Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS AKHIR

MATA KULIAH ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN

RANCANG BANGUN DAN UJI KINERJA KOLEKTOR SURYA TIPE


CSP (CONCENTRATED SOLAR POWER) UNTUK PENGHASIL PANAS
PADA PEMANAS AIR

Disusun oleh :
Kelompok 4

Arief Rahman (F14160053)


Mutiara Amara (F14160068)
Dwi Andri Mardani (F14160074)
Yuri Wahyu Rizki (F14160077)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... 1


PENDAHULUAN ....................................................................................... 2
Latar Belakang ....................................................................................... 2
Tujuan.................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 3
Kolektor Surya Tipe CSP ...................................................................... 3
Thermal Performance of Concentrating Ratio ....................................... 4
METODOLOGI........................................................................................... 5
Alat dan Bahan....................................................................................... 5
Waktu dan Tempat..................................................................................... 5
Prosedur ................................................................................................. 6
HASIl DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 8
Hasil ....................................................................................................... 8
Pembahasan ............................................................................................ 12
PENUTUP ................................................................................................... 13
Simpulan.................................................................................................. 13
Saran........................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14
LAMPIRAN ................................................................................................ 15

1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat setiap tahun seiring


dengan kemajuan teknologi. Hal ini disebabkan semakin banyak diciptakan mesin-
mesin yang membutuhkan lebih banyak energi dan mulai menggantikan pekerjaan-
pekerjaan manusia yang manual dan konvensional. Sumber energi terbagi menjadi
dua yaitu sumber energi yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui. Bahan
bakar fosil adalah salah satu yang tidak dapat diperbarui namun tetap menjadi
mayoritas sumber energi yang digunakan sampai saat ini.
Perkembangan teknologi dan energi yang terus diperbarui sampai saat ini
mulai memanfaatkan energi dari matahari. Matahari merupakan sumber energi bagi
seluruh kehidupan di Bumi. Jika energi yang tersimpan dalam cahaya matahari di
kumpulkan dengan mengkonsentrasi pada suatu titik/garis fokus, maka cahaya yang
dipusatkan tersebut akan menghasilkan panas dengan temperatur yang lebih tinggi.
Penganalisaan alat concentrated solar collector ini secara umum terdiri dari
perancangan reflektor dan perancangan pipa kolektor surya. Perancangan reflektor
meliputi plastic fiber yang di tekuk berbentuk parabola dan pemilihan material
reflektor atau konsentrator berupa material alumunium tape. Sebagai pipa kolektor
digunakan pipa alumunium yang telah di cat hitam. Analisa dilanjutkan dengan
mengukur suhu fluida dalam pipa kolektor, suhu luar pipa kolektor, dan suhu
reflektor berbentuk parabola untuk mengetahui kinerja alat tersebut.
Concentrated Solar Power (CSP) adalah sistem yang memanfaatkan teknologi
dengan prinsip mengumpulkan cahaya matahari dalam suatu media yang kemudian
dikonversikan menjadi energi panas yang mana dalam proses selanjutnya dapat
digunakan dalam suatu sistem yang menghasilkan listrik. Sistem CSP terdiri dari
beberapa jenis, diantaranya sistem parabolic trough, sistem solar tower, sistem
parabolic dish, dan sistem reflektor Fresnel linear. Parabolic trough solar collector
merupakan salah satu jenis dari sistem CSP yang banyak dikembangkan di berbagai
negara karena hingga saat ini teknologi tersebut dianggap paling matang dan telah
terbukti penggunaannya (R. Aringhoff 2005).

2
Solar collector didesain dan dibuat dalam bentuk parabola, dan absorber/
receiver terletak di titik fokus dari parabola (R. Aringhoff 2006). Energi matahari
yang dikumpulkan oleh collector dipantulkan ke absorber yang ditempatkan di
sepanjang garis pusat kelengkungan/fokus parabola. Panas yang diterima oleh
absorber kemudian digunakan untuk memanaskan fluida yang mengalir di dalam
pipa absorber.
Percobaan ini bertujuan untuk melakukan uji coba awal dari sistem parabolic
trough solar collector yang telah kami buat. Pengujian dilakukan hanya pada
daerah reflektor dan absober. Pengujian dilakukan untuk mengetahui performa dari
sistem solar collector yang telah dibuat, sehingga hasilnya dapat dievaluasi dan
diperbaiki apabila belum menunjukkan nilai optimal.

