Anda di halaman 1dari 11

LANTING Journal of Architecture, Volume 3, Nomor 1, Februari 2014, Halaman 14-24

ISSN 2089-8916

OPTIMALISASI KINERJA TERMAL SELUBUNG BANGUNAN PADA DESAIN


KAMPUS BARU PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNLAM

Mohammad Ibnu Saud


Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
ibnusaud@gmail.com

J.C. Heldiansyah
Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat
jcheldiansyah@rocketmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan konfigurasi elemen peneduh eksternal pada selubung
bangunan desain kampus Prodi Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat yang memenuhi syarat
maksimum OTTV sebesar 45 W/m2 sesuai dengan SNI 03-6389-2000. Penelitian ini menggunakan
metode simulasi. Perangkat lunak utama yang digunakan adalah EnergyPlus v7.0 dan plugins Open
Studio versi 0.7 yang dijalankan pada perangkat lunak Google Sketchup v7.0. Hasil simulasi model
hipotetik baseline memiliki nilai OTTV sebesar 57 W/m 2. Penambahan elemen peneduh vertikal
selebar 0,6 m dengan jarak setiap 1 m pada posisi selasar di sebelah barat bangunan, menurunkan
nilai OTTV hingga 40,5 W/m 2 dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh SNI 03-6389-2000. Angka
tersebut setara dengan nilai OTTV pada model hipotetik 6 sebesar 39,8 W/m 2yang diperoleh hanya
dengan memutar orientasi bangunan sebesar 90 0 searah jarum jam.
Kata kunci: elemen peneduh, selubung bangunan, OTTV

Abstract
The purpose of this research is to get a configuration of external shade element in building envelope
of Architecture Campus Design in Lambung Mangkurat University that meets the OTTV maximum
eligibility of 45 W/m2 in accordance with SNI 03-6389-2000. This study uses the simulation method.
The main software used is EnergyPlus v7.0 and plugins Open Studio version 0.7 running on Google's
Sketchup software v7.0. The simulation result of model hypothetical baseline has OTTV point of 57
W/m2. The addition of a vertical shade element 0.6 m in width at a distance of 1 m at each position in
the west hallway of the building, lowering OTTV point up to 40.5 W/m2 OTTV and meet the conditions
set by SNI 03-6389-2000. This number is equivalent to the OTTV point of the hypothetical model 6 of
39.8 W/m2 obtained simply by rotating the orientation of the building at 90 0 clockwise.
Keywords: shade element, building envelope, OTTV

