Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TENAGA SURYA

“PEMANAS AIR TENAGA SURYA TIPE PLAT DATAR”

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. BAYU RUDIYANTO.,S.T.,M.Si

DISUSUN OLEH :

1.
A. TAUFIQURROHMAN (H41171481)
2.
VANNY PUJI MAULANA (H41171679)
3.
AKBAR ARDIANSYAH (H41171686)
4.
DENNY PRASETYO (H41171688)
5.
NUR ALIZAH (H41171704)
6.
OKTAVIDA INDAN P (H41171728)
7.
MEGA LESTARI A (H41171758)
GOLONGAN C
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019/2020

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Energi matahari merupakan salah satu energi terbarukan yang memiliki


potensi untuk dikelola dan dikembangkan khususnya pada daerah dengan
intensitas matahari yang cukup tinggi. Untuk memanfaatkan energi matahari
tersebut dibutuhkan suatu alat yang dikenal dengan kolektor surya. Kolektor surya
plat datar merupakan salah satu jenis kolektor yang banyak digunakan karena
memiliki konstruksi yang relatif lebih sederhana dibandingkan dengan jenis yang
lain. Salah satu pemanfaatan dari kolektor plat datar adalah sebagai pemanas air.
Kolektor surya adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengumpulkan
radiasi matahri dan mengubahnya menjadi energi kalor yang berguna. Ada
bebrapa tipe kolektor surya, salah satu diantaranya yang sudah banyak dikenal
adalah kolektor surya plat datar. Jenis kolektor ini menggunakan pelat berupa
lembaran, dimana untuk mendapatkan hasil yang optimal permukaan kolektor
dicat dengan warna hitam doff yang berfungsi untuk menyerap radiasi matahari
yang datang dan mentransfer kalor yang diterima tersebut ke fluida kerja. Untuk
menjaga agar tidak terjadi kerugian panas kelingkungan, maka digunakan penutup
transparan sehingga terjadi efek rumah kaca sedangkan pada bagian bawah plat
kolektor diberikan isolasi.
Prinsip kerja kolektor adalah plat absorber menyerap radiasi surya yang
jatuh ke permukaan dan dikonversikan dalam bentuk panas, sehingga temperatur
plat tersebut menjadi naik. Panas dipindahkan ke fluida kerja yang mengalir pada
plat absorber. Perpindahan panas akan terjadi secara konduksi, konveksi dan
radiasi.

Setiap dari mesin pasti memiliki batasan ataupun nilai toleransi dimana
mesin tersebut bisa beroprasi dengan normal. Seperti halnya sebuah pompa, pasti
memiliki nilai kapasitas maksimum namun pada kenyataannya pompa tersebut
hanya bisa beroprasi sebesar 80% dari kapasitas maksimumnya. Hal ini
dikarenakan setiap peralatan pasti memiliki nilai safety yang harus diperhatikan,
agar nantinya dapat berjalan dengan lebih awet dan optimal. Senada dengan itu,
dalam sebuah sistem solar cell kita juga akan mengenal yang namanya nilai
efisiensi pada solar cell. Pengertian dari nilai efisiensi solar cell adalah suatu nilai
dimana bagian dari sinar matahari yang dapat dikonversi menjadi energi ataupun
listrik melalui membrane photfoltaic. Tingkat Efisiensi dari solar cell juga
tergantung dari spektrum cahaya yang masuk, cara pemasangan solar cell, suhu
lembaran solar cell dan juga faktor cuaca sekitar.

Jika iradiasi surya 1000 W/m2, maka energi surya yang mampu dihasilkan
oleh kolektor surya per m2 adalah 1000 W (1kW), sehingga apabila luas kolektor
surya 1,6 m2 maka energi potensial panasnya menjadi 1,6 kW. Efisiensi sesaat dari
kolektor surya merupakan perbandingan antara energi keluaran, misalkan untuk
memanaskan air dengan energi input dari matahri. Sehingga jika luas kolektor
surya adalah 1,6 m2 dan kolektor surya menghasilkan laju energi 500 W dari
iradiasi surya sebesar 1000 W/ m2, maka efisiensi sesaat kolektor menjadi :

