Anda di halaman 1dari 9

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat

(Samsurizal, Hendrianto Husada, Andi Makkulau, Christiono : 41 -49)

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat


Di Kecamatan Embaloh Hulu
Samsurizal1, Hendrianto Husada2, Andi Makkulau3, Christiono4

Program StudiTeknik Elektro


Institut Teknologi PLN
Jalan Lingkar Luar Barat, Duri Kosambi, Jakarta 11750
samsurizal@itpln.ac.id

Abstract
Electricity is a very needed society especially in areas that are not yet reachable such as border areas, there are
many obstacles and problems faced for electricity can reach the community especially the border area. PLTS can
be a reliable solution for the provision of energy in border areas located away from the electrical grid. The study
aims to examine how the utilization of solar energy potential as one of the regions that has not yet been electrified,
based on the geographical and demographic observation of the region, has the potential to build PLTS. From
the results of calculations and analysis at the location of the border priority, the total required electricity energy
needed is 288.1 kWh/day. Total Electrical energy needs of the above include 30% electrical energy reserves and
30% system losses. The requirement of solar panels is 444 units, while the total required battery needs is 42 units.
Battery Charge Controller is required 8 units. The Inverter required is 10 units. As for the amount of investment
costs of the utilization of solar power plants (PLTS) is Rp. 23,466,264, 000.

Keywords: Renewable Energy, Border Area, PLTS Utilization

Abstrak
Listrik merupakan hal yang sangat dibutuhkan masyarakat khususnya diwilayah yang belum terjangkau seperti
wilayah perbatasan, terdapat banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi untuk listrik dapat sampai ke
masyarakat khususnya wilayah perbatasan. PLTS dapat menjadi solusi yang handal bagi penyediaan energi di
daerah perbatasan yang terletak jauh dari jaringan listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana
pemanfaatan potensi energi matahari sebagai salah satu satu wilayah yang belum teraliri listrik, berdasarkan
pengamatan dari segi geografis dan demografi wilayah tersebut, memiliki potensi untuk dibangun PLTS. Dari
hasil perhitungan dan analisa di lokasi prioritas perbatasan, total kebutuhan energi listrik yang dibutuhkan
adalah sebesar 288.1 kWh/hari. Total kebutuhan energi listrik tersebut di atas sudah termasuk cadangan energi
listrik 30% dan rugi-rugi sistem 30%. Kebutuhan panel surya adalah sebesar 444 unit, sedangkan total kebutuhan
baterai yang dibutuhkan adalah sebesar 42 unit. Battery Charge Controller yang dibutuhkan adalah sebesar 8
unit. Inverter yang dibutuhkan adalah sebesar 10 unit. Adapun besarnya kebutuhan biaya investasi pemanfaatan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) adalah sebesar Rp. 23,466,264,000.

Kata kunci: Energi Terbarukan, Wilayah Perbatasan, Pemanfaatan PLTS

I. PENDAHULUAN Berdasarkan isu besar tentang tata-kelola energi


nasional dan arah serta sasaran KEN tersebut di
Tata-kelola sistem energi saat ini sedang atas, pengembangan Energi Baru Terbarukan
menghadapi tantangan yang tidak mudah. Ada (EBT) sebagai energi alternatif utama
tiga permasalahan besar dalam pengelolaan Indonesia adalah mutlak untuk terus dijalankan.
energi nasional yaitu tingkat elektrifikasi yang Salah satu jenis energi terbarukan yang sangat
masih rendah, ketergantungan pada sumber potensial untuk dikembangkan adalah energi
energi fosil, dan rendahnya pemanfaatan energi surya. Keuntungan utama dari pengembangan
baru terbarukan. Dalam kondisi seperti ini, energi surya di Indonesia adalah tentu saja
kebijakan diversifikasi dan konservasi energi karena potensinya yang sangat baik, yakni rata-
yang telah dicanangkan oleh pemerintah rata 4,8 kWh/m2/hari. Disamping itu, pesatnya
merupakan kebijakan yang tepat dan harus perkembangan teknologi konversi energi surya
banyak diterapkan secara masif. menjadi energi listrik (yaitu: Pembangkit