PENDAHULUAN Berdasarkan pertimbangan terhadap


kinerja termal selubung bangunan dan
Program Studi (prodi) Arsitektur konsumsi energi bangunan, orientasi
Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) bangunan yang terbaik untuk daerah yang
berencana membangun gedung baru untuk berada di garis lintang rendah (tropis),
kampus Prodi Arsitektur. Gedung ini adalah memanjang ke arah timur dan barat
berlokasi di kampus Fakultas Teknik Unlam dengan bidang bukaan menghadap ke arah
Banjarbaru. Tapak yang tersedia berbentuk utara dan selatan (Yeang, 1999). Bidang
memanjang, dan membentang ke arah utara bangunan di arah utara dan selatan
selatan. Konsekuensi dari orientasi tapak mendapatkan radiasi matahari yang minimal
tersebut hanya memberikan kemungkinan setiap tahunnya. Radiasi matahari berakibat
orientasi bangunan untuk diletakkan pada penerimaan kalor oleh bangunan.
memanjang ke arah utara selatan dengan Dengan minimnya radiasi matahari yang
dominasi bukaan di sisi timur dan barat diterima bangunan, maka energi yang
bangunan.
15
diperlukan bangunan untuk pengkondisian pendinginan dari bangunan gedung yang
udara juga menjadi minim. dikondisikan terdiri atas perolehan panas
Pada kasus proposal desain gedung internal dan eksternal. Perolehan panas
Prodi Arsitektur yang baru, bidang-bidang internal bersumber dari penghuni, lampu
bukaan bangunan akan berorientasi ke barat dan peralatan sedangkan perolehan panas
dan timur sebagai akibat dari lahan yang eksternal bersumber dari radiasi matahari
memanjang ke arah utara selatan tersebut. dan konduksi melalui selubung bangunan.
Orientasi barat dan timur merupakan Perolehan panas internal tidak dipengaruhi
orientasi yang mendapatkan radiasi oleh desain dan konstruksi bangunan, tetapi
matahari terbesar setiap tahunnya. Dengan lebih dipengaruhi oleh tipe bangunan dan
demikian, dapat diperkirakan bahwa gedung manajemen operasionalnya (Suryabrata,
baru Prodi Arsitektur akan memerlukan 2011).
energi yang besar untuk pengkondisian Selubung bangunan merupakan salah
udaranya. satu faktor penting dalam mendesain
Pengkondisian udara merupakan bangunan berefisiensi energi. Meskipun
salah satu hal yang penting dalam arsitektur. selubung bangunan tidak secara langsung
Bangunan tidak dapat berfungsi dengan baik mengkonsumsi energi, desainnya
jika udara dalam ruangan tidak dikondisikan berpengaruh kuat pada beban pemanasan
pada suhu yang nyaman untuk beraktivitas. dan penyejukan (energi HVAC). Perolehan
Dalam hal konsumsi energi, pengkondisian panas pada selubung bangunan jika
udara menyumbang konsumsi energi diuraikan terdiri atas tiga komponen yaitu
terbesar, khususnya di negara-negara konduksi panas melalui selubung masif,
tropis. Oleh karena itu, meminimalisasi konduksi panas melalui selubung
radiasi matahari yang diterima bangunan transparan, dan radiasi matahari melalui
akan memberikan penghematan energi yang kaca. Perolehan panas eksternal tiap meter
signifikan pada bangunan. persegi selubung bangunan yang
Orientasi bangunan merupakan salah dinyatakan dalam nilai OTTV (Overall
satu faktor berpengaruh dalam penerimaan Thermal Transfer Value) atau nilai
radiasi matahari pada bangunan. Namun, perolehan panas menyeluruh, memberikan
ketika orientasi yang ideal tidak dapat gambaran tingkat kinerja termal dari
dicapai karena beberapa faktor, maka cara selubung bangunan.
lain yang dapat ditempuh adalah dengan Vijayalaxmi (2010) menyebutkan
mengatur konfigurasi selubung bangunan bahwa terdapat 3 parameter penting yang
untuk meminimalkan pengaruh penerimaan berpengaruh terhadap OTTV yaitu
radiasi sinar matahari yang masuk ke dalam parameter arsitektural, parameter iklim, dan
bangunan. Penelitian ini dilakukan untuk parameter yang berkaitan dengan pengguna
mengetahui berapa energi yang diterima lokal bangunan. Parameter arsitektural
bangunan sebagai akibat dari radiasi meliputi orientasi bangunan, material dan
matahari. Tujuan penelitian adalah untuk warna selubung, jenis kaca dan peneduh. Li
mendapatkan konfigurasi elemen peneduh & Lam (2000) menyebutkan bahwa Window
eksternal pada selubung bangunan desain to Wall Ratio atau rasio bidang kaca
awal gedung baru kampus Prodi Arsitektur terhadap bidang dinding dan Shading
yang memiliki perolehan panas eksternal Coefficient (SC) atau koefisien peneduh
yang memenuhi syarat maksimum OTTV merupakan variabel desain selubung
sebesar 45 W/m 2 sesuai dengan SNI 03- bangunan yang paling dominan. Hal ini
6389-2000. disebabkan oleh karena sumbangan
perolehan panas selubung bangunan
TINJAUAN PUSTAKA melalui radiasi sinar matahari adalah yang
paling dominan terhadap perolehan nilai
Perolehan panas pada bangunan yang OTTV total.
menjadi beban pendinginan dari sistem Pengaturan nilai maksimum OTTV
HVAC bisa dikelompokkan ke dalam dua ditujukan untuk mendapatkan selubung
komponen utama: perolehan panas internal bangunan yang cukup terinsulasi sehingga
dan perolehan panas eksternal. Beban
15
mengurangi perolehan panas eksternal dan SketchUp. Input data properti termal dan
dengan demikian mengurangi beban komputasinya menggunakan perangkat
pendinginan sistem pengkondisian udara. Di lunak EnergyPlus, sedangkan analisis data
Indonesia, OTTV diatur dalam SNI 03-6389- output menggunakan perangkat lunak
2000 tentang konservasi energi selubung spreadsheet Microsoft Office Excel.
bangunan pada bangunan gedung yang di Objek penelitian adalah bangunan
dalamnya memuat kriteria perancangan, hipotetik gedung kampus Prodi Arsitektur
prosedur perancangan, konservasi energi Unlam setinggi 3 lantai yang berada di tapak
dan rekomendasi dari selubung bangunan terpilih. Bangunan diasumsikan
yang optimal pada bangunan gedung. menggunakan penghawaan buatan dengan
Persamaan OTTV menurut SNI tersebut fungsi sebagai bangunan pendidikan. Denah
sebagai berikut: lantai berukuran 49 m x 9 m, dengan tinggi
antar lantai sebesar 4 m.
OTTV = α[(Uw x (1-WWR) x TDek +
( SC x WWR x SF ) +
( Uf x WWR x ∆T )

