Bangunan dengan iklim tropis ini akan memperhatikan hal-hal seperti tata ruang, sirkulasi
udara, pencahayaan dan material yang digunakan untuk mendukung hal ini. Sehingga tidak perlu
khawatir terhadap elemen-elemen cuaca di iklim tropis karena bangunannya sendiri telah
beradaptasi untuk memberikan kenyamanan terbaik. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan
memperhatikan letak dan ukuran jendela, arah rumah, rancangan atap, material, hingga penataan
eksterior.
Tentunya selain estetika, desain bangunan di iklim tropis juga harus fungsional. Salah satu
tujuan utamanya adalah untuk beradaptasi dengan iklim tropis. Secara langsung, desain ini akan
mengurangi konsumsi energi rumah tangga, sehingga lebih sustainable dan ramah lingkungan.
Contoh Bangunan :
Jungle House
Foto: archdaily.com
Proyek ini terletak di pantai paulista di wilayah Hutan Hujan di tepi pantai Paulista di
Marcio Kogan, Guaruja, Brazil yang memang memiliki tipografi tanah yang berbukit-bukit dan
curah hujan yang tinggi dan tanahnya memiliki topografi pegunungan dengan vegetasi yang
lebat. Pengenalan rumah ini ke lanskap ini memiliki tujuan untuk mengoptimalkan hubungan
antara arsitektur dan alam, terlihat dari interiornya yang dibiarkan menyatu dengan alam
sehingga membuat rumah ini selalu sejuk untuk ditempati, mengutamakan pemandangan yang
menghadap ke laut dan masuknya sinar matahari di ruang internal. Selanjutnya, penempatan
rumah di tapak mematuhi area yang sebelumnya terbuka di vegetasi.
Foto: archdaily.com
Volume utama rumah ditinggikan dari tanah dan tampaknya dibangun ke dalam topografi.
Rumah, oleh karena itu, memproyeksikan dirinya keluar dari gunung. Elemen kontak antara
lereng dan konstruksi - seperti dek kayu - dibentuk untuk menghormati tanah yang ada, sehingga
menciptakan interaksi organik antara alam dan elemen arsitektur. Di bagian yang keluar dari
gunung, strukturnya hanya menyentuh tanah dengan dua pilar.
Foto: archdaily.com
Di lantai tiga, arsitektur mendefinisikan organisasi vertikal terbalik dari program jika
dibandingkan dengan apa yang biasanya dilakukan di rumah keluarga tunggal, sementara kolam
renang dan area sosial berada di atap, kamar tidur terletak di lantai bawah. Dek berada di lantai
dasar dilindungi oleh proyeksi rumah, ini adalah ruang yang luas dan mengonfigurasi tempat
berteduh yang teduh untuk anak-anak bermain. Ruang utilitas juga terletak di lantai ini.
Foto: archdaily.com
Dari dek kayu di lantai dasar dimulai tangga untuk mengakses volume rumah yang
"menginterupsi" pelat beton. Sebelum memasuki ruang tertutup, seseorang melewati ruang
perantara yang diselimuti beton dan di dalamnya terdapat sebuah karya bercahaya karya seniman
Olafur Eliasson. Proyek interior berusaha untuk menciptakan suasana modern, menawarkan
perasaan nyaman yang diperlukan untuk tetap berada di lingkungan tropis ini.
Foto: archdaily.com
Lanskap menyusun ulang spesies asli. Ketika seseorang berada di dalam rumah, hubungan
dengan vegetasi di sekitarnya terjadi tidak hanya melalui pemandangan, tetapi juga melalui
tanaman yang mengelilingi dek kayu. Di lantai dasar, Anda bisa berjalan-jalan di tengah
pepohonan; di lantai pertama, cahaya masuk disaring melalui pucuk-pucuk pohon; dan di atap,
ada vegetasi dengan laut di latar belakang.
Foto: archdaily.com
Arsitektur rumah mengutamakan penggunaan beton dan kayu ekspos, baik di ruang interior
maupun eksterior. Kamar tidur memiliki tabir surya kayu, brises-soleil kecil, dipasang sebagai
pintu lipat yang dapat dimanipulasi oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan klimaks.
Contoh Bangunan :
Gedung Museum Kota Makassar
Foto : Google
Tata letak ruang Gedung Museum Kota disusun dengan pertimbangan karakteristik dan
persyaratan yang dibutuhkan oleh sebuah ruang. Ruang-ruang yang memiliki tingkat kebutuhan
pencahayaan yang tinggi, diletakkan pada bagian tepi bangunan, sedangkan yang tidak begitu
membutuhan pencahayaan, diletakan di tengah bangunan. Melihat dari denah (lihat gambar 2),
Posisi semua ruang memiliki peluang memperolah pencahayaan dan penghawaan alami, dan
tidak ada ruang di dalam ruang. Di samping itu, peletakan ruang sangat diperhatikan untuk
mendukung sistem ventilasi silang agar penghawaan alami di dalam ruang bisa tercapai. Aliran
udara bukan hanya dari ruang ke ruang tetapi dari lantai 1 ke lantai 2 sampai atap. Hal ini
berlangsung karena adanya keberadaan void yang terletak di dekat tangga
Foto : Google
Museum Kota Makassar memiliki banyak bukaan dari seluruh tampang bangunan
sehingga dapat mengoptimalkan sirkulasi udara dalam bangunan. Setiap jendela memiliki
bukaan yang terbuat dari kaca sebagai tempat masuknya cahaya matahari dan sebagai ventilasi.