41
EPSILON : Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Vol. 18. No. 2, Agustus 2020, E-ISSN : 2745-5688, P-ISSN : 1693 – 4989

Listrik Tenaga Surya / PLTS) sehingga jam. Diperlukan metode yang dapat
harganya pun menjadi relatif lebih murah [2]. mengoptimalkan atau minimalisasi jarak antara
deretan panel fotovoltaik. Metode yang
Pembangkit listrik tenaga surya atau biasa diusulkan didasarkan pada perhitungan yang
disebut fotovoltaik (photovoltaic- PV) tepat dari bayangan panel untuk posisi yang
merupakan pembangkit listrik yang berbeda dari matahari, yang tergantung pada
memanfaatkan energi sinar matahari secara garis lintang fasilitas, sepanjang hari dan untuk
langsung. Prinsip fotovoltaik adalah semua jam yang direncanakan dari keuntungan
mengkonversikan energi foton dari sinar matahari.
matahari menjadi energi listrik. Konversi ini
terjadi pada sel-sel fotovoltaik yang berupa Sedikitnya informasi mengenai kebutuhan
lapisan-lapisan tipis dari silicon (Si) murni dan energi listrik (demand) di desa yang masuk
bahan semikondukator lainnya. Apabila bahan kedalam kawasan perbatasan, sangat
tersebut mendapat energi foton maka elektron diperlukan kajian kelayakan untuk memastikan
akan terlepas dari ikatan atomnya menjadi bahwa pada lokasi-lokasi perbatasan dapat
elektron yang bergerak bebas dan akhirnya merasakan dampak yang signifikan serta tepat
akan mengeluarkan tegangan listrik arus sasaran untuk diwujudkannya kemandirian
searah. Kumpulan sel-sel fotovoltaik yang energi.
dihubungkan secara seri atau paralel atau
gabungan seri dan paralel membentuk suatu Dalam Jurnal Energi dan Kelistrikan yang
modul fotovoltaik. Untuk lebih jelasnya berjudul “Analisis Pengaruh Sudut Kemiringan
susunan solar modul dapat dilihat pada Gambar Terhadap Arus Keluaran Pada Photovoltaic
1. Ada beberapa jenis fotovoltaik berdasarkan Dengan Menggunakan Regretion Quadratic
pada teknologi yang digunakannya, yaitu Method” terdapat pengaruh Sudut kemiringan
monokristalin, polikristalin dan amorfous. terhadap intensitas matahari yang
mempengaruhi output dari PV array sehingga
untuk mendeteksi efek tersebut digunakan
metode observasi langsung dan validaasi data
dengan persamaan matematik [8]. Pada
penelitian lain berjudul Evaluasi Sudut
Kemiringan Terhadap Pengaruh Irradiance
Pada Array Photovoltaic Jenis Monocristalline"
yang diterbitkan pada Jurnal Setrum-FT Untirta
Vol.8.1 dalam satu sistem PLTS didapatkan
hasil bahwa semakin besar penyimpangan
Gambar 1. Susunan sel surya sebagai sudut pada PV array, maka semakin menurun
komponen utama PLTS (PV) kinerja PLTS tersebut [9].

Pada penelitian yang telah dilakukan Sedangkan pada penelitian berjudul


sebelumnya [3] yang berjudul Evaluasi Sudut Characteristics of Temperature Changes
Kemiringan Terhadap Pengaruh Irradiance Measurement on Photovoltaic Surfaces Against
Pada Array Photovoltaic Jenis Monocristalline, Quality of Output Current on Solar Power
adapun hasil penelitian yang kami peroleh Plants, menghasilkan arus optimal adalah pada
terbagi atas 2 keluaran perbandingan yakni, 1,92 Ampere, suhu optimum pada 37,4 ° C, dan
data radiasi sinar datang matahari terhadap nilai tukar tertinggi adalah pada 2,08 Ampere
perubahan sudut selama 8 jam, dan data arus sedangkan suhu pada permukaan sel surya
keluaran dari panel sel surya terhadap adalah pada 37,4 ° C. Sesuai dengan hasil yang
perubahan sudut selama 8 jam. telah dilakukan dengan menggunakan
persamaan regresi matematis yaitu persamaan
Pada penelitian [4] menghitung jarak antara statistik regresi kuadrat, dapat diketahui bahwa
deretan panel PV menggunakan ketinggian karakteristik sel surya memiliki tenaga kerja
tetap matahari, sehingga sinar selalu yang efisien adalah sekitar 37,4 °C [10].
menyerang tegak lurus dengan panel, sehingga Didapatkan pula pengaruh irradiance pada
membatasi durasi penguatan matahari hingga 4 percobaan tersebut. Pada penelitian kali ini