OTTVi nilai
= perpindahan termal
menyeluruh pada dinding
luar yang memiliki arah atau
2
orientasi tertentu (Watt/m )
α absorbtansi
= radiasi matahari
Uw transmitansi
= termal dinding
tak tembus cahaya
(Watt/m2K)
Gambar 1. Objek penelitian
WWR perbandingan
= luas jendela
dengan luas seluruh dinding
luar pada orientasi yang Merujuk pada Ellis dan Torcellini
ditentukan (2005), simulasi hanya dilakukan pada satu
TDEq beda
= temperatur ekuivalen lantai tipikal pada posisi di tengah-tengah
(K) ketinggian total bangunan, sehingga
Uf transmitansi
= termal dinding pemodelan zona-zona termal hanya
tembus cahaya (Watt/m2K) dilakukan pada lantai tersebut. Lantai tipikal
∆T Beda
= temperatur luar dan
dalam ruangan (K)
berukuran 49 m x 9 m dibagi menjadi 3 zona
SC koefisien
= peneduh dari termal (thermal zone) yaitu 1 zona
sistem fenestrasi fungsional berukuran 35 m x 9 m di tengah
SF faktor
= radiasi matahari untuk dan 2 zona servis di ujung-ujung denah
orientasi tertentu (Watt/m2) dengan ukuran masing-masing 7 m x 9 m.
Ai luas
= selubung bangunan Tinggi lantai ke langit-langit ruangan
(m2) sebesar 4 m. Lantai-lantai di atas dan di
bawah lantai tipikal yang disimulasikan,
Untuk membatasi perolehan panas dimodelkan sebagai adiabatik dan tidak
akibat radiasi matahari melalui selubung memberikan pengaruh termal pada lantai
bangunan, maka ditentukan nilai tipikal. Posisi jendela berada di ketinggian
perpindahan termal menyeluruh untuk 0,8 m dari lantai sampai dengan ketinggian
selubung bangunan tidak melebihi 45 W/m 2. 2,5 m, di sisi timur dan di sisi barat
bangunan sepanjang bidang dinding zona
METODOLOGI ruang perkuliahan. Persentase Window to
Wall Ratio (WWR) untuk bidang dinding
Penelitian ini dilakukan menggunakan barat dan bidang dinding timur masing-
model komputer sebagai replikasi hipotetik masing sebesar 42,5 %. Konstruksi
dan penyederhanaan atas objek bangunan. selubung bangunan memberikan pengaruh
Input data spasial model hipotetik pada tingkat perolehan panas eksternal ke
menggunakan aplikasi plugin OpenStudio dalam interior bangunan. Konstruksi dinding
yang dijalankan pada aplikasi Google
16
eksterior setebal 15 cm, menggunakan Crawley (1998), menyebutkan bahwa
beton ringan aerasi blok hebel yang dilapisi simulasi memerlukan data iklim yang
plaster di kedua sisinya. menggambarkan pola tipikal iklim jangka
panjang (Tipical Meteorological Year).
Menurut Djunaedy (2011), unsur penting
data iklim yang diperlukan dalam simulasi
adalah data psikrometrik (suhu bola kering,
kelembaban relatif), radiasi sinar matahari (
global horizontal irradiance, direct and
diffuse radiation), kecepatan dan arah angin,
serta kondisi awan. Berdasarkan
kelengkapan data, digunakan data iklim
lokasi terdekat yaitu Banjarmasin. Koordinat
yang digunakan adalah garis lintang 3,324 0
LS dan garis bujur 114,5910 BT dengan data
diukur pada ketinggian 37 meter di atas
permukaan laut. Berkas data iklim ini
diperoleh dari data di laman Weather
Analytics (www.wxaglobal.com).

