Disusun oleh :
Kelompok 4
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
2
Solar collector didesain dan dibuat dalam bentuk parabola, dan absorber/
receiver terletak di titik fokus dari parabola (R. Aringhoff 2006). Energi matahari
yang dikumpulkan oleh collector dipantulkan ke absorber yang ditempatkan di
sepanjang garis pusat kelengkungan/fokus parabola. Panas yang diterima oleh
absorber kemudian digunakan untuk memanaskan fluida yang mengalir di dalam
pipa absorber.
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji coba awal dari sistem parabolic
trough solar collector yang telah kami buat. Pengujian dilakukan hanya pada
daerah reflektor dan absober. Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa dari
sistem solar collector yang telah dibuat, sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan
diperbaiki apabila belum menunjukkan nilai optimal.
Tujuan
Pelaksanaan tugas akhir ini bertujuan :
1. Merancang dan membangun kolektor surya terkonsentrasi
2. Mengetahui performansi dan efisiensi kolektor surya
3. Mengetahui perubahan suhu yang terjadi pada kolektor surya
TINJAUAN PUSTAKA
3
Penelitian mengenai kolektor surya telah banyak dilakukan, baik
aplikasinya dalam power plant, pemanas air, dan pengering, serta menganalisis
efisiensi penggunaan kolektor surya sebagai alat pengering tipe aktif tidak
langsung. Farid et al. (2011) meneliti tentang pengaruh pelat penyerap ganda
berbentuk gelombang sebagai pemanas air sederhana. Liu (2014) mempelajari
tentang penggunaan CSP sebanyak 60 buah dalam pembangkit listrik dengan
sistem ORC. Hasilnya adalah fluida kerja yang berupa air dalam keadaan super-
heated pada CSP yang ke-20. Kenaikan suhu masing-masing CSP sebesar 1-2 oC
dengan suhu fluida masuk pada CSP pertama adalah sebesar 25oC dan suhu fluida
keluar dari CSP ke-60 adalah sebesar 202 oC. Kemudian Sawhney et al. (1984)
mempelajari kondisi aliran pada CSP dengan mengasumsikan bahwa aliran di
dalam CSP adalah steady state dan mendapatkan hasil bahwa suhu pada receiver
dan fluida keluar menurun seiring dengan peningkatan kebocoran pada kondisi
vakum yang meningkat.
4
Gambar 1 Geometri optimum pipa penyerap dan receiver (Rabl 1978)
METODOLOGI
5
Waktu Praktikum : 10.30 – 12.40 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian
Prosedur
6
4. Tempatkan solar kolektor ditempat yang terkena radiasi matahari
5. Colokkan autonic ke power supply kemudian sambungkan dengan
temokopel di tiga channel yang berbeda
6. Pasang termokopel di 3 titik berbeda yaitu air dalam pipa, permukaan
pipa, dan permukaan reflektor.
7. Pengujian dilakukan dengan membaca tegangan pyranometer dan suhu
di ketiga channel setiap lima menit menggunakan stopwatch
8. Data yang didapatkan diolah dan dianalisis
Mulai
Uji kinerja
Selesai
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penentuan titik focus menggunakan program Parabola Calculator 2.0 seperti
pada gambar 3.
Tabel 1 Hasil pengukuran radiasi surya dan suhu solar collector pada hari Selasa
Iradiasi Channel 1 Channel 2 Channel 3
No Waktu
mV W/m2 °C °C °C
1 11.19 4.80 669.7248 40 45 49
2 11.24 4.90 683.6774 51 47 53
3 11.29 5.20 725.5352 55 57 53
4 11.34 2.00 279.0520 56 47 45
5 11.39 0.80 111.6208 53 46 42
6 11.44 1.40 195.3364 50 47 42
7 11.49 1.70 237.1942 50 47 42
8 11.54 3.20 446.4832 52 49 45
9 11.59 2.20 306.9572 52 47 43
10 12.04 1.50 209.2890 54 43 42
11 12.09 1.30 181.3838 52 48 42
8
12 12.14 4.10 572.0566 54 56 46
13 12.19 2.20 306.9572 56 53 46
Gambar 4 Grafik pengaruh radiasi surya terhadap suhu solar collector pada hari
Selasa
700,0000
50
600,0000
40
Radiasi (W/m2)
500,0000
Suhu (0C)
30 400,0000
300,0000
20
200,0000
10
100,0000
0 0,0000
11.1911.2411.2911.3411.3911.4411.4911.5411.5912.0412.0912.1412.19
Waktu
Tabel 2 Hasil pengukuran radiasi surya dan suhu solar collector pada hari Rabu
Iradiasi Channel 1 Channel 2 Channel 3
No Waktu
mV W/m2 °C °C °C
1 10.53 4.40 613.9144 39 46 46
2 10.58 3.90 544.1514 48 48 45
3 11.03 3.10 432.5306 50 49 44
4 11.08 2.80 390.6728 52 50 45
5 11.13 4.30 599.9618 56 53 47
6 11.18 2.50 348.8150 59 53 45
7 11.23 1.70 237.1942 53 46 41
9
8 11.28 2.20 306.9572 52 45 41
9 11.33 2.50 348.8150 53 48 44
10 11.38 1.90 265.0994 53 47 42
11 11.43 1.90 265.0994 51 43 40
12 11.48 2.40 334.8624 49 45 40
13 11.53 1.70 237.1942 50 43 40
14 11.58 2.10 293.0046 50 45 41
15 12.03 5.60 781.3456 56 55 45
16 12.08 2.20 306.9572 61 57 44
17 12.13 1.10 153.4786 66 51 44
18 12.18 5.30 739.4878 70 62 50
19 12.23 5.50 767.3930 73 60 51
20 12.28 3.50 488.3410 71 57 49
21 12.33 0.70 97.6682 64 46 38
Gambar 5 Grafik pengaruh radiasi surya terhadap suhu solar collector pada hari
Rabu
70 800,0000
60 700,0000
600,0000
Radiasi (W/m2)
50
Suhu (0C)
500,0000
40
400,0000
30
300,0000
20 200,0000
10 100,0000
0 0,0000
10.53
10.58
11.03
11.08
11.13
11.18
11.23
11.28
11.33
11.38
11.43
11.48
11.53
11.58
12.03
12.08
12.13
12.18
12.23
12.28
12.33
Waktu
10
Perhitungan
∆
Qinput =
, / ℃ ℃
=
= 3,336 watt
Qoutput =IxA
= 378,3668 x 0,07228
= 27,348 watt
Effisiensi = x 100%
= (3,336/27,348) x 100%
= 12,198 %
∆
Qinput =
, / ℃ ℃
=
= 3,153 watt
Qoutput =IxA
= 407,2830 x 0,07228
= 29, 438 watt
Effisiensi = x 100%
= (3,153/29,438) x 100%
= 10,710 %
11
Pembahasan
Pemanas air dengan memanfaatkan energi surya sudah banyak
dikembangkan. Salah satu alat untuk memanfaatkan energi surya sebagai pemanas
air adalah Concentrated Solar Collector (CSP). Prinsip kerja dari CSP adalah
memusatkan intensitas radiasi matahari pada suatu titik. Beberapa jenis CSP yang
telah dikembangkan yaitu berbentuk parabola dan parabolic trough.