42
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat
(Samsurizal, Hendrianto Husada, Andi Makkulau, Christiono : 41 -49)

akan merancang pembangkit listrik tenaga


surya terpusat. Panel surya menghasilkan energi listrik dengan
mengkonversikan tenaga matahari menjadi
II. METODE listrik secara langsung tanpa bantuan generator
ataupun alat bantu lainnya. Sel silikon (disebut
Pada penelitian yang dilakukan ini, peneliti juga solar cell) yang di bombardir oleh photon
mengumpukan data menganalisis yang terkandung dalam sinar matahari akan
menggunakan potensial teknis wilayah yang menimbulkan elektron bebas yang
akan dikaji untuk penerapan PLTS, meliputi menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cell
pengukuran koordinat, ketinggian, orientasi, menghasilkan kurang lebih tegangan 0,6 Volt.
dan kemiringan calon lokasi, struktur tanah atau Jadi sebuah panel surya untuk mensuplai
bangunan yang telah ada, serta potensi shading. baterai 24 Volt biasanya terdiri atas kurang
Data sistem kelistrikan, meliputi kebutuhan lebih 60 sel. Karena karakteristik energi panel
energi listrik masyarakat setempat, surya tidak linear (Gambar 3), besarnya energi
infrastruktur kelistrikan yang ada. Kondisi yang bisa dihasilkan sangat tergantung pada
meteorologi, seperti temperatur, intensitas kekuatan cahaya, suhu, jenis material, tegangan
penyinaran matahari, dan kecepatan angin. kerja dan alat bantu lainnya seperti charger
maupun MPPT (Maximum Power Point
Secara sederhana proses penelitian ini dapat Tracker) controller.
dijelaskan melalui diagram alir pada Gambar 2.
Dalam penggunaan panel surya untuk
membangkitkan listrik, maka ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan karena
karakteristik dari panel surya yaitu:

a. Panel surya/solar cell memerlukan sinar


matahari. Panel surya/solar cell harus
ditempatkan pada posisi dimana tidak
terhalangi oleh objek sepanjang pagi
sampai sore.

b. Panel surya/solar cell menghasilkan listrik


arus searah DC.

c. Untuk dapat menghasilkan energi yang


tertinggi, panel surya sebaiknya dilengkapi
dengan pengecas MPPT.

Perbedaan utama dari solar cell panel


adalah bahan produksi dari solar cell panel.
Bahan solar cell panel yang paling umum
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian adalah crystalline silicon. Bahan crystalline
dapat terdiri atas kristal tunggal (mono
III. HASIL DAN DISKUSI crystalline) atau kristal majemuk (poli-
crystalline). Selain itu panel surya ada juga
PLTS Terpusat artinya pembangkitan tenaga yang terbuat dari lapisan tipis amorphous
listrik dengan menggunakan energi matahari silicon. Panel surya dari jenis mono-crystalline
dilakukan secara terpusat dan suplai daya ke lebih effisien dibandingkan dengan poly-
konsumen dilakukan melalui jaringan crystalline. Keunggulan dari amorphous silicon
distribusi. Komponen utama dari PLTS adalah harga yang terjangkau tetapi tidak
Terpusat ini adalah: panel surya, baterai, solar seefisien crystalline silicon solar cell.
charge controller/baterai charge regulator,
inverter, jaringan distribusi, dan monitor Total pengeluaran listrik (wattage) dari solar
performansi PLTS. cell panel pada suatu saat tertentu adalah

