Pembimbing :
Prof. Ir. Suryanto, M.Sc.,Ph.D
1
PERCOBAAN II
AUDIT ENERGI BANGUNAN
1. Tujuan Percobaan
2. Teori Dasar
a. Beban kalor
Beban kalor terdiri dari beban kalor ruangan dan beban kalor alat penyegar
udara yang ada di dalam ruangan.
Beban kalor ruangan
2
Beban kalor ruangan merupakan beban kalor yang harus diatasi oleh
udara yang keluar dari alat penyegar agar kondisi udara di dalam ruangan
terdiri dari :
Kalor yang masuk dari luar ruangan ke dalam ruangan ( Beban kalor
3
Jenis pendinginan air pada umumnya dipakai untuk mesin dengan
compressor berukuran besar. Dalam hal ini harus disediakan air untuk
pendinginan sesuai dengan yang diperlukan. Air tersebut dapat diperoleh dari
sumber air tanah atau sungai. Dalam sistem pendinginan tersebut kadang-
kadang juga digunakan menara pendingin.
4
= (Luas langit – langit) × (Koefisien transmisi kalor K dari plafon)
× (Selisih temperatur dalam dan luar ruangan)
= (Luas lantai) × (Koefisien transmisi kalor K dari lantai) × (Selisih
temperatur dalam dan luar ruangan)
Beban kalor sensibel karena adanya sumber kalor interior
= ( Jumlah orang ) × ( Kalor sensibel manusia ) ( Koreksi faktor
kelompok )
= ( Peralatan kW ) × 0,860 kcal / kW × Faktor penggunaan
peralatan
Beban kalor laten daerah interior
Tambahkan kalor laten oleh sumber penguapan interior
= (Jumlah orang) × (Kalor laten manusia) × (Koreksi faktor
kelompok)
Berdasarkan jenis asal sinar pencahayaan ruangan, pencahayaan dapat dibagi menjadi
dua kelompok besar, yakni :
Direct lamp (sinaran langsung). Sinar yang dihasilkan dari lampu yang dapat
dilihat atau terlihat langsung.
Pada praktikum audit energi bangunan, lampu yang digunakan yaitu Lampu LED
Lampu penerang yang terbuat dari LED menjadi semakin populer dan
mulai menggantikan peranan lampu pijar dan lampu neon.
5
LED adalah singkatan dari Light Emitting Diodes, yaitu komponen
elektronika yang terbuat dari semikonduktor yang dapat menghantarkan arus
listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. LED
merupakan jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya saat dialiri arus
listrik. Teknologi LED yang diperuntukkan menjadi lampu penerang menjadi
semakin matang dan berkembang serta menjadi salah satu pilihan terbaik
dalam industri maupun rumah tangga dalam hal penghematan biaya listrik.
3. Alat dan Bahan
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan Audit Energi Bangunan meliputi:
- Luxmeter
- Rol Meter
- Kabel
- Tang Amperemeter & Thermocouple
- Multimeter
- Solar Meter Power
6
Gambar 3. Kabel Gambar 4. Tang Amperemeter &
Thermocouple
4. Prosedur Percobaan
1. Mengukur panjang, lebar dan tinggi ruangan dengan menggunakan meteran;
2. Mengukur tegangan listrik pada ruangan dengan menggunakan multimeter;
3. Mengukur suhu udara di dalam dan luar ruangan dengan thermocouplel;
4. Mengukur intensitas cahaya matahari di luar dinding yang terkena langsung
cahaya matahari;
5. Mengukur lux cahaya dalam ruangan pada 8 titik pengukuran;
6. Tentukan besarnya setiap jenis beban kalor dalam ruangan (beban kalor
mahasiswa dan seorang dosen dan beban kalor pada alat elektronik, cahaya
matahari).
7
5. Gambar Objek percobaan (Ruang Rapat Energi)
8
6. Denah Objek Percobaan (Ruang Rapat Energi)
9
7. Tabel Percobaan
Tabel 1. Hasil Pengukuran Beban Elektronik pada Ruang Rapat Energi
Jumla Total
Beban Arus Tegangan Daya
h Cos Phi daya
(A) (V) (Watt)
(Watt)
AC
2 4,27 939,4 1878,8
Sharp
240 cm dari AC 20
480 cm dari AC 20
Jalan samping
720 cm dari AC 21 Ruang Rapat 834 27
960 cm dari AC 22 energi
Atas (plafon) 21
Bawah (Lantai) 23
10
Keterangan Kondisi Ruang Rapat Energi :
8. Analisis Data
1. Menghitung volume ruang rapat energy dan luas lantai.
¿ 123.049 .269 c m3
3
¿ 123,049 m
11
= 45,6 m2 × 3,35 kcal/m2. jam °C × (27 – 21,1) °C
= 901,28 kcal/jam
Adjausted Adjausted
group group
(sensibel) (laten)
watt watt
12
= 691,43 kcal/jam + 901,28 kcal/jam + 318 kcal/jam + 0,112 kcal/jam
= 1910,82 kcal/jam
I = Pengaruh letak tingkat ruangan, untuk ruangan lantai dua bernilai 18, di
lantai bawah bernilai 10.
E = Pengaruh arah dinding terpanjang, arah barat, selatan, timur, dan utara
nilainya berturut-turut 20,18, 17, dan 16.