Hampir semua pintu dan jendela yang ada terdiri dari dua lapisan. Lapisan pertama merupakan
pintu atau jendela krepyak sedangkan lapisan kedua berupa pintu atau jendela kaca. Pintu dan
jendela mampu mengurangi kecepatan angin yang berasal dari luar bangunan sehingga saat angin
bertiup kencang, angin yang masuk ke dalam bangunan tetap nyaman dan tidak terlalu kencang.
Perletakan pintu dan jendela pada sisi yang berlawanan mampu mengalirkan angin yang dapat
menggantikan udara panas dalam ruangan dengan udara baru yang sejuk dari luar ruangan.
Hal yang paling penting adalah, arsitektur subropis umumnya menggunakan dinding
yang tebal dan masif, atap kokoh dengan sudut kemiringan yang tinggi, tidak memiliki
banyak bukaan atau lubang ventilasi, serta tidak menggunakan ovestek.
Hal ini terkait dengan suhu ekstrim saat musim dingin. Karena jika atap tidak kokoh, salju yang
menumpuk di atap akan mampu merobohkan rumah.
Dinding yang tebal dengan tanpa bukaan juga mampu menghambat suhu dingin masuk ke
dalam rumah. Sementara overstek, malah akan rusah oleh tekanan salju yang menggumpal berat.
Karena harus melalui banyak musim dalam satu tahun, kontruksi rumah subtropis haruslah
kokoh. Hal ini diperlukan guna menahan daun-daun dan salju yang jatuh. Rumah subtropis
biasanya menggunakan tembok yang digunakan sebagai penyangga sekaligus dinding rumah.
Hal ini tidak terjadi pada rumah tropis yang masih menggunakan tiang sebagai penyangga.
Alhasil dengan model kontruksi sedemikian rupa, rumah tropis kerap diidentikkan dengan rumah
tertutup. Model tertutup sangat diperlukan untuk mencegah hawa dingin yang akan masuk ke
rumah.
Contoh Bangunan :
Foto : Google
Bangsa Eskimo yang hidup di lingkar atas kutub utara memiliki sebuah rumah unik
yang bernama Igloo, di katakan unik karena seluruh bagian rumah terbuat dari es dan
bentuknya setengah bundar (Dome) dan berpintu masuk berupa silinder. cukup hangat dan
nyaman ditinggali dan tak terpengaruh suhu diluar yang bisa sampai-45 derajat celcius dan
semua kegiatan dilakukan di dalam rumah tersebut. Igloo terdiri dari 3 jenis yang dibedakan
menurut besar ruangan dan kegunaan:
Igloo tipe kecil untuk tempat berlindung sementara(semalam atau dua malam) yang
sering dibangun pemburu sewaktu berburu di padang atau lautan es.
Igloo semipermanen berukuran sedang untuk tempat tinggal keluarga. Di dalamnya
hanya terdiri dari 1 ruangan yang bisaditinggali bersama oleh 2 keluarga. Sejumlah igloo
semipermanen di suatu daerah membentuk permukiman "desa orang Inuit".
Igloo berukuran besar yang dibuat untuk kesempatan khusus. Dibangun dari igloo
berukuran lebih kecil yang dirombak agar menjadi lebih besar, tapi bisa juga
merupakan bangunan baru. Di dalam igloo berukuran besar terdapat 5 ruangan dan dapat
menampung sampai 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa
igloo berukuran kecil yang dihubungkan denganterowongan, sehingga hanya ada
satu jalan masuk untuk beberapa igloo. Di dalam igloo berukuran besar bisa
diadakan pesta bersama, dansa tradisional
Foto : Google
Sampai saat ini banyak permukiman pedesaan di kaki gunung yang memiliki keunikan
penataan lingkungan yang berbeda dengan bentukan permukiman pada umumnya. Desa
Kapencar, salah satu desa yang berada di lereng gunung memiliki keunikan posisi dasar, yaitu
berada di lengkang (antara) gunung Sumbing - Sindoro, berada pada ketinggian 1.200 m – 1.325
m dpl, menyebabkan kondisi alamiah sebagai daerah dingin, dengan kabut turun setiap hari
sehingga kelembaban tinggi, serta memiliki angin lokal yang cukup tinggi (angin lembah dan
angin gunung) .
Bila dilihat dari fisik bengunannya, terlihat bahwa di desa Kepencar banyak terdapat
bangunan yang terbuat dari bahan batu alam sebagai dinding secara penuh, serta banyak
bangunan rumah dengan dinding seng yang di cat hitam. Selain itu juga terdapat beberapa
keunikan penyelesaian bangunan. Beberapa keunikan tersebut adalah :
Penggunaan bahan bangunan batu alam, dengan pertimbangan disana sangat banyak batu,
digunakan untuk dinding sampai batas atap.
Adanya larangan orientasi bangunan kearah Timur.
Ruang utama dalam rumah adalah ruang umum / serba guna dengan pogo / loteng
diatasnya, yang fungsi utama dapat untuk menyimpan tembakau, sedang ruang
dibawahnya berfungsi mengolah tembakau dan berfungsi lain : terima tamu, tidur,
makan, dll.
Pemilihan bahan bangunan seng : untuk menyikapi udara dingin. Dengan seng untuk
dinding dan atap, mereka merasa dapat menghangatkan ruang pada waktu siang, dan
bahan batu menyimpan panas lebih lama.
Adanya sedikit lubang angin, guna menyikapi suhu udara yang dingin, masyarakat disini
memiliki tingkat kenyamanan terhadap dingin 2o dibawah umum