PEMBAHASAN

Simulasi dilakukan dengan periode


(run period) sepanjang tahun atau 365 hari.
Data yang diperoleh adalah rekaman 365
Gambar 2. Denah dan tampak lantai tipikal data rata-rata harian dari total perolehan
panas eksternal tiap-tiap dinding eksterior
Fungsi bangunan adalah bangunan dari zona-zona yang disimulasikan. Dalam
pendidikan, dengan titik berat pembahasan setiap varian model hipotetik didapatkan
pada lantai tipikal yang dimodelkan adalah data radiasi sinar matahari melalui kaca,
sebagai ruang perkuliahan. Satu zona ruang total perolehan panas kaca, dan perolehan
kelas diasumsikan berpengkondisian udara, panas dinding. Data rata-rata harian ini
sedangkan 2 zona di ujung-ujung denah kemudian dijumlah dan dibagi luas
tidak berpengkondisian udara. Jadwal permukaan selubung bangunan untuk
penggunaan gedung diasumsikan 6 hari mendapatkan nilai OTTV.
dalam seminggu dari jam 8.00 hingga jam Hasil perhitungan OTTV model
15.00. Perolehan panas internal (internal hipotetik ditampilkan dalam Tabel 1 berikut.
heat gain) dengan fungsi bangunan gedung Angka OTTV yang ditampilkan adalah OTTV
pendidikan mengacu pada standar yang parsial dinding sebelah timur, OTTV parsial
telah ditetapkan SNI dan Kepmen PU. dinding sebelah barat, dan OTTV total
Kepadatan okupansi sebesar 0,5 orang/m 2 selubung bangunan. OTTV parsial
(berdasarkan Keputusan Menteri PU No 441 digunakan untuk melihat pengaruh
Tahun 1998). Jadwal kerja dihitung 6 hari penambahan elemen-elemen peneduh pada
dalam seminggu dari jam 8.00 hingga 15.00. sisi-sisi bangunan terhadap perubahan nilai
Suhu pendinginan ruang ditetapkan 25 0 C perolehan panas eksternal selubung
dengan kelembaban relatif 60% bangunan dari dinding yang bersangkutan.
(berdasarkan SNI 03-6390-2000). Target OTTV total digunakan untuk melihat
iluminasi ditetapkan sebesar 350 lux dan terpenuhi tidaknya syarat maksimum nilai
daya listrik maksimum adalah 15 W/m 2 OTTV menurut SNI 03-6389-2000.
(berdasarkan SNI-03-6197-2000) Daya Berdasarkan angka OTTV total yang
listrik untuk peralatan kantor ditetapkan ditampilkan dalam tabel, model hipotetik
maksimum adalah 10 W/m 2 dengan nilai baseline memiliki nilai OTTV total paling
fraksi radian (radiant fraction) sebesar 0,2. tinggi. Model baseline yang merupakan

17
desain awal bangunan memiliki nilai OTTV hipotetik dengan orientasi denah yang
total sebesar 57 W/m 2 dan dengan demikian sama, diperoleh nilai OTTV total terendah
menerima perolehan panas eksternal pada model hipotetik 5. Model hipotetik 5
bangunan yang terbesar atau memiliki mendapatkan perlakuan penambahan
kinerja termal selubung bangunan yang elemen peneduh horizontal selebar 0,6 m
paling buruk. Apabila dibandingkan model
dan elemen peneduh vertikal selebar sebesar 57,1 W/m2, jauh di atas syarat
0,6 m setiap jarak 1 m dengan posisi selasar maksimum SNI.
tetap berada di sisi sebelah barat bangunan. Apabila dilihat dari nilai OTTV parsial
dinding timur dan barat, diperoleh angka-
Tabel 1. Perolehan nilai OTTV model hipotetik angka yang relatif rendah pada dinding sisi
No Model OTTV OTTV OTTV sebelah barat dan nilai yang cukup tinggi
Timur Barat Total pada dinding sebelah timur. Nilai OTTV
(W/m2) (W/m2) (W/m2) parsial dinding barat yang rendah
1 Baseline 82.4 31.8 57.1 disebabkan oleh pengaruh posisi selasar
2 Hipotetik 1 58.1 33.5 45.8
bangunan selebar 2 m yang sekaligus
3 Hipotetik 2 58.9 52.9 55.9
menjadi elemen peneduh yang cukup efektif
4 Hipotetik 3 60.2 35.5 47.9
5 Hipotetik 4 60.9 27.8 44.3
menghalangi masuknya radiasi sinar
6 Hipotetik 5 46.6 34.3 40.5 matahari melalui kaca jendela. Namun,
7 Hipotetik 6 46.6 33.0 39.8 karena dinding sebelah timur mendapatkan
paparan radiasi sinar matahari secara
Hasil Simulasi Baseline langsung dengan rata-rata OTTV parsial
Desain awal bangunan kampus, hingga sebesar 82 W/m 2 menjadikan
disimulasikan sebagai baseline untuk hitungan nilai OTTV totalnya cukup tinggi.
dibandingkan dengan perlakuan Perolehan panas eksternal tiap jam
penambahan elemen peneduh eksternal dari sisi timur dan barat bangunan
dengan beberapa variannya. Hasil dari ditampilkan pada Gambar 3 berikut. Dapat
simulasi baseline ditampilkan dalam Tabel 2. dilihat bahwa tanpa penambahan elemen
Dilihat dari perolehan OTTV pada peneduh, bidang dinding timur yang memiliki
tanggal-tanggal posisi istimewa matahari, WWR sebesar 42,5% menerima perolehan
angka OTTV yang memenuhi syarat dan panas yang sangat besar melampaui angka
berada di bawah 45 W/m 2 hanya diperoleh 200 W/m2. Tingginya angka ini
pada bulan Desember. Pada tanggal- mengakibatkan dinding timur tetap memiliki
tanggal lainnya, nilai OTTV model hipotetik perolehan panas di atas angka 45 W/m2
baseline jauh melampaui angka yang meskipun matahari sudah berpindah
disyaratkan. Rata-rata nilai OTTV setahun memaparkan radiasi ke sisi sebelah barat
bangunan.