Ruang rapat energi berada pada lantai dua dan arah dinding terpanjang
arahnya adalah selatan sehingga nilai I = 18 dan E = 18.
= (31,59 feet x 15,58 feet x 8,82 feet x 18 x 18)/60 + 8701,81 BTU/jam
= 24.311,98 BTU/jam
Karena 1 ton refrigerasi = 12000 BTU/jam
Sehingga nilai daya yang dihasilkan adalah sebesar
= (24.311,98 /12000) x 1,25 = 2,5 HP = 1,8 kW
13
Konsumsi energi lampu tiap hari
= jumlah lampu x daya lampu x waktu pemakaian
= (8 x 0,01) x 12 = 0,96 kWh
Tabel 4 Konsumsi energi lampu tiap hari dan tiap tahunnya di ruang rapat
energi PNUP
Waktu
Energi per Energi per
Jenis Daya nyala
Jumlah hari tahun
Lampu (kW) per hari
(kWh) (kWh)
(jam)
Lampu LED 8 0,01 12 0,96 350,4
Tabel 5. Konsumsi energi laptop tiap hari dan tiap tahunnya di ruang rapat
energi PNUP
Waktu
Energi per Energi per
Daya (kW) Satuan nyala per
hari (kWh) tahun (kWh)
hari (jam)
14
9. Pembahasan
Pada praktikum audit energi untuk job audit energi bangunan dilakukan di
ruang Rapat Energi Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang. Posisi
bangunan tersebut terletak di lantai 2 dengan besar luas ruangan 45,6 m2 dan volume
ruangan 123,049 m3 , adapun konstruksi ruangan objek percobaan memiliki
karakteristik bangunan tembok dengan 3 sisi bata dan 1 sisi triplek yang di cat
berwarna putih, lantai beton yang dilapisi vinyl, plafon gypsum dan jendela naco
bergorden.
Berdasarkan analisis data, beban kalor sensibel daerah interior adalah sebesar
1910,82 kcal/jam, sementara itu untuk beban kalor laten daerah interior sebesar 282
kcal/jam, dari kedua data tersebut didapatkan total beban kalor adalah sebesar
2192,82 kcal/jam, selama proses audit pada objek pengukuran ada beban kalor
“Manusia” berjumlah 6 orang, kemudia dari total beban kalor tersebut, dapat
ditentukan kapasitas AC yang digunakan, yaitu sebesar 2.5 HP atau 1,8 kW. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan untuk kapasitas AC yang direkomendasikan adalah
sebesar 2.5 HP atau 1,8 kW .
Dari data hasil pengukuran temperatur, mesin pendingin berupa AC sangat
mempengaruhi temperatur di dalam ruangan, dimana dari data percobaan dapat
diketahui bahwa semakin jauh jarak AC akan mempengaruhi temperature suatu titik
pada objek percobaan. Kondisi di luar ruangan juga mempengaruhi temperatur dalam
ruangan, dimana ruangan yang dikelilingi oleh pepohonan memiliki udara yang lebih
sejuk dibandingkan ruangan yang tidak terdapat pohon di sekelilingnya. Adapun
ruangan Rapat energi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Ujung Pandang masih
kurang terdapat pepohonan di sekelilingnya, sehingga berpotensi meningkatkan
temperatur dalan ruangan yang masuk melalui jendela pada ruangan tersebut. Jarak
15
pohon dari bangunan dan luas tutupan tajuk berpengaruh terhadap suhu di dalam
Gedung, yaitu semakin dekat jarak pohon dari bangunan maka meakin besar tutupan
tajuk yang berperan menurunkan suhu di dalam gedung, sehingga ruangan akan
semakin sejuk.
Pada audit sistem pencahayaan di ruangan Rapat energi Jurusan Teknik Mesin
PNUP didapatkan nilai rata-rata pencahayaan yaitu 176,74 lux. Hal tersebut belum
memenuhi standar SNI 03-6575-2001 tentang tata cara sistem pencahayaan buatan
pada bangunan dan keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 dimana untuk ruang kelas diperlukan intensitas
penerangan minimum sebesar 250 lux. Dari hal tersebut berarti bahwa diperlukan
perbaikan pada sistem pencahayaan ruangan dengan menambah daya pada lampu
atau dengan menambah jumlah lampu pada titik-titik yang ditentukan. Sebaiknya
lampu di ruang Rapat energi yang berjumlah 8 ditambahkan dayanya, agar
menambah intensitas penerangan pada ruangan tersebut. Dapat pula ditambahkan 2
lampu dengan menyamaratan jarak anatar lampu sehingga selain intensitas
penerangan yang bertambah baik, juga agar kualitas pencahayaan lebih merata pada
setiap sudut di ruangan.
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi pemakaian listrik yaitu
menambahkan sensor gerak pada instalasi listrik yang bertujuan untuk mematikan
sistem kelistrikan apabila ruangan tersebut dalam keadaan tidak berpenghuni. Serta
tetap menggunakan lampu LED yang lebih hemat energi dibandingkan lampu jenis
lainnya, dan juga memastikan komponen elektrolik dimatikan apabila tidak
digunakan.
16
10. Kesimpulan
17
DOKUMENTASI
18