Anda di halaman 1dari 3

Nama.

: Abdul Rohman
Nim : 30602000039
Prodi : Teknik Elektro
Matkul : PELT

1. Berikut ini menrupakan gambaran tahapan dalam melakukan survei terkait pembacaan data
intensitas matahari di suatu daerah dan aspek yang dipertimbangkan serta cara pengukurannya
:
Sel surya merupakan teknologi yang mengubah cahaya matahari menjadi energy listrik. Di
Indonesia melimpahnya cahaya matahari yang merata dan dapat ditangkap di seluruh kepulauan
Indonesia hampir sepanjang tahun merupakan sumber energi listrik yang sangat potensial. Hal ini
disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit-pembangkit listrik konvensional dalam
jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi, gas dan batu bara yang makin
menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. PLTS atau lebih dikenal dengan
sel surya (photovoltaic cells) akan lebih diminati karena dapat digunakan untuk berbagai keperluan
yang relevan dan di berbagai tempat seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan lainnya. Akan
tetapi energi listrik yang dihasilkan sel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari
yang diterima oleh sistem.
Masalah yang paling penting untuk merealisasikan sel surya sebagai sumber energi
alternatif adalah efisiensi piranti sel surya dan harga pembuatannya. Efisiensi didefinisikan sebagai
perbandingan antara tenaga listrik yang dihasilkan oleh piranti sel surya dibandingkan dengan
jumlah energi cahaya yang diterima dari pancaran sinar matahari. Insolation solar matahari akan
banyak berpengaruh pada current (I) sedikit pada tegangan. c. Kecepatan angin bertiup Kecepatan
tiupan angin disekitar lokasi larik sel surya dapat membantu mendinginkan permukaan temperatur
kaca-kaca larik sel surya d. Keadaan atmosfir bumi Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung,
jenis partikel debu udara, asap, uap air udara (Rh), kabut dan polusi sangat menentukan hasil
maximum arus listrik dari deretan sel surya. e. Orientasi panel atau larik sel surya Orientasi dari
rangkaian sel surya (larik) ke arah matahari secara optimum adalah penting agar panel/deretan sel
surya dapat menghasilkan energi maksimum. Apabila energi eksternal seperti energi kalor, cahaya,
atau listrik diberikan pada materi, elektron valensinya akan memperoleh energi dan dapat
berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Untuk tiap panel surya memiliki efisiensi yang
berbeda-beda tergantung tipe dan pabrikan dari panelnya.
Pengukuran intensitas radiasi matahari secara langsung memerlukan suatu peralatan dan
prosedur yang komplek. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan estimasi besar intensitas
radiasi matahari sesaat dengan mengunakan metode konversi energi. Prinsip kerja dari metode
yang digunakan adalah menangkap fluk energi radiasi matahari dengan sebuah luasan pelat
tembaga hitam kemudian mengekstrak energi tersebut menjadi energi panas pada media fluida air
melalui kontak langsung pelat tembaga-air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode konversi
energi memberikan nilai intensitas radiasi yang mendekati dengan nilai intensitas radiasi
berdasarkan perhitungan formulasi astronomi. Intensitas radiasi memberikan informasi besar
energi yang ditransfer oleh matahari persatuan waktu. Namun, Pengukuran intensitas radiasi
matahari dengan alat-alat tersebut memerlukan suatu prosedur yang kompleks. Metode tersebut
dengan lengkap menjumlahkan radiasi langsung, radiasi hamburan, dan fluk radiasi pantulan
(reflected radiant) sehingga menghasilkan nilai total fluk radiasi pada suatu permukaan dengan
akurat. Oleh karena itu, nilai intensitas radiasi matahari sesaat pada suatu permukaan benda akan