Tabel 2. Perolehan nilai OTTV model hipotetik baseline


Dinding Timur (W/m2) Dinding Barat (W/m2) OTTV OTTV OTTV
Rad Kond Kond Rad Kond Kond Timur Barat Total
Kaca Kaca Dinding Kaca Kaca Dinding (W/m2) (W/m2) (W/m2)
22/3 11301.8 3265.1 354.0 4709.8 1197.9 -310.0 106.6 40.0 73.3
22/6 9816.7 2688.7 156.3 4273.9 834.7 -468.5 90.4 33.1 61.8
22/9 11917.9 3627.1 445.6 4698.2 1249.5 -371.7 114.2 39.8 77.0
22/12 5031.4 1416.7 -274.1 4203.9 1217.3 -377.6 44.1 36.0 40.1
Rerata 9490.5 1956.5 83.9 4419.6 440.5 -404.2 82.4 31.8 57.1

18
akan menerima paparan radiasi yang cukup
besar pula. Model hipotetik 2 digunakan
untuk membandingkan posisi selasar
tersebut dan pengaruhnya terhadap
perolehan panas ekternal selubung
bangunan.
Hasil dari simulasi pada tanggal yang
sama dengan model hipotetik baseline yaitu
22 September diperlihatkan pada Gambar 4
berikut. Sebagaimana terlihat pada grafik,
perletakan selasar pada sisi sebelah timur
mampu menurunkan perolehan panas
eksternal pada dinding tersebut, namun
angka penurunannya tidak terlalu signifikan.
Pada model hipotetik baseline, penurunan
angka terjadi pada jam 12 sedangkan pada
model hipotetik 2 terjadi lebih cepat yaitu
pada jam 11. Meskipun demikian, sebagai
gantinya, perolehan panas eksternal pada
dinding sebelah barat justru meningkat jika
dibandingkan dengan model hipotetik
baseline.

Gambar 3. Nilai OTTV baseline per-jam pada


tanggal 22 September

Pengaruh Posisi Selasar


Posisi selasar bangunan di sisi
sebelah barat pada model hipotetik baseline
mengakibatkan sisi bangunan sebelah timur
menerima radiasi sinar matahari yang
berlebih. Sumbangan panas eksternal
tersebut menaikkan perolehan nilai OTTV Gambar 4. Nilai OTTV per-jam model hipotetik
total sehingga jauh melampaui batas 2 pada tanggal 22 September
maksimum. Menempatkan selasar pada sisi
sebelah timur bangunan akan mampu Perolehan nilai OTTV model hipotetik 3
mengurangi perolehan panas eksternal yang sebagaimana diperlihatkan pada
berlebih tersebut. Akan tetapi, sebagai
gantinya, dinding sebelah barat bangunan