43
EPSILON : Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Vol. 18. No. 2, Agustus 2020, E-ISSN : 2745-5688, P-ISSN : 1693 – 4989

sebanding dengan voltase (tegangan) operasi b. Open Circuit Voltage (Voc), adalah
dikalikan dengan arus operasi pada saat itu. kapasitas tegangan maksimum yang dapat
Solar cell panel dapat menghasilkan arus dari dicapai pada saat tidak adanya arus
voltase yang berbeda-beda. Hal ini berbeda (current). Pada kurva I-V, Voc adalah 37.7
dengan baterai, yang menghasilkan arus dari volt. Daya pada saat Voc adalah 0 watt.
voltase yang relatif konstan. Voc dari sebuah panel surya dapat diukur
di lapangan dalam berbagai macam
Karakteristik output dari panel surya dapat keadaan. Saat membeli modul, sangat
dilihat dari kuva performansi (Gambar 3), direkomendasikan untuk menguji voltase
disebut I-V curve. I-V curve menunjukan untuk mengetahui apakan cocok dengan
hubungan antara arus dan tegangan suatu panel spesifikasi pabrik. Tengangan Voc tidak
surya. berfluktuasi secara signifikan seiring
dengan perobahan intensitas cahaya.

c. Short Circuit Current (Isc), adalah


maksimum arus keluaran dari sebuah panel
surya yang terminalnya dihubung singkat.
Pada kurva I-V di atas menunjukkan
perkiraan arus 9,15 ampere, sementara
karena tegangan terminalnya nihil, maka
daya keluaran panel surya tersebut adalah 0
watt.

Delapan hal utama yang mempengaruhi unjuk


Gambar 3. Karakteristik I-V Panel Surya kerja atau performansi dari modul panel surya:
260W
a. Resistansi beban. Bila baterai dihubungkan
Kebanyakan kurva I-V diberikan dalam langsung dengan terminal panel surya, maka
Standar Test Conditions (STC) 1000 watt per tegangan operasi dari modul panel surya
meter persegi radiasi (atau disebut satu tersebut akan sama dengan tegangan baterai.
matahari puncak/one peak sun hour) dan 25 Untuk panel surya dengan karakteristik
derajat Celcius/ 77 derajat Fahrenheit suhu Gambar 3, pada STC, jika dihubungkan
solar cell panel. Sebagai informasi STC dengan baterai 24V, akan memberikan daya
mewakili kondisi optimal dalam lingkungan di bawah MPP (260W). Agar panel surya
laboratorium. Kurva I-V terdiri atas 3 hal yang dapat mengecas baterai secara lebih baik,
penting : diperlukan adaptor tegangan yang sesuai
dengan karakteristik panel surya. Adaptor
a. Maximum Power Point (MPP). Pada kurva tersebut dinamakan charger. Effisiensi
I-V, Maximum Power Point adalah titik paling tinggi adalah saat panel surya
operasi dimana daya keluaran (output) beroperasi dekat dengan titik MPP. Perlu
yang dihasilkan oleh sebuah panel surya diingat juga bahwa tegangan dan daya MPP
saat kondisi operasional adalah maksimum. akan menurun seiring dengan naiknya suhu
Daya MPP pada STC inilah yang biasanya panel surya.
digunakan sebagai rating daya panel surya.
Jumlah watt pada batas maksimum b. Intensitas cahaya matahari. Semakin besar
ditentukan dengan mengalikan Vmp dan intensitas cahaya matahari secara
Imp, maksimum jumlah watt pada STC proposional akan menghasilkan arus yang
untuk panel contoh di atas adalah 260 watt. semakin besar. Dalam Gambar 3, jika
Output berkurang sebagaimana tegangan tingkatan cahaya matahari menurun, bentuk
menurun ke bawah atau menaik ke atas dari kurva I-V masih menunjukkan pola
MPP. Daya keluaran dari kebanyakan yang sama, tetapi bergerak ke bawah yang
modul panel surya juga menurun seiring mengindikasikan menurunnya arus dan
dengan naiknya suhu panel surya. daya. Sementara voltase tidak banyak