Tujuan
Pelaksanaan tugas akhir ini bertujuan :
1. Merancang dan membangun kolektor surya terkonsentrasi
2. Mengetahui performansi dan efisiensi kolektor surya
3. Mengetahui perubahan suhu yang terjadi pada kolektor surya

TINJAUAN PUSTAKA

Kolektor Surya Tipe CSP


Kolektor surya adalah sistem pengumpul radiasi matahari yang
dikonversikan dalam bentuk energi panas. Panjang gelombang radiasi surya yang
dapat diserap oleh kolektor surya adalah 0.29 sampai dengan 2.5 µm (Yosa 2007).
Menurut Xiao (2005), Kolektor surya adalah suatu box tertutup yang terdiri dari
beberapa bagian penting yang mampu menyerap cahaya matahari. Solar kolektor
tipe CSP adalah desain solar kolektor non-imaging yang membutuhkan tracking
matahari yang minimum. CSP dikenal karena kemampuannya untuk
mengumpulkan dan mengkonsentrasikan radiasi matahari dalam sudut penerimaan
yang dibutuhkan, yaitu range sudut dimana radiasi matahari dapat diterima oleh
CSP tanpa bergerak sama sekali (Pinazo 1992).

3
Penelitian mengenai kolektor surya telah banyak dilakukan, baik
aplikasinya dalam power plant, pemanas air, dan pengering, serta menganalisis
efisiensi penggunaan kolektor surya sebagai alat pengering tipe aktif tidak
langsung. Farid et al. (2011) meneliti tentang pengaruh pelat penyerap ganda
berbentuk gelombang sebagai pemanas air sederhana. Liu (2014) mempelajari
tentang penggunaan CSP sebanyak 60 buah dalam pembangkit listrik dengan
sistem ORC. Hasilnya adalah fluida kerja yang berupa air dalam keadaan super-
heated pada CSP yang ke-20. Kenaikan suhu masing-masing CSP sebesar 1-2 oC
dengan suhu fluida masuk pada CSP pertama adalah sebesar 25oC dan suhu fluida
keluar dari CSP ke-60 adalah sebesar 202 oC. Kemudian Sawhney et al. (1984)
mempelajari kondisi aliran pada CSP dengan mengasumsikan bahwa aliran di
dalam CSP adalah steady state dan mendapatkan hasil bahwa suhu pada receiver
dan fluida keluar menurun seiring dengan peningkatan kebocoran pada kondisi
vakum yang meningkat.

Thermal Performance of Concentrating Ratio


Thermal perfornamce of concentrating ratio adalah suatu tolok ukur dalam
menentukan radiasi matahari yang telah diserap oleh CSP akibat penentuan rasio
konsentrasi. Analisis performansi panas dibagi menjadi panas yang diserap dan
panas yang terbuang. Panas yang diserap adalah panas yang dimanfaatkan CSP
untuk menaikkan suhu fluida dan merubah fase fluida. Sedangkan panas yang
terbuang adalah panas yang hilang akibat konduksi, konveksi, dan radiasi. Rabl
(1978) meneliti tentang geometri yang optimal untuk sebuah CSP, dengan membuat
sebuah gap antara pipa penyerap dengan receiver dan dilakukan misdisplacement
pipe untuk mengurangi kehilangan panas akibat konduksi antara pipa penyerap
dengan receiver. Geometri optimal menurut Rabl (1978) dapat dilihat pada Gambar
1.