19
Tabel 3 tidak ada yang berada di selasar tanpa peneduh horizontal maupun
bawah 45 W/m2 selain yang diperoleh vertikal, orientasi yang lebih menguntungkan
dinding timur pada bulan Desember. Pada adalah sisi sebelah timur bangunan.
tanggal-tanggal lainnya, nilai OTTV model
hipotetik baseline jauh melampaui angka
yang disyaratkan. Rata-rata nilai OTTV
setahun sebesar 55,9 W/m 2, meskipun lebih
rendah dari model hipotetik baseline,
angkanya masih di atas syarat maksimum
SNI. Dalam hal elemen peneduh berupa
Tabel 3. Perolehan nilai OTTV model hipotetik 2
Dinding Timur (W/m2) Dinding Barat (W/m2) OTTV OTTV OTTV
Rad Kond Kond Rad Kond Kond Timur Barat Total
Kaca Kaca Dinding Kaca Kaca Dinding (W/m2) (W/m2) (W/m2)
22/3 8511.8 2357.1 -58.8 7514.5 2177.1 -291.4 77.2 67.1 72.2
22/6 7393.7 1888.4 -209.6 6227.3 1554.5 -436.6 64.8 52.5 58.6
22/9 8908.5 2679.2 -4.3 6443.4 1880.4 -325.4 82.7 57.1 69.9
22/12 3752.0 1009.8 -436.0 6928.0 2140.2 -369.0 30.9 62.1 46.5
Rerata 7119.8 1329.2 -208.7 6747.4 1046.8 -390.8 58.9 52.9 55.9

Pengaruh Peneduh Horizontal peneduh horizontal di sisi timur bangunan


Penambahan elemen peneduh mampu menurunkan angka OTTV parsial
horizontal, mengurangi perolehan panas dinding timur antara 30 hingga 50 W/m 2.
eksternal pada bangunan. Pengurangan Penambahan elemen peneduh horizontal di
angka perolehan panas eksternal ini bisa sisi timur menghalangi paparan radiasi sinar
dilihat dari perbandingan antara model matahari hingga 5 jam operasional.
hipotetik baseline dengan model hipotetik 1, Penurunan perolehan panas eksternal
dan perbandingan antara model hipotetik 2 dinding sebelah timur oleh elemen peneduh
dengan model hipotetik 3. Sebagaimana horizontal ini dimulai pada jam 9, ketika
ditunjukkan oleh Gambar 5, penambahan sudut matahari mulai meninggi. Namun
elemen peneduh horizontal pada model penurunan ini sebagaimana ditampilkan oleh
hipotetik 1 (selasar di sisi barat bangunan, Gambar 6, masih berada di atas garis angka
peneduh horizontal di sisi timur bangunan) OTTV maksimum yang dipersyaratkan.
mampu menurunkan nilai OTTV model
hipotetik baseline dari 57,1 W/m2 menjadi
45,5 W/m2, atau penurunan sebesar 11,6
W/m2. Penurunan ini lebih besar jika
dibandingkan dengan penurunan nilai OTTV
pada model hipotetik 3 (selasar di sisi timur
bangunan, peneduh di sisi barat bangunan
yang mendapatkan penambahan elemen
peneduh horizontal dari model hipotetik 2,
yaitu hanya sebesar 8 W/m 2. Dalam hal
penambahan elemen peneduh horizontal,
orientasi yang menguntungkan adalah
penambahan elemen peneduh horizontal di
sisi timur bangunan dengan penempatan
selasar di sisi barat bangunan.
Jika dilihat perbandingan hasil simulasi
antara model hipotetik baseline dengan Gambar 5. Perbandingan nilai OTTV pada
model hipotetik 1 pada tanggal 22 penambahan elemen peneduh horizontal
September, yaitu tanggal dengan perolehan
panas eksternal harian yang paling tinggi
sepanjang tahun, penambahan elemen
18
Gambar 7. Perbandingan nilai OTTV pada
Gambar 6. Perbandingan nilai OTTV pada penambahan elemen peneduh horizontal di
penambahan elemen peneduh horizontal di sisi barat bangunan
sisi timur bangunan
Pada perbandingan hasil simulasi Pengaruh Peneduh Vertikal
antara model hipotetik 2 dan model hipotetik Penambahan elemen peneduh vertikal
3 sebagaimana ditampilkan pada Gambar 7, mengurangi perolehan panas eksternal pada
terlihat bahwa penambahan elemen bangunan. Pada dinding-dinding yang
peneduh horizontal di sisi barat bangunan berorientasi timur dan barat, elemen
menurunkan nilai OTTV parsial dinding peneduh vertikal lebih efektif dalam
sebelah barat bangunan hingga 40 W/m 2. menghalangi radiasi sinar matahari masuk
Namun demikian, penurunan nilai OTTV ke dalam bangunan, jika dibandingkan
parsial dinding sisi barat ini hanya terjadi dengan penggunaan elemen peneduh
selama 2 jam operasional sehingga horizontal. Sebagaimana diperlihatkan oleh
sumbangan penurunan angkanya tidak perbandingan hasil simulasi model hipotetik
signifikan terhadap perolehan nilai OTTV baseline dan model hipotetik 2, perolehan
secara total. nilai OTTV total model hipotetik menjadi
lebih rendah ketika posisi selasar
ditempatkan di sisi sebelah timur bangunan.
Ini berarti penambahan elemen peneduh di
sisi sebelah timur lebih efektif mengurangi
perolehan panas eksternal total pada
selubung bangunan jika dibandingkan
apabila penambahan elemen peneduh
ditempatkan pada sisi sebelah barat
bangunan. Hal ini disebabkan oleh jam
operasional bangunan yang lebih banyak
digunakan pada pagi hari (5 jam)
dibandingkan sore hari (3 jam).