44
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat
(Samsurizal, Hendrianto Husada, Andi Makkulau, Christiono : 41 -49)

berubah terhadap bermacam-macam besar dari pada keluaran arus listrik dari
intensitas cahaya matahari. setiap modul surya, maka modul surya
dihubungkan secara paralel, dengan cara
c. Suhu solar cell panel. Panel surya akan menghubungkan kutub-kutub yang sama
menghasilkan energi yang besar pada (kutub negatif saling dihubungkan dan
intensitas cahaya yang tinggi. Tetapi disisi kutub positif juga saling dihubungkan).
lain, intensitas sinar matahari yang tinggi Apabila masing-masing modul surya
akan memicu kenaikan suhu panel surya. mempunyai tegangan kerja 30 Volt dan
Bila suhu panel surya meningkat di atas menghasilkan arus listrik sebesar masing-
standar suhu normal 25˚C, efisiensi dan masing 3 Ampere, kemudian ke-duanya
tegangan panel tersebut akan berkurang. dihubungkan secara paralel maka akan
Gambar 3 mengilustrasikan hubungan didapatkan arus listrik total sebesar 6
antara kenaikan suhu yang disebabkan Ampere sedangkan tegangan total akan
tingginya intensitas sinar matahari terhadap sama dengan tegangan masing-masing
turunnya daya MPP sebuah panel surya. modul surya yaitu 30 Volt.
Secara umum panel surya dengan NOCT
(Nominal Operating Cell Temperatur)
rendah lebih baik dalam operasinya.

d. Shading/teduh/bayangan. PLTS biasanya


dihasilkan dari susunan Array yang terdiri
atas beberapa panel surya yang
dihubungkan secara seri dan/atau parallel
untuk menghasilkan daya yang diinginkan.
Satu sel silikon pada kondisi STC
menghasilkan tegangan lebih kurang 0,6 Gambar 4. Susunan dua buah modul surya
Volt. Shading adalah kondisi dimana salah dihubungkan paralel
satu atau lebih sel silikon dari panel surya
tertutup dari sinar matahari sehingga g. Hubungan modul surya secara seri. Untuk
tengangannya lebih rendah dari yang mendapatkan tegangan yang diinginkan
lainnya. Pada keadaan ini, sel tersebut akan modul surya dihubungkan secara seri yaitu
menjadi beban dari sel lainnya yang dengan cara menghubungkan kutub positif
berfungsi normal. Shading akan mengurangi dan kutub negatif seperti terlihat pada
daya keluaran dari panel surya secara gambar dibawah ini. Tegangan total yang
signifikan. Beberapa jenis PV module sangat didapatkan dengan cara menghubungkan
terpengaruh oleh shading dibandingkan seri tiga buah modul masing-masing
yang lain. Untuk mengurangi dampak hal mempunyai tegangan 30 Volt adalah
tersebut, setiap panel surya harus dipasang merupakan jumlah yaitu 60 Volt, tetapi arus
bypass diodes, sehingga sel/panel yang listrik total yang dihasilkan adalah sama
bermasalah akan secara otomatis terlepas dengan masing-masing arus setiap modul
dari array. yaitu 3 Ampere.

e. Array atau rangkaian modul surya. Sistem-


sistem fotovoltaik atau lebih dikenal dengan
sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
(PLTS) dibuat berdasarkan pada kebutuhan
catu daya dan sistem tegangan yang
diinginkan oleh beban. Untuk membuat
rangkaian modul surya dilakukan dengan
cara menghubungkan modul surya secara
seri dan paralel.

f. Hubungan modul surya secara paralel. Gambar 5. Susunan dua buah modul surya
Untuk mendapatkan arus listrik yang lebih dihubungkan seri