4
Gambar 1 Geometri optimum pipa penyerap dan receiver (Rabl 1978)

METODOLOGI

Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian antara lain :


1. Software Parabola calculator 2.0 10. Termokopel tipe T
2. Plastik fiber 11. Autonic
3. Alumunium tape 12. Pyranometer
4. Pipa alumunium 13. Gelas ukur
5. Kran air 14. Stopwatch
6. Botol plastik 15. Voltmeter
7. Wadah plastik 16. Air
8. Cat besi 17. Alat tulis
9. Lem besi

Waktu dan Tempat

Penelitian dan uji kinerja kolektor surya dilakukan pada :


Tanggal Praktikum : 30 April – 1 Mei 2019

5
Waktu Praktikum : 10.30 – 12.40 WIB
Tempat Praktikum : Laboratorium Energi dan Elektrifikasi Pertanian

Prosedur

Spesifikasi pengujian disusun untuk pengujian kolektor surya. Performa


penyerapan energi termal matahari pada spesifikasi pengujian ini diukur dari
kemampuan sebuah sistem solar collector untuk memanaskan fluida kerja dari
temperatur lingkungan ke temperatur tertentu pada interval waktu tertentu.
Pengujian dilakukan sesuai spesifikasi sebagai berikut.

a. Fabrikasi Concentrated Solar Collector

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Identifikasi dimensi dari kolektor surya
3. Jarak dari reflektor ke titik fokus dihitung menggunakan software
Parabola Calculator 2.0
4. Pipa tembaga dipotong sesuai dengan ukuran wadah
5. Pipa tembaga dicat dengan cat besi warna hitam
6. Plastik fiber dipotong sesuai dimensi yang telah ditentukan
7. Lapisi plastik fiber menggunakan alumunium tab sampai seluruh
permukaannya tertutup
8. Fiber plastik yang telah terlapisi alumunium tab ditempel menggunakan
lem di sisi cover wadah plastik
9. Kran air dan botol plastik dipasang di kedua ujung pipa alumunium dan
disambung menggunakan lem besi
10. Sambungkan wadah plastik dengan pipa alumunium

b. Prosedur Pengujian Concentrated Solar Collector


1. Siapkan peralatan ukur pengujian
2. Pasang pyranometer di tempat yang terkena radiasi matahari
3. Voltmeter disambungkan dengan pyranometer untuk dibaca tegangannya

6
4. Tempatkan solar kolektor ditempat yang terkena radiasi matahari
5. Colokkan autonic ke power supply kemudian sambungkan dengan
temokopel di tiga channel yang berbeda
6. Pasang termokopel di 3 titik berbeda yaitu air dalam pipa, permukaan
pipa, dan permukaan reflektor.
7. Pengujian dilakukan dengan membaca tegangan pyranometer dan suhu
di ketiga channel setiap lima menit menggunakan stopwatch
8. Data yang didapatkan diolah dan dianalisis

Mulai

Identifikasi Dimensi Kolektor Surya

Analisis Perancangan Kolektor Surya

Penentuan Titik Fokus

Fabrikasi Kolektor Surya

Uji kinerja

Pengolahan dan Analisis Data

Selesai

Gambar 2 Diagram alir pelaksanaan penelitian

7
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Penentuan titik focus menggunakan program Parabola Calculator 2.0 seperti
pada gambar 3.

Gambar 3 Perhitungan titik focus menggunakan Parabola Calculator 2.0

Tabel 1 Hasil pengukuran radiasi surya dan suhu solar collector pada hari Selasa
Iradiasi Channel 1 Channel 2 Channel 3
No Waktu
mV W/m2 °C °C °C
1 11.19 4.80 669.7248 40 45 49
2 11.24 4.90 683.6774 51 47 53
3 11.29 5.20 725.5352 55 57 53
4 11.34 2.00 279.0520 56 47 45
5 11.39 0.80 111.6208 53 46 42
6 11.44 1.40 195.3364 50 47 42
7 11.49 1.70 237.1942 50 47 42
8 11.54 3.20 446.4832 52 49 45
9 11.59 2.20 306.9572 52 47 43
10 12.04 1.50 209.2890 54 43 42
11 12.09 1.30 181.3838 52 48 42

