PENDAHULUAN
Namun, alat Solar Water Heater ini mengalami kerusakan pada sejak
tahun 2019 yang lalu, sehingga tidak dapat difungsikan kembali sebagai modul
Solar Water Heater (SWH) Pada Praktikum Energi Alternatif. Hal ini tentu
membuat mahasiswa tidak dapat melakukan praktikum sebagaimana mestinya,
sehingga mahasiswa hanya mendapatkan data dan menghitung fenomena
perpindahan panas secara teori saja, tetapi secara kondisi aktual, mahasiswa
belum bisa memahami fenomena tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Tak dapat dipungkiri energi memiliki andil yang besar dalam kehidupan
sehari-hari. Bahkan menjadi tolak ukur dari tingkat kemakmuran sebuah negara,
dapat dilihat dari konsumsi energi masyarakatnya. Secara konsumsi global hingga
nasional mengalami kenaikan yang berbanding lurus dengan kemajuan dan
pembangunan yang ada.
Indonesia memiliki letak yang stategis yaitu antara 6°LU - 11°LS dan
95°BT - 141°BB dari garis khatulistiwa, sehingga Indonesia mendapatkan cahaya
Matahari sepanjang tahun, bahkan, saat musim hujan yang berlangsung pada 21
Juni hingga 22 Desember pun, Indonesia masih mendapatkan sinar Matahari.
Energi matahari merupakan energi yang bersumber dari Matahari dengan
memanfaatkan cahaya maupun panas yang di pancarkan oleh Matahari. Energi ini
juga merupakan salah satu sumber energi terbarukan (renewable) yang murah,
efisien, dan ramah lingkungan. Energi ini dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik
Tenaga Sury (PLTS) yang menggunakan teknologi fotovoltaik sehingga
menghasilkan listrik.
Dan juga, energi surya ini juga dimanfaatkan untuk sistem destilasi yang
digunakan untuk memisahkan kandungan garam atau NaCl dari air laut sehingga
dapat menjadi air murni dengan memanfaatkan panas atau thermal yang
dipancarkan oleh Matahari.
Selain itu, energi matahari juga dimanfaatkan untuk pemanas air untuk
kebutuhan rumah tangga maupun industri. Dalam hal ini menggunakan kolektor
thermal surya dengan menyerap dan mengumpulkan energi panas atau thermal
dari matahari kemudian dipakai untuk memanaskan air.
Energi Matahari yang dipancarkan kemudian jatuh ke permukaan kolektor
thermal surya sehingga mengalami tiga fenomena radiasi yaitu, energi radiasi
direfleksikan, energi radiasi terserap (absorpsi) serta energi radiasi diteruskan oleh
alat tersebut. Radiasi matahari merupakan energi yang potensinya sangat besar
untuk dimanfaatkan di Indonesia karena letak geografisnya.
Sudut masuk (θT) adalah sudut antara arah sorotan pada sudut masukan normal
dan arah komponen tegak lurus (90°) pada permukaan miring.
Gambar 2.1 Radiasi sorotan pada permukaan bidang miring dari pengukuran Gb
Menurut Duffle (1980), besarnya sudut masuk untuk bidang kolektor yang
tidak melakukan penjejakan (tracking) dengan sumbu utara-selatan dan sudut
kemiringan sama dengan sudut lintang dapat dicari dengan memasukkan harga ω
= 0 dan β = ϕ pada persamaan 2.1 sehingga akan diperoleh :
Dengan
360(284+ n)
δ = 23,45 sin ...................................................................................
365
(2.3)
dimana : n = angka hari dalam setahun (tanggal atau waktu pengamatan)
Untuk sorotan pada sudut masuk normal atau intensitas radiasi langsung (Gbn) dari
Gambar 2.1 adalah :
Gb
Gbn = ........................................................................................................
cos θT
(2.4)
Dengan
360(284+ n)
δ = 23,45 sin ..................................................................................
365
(2.6)
cos θT
GbT = Gbn cos θT = Gb ..............................................................................(2.7)
cos θ z
Untuk perbandingan antara radiasi sorotan langsung pada bidang miring terhadap
bidang horizontal (Rb)
Sehingga
GbT = Gb . Rb ......................................................................................................(2.9)
2.3. Efisiensi Aktual Kolektor
Untuk efisiensi aktual dari kolektor adalah perbandingan antara besarnya
nilai kalor yang diserap oleh fluida dengan besarnya nilai intensitas radiasi
matahari terhadap kolektor. Namun, untuk nilai intensitas radiasi matahari akan
berubah-ubah menurut waktu, sehingga efisiensi termalnya dihitung berdasarkan
efisiensi sesaat, yaitu efisiensi dalam keadaan steady untuk selang waktu tertentu.
Qu ṁCp(T f 0 −T ft )
Ƞ = = .............................................................................
