Anda di halaman 1dari 22

Energi Termal

Surya

Mata kuliah: Energi Terbarukan

Dr. Adi Setiawan


Fakultas Teknik
Universitas Malikussaleh
Apa itu Energi Surya?
 Energi surya adalah energi yang berupa
sinar dan panas dari matahari.
 Energi ini dapat dimanfaatkan dengan
menggunakan serangkaian teknologi
seperti pemanas surya, panel fotovoltaik
surya, listrik panas surya, bangunan
arsitektur surya, dan fotosintesis buatan.
 Teknologi pemanfaatan energi surya secara umum dibagi dua, yakni: (a)
teknologi pemanfaatan pasif dan (b) teknologi pemanfaatan aktif.
 Pengelompokan ini tergantung pada proses penyerapan, pengubahan, dan
penyaluran energi surya. Contoh pemanfaatan energi surya secara aktif
adalah penggunaan panel fotovoltaik dan panel penyerap panas. Contoh
pemanfaatan energi surya secara pasif meliputi mengarahkan bangunan ke
arah matahari, memilih bangunan dengan massa termal atau kemampuan
dispersi cahaya yang baik, dan merancang ruangan dengan sirkulasi udara
alami.
Energi dari Matahari
 Bumi menerima 174 petawatt (PW) radiasi surya yang datang (insolasi) di
bagian atas dari atmosfer.
 Sekitar 30% dipantulkan kembali ke luar angkasa, sedangkan sisanya diserap
oleh awan, lautan, dan daratan. Sebagian besar spektrum cahaya matahari
yang sampai di permukaan Bumi berada pada jangkauan spektrum sinar
tampak dan inframerah dekat. Sebagian kecil berada pada rentang ultraviolet
dekat.
 Permukaan darat, samudra dan atmosfer menyerap radiasi surya, dan hal ini
mengakibatkan temperatur naik. Udara hangat yang mengandung uap air hasil
penguapan air laut meningkat dan menyebabkan sirkulasi atmosferik atau
konveksi. Ketika udara tersebut mencapai posisi tinggi, di mana temperatur
lebih rendah, uap air mengalami kondensasi membentuk awan, yang kemudian
turun ke Bumi sebagai hujan dan melengkapi siklus air. Panas laten kondensasi
air menguatkan konveksi, dan menghasilkan fenomena atmosferik seperti
angin, siklon, dan anti-siklon.
 Cahaya matahari yang diserap oleh lautan dan daratan menjaga temperatur
rata-rata permukaan pada suhu 14 °C.
 Melalui proses fotosintesis, tanaman hijau mengubah energi surya menjadi
energi kimia, yang menghasilkan makanan, kayu, dan biomassa yang
merupakan komponen awal bahan bakar fosil.
Ketersediaan Energi Surya
 Informasi terperinci tentang ketersediaan radiasi matahari di setiap lokasi
sangat penting untuk desain dan evaluasi ekonomi sistem energi surya.
 Energi matahari dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang mulai dari kira-kira 0,3 m (10-6 m) hingga lebih dari 3 m, yang
terkait dengan sinar ultraviolet (Panjang gelombang kurang dari 0,4 m), sinar
visibel (0,4 dan 0,7 m), dan sinar inframerah (Panjang gelombang lebih dari
0,7 m). Sebagian besar energi surya terkonsentrasi dalam rentang panjang
gelombang visible dan rentang yang berdekatan dengan Panjang gelombang
inframerah
Hubungan antara
Bumi–Matahari
Radiasi sinar matahari bervariasi
sepanjang tahun karena variasi
jarak Bumi-matahari (D),
sehingga nilai intensitasnya
adalah:

Dimana N = nomor hari (mulai dari 1 Januari sebagai 1)


Pengelompokan Fokus pembahasan hari ini
Teknologi Pemanfaatan Energi Surya
Energi Surya
Energi Termal
Energi Radiasi

Photoelectro Concentrated Non Concentrated


Photovoltaic chemical Cell
(PEC)
- Direct Solar Pond
-Parabolic trough thermal (Saltwater)
- Crystalline Silicon - Linear Fresnel
Wafer Reflector
- Thin Film Silicon - Dish Stirling
- Thin Film Non- - Solar Power
Tower
Silicon
- Multijunction
Solar Collectors
Collector Types
 Kolektor panas matahari adalah alat penukar panas yang
mengubah energi matahari menjadi panas.
 Pada dasarnya alat ini terdiri dari penerima yang menyerap
radiasi matahari dan kemudian mentransfer energi panas ke
fluida kerja.
 Karena sifat energi radiasi (karakteristik spektralnya,
variabilitas harian dan musimannya, perubahan difusi ke
fraksi global, dll.), serta perbedaan jenis aplikasi yang
digunakan untuk energi panas matahari menjadikan analisis
dan desain kolektor surya menghadirkan persoalan yang unik
dan tidak sederhana, terutama dalam hal perpindahan
panas, optik, dan ilmu material.
 Klasifikasi kolektor surya dapat dibuat sesuai dengan jenis
fluida kerja (air, udara, atau minyak) atau jenis penerima
surya yang digunakan (system nontracking atau pelacakan).
Tipe kolektor surya dengan fluida kerja
fase cair (air)
Tipe kolektor surya dengan fluida kerja
udara
 Cairan kerja yang paling umum digunakan adalah air (glikol
ditambahkan untuk perlindungan pembekuan) dan udara.
 Tabel 1 menampilkan keunggulan dan potensi kerugian dari kolektor
surya dengan fluida kerja udara dan air.
 Berhubung karakteristik perpindahan panas yang lebih rendah dari
kolektor surya dengan fluida kerja udara, maka kolektor surya jenis ini
dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi daripada kolektor yang
diisi cairan, menghasilkan kehilangan panas yang lebih besar dan,
akibatnya, efisiensi yang lebih rendah.
 Pilihan fluida kerja biasanya ditentukan oleh jenis aplikasinya.
Misalnya, kolektor surya berisi udara cocok untuk aplikasi pemanasan
ruangan dan pengeringan konvektif, sementara kolektor surya berisi
cairan adalah pilihan yang cocok untuk aplikasi air panas domestik
dan industri. Dalam aplikasi suhu tinggi tertentu, jenis minyak khusus
dapat digunakan yang memberikan karakteristik perpindahan panas
yang lebih baik.
TABLE 1. Advantages and Disadvantages of Liquid and Air Systems
Types of Solar Thermal Collectors