8
12 12.14 4.10 572.0566 54 56 46
13 12.19 2.20 306.9572 56 53 46

Gambar 4 Grafik pengaruh radiasi surya terhadap suhu solar collector pada hari
Selasa

Pengaruh Radiasi terhadap Suhu Solar Collector


Hari Selasa
60 800,0000

700,0000
50
600,0000
40

Radiasi (W/m2)
500,0000
Suhu (0C)

30 400,0000

300,0000
20
200,0000
10
100,0000

0 0,0000
11.1911.2411.2911.3411.3911.4411.4911.5411.5912.0412.0912.1412.19
Waktu

Suhu dalam Pipa Suhu Permukaan Luar Pipa


Suhu Permukaan Parabola Radiasi

Tabel 2 Hasil pengukuran radiasi surya dan suhu solar collector pada hari Rabu
Iradiasi Channel 1 Channel 2 Channel 3
No Waktu
mV W/m2 °C °C °C
1 10.53 4.40 613.9144 39 46 46
2 10.58 3.90 544.1514 48 48 45
3 11.03 3.10 432.5306 50 49 44
4 11.08 2.80 390.6728 52 50 45
5 11.13 4.30 599.9618 56 53 47
6 11.18 2.50 348.8150 59 53 45
7 11.23 1.70 237.1942 53 46 41

9
8 11.28 2.20 306.9572 52 45 41
9 11.33 2.50 348.8150 53 48 44
10 11.38 1.90 265.0994 53 47 42
11 11.43 1.90 265.0994 51 43 40
12 11.48 2.40 334.8624 49 45 40
13 11.53 1.70 237.1942 50 43 40
14 11.58 2.10 293.0046 50 45 41
15 12.03 5.60 781.3456 56 55 45
16 12.08 2.20 306.9572 61 57 44
17 12.13 1.10 153.4786 66 51 44
18 12.18 5.30 739.4878 70 62 50
19 12.23 5.50 767.3930 73 60 51
20 12.28 3.50 488.3410 71 57 49
21 12.33 0.70 97.6682 64 46 38

Gambar 5 Grafik pengaruh radiasi surya terhadap suhu solar collector pada hari
Rabu

Pengaruh Radiasi terhadap Suhu Solar Collector


Hari Rabu
80 900,0000

70 800,0000

60 700,0000
600,0000
Radiasi (W/m2)

50
Suhu (0C)

500,0000
40
400,0000
30
300,0000
20 200,0000
10 100,0000
0 0,0000
10.53
10.58
11.03
11.08
11.13
11.18
11.23
11.28
11.33
11.38
11.43
11.48
11.53
11.58
12.03
12.08
12.13
12.18
12.23
12.28
12.33