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi efisiensi penyerapan energi dari
solar cell. Diantaranya adalah ; Nilai Refleksi Dari Panel, Nilai termodinamika,
Kekuatan Efisiensi zat pada panel, dan juga kekuatan konduktor dari zat yang
ada pada solar cell. Semua nilai tadi pada keadaan nyata diluar laboratorium
adalah nilai yang cukup sulit untuk diukur. Oleh karena itu para praktisi
mengambil pengukuran lainnya secara tidak langsung seperti ; Efisiensi
Quantum, Voc rasio, dan fill rasio.
Beberapa parameter yang ada pada panel surya :
1. Kurva IV

2. Daya Maksimum / Maximum Power Point (Pmak)

Daya Maksimum (Pmak) bisa dilihat pada kurva I-V yang merupakan
titik operasi yang menunjukkan daya maksimum hasil pertemuan Imp dan Vmp
yang dihasilkan oleh panel surya. Perhitungan nilai Pmak dengan rumus
sebagai berikut : Pmak = Voc x Isc x FF

3. Voc / Open Circuit Voltage

Voc adalah kapasitas tegangan maksimum yang dapat dicapai pada saat
tidak adanya arus. Voc didapat dari pengukuran terhadap tegangan (V)
dilakukan pada Terminal (Junction Box) positif dan negatif dari panel surya
dengan tidak menghubungkan panel surya dengan komponen lainnya.

4. Isc / Short Circuit Current (Isc),

Isc adalah maksimum arus keluaran dari panel sel surya yang dapat
dikeluarkan dibawah kondisi dengan tidak ada resistansi atau hubung singkat.
Isc didapat dengan membuat Terminal (Junction Box) menjadi rangkaian
hubungan singkat sehingga tegangannya menjadi nol menggunakan Ampere
meter.
5. Fill Factor (FF)

Nilai Fill Factor biasanya sekitar 0,7 – 0,85. Semakin besar nilai FF suatu
panel surya, maka kinerja panel surya tersebut semakin baik, dan akan memilki
efisiensi panel surya yang semakin tinggi. Perhitungan nilai FF dengan rumus
sebagai berikut:

6. Efisiensi (ɳ)

Efisiensi panel surya adalah perbandingan dari Daya Maksimum


(Pmak) panel surya dengan daya intensitas matahari (irradiance matahari).
Perhitungan efisiensi panel surya dengan rumus sebagai berikut:

Dimana :
I = Intensitas Matahari (watt/m²)
A = Luas Penampang panel surya (m²)
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Kamis/05 Maret 2020
Pukul : 09.30 WIB – 11.30 WIB
Tempat: Lab TET – 3 (Listrik & Instrumentasi) Polije
3.2 Alat dan Bahan
a. Flat Plate Solar Energy Collector RE550 merk Hilton
b. Pompa air
c. Selang
d. Stop kontak
e. Air kran
f. Termometer digital
3.3 Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Kemiringan sudut kolektor surya plat datar diatur
3. Selang disambungkan dari kolektor surya plat datar ke pompa air
4. Atur tekanan pada kolektor surya plat datar
5. Pompa air dinyalakan sehingga air mengalir menuju kolektor surya plat
datar
6. Suhu input (T1) dan suhu output (T2) diukur
7. Hasil pengukuran suhu dicatat
8. ulangi prosedur ke 4 hingga ke 7 ssetiap 10 menit sekali sehingga 2 kali
percobaan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tabel Pengamatan

Dengan sudut 45°

Menit ke- 0 (10.35 WIB) 10 (10.45WIB) 20 (10.55 WIB)


Solar Flux (W/m2) 1043 1156 858

T1 Water in (°C) 35,1 35,1 35,3


T2 Water Out (°C) 37,6 37,1 36,2
10 10 5
Panel Flow

rate (gr/sec)
Luas Permukaan 1,5 1,5 1,5
Panel (m2)
1564,5 1734 1287
(W)
104,5 83,6 18,81
(W)
Eff (%) 6,68 4,82 1,46

4.2 Pembahasan

Pada tabel pengamatan dapat diketahui bahwa radiasi matahari yang


diterima dari pukul 10.35 WIB mengalami kenaikan pada pukul 10.45 WIB, dan
pada pukul 10.55 WIB seharusnya mengalami kenaikan namun waktu itu cuaca
mendung sehingga radiasi matahari mengalami penurunan. Nilai radiasi matahari
yang diterima oleh Solarimeter, yaitu 1043 W/m2, 1156 W/m2 dan 858 W/m2.