21
Gambar 8. Model hipotetik dengan
penambahan elemen peneduh vertikal

Gambar 10. Penurunan nilai OTTV pada


penambahan elemen peneduh vertikal di
dinding sisi barat bangunan

Gambar 9. Perbandingan nilai OTTV pada


penambahan elemen peneduh vertikal

Gambar 10 memperlihatkan pengaruh


penambahan elemen peneduh vertikal di
dinding sebelah barat terhadap penurunan
perolehan panas eksternal parsial dinding
barat. Pada tanggal 22 September,
perolehan panas eksternal bangunan
mencapai angka tertinggi jika dibandingkan
dengan hari-hari lain dengan posisi matahari
di garis balik maupun di khatulistiwa. Jika
dibandingkan dengan model hipotetik 2
(OTTV-H2 barat) yang tidak memiliki elemen
peneduh pada sisi sebelah barat bangunan,
penurunan nilai OTTV parsial pada model
hipotetik 4 (OTTV-H4 barat) mencapai
angka 50 W/m2. Meskipun demikian Gambar 11. Penurunan nilai OTTV pada
penurunannya baru dimulai secara signifikan penambahan elemen peneduh vertikal di
pada 2 jam terakhir dari jadwal operasional dinding sisi timur bangunan
bangunan.
Gambar 11 menampilkan
perbandingan model hipotetik baseline yang
tidak memiliki elemen peneduh pada sisi
sebelah timur bangunan dengan model
hipotetik 5 yang mendapatkan penambahan
elemen peneduh vertikal pada sisi sebelah
22
timur bangunan. Penurunan nilai Pengaruh Perubahan Orientasi Denah
OTTV parsial pada model hipotetik 5 (OTTV- Bangunan
H5 timur) mencapai angka 60 W/m 2 dan Perlakuan terhadap model hipotetik 6
terjadi secara signifikan selama 4-5 jam dari adalah mengubah orientasi denah dari
jadwal operasional. model hipotetik baseline sebesar 900 searah
Nilai OTTV total dari model hipotetik 4 jarum jam. Dengan demikian, selasar yang
mencapai angka 44,3 W/m 2 sedangkan nilai semula berada di sisi barat bangunan
OTTV total dari model hipotetik 5 mencapai menjadi berada di sisi utara, sedangkan
angka 40,1 W/m 2. Kedua nilai OTTV bidang kaca di sisi timur bangunan menjadi
tersebut memenuhi persyaratan batas berada di sisi selatan. Perubahan ini
maksimum yang ditetapkan SNI. Gambar 12 sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 13
menunjukkan kecenderungan perolehan mampu menurunkan secara signifikan
panas eksternal tipikal tiap jam pada jam 8 perolehan panas eksternal total pada
sampai dengan jam 15 pada tanggal 22 selubung bangunan. Sisi timur bangunan
September. Penempatan elemen peneduh yang semula memiliki bukaan (WWR)
vertikal pada sisi sebelah timur bangunan sebesar 42,5 % berubah orientasi menjadi
(model hipotetik 5) memiliki kecenderungan sisi selatan bangunan. Orientasi selatan
perolehan panas eksternal yang lebih pada lokasi dengan lintang rendah di selatan
rendah jika dibandingkan dengan khatulistiwa memiliki sensitivitas yang
penempatan pada sisi sebelah barat rendah terhadap radiasi sinar matahari.
bangunan, kecuali pada jam 10 sampai jam Dengan demikian, perubahan orientasi dari
11. Dalam hal penambahan elemen arah timur ke arah selatan ini memberikan
peneduh vertikal, orientasi yang sumbangan yang sangat menguntungkan
menguntungkan adalah penambahan terhadap penurunan nilai OTTV total. Dalam
elemen peneduh vertikal di sisi timur kondisi radiasi matahari tertinggi pun,
bangunan dengan penempatan selasar di perolehan nilai OTTV model Hipotetik 6 baru
sisi barat bangunan. melampaui angka 45 W/m 2 pada jam 11
selama 4 jam sebelum kembali turun pada
jam 15.

