ISSN 2089-8916
J.C. Heldiansyah
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
jcheldiansyah@rocketmail.com
Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan konfigurasi elemen peneduh eksternal pada selubung
bangunan desain kampus Prodi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat yang memenuhi syarat
maksimum OTTV sebesar 45 W/m2 sesuai dengan SNI 03-6389-2000. Penelitian ini menggunakan
metode simulasi. Perangkat lunak utama yang digunakan adalah EnergyPlus v7.0 dan plugins Open
Studio versi 0.7 yang dijalankan pada perangkat lunak Google Sketchup v7.0. Hasil simulasi model
hipotetik baseline memiliki nilai OTTV sebesar 57 W/m 2. Penambahan elemen peneduh vertikal
selebar 0,6 m dengan jarak setiap 1 m pada posisi selasar di sebelah barat bangunan, menurunkan
nilai OTTV hingga 40,5 W/m 2 dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI 03-6389-2000. Angka
tersebut setara dengan nilai OTTV pada model hipotetik 6 sebesar 39,8 W/m 2yang diperoleh hanya
dengan memutar orientasi bangunan sebesar 90 0 searah jarum jam.
Kata kunci: elemen peneduh, selubung bangunan, OTTV
Abstract
The purpose of this research is to get a configuration of external shade element in building envelope
of Architecture Campus Design in Lambung Mangkurat University that meets the OTTV maximum
eligibility of 45 W/m2 in accordance with SNI 03-6389-2000. This study uses the simulation method.
The main software used is EnergyPlus v7.0 and plugins Open Studio version 0.7 running on Google's
Sketchup software v7.0. The simulation result of model hypothetical baseline has OTTV point of 57
W/m2. The addition of a vertical shade element 0.6 m in width at a distance of 1 m at each position in
the west hallway of the building, lowering OTTV point up to 40.5 W/m2 OTTV and meet the conditions
set by SNI 03-6389-2000. This number is equivalent to the OTTV point of the hypothetical model 6 of
39.8 W/m2 obtained simply by rotating the orientation of the building at 90 0 clockwise.
Keywords: shade element, building envelope, OTTV
OTTVi nilai
= perpindahan termal
menyeluruh pada dinding
luar yang memiliki arah atau
2
orientasi tertentu (Watt/m )
α absorbtansi
= radiasi matahari
Uw transmitansi
= termal dinding
tak tembus cahaya
(Watt/m2K)
Gambar 1. Objek penelitian
WWR perbandingan
= luas jendela
dengan luas seluruh dinding
luar pada orientasi yang Merujuk pada Ellis dan Torcellini
ditentukan (2005), simulasi hanya dilakukan pada satu
TDEq beda
= temperatur ekuivalen lantai tipikal pada posisi di tengah-tengah
(K) ketinggian total bangunan, sehingga
Uf transmitansi
= termal dinding pemodelan zona-zona termal hanya
tembus cahaya (Watt/m2K) dilakukan pada lantai tersebut. Lantai tipikal
∆T Beda
= temperatur luar dan
dalam ruangan (K)
berukuran 49 m x 9 m dibagi menjadi 3 zona
SC koefisien
= peneduh dari termal (thermal zone) yaitu 1 zona
sistem fenestrasi fungsional berukuran 35 m x 9 m di tengah
SF faktor
= radiasi matahari untuk dan 2 zona servis di ujung-ujung denah
orientasi tertentu (Watt/m2) dengan ukuran masing-masing 7 m x 9 m.