Pengujian alat dilakukan pada hari Selasa dan hari Rabu. Pada hari Selasa
pengujian dilakukan pada pukul 11.19 – 12.19 WIB dengan kondisi banyak awan
sedangkan pada hari Rabu, pengujian dilakukan pada pukul 10.53 – 12.33 WIB
dengan kondisi sedikit berawan. Pengaruh iradiasi matahari terhadap suhu solar
collector pada hari Selasa dapat dilihat pada gambar 4, suhu air tertinggi mencapai
56 oC pada pukul 11.34 dan 12.19 WIB dengan iradiasi berturut-turut sebesar 279
W/m2 dan 306,9572 W/m2. Perbedaan nilai iradiasi terjadi karena saat pencatatan
data, awan menutupi matahari sehingga nilai yang terbaca oleh pyranometer
berbeda. Pengaruh iradiasi matahari terhadap suhu solar collector pada hari Rabu
dapat dilihat pada gambar 5, suhu air tertinggi dapat mencapai suhu 73 oC pada
pukul 12.23 WIB dengan iradiasi sebesar 767,3930 W/m2. Perbedaan suhu yang
terjadi antara permukaan parabola dan luar pipa disebabkan oleh pemusatan radiasi
pada pipa karena permukan CSP berbentuk parabola.
12
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, suhu tertinggi air yang
dipanaskan mencapai 73 oC dengan iradiasi sebesar 767,3930 W/m2. Data yang
didapat tidak bisa menunjukkan secara tepat pengaruh iradiasi matahari terhadap
kenaikan suhu air yang dipanaskan karena saat pencatatan pergerakan awan tidak
menentu sehingga nilai yang tercatat pada pyranometer berubah.
Alat yang telah dibuat hanya dapat menaikkan suhu air sebesar 73 oC karena
ukuran alat yang terbilang kecil sehingga belum dapat menaikkan suhu air sampai
diatas 100oC.
Saran
Sebaiknya dilakukan pengukuran alat yang lebih presisi dan berukuran
besar sehingga dapat menaikkan suhu hingga diatas 100oC. Sebaiknya ketika
pengujian kinerja juga disediakan air dalam wadah yang dijemur sinar matahari
langsung sebagai pembanding suhu yang dicapai tanpa menggunakan solar
collector.
13
DAFTAR PUSTAKA
Farid AA dan Ismail NR. 2011.Pengaruh pelat penyerap ganda model gelombang
terhadap kinerja solar water heater sederhana. Widya Teknika. 19(1):12-
15.
Liu Z, Tao G, Lu L, Wang Q. 2014. A novel all-glass evacuated tubular solar
steam generator with simplified CSP. Energy Conversion and
Management. 86:175-185.
Pinazo JM, Canada J, Arago F. 1992. Analysis of the incidence angle of the beam
radiation on CSP. Solar Energy.49(3):175-179.
Rabl A. 1978. Compound parabolic concentrator for operation at 300 degree C.
International Telemetering Conference(2)
R. Aringhoff, G. Brakmann, M. Geyer, S. Teske. 2005. Concentrated Solar
Thermal Power-Now. Greenpeace: ESTIA-IEA SolarPACES.
R. Aringhoff, W.A Beckman. 2006. Solar Engineering of Thermal Processes. 3rd
ed. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Sawhney S. 1984.Experimental Study And Modeling Of A Low Temperature
Rankine Cycle For Small Scale Cogeneration. Liege (BE): University Of
Liege.
Xiao Li, Taylor RA, Morisson G, Rosengarten G. 2005. Theoretical analysis of a
novel, portable, CSP-based solar thermal collector for methanol
reforming. Applied Energy 119:465-475.
Yosa M, Yulianto M, Juarsa M, Marzuki E, Yuliaji D, Budiono K. 2007. The
Performance of Solar Collector CSP (Coumpound Parabolic
Concentrator) Type with Three Pipes Covered by Glass Tube. Itrec UI.
Depok, Indonesia (ID).
14
LAMPIRAN
Gambar 11 Voltmeter
15