45
EPSILON : Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Vol. 18. No. 2, Agustus 2020, E-ISSN : 2745-5688, P-ISSN : 1693 – 4989

h. Hubungan modul surya secara seri dan Baterai konvensional juga mempunyai
paralel. Untuk mencatu daya sistem–sistem kandungan timbal (Pb) yang masih tinggi yaitu
PLTS yang diinginkan, maka perlu untuk sekitar 2,5% untuk masing-masing sel positif
menggabungkan sejumlah modul surya dan negatif. Sedangkan jenis Hybrid
secara seri maupun paralel. Pada Gambar 6 kandungan timbalnya sudah dikurangi menjadi
terlihat bahwa array atau rangkaian modul masing-masing 1,7% hanya saja sel negatifnya
surya untuk mencatu daya sistem terdiri sudah ditambahkan unsur Calsium. Sedangkan
dari 4 buah modul surya, dimana 2 buah baterai MF/baterai kering sel positifnya masih
modul surya dihubungkan secara seri dan 2 menggunakan timbal 1,7% tetapi sel
buah modul surya dihubungkan secara negatifnya sudah tidak menggunakan timbal
paralel. Tegangan kerja sistem tersebut melainkan Calsium sebesar 1,7%. Pada
adalah 60 Volt dan arus listrik yang Calsium battery Asam Sulfatnya (H2S04) masih
dihasilkan adalah sebesar 6 Ampere. berbentuk cairan, hanya saja hampir tidak
memerlukan perawatan karena tingkat
penguapannya kecil sekali dan dikondensasi
kembali. Teknologi sekarang bahkan memakai
bahan silver untuk campuran sel negatifnya.

Ada beberapa pertimbangan dalam memilih


baterai :

a. Tata letak, apakah posisi tegak, miring atau


terbalik. Bila pertimbangannya untuk
segala posisi maka baterai kering adalah
pilihan utama karena cairan air baterai tidak
Gambar 6. Array atau rangkaian modul surya akan tumpah. Kendaraan off road biasanya
menggunakan baterai kering mengingat
i. Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik medannya yang berat. Baterai ikut
arus searah (DC). Ada beberapa jenis baterai terguncang-guncang dan terbanting.
di pasaran yaitu jenis baterai Baterai kering tahan goncangan sedangkan
basah/konvensional, hybrid dan MF baterai basah bahan elektodanya mudah
(Maintenance Free). rapuh terkena goncangan.

b. Voltage/tegangan. Dipasaran yang mudah


ditemukan adalah yang bertegangan 6V,
12V da 24V. Ada juga yang multipole yang
mempunyai beberapa titik tegangan. Ada
juga yang di disain khusus, biasanya
dipakai untuk keperluan industri.

c. Kapasitas baterai yang tertulis dalam


satuan Ah (Ampere hour), yang
menyatakan kekuatan baterai, seberapa
Gambar 7. Baterai lama baterai tersebut dapat bertahan
mensuplai arus untuk beban/load.
Baterai basah/konvensional berarti masih
menggunakan asam sulfat (H2S04) dalam d. Cranking Ampere yang menyatakan
bentuk cair. Sedangkan baterai MF sering seberapa besar arus start yang dapat
disebut juga barerai kering karena asam disuplai untuk pertama kali pada saat beban
sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai. Dalam dihidupkan. Baterai kering biasanya
hal pertimbangan posisi peletakannya maka mempunyai Cranking Ampere yang lebih
baterai kering tidak mempunyai kendala, kecil dibandingkan baterai basah, akan
sementara tidak demikian halnya dengan tetapi suplai tegangan dan arusnya relatif
baterai basah. stabil dan konsisten.

46
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat
(Samsurizal, Hendrianto Husada, Andi Makkulau, Christiono : 41 -49)