Aa . G bT Aa . GbT
(2.10)
Dimana
Perpindahan panas merupakan suatu proses energi kalor atau panas yang
mengalir atau berpindah yang disebabkan karena adanya perbedaan temperatur
dalam satu media atau diantara 2 media. Energi panas berpindah dari satu media
yag bertemperatur tinggi menuju pada media yang bertemperatur rendah.
dT
q = - kA W (watt) ........................................................................................
dx
(2.11)
dimana :
dT
= Gradien temperatur dalam arah aliran panas, -K/m.
dx
Dimana :
w
h = Koefisien perpindahan panas secara konveksi ( )
m2 ° K
Perpindahan panas secara radiasi adalah proses perpindahan energi kalor atau
panas dari daerah yang bersuhu tinggi ke daerah yang bersuhu rendah bila suatu
medium atau medium-medium yang berlainan dan bersinggungan secara
langsung.
Dalam penulisan ini, Solar Water Heater yang dibuat terdiri dari rangka
kolektor surya, kolektor surya, isolator dan tangki penampung fluida. Untuk
Rangka dari Kolektor surya dirangkai menggunakan bahan (...) dan untuk
kolektor surya terdiri dari penutup transparan yang terbuat dari bahan
semitransparan seperti kaca, elemen pipa-pipa kolektor dan elemen plat penyerap
(absorber) yang berfungsi sebagai pengumpul energi radiasi yang diterima dari
penutup transparan sehingga bahan yang digunakan adalah aluminium, baja, seng.
Karena bahan terebut memiliki nilai konduktivitas termal yang tinggi. Dan pelat
dicat warna hitam pekat, dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan daya
serap termal.
Keterangan :
Dalam pembuatan ini, material yang dipilih pada pelat penyerap (absorber)
yaitu material (...) dan untuk pipa kolektor di pilih material (...). Dan pada
permukaan pelat penyerap dan pipa-pipa kolektor ini dicat menggunakan warna
hitam pekat sehingga menambah daya serap radiasi matahari.
2.5.3.3. Isolasi
Isolasi pada kolektor surya solar water heater ini memiliki fungsi untuk
mengurangi hilangnya (rugi) panas yang terjadi pada kolektor dengan cara
melapisi bagian kolektor . Isolator terbuat dari bahan yang memiliki konduktivitas
termal yang rendah sehingga isolator yang digunakan yaitu (ijuk dan gabus).
Dengan pertimbangan yaitu segi harga yang relatif murah, mudah dibentuk, dan
kemudahan untuk di dapat dipasaran.
Dalam menentukan ukuran luas permukaan kotak kolektor pada solar water
heater perlu diperhatikan, mengingat inilah sebagai salah satu menjadi parameter
yang penting dalam penyerapan radiasi panas matahari. Kotak koektor ini dibuat
dengan rentang jarak (... mm) sehingga jarak pipa penyerap ke penutup transparan
(kaca) relatif kecil, sehingga lebih efektif mendapatkan panas dari radiasi
matahari.
Keterangan :
Energi yang diterima oleh pipa absorber dipengaruhi dan bergantung pada
intesitas matahari. Energi yang diterima tersebut dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
Aabs = Luas pipa absorber yang mengenai sinar pantul konsentrator, (m2)
2.6.3. Energi yang Diterima oleh Fluida Air yang Melalui Pipa Absorber
Energi yang diterima oleh fluida kerja (air) berbanding lurus terhadap temperatur
fluida kerja (air), untuk menghitung energi yang diterima tersebut dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
Keterangan :
Eair = Energi yang diterima oleh air yang melalui pipa absorber, (Joule)
E|¿|
Ƞfc = ¿ x 100% .................................................................................
E¿
(2.15)
Keterangan :
Ƞfc =Efisiensi Konsentrator, (%)
Eair
Ƞabs = x 100% ...............................................................................
E|¿| ¿
(2.16)
Keterangan :
Eair = Energi yang diterima oleh fluida (air) yang mengalir pada pipa absorber,
(Joule)
Kesetimbangan energi adalah dimana energi yang masuk dan keluar dari
sistem dalam keadaan setimbang, seperti persamaan berikut :
Dimana Ee adalah energi losses pada sistem. Untuk energi losses dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut :
Keterangan :
Ee = Energi losses (rugi-rugi energi) pada sistem, (Joule)
Ein = Energi yang diterima oleh fluida yang melalui pipa absorber, (Joule)
Energi yang tersimpan dalam tangki yaitu energi yang diserap oleh sistem
penerima radiasi. Energi ini dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai
berikut :
Keterangan :
Keterangan :
Et− E
Ƞt = loss
x 100%.............................................................................(2.21)
Et
Keterangan :
Efisiensi sistem adalah hasil persentasi dari perkalian antara efisiensi konsentrator
dengan efisiensi absorber. Hal ini dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut :
Keterangan :
Ƞsis = Efisiensi sistem, (%)
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan dan pengujian alat ini
sebagai berikut :
https://docplayer.info/54360363-Perancangan-solar-water-heater-jenis-plat-
datar-temperatur-medium-untuk-aplikasi-penghangat-air-mandi.html