diestimasi dengan pendekatan nilai konversi energi pada penelitian ini.
Konsep pada sistem konversi energi radiasi matahari menjadi energi termal dimana radiasi
gelombang pendek ditangkap dan dikoleksi oleh suatu sistem kolektor. Perpindahan energi dengan
melalui mekanisme transfer energi panas terjadi melalui suatu proses mekanik dan listrik. Laju
transfer energi panas bergantung pada gradient temperatur, semakin meningkat gradient
temperatur maka laju transfer energi panas juga meningkat. Dengan demikian, transfer energi
menjadi energi panas hanya terjadi antara plat kolektor dan fluida air. Laju energi panas yang
diserap oleh kolektor ̇kolektor, kemudian diekstrak kembali ke air berupa ̇out melalui
mekanisme konduksi dan radiasi. Besaran merupakan laju absorbsi energi panas pada suatu benda
(kolektor) yang besarnya bergantung dari bahan dan luasnya, dinyatakan sebagai berikut. Laju
energi panas yang diekstrak oleh kolektor menggambarkan laju ekstraksi dalam keadaan tunak,
dimana besarnya sebanding dengan laju energi yang diserap oleh kolektor.
Dalam tulisan ini, metode pengukuran, kontrol kualitas data, dan hasil analisa variabilitas
dari tiga jenis radiasi matahari - radiasi langsung, radiasi baur, dan radiasi global - dalam periode
2018 - 2019, telah dijabarkan. Tidak hanya mempengaruhi sistem cuaca dan iklim, pola radiasi
matahari juga memberikan informasi penting dalam berbagai sektor, seperti pertanian, sumber
daya air, dan energi. Meskipun demikian, radiasi matahari merupakan salah satu parameter cuaca
yang belum banyak ditinjau dalam kajian iklim di Indonesia, mengingat sedikitnya jaringan
pengamatan radiasi matahari di wilayah Indonesia. Radiasi matahari merupakan gelombang
elektromagnetik yang dibangkitkan dari proses fusi nuklir di inti matahari. Total dari radiasi
gelombang pendek yang mencapai permukaan bumi (horizontal) biasa disebut sebagai radiasi
global atau global horizontal radiation. Radiasi global ini terdiri dari dua jenis komponen, yakni
komponen radiasi langsung (direct radiation) dan komponen radiasi baur (diffuse radiation).
Pengamatan radiasi matahari di wilayah Indonesia terdiri dari pengamatan lama penyinaran
matahari dan pengamatan intensitas radiasi matahari. Analisa dari data radiasi matahari ini dapat
memberikan informasi awal mengenai pola radiasi matahari yang dibutuhkan dalam berbagai
sektor terapan.
Pengukuran radiasi matahari di Stasiun Klimatologi Muaro Jambi dilakukan dengan
menggunakan dua jenis sensor, yakni pyranometer dan pyrheliometer, yang dilengkapi dengan
photo-sensitive material atau termokopel untuk menangkap radiasi matahari. (Sumber:
dokumentasi penulis) Pyranometer yang dipasang secara horizontal dan seutuhnya menghadap
langit tanpa penghalang digunakan untuk mengukur radiasi global matahari (GHI). Untuk
mendapatkan nilai radiasi baur, salah satu pyranometer dilengkapi oleh komponen berbentuk
'lengan' (sun tracker) yang secara konstan menutupi lensa pyranometer dari cahaya matahari
langsung. Perangkat pendukung sun tracker yang dipasang untuk membantu kerja dari
pyrheliometer antara lain adalah kaki sun tracker, Global Position System (GPS), sun sensor, dan
microcomputer. Kaki dari sun tracker berfungsi sebagai penopang untuk memastikan sun tracker
pada posisi lurus; GPS dipasang untuk memperhitungkan koordinat dan waktu pengamatan,
dimana perhitungan tersebut didasarkan pada lokasi penempatan sensor dan posisi relatif matahari.
Sun sensor digunakan untuk mengarahkan lengan ke posisi matahari secara tepat dan
microcomputer digunakan untuk menghitung posisi matahari dan memberi komando arah pada
sun tracker.

Anda mungkin juga menyukai