Anda di halaman 1dari 6

Nama : Slamet Eko Wahyudi

NIM : 210521618054

OFFR : 12MA

Tugas Minggu Ke-13

Uraikan dan jelaskan singkat data-data yang diperlukan untuk menghitung:

 OTTV
 Indeks Konsumsi Energi (IKE)

1. OTTV (Overall thermal transfer value)


OTTV (Overall thermal transfer value) adalah konservasi energi pada bangunan
yang mengatur nilai perpindahan panas pada fasade dinding bangunan. Dalam hal ini
nilainya tidak boleh melebihi 45 watt/m². Semakin tinggi nilai OTTV maka semakin besar
watt per meter persegi energi yang akan diterima suatu bangunan.

Menurut SNI 6389:2011 selubung bangunan adalah elemen bangunan yang


membungkus bangunan gedung, yaitu dinding dan atap transparan atau yang tidak
transparan dimana sebagian besar energi termal berpindah lewat elemen tersebut. Besaran
nilai yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk dinding dan kaca bagian luar
bangunan gedung yang dikondisikan disebut nilai Overall Thermal Transfer Value
(OTTV). Besaran nilai Perpindahan termal menyeluruh untuk dinding dan atap tidak boleh
melebihi nilai perpindahan termal menyeluruh yaitu tidak melebihi 35 W/m2.

Adapun perhitungan untuk nilai perpindahan termal menyeluruh OTTV adalah


sebagai berikut: Nilai perpindahan termal menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang
dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, dihitung melalui Persamaan 1.

𝑂𝑇𝑇𝑉 = 𝛼[(𝑈𝑊𝑥(1 − 𝑊𝑊𝑅))𝑥𝑇𝐸𝐷𝐸𝐾] + (𝑈𝑟𝑥𝑊𝑊𝑅𝑥∆𝑇) + (𝑆𝐶𝑥𝑊𝑊𝑅𝑥𝑆𝐹)


Nilai Perpindahan Termal Menyeluruh atau OTTV untuk setiap bidang dinding luar
bangunan gedung dengan orientasi tertentu dengan lebih dari satu jenis material dinding,
harus dihitung melalui Persamaan 2.

Untuk menghitung OTTV seluruh dinding luar, digunakan Persamaan 3.

Teori OTTV (SNI 03-6389 2000) (overall thermal transfer value) adalah angka
yang ditetapkan sebagai kriteria perancangan untuk selubung bangunan yang dikondisikan.
Selubung bangunan yang dimaksudkan adalah elemen bangunan yang menyelubungi
bangunan gedung, yaitu dinding luar dan atap tembus atau yang tidak tembus cahaya
dimana sebagian besar energi termal berpindah melalui elemen tersebut. Untuk membatasi
perolehan panas akibat radiasi matahari lewat selubung bangunan, maka ditentukan nilai
perpindahan termal menyeluruh untuk selubung bangunan tidak melebihi 45 watt/m2. Nilai
OTTV untuk setiap bidang dinding luar bangunan gedung dengan orientasi tertentu, dapat
dihitung dengan Persamaan 4.

OTTV = a[(Uw x (1 – WWR)] x TDEk + (SC x WWR x SF) + (Uf x WWR x DT)

Daftar Notasi

 OTTV = Nilai perpindahan termal menyeluruh pada dinding luar yang memiliki arah
atau orientasi tertentu (W/m2);
 a = absorbtans radiasi matahari.
 UW = Transmitans termal dinding tidak tembus cahaya (W/m2.K);
 WWR = Perbandingan luas jendela dengan luas seluruh dinding luar pada orientasi
yang ditentukan;
 TD = Beda temperatur ekuivalen (K);
 SF = Faktor radiasi matahari (W/mEk 2);
 SC = Koefisien peneduh dari sistem fenestrasi;
 Uf = Transmitans termal fenestrasi (W/m2.K);
 T = Beda temperatur perencanaan antara bagian luar dan bagian dalam. (diambil 5K)
 A1 = area dinding dengan material 1.
 A2 = area dinding dengan material 2.
 A3 = area dinding dengan material n.
 ∑A = A1+A2+…………+An
 Aoi = luas dinding pada bagian dinding luar i (m2) Luas total ini termasuk semua
permukaan dinding tidak tembus cahaya dan luas permukaan jendela yang terdapat
pada bagian dinding tersebut;
 OTTVi = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding I (Watt/m2)
sebagai hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan

Langkah-langkah :

Metode dan Pelaksanaan Penelitian yang dilakukan melalui Urutan proses yang dilakukan
sebagai berikut:

Bangunan yang ada digambar ulang tampak dan denah bangunan menggunakan software
Autocad. Dengan data yang dibutuhkan antara lain Denah Bangunan, view 3D bangunan,
tampak utara bangunan, tampak selatan bangunan, tampak barat bangunan, tampak timur
bangunan.

