Anda di halaman 1dari 8

Bangunan Elephant and Castle

Eco Tower London


Penggunaan rekayasa bidang
massa dan landscape
A. KONSEP ARSITEKTUR EKOLOGIS SEBAGAI DASAR
ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

Secara garis besar arsitektur ekologis menghasilkan keselarasan


integrasi antara manusia dan lingkungan alamnya. Istilah ecodesign
merupakan sinonim dari sustainable design.

Sustainable development is defined as development that meets the


needs of the present without compromising the ability of future
generations to meet their own needs (World Comission on Environment
and Development, 1987 dalam Leitman 1999).

Pemahaman secara spesifik ecodesign is the our artificial human made


environment to integrate with nature, mempunyai tujuan untuk
menciptakan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan binaan
demi menjamain peningkatan kualitas kehidupan penghuninya.(Yeang,
2006)
Beberapa patokan dalam merancang bangunan ekologis antara lain:
(1) menciptakan kawasan hijau diantara kawasan bangunan;
(2) menggunakan bahan bangunan alamiah;
(3) menggunakan ventilasi alami untuk menyejukkan udara dalam
bangunan;
(4) bangunan menggunakan energi sesedikit mungkin dan lebih
mengutamakan energi terbarukan.

Terkait dengan bangunan hemat energi maka konsep


perancangannya adalah meminimalkan energi untuk memperoleh
kenyamanan termal, memperoleh penerangan, pengadaan air,
transportasi vertikal, merawat dan mengganti peralatan dan merawat
elemen bangunan. (Satwiko, 2005)
B. SISTIM ENERGI DALAM PENCAPAIAN KENYAMANAN
INTERNAL

Kenyamanan internal pada bangunan tinggi dapat dicapai dengan lima


(5) model yaitu :
passive mode merupakan sistim operasional bangunan non mekanikal
elektrikal dan merupakan dasar desain ekologis yang lebih cocok
dengan iklim dan lingkungan lokal.

full mode merupakan sistim operasional bangunan yang


menggunakan mekanikal elektrikal secara penuh atau sistim aktif.

mixed mode merupakan sistim operasional bangunan yang sebagian


menggunakan mekanikal elektrikal dan sebagian menggunakan energi
yang dapat diperbarui.

productive mode merupakan sistim operasional bangunan yang


menggunakan pembangkit energi alam.(photovoltaic, turbin angin dan
sebagainya)

composite mode merupakan penggabungan keempat mode tersebut


diatas.
Penemuan terbaru menunjukkan bahwa udara di dalam gedung lebih sering
tercemari dibandingkan udara di luar gedung (sekalipun dengan pencemar-
pencemar berbeda). Gejala gangguan kesehatan didalam gedung disebut sick
building syndrom yang pada umumnya diakibatkan oleh AC dengan suhu udara
terpusat dan kelembaban yang rendah dalam gedung. Jenis-jenis gangguan
kesehatan yang mungkin timbul akibat sick building syndrom antara lain: flu,
salesma, iritasi pada selaput lendir dan mata, rasa kering pada kulit, sakit
kepala, dan sebagainya.(Frick, 2007).

Sejalan dengan hal tersebut diatas, akhirnya banyak bermunculan konsep


pemikiran tentang pembangunan berkelanjutan yang berbasis pada desain
ekologis antara lain berupa: arsitektur tropis, arsitektur ramah lingkungan,
arsitektur hijau, arsitektur sadar energi atau hemat energi. Beraneka ragam
jenis arsitektur tersebut, secara umum menggunakan berbagai metode pada
rancangannya, antara lain: passive design method, active design method, dan
mixed design method
Arsitektur ramah lingkungan yang berbasis pada desain ekologis memiliki
pemahaman secara spesifik yaitu lingkungan buatan yang berintegrasi
dengan lingkungan alam serta bertujuan untuk menciptakan keseimbangan
lingkungan alam dan lingkungan binaan demi menjamin peningkatan kualitas
kehidupan penghuninya.
Pustaka:
Azizah, Ronim, 2010, Implementasi Arsitektur Hemat Energi Melalui Metode
Desain “Productive Mode”, Prosiding Seminar Nasional FTSP ITN Malang.
Frick, Heinz, 2007, Dasar-dasar Arsitektur Ekologis, Penerbit Kanisius,
Yeang, Ken, 2006, Ecodesign, John Wiley and Sons, Ltd, London

Anda mungkin juga menyukai