Waktu

Suhu dalam Pipa Suhu Permukaan Luar Pipa


Suhu Permukaan Parabola Radiasi

10
Perhitungan


Qinput =

, / ℃ ℃
=

= 3,336 watt
Qoutput =IxA
= 378,3668 x 0,07228
= 27,348 watt

Effisiensi = x 100%

= (3,336/27,348) x 100%
= 12,198 %


Qinput =

, / ℃ ℃
=

= 3,153 watt
Qoutput =IxA
= 407,2830 x 0,07228
= 29, 438 watt

Effisiensi = x 100%

= (3,153/29,438) x 100%
= 10,710 %

11
Pembahasan
Pemanas air dengan memanfaatkan energi surya sudah banyak
dikembangkan. Salah satu alat untuk memanfaatkan energi surya sebagai pemanas
air adalah Concentrated Solar Collector (CSP). Prinsip kerja dari CSP adalah
memusatkan intensitas radiasi matahari pada suatu titik. Beberapa jenis CSP yang
telah dikembangkan yaitu berbentuk parabola dan parabolic trough.
Pengujian alat dilakukan pada hari Selasa dan hari Rabu. Pada hari Selasa
pengujian dilakukan pada pukul 11.19 – 12.19 WIB dengan kondisi banyak awan
sedangkan pada hari Rabu, pengujian dilakukan pada pukul 10.53 – 12.33 WIB
dengan kondisi sedikit berawan. Pengaruh iradiasi matahari terhadap suhu solar
collector pada hari Selasa dapat dilihat pada gambar 4, suhu air tertinggi mencapai
56 oC pada pukul 11.34 dan 12.19 WIB dengan iradiasi berturut-turut sebesar 279
W/m2 dan 306,9572 W/m2. Perbedaan nilai iradiasi terjadi karena saat pencatatan
data, awan menutupi matahari sehingga nilai yang terbaca oleh pyranometer
berbeda. Pengaruh iradiasi matahari terhadap suhu solar collector pada hari Rabu
dapat dilihat pada gambar 5, suhu air tertinggi dapat mencapai suhu 73 oC pada
pukul 12.23 WIB dengan iradiasi sebesar 767,3930 W/m2. Perbedaan suhu yang
terjadi antara permukaan parabola dan luar pipa disebabkan oleh pemusatan radiasi
pada pipa karena permukan CSP berbentuk parabola.

12
PENUTUP

Simpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, suhu tertinggi air yang
dipanaskan mencapai 73 oC dengan iradiasi sebesar 767,3930 W/m2. Data yang
didapat tidak bisa menunjukkan secara tepat pengaruh iradiasi matahari terhadap
kenaikan suhu air yang dipanaskan karena saat pencatatan pergerakan awan tidak
menentu sehingga nilai yang tercatat pada pyranometer berubah.
Alat yang telah dibuat hanya dapat menaikkan suhu air sebesar 73 oC karena
ukuran alat yang terbilang kecil sehingga belum dapat menaikkan suhu air sampai
diatas 100oC.

Saran
Sebaiknya dilakukan pengukuran alat yang lebih presisi dan berukuran
besar sehingga dapat menaikkan suhu hingga diatas 100oC. Sebaiknya ketika
pengujian kinerja juga disediakan air dalam wadah yang dijemur sinar matahari
langsung sebagai pembanding suhu yang dicapai tanpa menggunakan solar
collector.

13
DAFTAR PUSTAKA
Farid AA dan Ismail NR. 2011.Pengaruh pelat penyerap ganda model gelombang
terhadap kinerja solar water heater sederhana. Widya Teknika. 19(1):12-
15.
Liu Z, Tao G, Lu L, Wang Q. 2014. A novel all-glass evacuated tubular solar
steam generator with simplified CSP. Energy Conversion and
Management. 86:175-185.
Pinazo JM, Canada J, Arago F. 1992. Analysis of the incidence angle of the beam
radiation on CSP. Solar Energy.49(3):175-179.
Rabl A. 1978. Compound parabolic concentrator for operation at 300 degree C.
International Telemetering Conference(2)
R. Aringhoff, G. Brakmann, M. Geyer, S. Teske. 2005. Concentrated Solar
Thermal Power-Now. Greenpeace: ESTIA-IEA SolarPACES.
R. Aringhoff, W.A Beckman. 2006. Solar Engineering of Thermal Processes. 3rd
ed. United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
Sawhney S. 1984.Experimental Study And Modeling Of A Low Temperature
Rankine Cycle For Small Scale Cogeneration. Liege (BE): University Of
Liege.
Xiao Li, Taylor RA, Morisson G, Rosengarten G. 2005. Theoretical analysis of a
novel, portable, CSP-based solar thermal collector for methanol
reforming. Applied Energy 119:465-475.
Yosa M, Yulianto M, Juarsa M, Marzuki E, Yuliaji D, Budiono K. 2007. The
Performance of Solar Collector CSP (Coumpound Parabolic
Concentrator) Type with Three Pipes Covered by Glass Tube. Itrec UI.
Depok, Indonesia (ID).

14
LAMPIRAN

Gambar 6 Recorder Autonic Gambar 7 Gelas ukur dan


dan termokopel air 110 ml

Gambar 8 Rangkaian kolektor surya Gambar 9 Pyranometer

Gambar 10 Rangkaian uji kinerja

Gambar 11 Voltmeter

15

Anda mungkin juga menyukai