial adalah stack
effect. Model passive stack ventilation yaitu sistim ventilasi natural
(non-mekanis) melalui cerobong udara. Sistim ini menggunakan
lobang ventilasi pada bagian bawah dinding fasad yang berukuran
kecil untuk mengalirkan udara luar kedalam ruangan
Massa Bangunan Dan Warna
Bidang Permukaan
Tabel 1.
Bangunan (Yeang, 2006) Nilai Pemantulan Dan Penyerapan
Dengan Berbagai Jenis Dan Warna
Thermal mass Material
dibentuk oleh material
bangunan yang efektif
menyerap panas. Bangunan
didesain dengan sistem
thermal, dikonstruksikan
dengan material yang memiliki
daya serap panas yang lemah
yang dipadukan dengan
ruangan yang memungkinkan
terjadinya aliran udara masuk,
keluar dan mengitari ruangan
secara alami. Pada bagian
fasad dan selubung bangunan
sebaiknya menggunakan warna
terang untuk mengurangi efek
genangan panas dan
mengurangi beban AC.
Vertical Landscape (Yeang, 2006)

Faktor yang sngat penting dalam


desain ekologis adalah
keseimbangan karakter bangunan
antara anorganik dan organik
(komponen abiotik dan biotik).
Kondisi ini dapat dicapai pada
bangunan tinggi melalui vertikal
landscape antara lain:
1. Pada bagian atap: diberi lapisan
tanah berumput
2. Pada bagian dinding diberi
tanaman merambat
3. Pada bagian skycourt diberi
berbagai jenis vegetasi sebagai
contoh pada bangunan EDITT
Tower, Singapura. Berbagai jenis
vegetasi antar lain: Licuala Palms,
Bougainvillea, Hymenocallia
(Tropical Shrub), Philodendrons,
Ixora Superking & Pandanus
Pygmeus
PUSTAKA:

Azizah, Ronim, 2009, Manifestasi Kearifan Lokal Pada Bangunan


Tinggi Melalui Passive Design Method, Prosiding Seminar Nasional
“Kearifan Lokal (Local Wisdom) dalam Perencanaan dan Perancangan
Lingkungan Binaan”, Universitas Merdeka Malang, 7 Agustus 2009

Yeang, Kenneth, Ecodesign, John Wiley and Sons, Great Britain, 2006

Anda mungkin juga menyukai