membekukan. Itulah sebabnya mengapa pada


e. Sifat Pemakaian. Apakah baterai cuaca dingin yang ekstrim, kendaraan yang
digunakan untuk kebutuhan rutin yang menggunakan baterai konvensional tidak dapat
kerap digunakan ataukah cuma sebagai distart. Ada 2 rating untuk baterai yaitu CCA
back-up saja. Baterai basah, tegangan dan dan RC.
kapasitasnya akan menurun bila disimpan
lama tanpa recharger, sedangkan baterai a. CCA (Cold Cranking Ampere)
kering relatif stabil bila disimpan untuk menunjukan seberapa besar arus yang
jangka waktu lama tanpa di cas. dapat dikeluarkan serentak selama 30 detik
pada titik beku air yaitu 0°C.
f. Harga. Karena baterai kering mempunyai
banyak keunggulan maka harganya pun b. RC (Reserve Capacity) menunjukan berapa
jauh lebih mahal daripada baterai basah. lama (dalam menit) battery tersebut dapat
Untuk menjembatani rentang harga yang menyalurkan arus sebesar 25A sambil tetap
jauh maka produsen baterai juga menjaga tegangannya diatas 10,5 Volt.
memproduksi jenis baterai kalsium Baterai Deep Cycle mempunyai 2-3 kali
(calcium battery) yang harganya diantara lipat nilai RC dibandingkan baterai
keduanya. konvensional. Umur baterai AGM rata-rata
antara 5-8 tahun
Secara garis besar, battery dibedakan
berdasarkan aplikasi dan konstruksinya. Pada sistem stand alone PV, baterai diperlukan
Berdasarkan pada aplikasi, battery dibedakan untuk menyimpan energi listrik yang
untuk outomotif, marine dan deep cycle. Deep diproduksi pada siang hari untuk dipergunakan
cycle itu meliputi baterai yang biasa digunakan dikala tidak ada sinar matahari. Selain itu,
untuk PV (Photo Voltaic) dan back up power. baterai juga berfungsi sebagai sistem perataan
Sedangkan secara konstruksi maka battery energi guna menjaga kestabilan sistem akibat
dibedakan menjadi tipe basah, gel dan AGM fluktuatasi daya yang dihasilkan oleh PV
(Absored Glass Mat). Baterai jenis AGM karena adanya perubahan awan yang cepat.
biasanya juga dikenal dengan VRLA (Valve
Regulated Lead Acid). Dalam pemilihan jenis baterai, perlu
diperhatian beberapa karakteristik dan tujuan
Baterai kering Deep Cycle juga dirancang penggunaan baterai serta besarnya energi yang
untuk menghasilkan tegangan yang stabil dan akan disimpan. Beberapa kriteria baterai
konsisten. Penurunan kemampuannya tidak adalah:
lebih dari 1-2% per bulan tanpa perlu dicas.
Bandingkan dengan baterai konvensional yang a. Memiliki life time tinggi, yang
bisa mencapai 2% per minggu untuk self ditunjukkan dari nilai cycle yang tinggi.
discharge. Konsekuensinya untuk cas
pengisian arus ke dalam baterai Deep Cycle b. Memiliki DoD > 80%
harus lebih kecil dibandingkan battery
konvensional sehingga butuh waktu yang lebih c. Memiliki kemampuan discharge dalam
lama untuk mengisi muatannya. Antara type gel waktu singkat
dan AGM hampir mirip hanya saja baterai
AGM mempunyai semua kelebihan yang d. Memiliki kapasitas penyimpanan yang
dimiliki type gel tanpa memiliki besar.
kekurangannya. Kekurangan type Gel adalah
pada waktu dicas maka tegangannya harus 20% Analisa Kebutuhan Energi Listrik
lebih rendah dari battery type AGM ataupun
basah. Bila overcharged maka akan timbul Analisa kebutuhan energi listrik salah satu
rongga di dalam gelnya yang sulit diperbaiki kecamatan diwilyah perbatasan Provinsi
sehingga berkurang kapasitas muatannya. Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 1.
Karena tidak ada cairan yang dapat membeku
maupun mengembang, membuat baterai Deep TABEL 1. KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK
Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang

47
EPSILON : Journal of Electrical Engineering and Information Technology
Vol. 18. No. 2, Agustus 2020, E-ISSN : 2745-5688, P-ISSN : 1693 – 4989

Jenis Beban (unit) Jumlah


Beban Kebutuhan Battery Charge Controller
Fasilitas Pos (kWh/hari)
Rumah PJU
umum Jaga
Kebutuhan Battery Charge Controller untuk
260 9 6 108 288.1 masing-masing desa yang terdapat di
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas
Hulu Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat
Dari Tabel 1 tampak bahwa pada masing- pada Tabel 4.
masing desa yang telah dilakukan survei di
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas
Hulu Provinsi Kalimantan Barat dapat TABEL 4. KEBUTUHAN BATTERY CHARGE
disimpulkan bahwa total kebutuhan energi CONTROLLER
listrik tersebut di atas sudah termasuk cadangan Jumlah Battery
energi listrik 30% dan rugi-rugi sistem 30% Nama Kecamatan Charge Controller
adalah sebesar 288.1 kWh.
(Unit)
Kebutuhan Panel Surya (PV) Embaloh Hulu 8