Gambar 12. Perbandingan OTTV total model hipotetik 4 dan model hipotetik 5 pada
penambahan elemen peneduh vertikal pada tanggal 22 September

23
menurunkan nilai OTTV hingga 45,8 W/m 2.
Penambahan elemen peneduh vertikal
selebar 0,6 m dengan jarak tiap 1 m pada
posisi selasar di sebelah barat bangunan,
menurunkan nilai OTTV hingga 40,5 W/m 2.
Angka ini memenuhi syarat yang ditetapkan
oleh SNI 03-6389-2000. Angka OTTV pada
model hipotetik 5 sebesar 40,5 W/m2 yang
diperoleh dengan menambahkan elemen
peneduh horizontal dan vertikal pada model
bangunan hipotetik baseline, setara dengan
angka OTTV pada model hipotetik 6 sebesar
39,8 W/m2 , yang diperoleh dengan hanya
memutar orientasi bangunan sebesar 900
searah jarum jam.

DAFTAR PUSTAKA

Crawley, D. B. (1998). Which Weather Data


Should You Use for Energy Simulations of
Commercial Buildings? ASHRAE
Transactions , 104 (2), 498-515.
Djunaedy, E. (2011). Energy Simulation Training
Gambar 13. Perbandingan OTTV total model
GBCI. Idaho: Integration Design Lab,
hipotetik baseline dan model hipotetik 6 pada
University of Idaho.
perubahan orientasi denah bangunan pada
Ellis, P. G., & Torcellini, P. A. (2005). Simulating
tanggal 22 September
Tall Buildings Using EnergyPlus.
Jika dibandingkan dengan nilai OTTV International IBPSA Conference, (pp. 279-
pada model hipotetik 5 yaitu sebesar 40,5 286). Montreal.
W/m2, angka OTTV model hipotetik 6 lebih Li, D. H., & Lam, J. C. (2000). Solar Heat Gain
rendah meskipun tidak terpaut jauh, yaitu Factors and the Implications to Building
sebesar 39,8 W/m 2. Angka ini dicapai Designs in Subtropical Regions. Energy
dengan hanya memutar orientasi denah and Buildings , 32, 47-55.
bangunan dari model hipotetik baseline. Suryabrata, J. (2011). Building Envelope:It's
Cara ini lebih efektif dibandingkan dengan Impact on Cooling Loads. Energy Auditor
tetap mempertahankan orientasi bangunan Training. Energy Efficiency in Industrial
Commercial and Public Sector
kemudian menambahkan elemen peneduh
(EINCOPS).
horizontal dan elemen peneduh vertikal Vijayalaxmi, J. (2010). Concept of Overall
pada model hipotetik baseline. Akan tetapi, Thermal Transfer Value (OTTV) in Design
terhadap kondisi tapak yang tidak of Building Envelope to Achieve Energy
menguntungkan dari segi orientasi, Efficiency. Int. J. of Thermal &
penambahan elemen peneduh horizontal Environmental Engineering , Volume 1 (
maupun vertikal, mampu menurunkan nilai No. 2 ), 75-80.
OTTV dengan angka yang setara. Yeang, K. (1999). The Green Sckyscraper, The
Basis for Designing Sustainable Intensive
KESIMPULAN Buildings. New York: Prestel.

Desain awal bangunan kampus


Arsitektur memiliki nilai OTTV sebesar 57
W/m2. Angka ini melampaui batas
maksimum nilai OTTV yang disyaratkan oleh
SNI 03-6389-2000 yaitu sebesar 45 W/m 2.
Pemindahan orientasi selasar ke sisi
sebelah timur bangunan dan penambahan
elemen peneduh horizontal selebar 0,6 m
24

Anda mungkin juga menyukai