Dari pengamatan diperoleh efisiensi pemanas air tenaga surya yaitu


6,68%, 4,82% dan 1,46%. Efisiensi terbesar pada pengamatan awal yaitu pada
pukul 10.35 WIB dan efisiensi terkecil yaitu 1,46% pada pukul 10.55. Salah satu
faktor yang mempengaruhi efisiensi adalah laju aliran massa. Semakin besar laju
aliran massa akan meyebabkan waktu dari fluida kerja untuk menyerap panas
lebih sedikit. Semakin kecil laju aliran massa air, maka energi berguna yang
mampu diserap oleh kolektor akan semakin tinggi . Ini dikarenakan pada saat laju
aliran massa air kecil, air yang dipanaskan akan memiliki kesempatan yang lebih
lama untuk menyerap dan memanfaatkan panas yang di transfer dari plat absorber,
sehingga meningkatkan temperatur output air yang keluar dari kolektor.

Efisiensi juga dipengaruhi oleh besar kecilnya radiasi matahari yang


diterima oleh kolektor surya yaitu sudut datang sinar matahari. Semakin tegak
sinar matahari yang datang, semakin tinggi radiasi total yang diterima. Pada
pengamatan terlihat bahwa sudutnya 45° sehingga radiasi matahari yang diterima
kolektor surya lebih sedikit.

Intensitas radiasi matahari total rata – rata mempunyai pola yang sama
dengan temperatur rata – rata pengamatan (temperatur lingkungan, temperatur
kaca penutup, temperatur plat penyerap, temperatur air masuk dan temperatur air
yang keluar). Ini menandakan bahwa jumlah energi yang diserap oleh kolektor
pemanas air tenaga surya akan sesuai dengan sumber energinya, yaitu energi
matahari. Selain pengaruh dari radiasi matahari, temperatur lingkungan juga
dipengaruhi oleh kelembapan (humidity). Apabila keadaan lingkungan cenderung
basah, maka temperatur lingkungan cenderung rendah dan begitupun sebaliknya,
dan untuk temperatur kaca penutup, faktor yang sangat berpengaruh adalah
temperatur lingkungan dan radiasi matahari.

Selain faktor diatas, proses perpindahan kalor radiasi dan konveksi yang
melibatkan kondisi temperatur plat absorber dan kaca penutup. Peningkatan
temperatur yang terjadi pada plat absorber dan kaca penutup akan mengakibatkan
peningkatan losses kalor pada atas kolektor, dan begitu sebaliknya. Hal lain yang
mempengaruhi yaitu konduktivitas termal dari udara. Semakin besar konduktivitas
termal udara, maka semakin besar koefisien losses kalor konveksi plat absorber
dan kaca penutup.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

[1] Ramadhan, Nizar., Sudjito Soeparman., Agung Widodo. 2007. Analisis


Perpindahan Panas pada Kolektor Pemanas Air Tenaga Surya dengan
Turbulence Enhancer. Jurnal Rekayasa Mesin UB 8 (1) : 15 - 22.

[2] Rianda, Nurrohman, Hablinur Al-Kindi. 2017. Analisis Kolektor Surya Tipe
Plat Datar dengan Fluida Kerja Etanol 96% pada Sistem Solar Water Heater.
Jurnal Teknik Mesin Universitas Ibn Khaldun Bogor 6(4): 244 - 251.

[3] Bambang Hari Purwoto, Jatmiko, Muhammad Alimul F, Ilham Fahmu Huda.
Efisiensi penggunaan panel surya sebagai sumber energi alternatif. Fakultas
Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[4] Firman, Chandra Bhuana , HR. Fajar. Performan Pemanas Air dengan
Menggunakan Tiga Kolektor Plat Datar yang Disusun Secara Seri. Politeknik
Negeri Ujung Pandang

[5] BKPM “TEKNIK TENAGA SURYA” semester 6. Politeknik Negeri Jember.


LAMPIRAN

1.

= 1564,5 W

= 0, 010

= 104,5 W

= 6,68

2.

= 1734 W
= 0, 010

= 83,6 W

= 4,82

3.

= 1287 W

= 0, 010

= 18,81 W

=
=

= 1,46

Anda mungkin juga menyukai