DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
1.
A. TAUFIQURROHMAN (H41171481)
2.
VANNY PUJI MAULANA (H41171679)
3.
AKBAR ARDIANSYAH (H41171686)
4.
DENNY PRASETYO (H41171688)
5.
NUR ALIZAH (H41171704)
6.
OKTAVIDA INDAN P (H41171728)
7.
MEGA LESTARI A (H41171758)
GOLONGAN C
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap dari mesin pasti memiliki batasan ataupun nilai toleransi dimana
mesin tersebut bisa beroprasi dengan normal. Seperti halnya sebuah pompa, pasti
memiliki nilai kapasitas maksimum namun pada kenyataannya pompa tersebut
hanya bisa beroprasi sebesar 80% dari kapasitas maksimumnya. Hal ini
dikarenakan setiap peralatan pasti memiliki nilai safety yang harus diperhatikan,
agar nantinya dapat berjalan dengan lebih awet dan optimal. Senada dengan itu,
dalam sebuah sistem solar cell kita juga akan mengenal yang namanya nilai
efisiensi pada solar cell. Pengertian dari nilai efisiensi solar cell adalah suatu nilai
dimana bagian dari sinar matahari yang dapat dikonversi menjadi energi ataupun
listrik melalui membrane photfoltaic. Tingkat Efisiensi dari solar cell juga
tergantung dari spektrum cahaya yang masuk, cara pemasangan solar cell, suhu
lembaran solar cell dan juga faktor cuaca sekitar.
Jika iradiasi surya 1000 W/m2, maka energi surya yang mampu dihasilkan
oleh kolektor surya per m2 adalah 1000 W (1kW), sehingga apabila luas kolektor
surya 1,6 m2 maka energi potensial panasnya menjadi 1,6 kW. Efisiensi sesaat dari
kolektor surya merupakan perbandingan antara energi keluaran, misalkan untuk
memanaskan air dengan energi input dari matahri. Sehingga jika luas kolektor
surya adalah 1,6 m2 dan kolektor surya menghasilkan laju energi 500 W dari
iradiasi surya sebesar 1000 W/ m2, maka efisiensi sesaat kolektor menjadi :
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi efisiensi penyerapan energi dari
solar cell. Diantaranya adalah ; Nilai Refleksi Dari Panel, Nilai termodinamika,
Kekuatan Efisiensi zat pada panel, dan juga kekuatan konduktor dari zat yang
ada pada solar cell. Semua nilai tadi pada keadaan nyata diluar laboratorium
adalah nilai yang cukup sulit untuk diukur. Oleh karena itu para praktisi
mengambil pengukuran lainnya secara tidak langsung seperti ; Efisiensi
Quantum, Voc rasio, dan fill rasio.
Beberapa parameter yang ada pada panel surya :
1. Kurva IV
Daya Maksimum (Pmak) bisa dilihat pada kurva I-V yang merupakan
titik operasi yang menunjukkan daya maksimum hasil pertemuan Imp dan Vmp
yang dihasilkan oleh panel surya. Perhitungan nilai Pmak dengan rumus
sebagai berikut : Pmak = Voc x Isc x FF
Voc adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat dicapai pada saat
tidak adanya arus. Voc didapat dari pengukuran terhadap tegangan (V)
dilakukan pada Terminal (Junction Box) positif dan negatif dari panel surya
dengan tidak menghubungkan panel surya dengan komponen lainnya.
Isc adalah maksimum arus keluaran dari panel sel surya yang dapat
dikeluarkan dibawah kondisi dengan tidak ada resistansi atau hubung singkat.
Isc didapat dengan membuat Terminal (Junction Box) menjadi rangkaian
hubungan singkat sehingga tegangannya menjadi nol menggunakan Ampere
meter.
5. Fill Factor (FF)
Nilai Fill Factor biasanya sekitar 0,7 – 0,85. Semakin besar nilai FF suatu
panel surya, maka kinerja panel surya tersebut semakin baik, dan akan memilki
efisiensi panel surya yang semakin tinggi. Perhitungan nilai FF dengan rumus
sebagai berikut:
6. Efisiensi (ɳ)
Dimana :
I = Intensitas Matahari (watt/m²)
A = Luas Penampang panel surya (m²)
BAB III
METODOLOGI
4.1 Hasil
rate (gr/sec)
Luas Permukaan 1,5 1,5 1,5
Panel (m2)
1564,5 1734 1287
(W)
104,5 83,6 18,81
(W)
Eff (%) 6,68 4,82 1,46
4.2 Pembahasan
Intensitas radiasi matahari total rata – rata mempunyai pola yang sama
dengan temperatur rata – rata pengamatan (temperatur lingkungan, temperatur
kaca penutup, temperatur plat penyerap, temperatur air masuk dan temperatur air
yang keluar). Ini menandakan bahwa jumlah energi yang diserap oleh kolektor
pemanas air tenaga surya akan sesuai dengan sumber energinya, yaitu energi
matahari. Selain pengaruh dari radiasi matahari, temperatur lingkungan juga
dipengaruhi oleh kelembapan (humidity). Apabila keadaan lingkungan cenderung
basah, maka temperatur lingkungan cenderung rendah dan begitupun sebaliknya,
dan untuk temperatur kaca penutup, faktor yang sangat berpengaruh adalah
temperatur lingkungan dan radiasi matahari.
Selain faktor diatas, proses perpindahan kalor radiasi dan konveksi yang
melibatkan kondisi temperatur plat absorber dan kaca penutup. Peningkatan
temperatur yang terjadi pada plat absorber dan kaca penutup akan mengakibatkan
peningkatan losses kalor pada atas kolektor, dan begitu sebaliknya. Hal lain yang
mempengaruhi yaitu konduktivitas termal dari udara. Semakin besar konduktivitas
termal udara, maka semakin besar koefisien losses kalor konveksi plat absorber
dan kaca penutup.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
[2] Rianda, Nurrohman, Hablinur Al-Kindi. 2017. Analisis Kolektor Surya Tipe
Plat Datar dengan Fluida Kerja Etanol 96% pada Sistem Solar Water Heater.
Jurnal Teknik Mesin Universitas Ibn Khaldun Bogor 6(4): 244 - 251.
[3] Bambang Hari Purwoto, Jatmiko, Muhammad Alimul F, Ilham Fahmu Huda.
Efisiensi penggunaan panel surya sebagai sumber energi alternatif. Fakultas
Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[4] Firman, Chandra Bhuana , HR. Fajar. Performan Pemanas Air dengan
Menggunakan Tiga Kolektor Plat Datar yang Disusun Secara Seri. Politeknik
Negeri Ujung Pandang
1.
= 1564,5 W
= 0, 010
= 104,5 W
= 6,68
2.
= 1734 W
= 0, 010
= 83,6 W
= 4,82
3.
= 1287 W
= 0, 010
= 18,81 W
=
=
= 1,46