Thermal Direct Non-Concentrated system


dapat dipasang di atap atau dinding
bangunan yang terpapar matahari.
Sistem ini sering digunakan dengan
mengkombinasikannya
Pemanfaatan Energi Termal Surya

Energi surya termal pada umumnya


digunakan untuk memasak (kompor surya),
mengeringkan hasil pertanian (perkebunan,
perikanan, kehutanan, tanaman pangan)
dan memanaskan air.
Beberapa peralatan yang telah yang menggunakan energy surya termal seperti
sistem atau unit berikut:
 Pengering pasca panen
 Pemanas air domestic
 Pemasak/oven
 Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane)
 Penyuling air (Solar Distilation)
 Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe
jet)
 Sterilisator surya
 Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja
dengan titik didih rendah.
Sistem pemanas surya untuk
rumah/ bangunan
Energi termal matahari dapat dimanfaatkan untuk pemanasan,
pendinginan, dan ventilasi pada rumah dan gedung bangunan
perkantoran
Pemanas air bertenaga surya
Skema pemanfaatan
energi termal surya
menjadi energi listrik

Pembangkit Listrik
Tenaga Termal Surya
Solar Desalination
Untuk pengolahan air, alat distilasi surya dapat
digunakan untuk membuat air asin atau air payau dapat
diminum
Untuk memasak (Solar Cooker)
Bagian utama sistem pengkonversi energi
termal surya secara umum adalah:
1. Kolektor surya, berfungsi untuk menangkap, menyerap dan memantulkan energi
panas matahari ke suatu titik
2. Fluida kerja (cairan atau udara), berfungsi untuk
3. Pompa/ blower, berfungsi untuk mensirkulasikan fluida kerja yang menyerap
panas dari matahari untuk dialirkan ke komponen penyerap/ pengguna energi
termal
4. Penyimpan energi (energy storage), atau dikenal dengan istilah phase change
material (PCM), berfungsi untuk menyimpan energi termal saat energi berlebih
dikumpulkan di PCM, saat energi matahari redup/ kurang, maka PCM mensuplai
energi yang telah tersimpan
5. Struktur penyangga, berfungsi untuk menopang/ penyangga kolektor surya agar
tetap kokoh/ stabil, kuat dan tahan goncangan
6. Sistem pemipaan, yang terdiri dari pipa, sambungan, keran (valve), saringan, alat
ukur dll. Sistem ini berfungsi sebagai jalur mengalirnya fluida kerja, memasukkan
dan membuangnya.
7. Alat penukar kalor (APK), khusus untuk pembangkit listrik dibutuhkan APK
berupa kondensor dan re-heater (pemanas ulang) untuk mengkondensasi ulang
fluida kerja dan memaksimalkan penggunaan energi termal
Kelebihan dan tantangan teknologi energi surya
Kelebihan:
• Sumber energi yang tidak habis-habis
• Energi yang bersih, tidak menghasilkan polusi
• Dapat memberikan keuntungan finansial jangka panjang yang besar.
• Teknologinya sustainable (berkesinambungan)
• Dapat mengurangi biaya mitigasi perubahan iklim, dan
• Dapat menjaga harga bahan bakar fosil tetap rendah
• Low maintenance cost

Tantangan:
- Durasi supply energi surya yang singkat (4-6 jam pada siang hari)
- Membutuhkan area/lahan yang jauh lebih besar untuk dapat membangkitkan listrik
yang sama denga PLTU
- Intensitas cahaya dan panas yang berfluktuasi sepanjang tahun, terkadang sulit
diprediksi
- Biaya investasi yang tinggi dan produksi sel-surya dan baterai yang masih mahal
- Faktor cuaca dan kondisi lingkungan sangat mempengaruhi usia pakai dan unjuk kerja
alat pengkonversi energi surya
- Biasanya pembangkit listrik termal surya ditempatkan di daerah gurun/ kering/
tandus, sehingga muncul persoalan air yang mengering dan jaringan transmisi listrik
yang jauh dari konsumen
Solar Radiation Measurements
Dua tipe dasar instrumen digunakan dalam pengukuran radiasi matahari. Ini
adalah:
1. Pyranometer: alat yang digunakan untuk mengukur radiasi matahari global
(langsung dan difus) pada suatu permukaan. Instrumen ini juga dapat
digunakan untuk mengukur radiasi secara difusi dengan menghalangi radiasi
langsung dengan shadow band.
2. Pyrheliometer: alat ini hanya digunakan untuk mengukur radiasi matahari
langsung pada permukaan normal terhadap sinar yang datang. Ini umumnya
digunakan dengan dudukan pelacak (tracking) agar tetap sejajar dengan
matahari.

Two basic instruments for solar radiation: (a) pyranometer; (b) pyrheliometer.

Anda mungkin juga menyukai