Ai luas
= selubung bangunan Tinggi lantai ke langit-langit ruangan
(m2) sebesar 4 m. Lantai-lantai di atas dan di
bawah lantai tipikal yang disimulasikan,
Untuk membatasi perolehan panas dimodelkan sebagai adiabatik dan tidak
akibat radiasi matahari melalui selubung memberikan pengaruh termal pada lantai
bangunan, maka ditentukan nilai tipikal. Posisi jendela berada di ketinggian
perpindahan termal menyeluruh untuk 0,8 m dari lantai sampai dengan ketinggian
selubung bangunan tidak melebihi 45 W/m 2. 2,5 m, di sisi timur dan di sisi barat
bangunan sepanjang bidang dinding zona
METODOLOGI ruang perkuliahan. Persentase Window to
Wall Ratio (WWR) untuk bidang dinding
Penelitian ini dilakukan menggunakan barat dan bidang dinding timur masing-
model komputer sebagai replikasi hipotetik masing sebesar 42,5 %. Konstruksi
dan penyederhanaan atas objek bangunan. selubung bangunan memberikan pengaruh
Input data spasial model hipotetik pada tingkat perolehan panas eksternal ke
menggunakan aplikasi plugin OpenStudio dalam interior bangunan. Konstruksi dinding
yang dijalankan pada aplikasi Google
16
eksterior setebal 15 cm, menggunakan Crawley (1998), menyebutkan bahwa
beton ringan aerasi blok hebel yang dilapisi simulasi memerlukan data iklim yang
plaster di kedua sisinya. menggambarkan pola tipikal iklim jangka
panjang (Tipical Meteorological Year).
Menurut Djunaedy (2011), unsur penting
data iklim yang diperlukan dalam simulasi
adalah data psikrometrik (suhu bola kering,
kelembaban relatif), radiasi sinar matahari (
global horizontal irradiance, direct and
diffuse radiation), kecepatan dan arah angin,
serta kondisi awan. Berdasarkan
kelengkapan data, digunakan data iklim
lokasi terdekat yaitu Banjarmasin. Koordinat
yang digunakan adalah garis lintang 3,324 0
LS dan garis bujur 114,5910 BT dengan data
diukur pada ketinggian 37 meter di atas
permukaan laut. Berkas data iklim ini
diperoleh dari data di laman Weather
Analytics (www.wxaglobal.com).
PEMBAHASAN
17
desain awal bangunan memiliki nilai OTTV hipotetik dengan orientasi denah yang
total sebesar 57 W/m 2 dan dengan demikian sama, diperoleh nilai OTTV total terendah
menerima perolehan panas eksternal pada model hipotetik 5. Model hipotetik 5
bangunan yang terbesar atau memiliki mendapatkan perlakuan penambahan
kinerja termal selubung bangunan yang elemen peneduh horizontal selebar 0,6 m
paling buruk. Apabila dibandingkan model
dan elemen peneduh vertikal selebar sebesar 57,1 W/m2, jauh di atas syarat
0,6 m setiap jarak 1 m dengan posisi selasar maksimum SNI.
tetap berada di sisi sebelah barat bangunan. Apabila dilihat dari nilai OTTV parsial
dinding timur dan barat, diperoleh angka-
Tabel 1. Perolehan nilai OTTV model hipotetik angka yang relatif rendah pada dinding sisi
No Model OTTV OTTV OTTV sebelah barat dan nilai yang cukup tinggi
Timur Barat Total pada dinding sebelah timur. Nilai OTTV
(W/m2) (W/m2) (W/m2) parsial dinding barat yang rendah
1 Baseline 82.4 31.8 57.1 disebabkan oleh pengaruh posisi selasar
2 Hipotetik 1 58.1 33.5 45.8
bangunan selebar 2 m yang sekaligus
3 Hipotetik 2 58.9 52.9 55.9
menjadi elemen peneduh yang cukup efektif
4 Hipotetik 3 60.2 35.5 47.9
5 Hipotetik 4 60.9 27.8 44.3
menghalangi masuknya radiasi sinar
6 Hipotetik 5 46.6 34.3 40.5 matahari melalui kaca jendela. Namun,
7 Hipotetik 6 46.6 33.0 39.8 karena dinding sebelah timur mendapatkan
paparan radiasi sinar matahari secara
Hasil Simulasi Baseline langsung dengan rata-rata OTTV parsial
Desain awal bangunan kampus, hingga sebesar 82 W/m 2 menjadikan
disimulasikan sebagai baseline untuk hitungan nilai OTTV totalnya cukup tinggi.