A. Menentukan nilai a dinding dengan mengacu pada tabel nilai a yang ada
B. Untuk menentukan nilai transmitansi termal dining yang tidak tembus cahaya (Uw),
sebelumnya harus mengetahui dahulu resistansi termal total (Rtotal). Komponen Rtotal
sendiri terdiri dari tebal bahan (t) dan nilai konduktivitas termal bahan (k).
C. Nilai wall ratio (WWR) adalah nilai yang dicari berikutnya, WWR merupakan
perbandingan antara bukaan kaca dengan luas bidang pada sisi yang dihitung.
D. Beda Temperatur ekuivalen (Tdeq) ditentukan berdasarkan material yang paling
dominan dalam suatu struktur dinding yang dihitung .nilai yang didapat dikonversikan
dengan tabel nilai Tdeq yang ada.
E. Nilai koefisien peneduh sistem fenetrasi (SC) ditentukan berdasarkan keberadaan
peneduh yang mempengaruhi sistem fenetrasi. Faktor radiasi sinar matahari (SF)
ditentukan menurut orientasi yang terdapat pada tabel.
F. Untuk menentukan nilai transmitansi termal sistem fenetrasi (Uf) langkah yang
ditempuh sama dengan mencari Uw. Nilai Rtotal sistem fenetrasi harus ditentukan
terlebih dahulu.
G. Setelah semua nilai diketahui maka nilai OTTV dihitung pada orientasi yang ditentukan
dapat diidentifikasi. Setelah itu barulah dapat dicari nilai OTTV keseluruhan selubung
bangunan.
H. Pada bagian akhir kita akan mencari besar RTTV pada bangunan guna untuk melihat
apakah pada RTTV juga sudah berada pada standar RTTV yaitu RTTV = 45 Watt/m2 .

Untuk memudahkan perhitungan dan pembandingan, maka rumus-rumus OTTV di


atas dimasukkan dalam tabel sebagai berikut:

2. Indeks Konsumsi Energi (IKE)


Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) merupakan parameter indikator efisiensi
energi yang digunakan untuk mengetahui besar konsumsi energi listrik pada sektor gedung.
Analisis IKE dilakukan agar tidak terjadi pemborosan konsumsi energi listrik. Data yang
digunakan untuk menghitung nilai IKE diambil dari data audit energi pada gedung. Data
ini dilakukan analisis statistik untuk mengetahui efisiensi konsumsi energi listrik pada
suatu gedung dan parameter yang berpengaruh pada nilai IKE.
Menentukan Audit Energi Awal

Audit energi awal berisi tentang semua data-data energi yang terpakai di bangunan
Dan juga data-data sebelumnya yang sudah ada sehingga tidak diperlukannya pengukuran.
Lalu apa saja data-data yang harus didapatkan :

a. Dokumentasi gedung

1) Denah dari seluruh gedung.

2) Rincian luas gedung total hingga luas per ruangan laboratorium.

b. Data penggunaan listrik total dalam satu tahun terakhir ( kVA atau kW )

Setelah itu mulai menghitung nilai dari Intensitas Konsumsi Energi (IKE) gedung.,
dari data-data yang diapat di atas dapat dihitung :
1. Berapa luas total gedung dan luas dari setiap laboratorium (m 2).

2. Daya listrik total yang dibutuhkan.

4. Intesitas Konsumsi Energi gedung.

5. Biaya pemakaian energi gedung.

Perhitungan
Setelah semua data didapatkan selanjutnya langsung mulai menghitung, dimulai
darimenghitung konsumsi energi dengan rumus :

Keterangan :
Konsumsi Energi = jumlah pemakaian energi (kWh/tahun)
Daya = Jumlah daya yang dipakai sebuah alat (watt)
Jam = waktu yang digunakan pada saat pemakaian energi (h)

Dengan menggunakan persamaan di atas dapat diketahui besar konsumsi energi


total pada sebuah alat yang digunakan sehari-hari. Setelah mendapatkan nilai konsumsi
energi total pada semua alat, tinggal menjumlahkan semua nilai konsumsi energi total.
Untuk nilai IKE nya sendiri menggunakan persamaan dibawah ini.

Keterangan :
IKE = Intensitas Konsumsi Energi (kWh/m2per tahun)
Konsumsi energi = besar pemakaian energi (kWh/tahun)
Luas ruangan = luas sebuah ruangan (m2)

Intensitas Konsumsi Energi (IKE) listrik merupakan istilah yang digunakan untuk
mengetahui besarnya pemakaian energi pada suatu sistem (bangunan). Namun energi yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah energi listrik. Pada hakekatnya IKE ini adalah hasil bagi antara
konsumsi energi total selama periode tertentu (satu tahun) dengan luasan bangunan. Satuan IKE
adalah kWh/m2 per tahun. Persamaan IKE dihitung dengan rumus sebagai berikut : IKE = kWh
total (kWh/tahun) (Occ.Rate x Area Room) + (Area non Room) Berdasarkan standar yang
digunakan adalah SNI 03-6196-2000, target besar IKE listrik untuk Indonesia adalah sebagai
berikut :
a. IKE untuk perkantoran (komersil) : 240 kWh/m2 per tahun
b. IKE untuk pusat belanja : 330 kWh/m2 per tahun
c. IKE untuk hotel / apartemen : 300 kWh/m2 per tahun
d. IKE untuk rumah sakit : 380 kWh/m2 per tahun
Dan besarnya target IKE di atas merupakan nilai IKE listrik per satuan luas
bangunangedung yang dikondisikan.
Untuk perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun pemakaian bisa
menggunakanpersamaan dibawah ini:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑥 𝑅𝑝 1,467.28

Keterangan :
Biaya = besar uang yang dikeluarkan (rupiah)
Konsumsi energi = besar pemakaian energi (kWh/tahun)

Ketentuan rumus dalam menghitung biaya di atas dari pihak penyedia listrik itu sendiri
yaitu PLN. Gedung FIAI sendiri berada pada golongan 6600 Volt ke atas.

Anda mungkin juga menyukai