dibandingkan dengan perlakuan Perolehan panas eksternal tiap jam
penambahan elemen peneduh eksternal dari sisi timur dan barat bangunan
dengan beberapa variannya. Hasil dari ditampilkan pada Gambar 3 berikut. Dapat
simulasi baseline ditampilkan dalam Tabel 2. dilihat bahwa tanpa penambahan elemen
Dilihat dari perolehan OTTV pada peneduh, bidang dinding timur yang memiliki
tanggal-tanggal posisi istimewa matahari, WWR sebesar 42,5% menerima perolehan
angka OTTV yang memenuhi syarat dan panas yang sangat besar melampaui angka
berada di bawah 45 W/m 2 hanya diperoleh 200 W/m2. Tingginya angka ini
pada bulan Desember. Pada tanggal- mengakibatkan dinding timur tetap memiliki
tanggal lainnya, nilai OTTV model hipotetik perolehan panas di atas angka 45 W/m2
baseline jauh melampaui angka yang meskipun matahari sudah berpindah
disyaratkan. Rata-rata nilai OTTV setahun memaparkan radiasi ke sisi sebelah barat
bangunan.
18
akan menerima paparan radiasi yang cukup
besar pula. Model hipotetik 2 digunakan
untuk membandingkan posisi selasar
tersebut dan pengaruhnya terhadap
perolehan panas ekternal selubung
bangunan.
Hasil dari simulasi pada tanggal yang
sama dengan model hipotetik baseline yaitu
22 September diperlihatkan pada Gambar 4
berikut. Sebagaimana terlihat pada grafik,
perletakan selasar pada sisi sebelah timur
mampu menurunkan perolehan panas
eksternal pada dinding tersebut, namun
angka penurunannya tidak terlalu signifikan.
Pada model hipotetik baseline, penurunan
angka terjadi pada jam 12 sedangkan pada
model hipotetik 2 terjadi lebih cepat yaitu
pada jam 11. Meskipun demikian, sebagai
gantinya, perolehan panas eksternal pada
dinding sebelah barat justru meningkat jika
dibandingkan dengan model hipotetik
baseline.
19
Tabel 3 tidak ada yang berada di selasar tanpa peneduh horizontal maupun
bawah 45 W/m2 selain yang diperoleh vertikal, orientasi yang lebih menguntungkan
dinding timur pada bulan Desember. Pada adalah sisi sebelah timur bangunan.
tanggal-tanggal lainnya, nilai OTTV model
hipotetik baseline jauh melampaui angka
yang disyaratkan. Rata-rata nilai OTTV
setahun sebesar 55,9 W/m 2, meskipun lebih
rendah dari model hipotetik baseline,
angkanya masih di atas syarat maksimum
SNI. Dalam hal elemen peneduh berupa
Tabel 3. Perolehan nilai OTTV model hipotetik 2
Dinding Timur (W/m2) Dinding Barat (W/m2) OTTV OTTV OTTV
Rad Kond Kond Rad Kond Kond Timur Barat Total
Kaca Kaca Dinding Kaca Kaca Dinding (W/m2) (W/m2) (W/m2)
22/3 8511.8 2357.1 -58.8 7514.5 2177.1 -291.4 77.2 67.1 72.2
22/6 7393.7 1888.4 -209.6 6227.3 1554.5 -436.6 64.8 52.5 58.6
22/9 8908.5 2679.2 -4.3 6443.4 1880.4 -325.4 82.7 57.1 69.9
22/12 3752.0 1009.8 -436.0 6928.0 2140.2 -369.0 30.9 62.1 46.5
Rerata 7119.8 1329.2 -208.7 6747.4 1046.8 -390.8 58.9 52.9 55.9
21
Gambar 8. Model hipotetik dengan
penambahan elemen peneduh vertikal
Gambar 12. Perbandingan OTTV total model hipotetik 4 dan model hipotetik 5 pada
penambahan elemen peneduh vertikal pada tanggal 22 September
23
menurunkan nilai OTTV hingga 45,8 W/m 2.
Penambahan elemen peneduh vertikal
selebar 0,6 m dengan jarak tiap 1 m pada
posisi selasar di sebelah barat bangunan,
menurunkan nilai OTTV hingga 40,5 W/m 2.
Angka ini memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh SNI 03-6389-2000. Angka OTTV pada
model hipotetik 5 sebesar 40,5 W/m2 yang
diperoleh dengan menambahkan elemen
peneduh horizontal dan vertikal pada model
bangunan hipotetik baseline, setara dengan
angka OTTV pada model hipotetik 6 sebesar
39,8 W/m2 , yang diperoleh dengan hanya
memutar orientasi bangunan sebesar 900
searah jarum jam.
DAFTAR PUSTAKA