Kebutuhan panel surya (PV) untuk masing- Dari Tabel 4. di atas jumlah Battery Charge
masing desa yang terdapat pada di Kecamatan Controller yang dibutuhkan untuk masing-
Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Hulu masing desa di Kecamatan Embaloh Hulu
Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat pada Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
Tabel 2. Barat. Dapat disimpulkan bahwa jumlah
Battery Charge Controller yang dubutuhkan 8
TABEL 2. KEBUTUHAN PANEL SURYA (PV) unit.
Jumlah PV
Nama Kecamatan
(Unit) Kebutuhan Inverter
Embaloh Hulu 444
Kebutuhan Inverter untuk masing-masing desa
yang terdapat di Kecamatan Embaloh Hulu
Tabel 2. menampilkan jumlah panel surya (PV)
Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan
yang dibutuhkan untuk masing-masing desa di
Barat dapat dilihat pada Tabel 5.
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas
Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Dapat
TABEL 5. KEBUTUHAN INVERTER
disimpulkan bahwa jumlah panel surya (PV)
sebesar 444 unit. Jumlah Inverter
Nama Kecamatan
Kebutuhan Baterai (Unit)

Embaloh Hulu 10
Kebutuhan Baterai untuk masing-masing desa
yang terdapat di Kecamatan Embaloh Hulu
Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Tabel 5.menampilkan jumlah Inverter yang
Barat dapat dilihat pada Tabel 3. dibutuhkan untuk masing-masing desa di
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas
TABEL 3. KEBUTUHAN BATERAI Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Jumlah
Jumlah Baterai
inverter minimum telah ditentukan dalam KAK
Nama Kecamatan sebesar 3 unit. Bagi desa-desa yang besar dan
(Unit)
memiliki lebih dari 3 unit battery charge
Embaloh Hulu 42 controller jumlah inverter dibuat menjadi 4 unit
untuk mempertinggi keandalan supplay
Tabel 3 menyatakan jumlah baterai yang listriknya. Dari tabel 5. terlihat bahwa jumlah
dibutuhkan untuk masing-masing desa di Inverter paling banyak terdapat pada Dusun
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Karangkang sebesar 4 unit sedangkan jumlah
Hulu Provinsi Kalimantan Barat. Dari tabel itu Inverter di desa lainnya adalah 3 unit, untuk
diketahui bahwa jumlah sebesar 42 unit. kecamatan tersebut dibutuhkan 10 unit

48
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terpusat
(Samsurizal, Hendrianto Husada, Andi Makkulau, Christiono : 41 -49)

Analisa Keuangan Penggunaaan PLTS surya (PLTS) adalah sebesar Rp.


23,466,264,000.
Dari hasil analisis kelayakan penggunaan PLTS
diketahui bahwa pada Kecamatan Embaloh DAFTAR PUSTAKA
Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi
Kalimantan Barat selayaknya mendapat sistem [1] PP Nomor 79 Tahun 2014,
PLTS untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi "www.esdm.go.id," esdm, 2014. [Online].
warga desa dalam rangka peningkatan kualitas Available: www.prokum.esdm.go.id.
sumber daya manusia dan sumber daya alam. [Accessed 2 8 2018].
Oleh karena itu, dibahas masalah keuangan [2] Permen esdm No.19 Tahun 2016,
pembangunan PLTS di Kecamatan Embaloh "www.esdm.go.id," esdm, 2016. [Online].
Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Available: www.jdih.esdm.go.id.
Kalimantan Barat. Rencana Anggaran Biaya [Accessed 10 11 2018].
untuk masing-masing desa yang terdapat di [3] Samsurizal, Christiono, Andi Makkulau,
Kecamatan Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas “Evaluasi Sudut Kemiringan Terhadap
Hulu Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat Pengaruh Irradiance Pada Array
pada Tabel 6. Photovoltaic Jenis Monocristalline”,
Jurnal Setrum, Vol.8, pp 28-23, 2019
TABEL 6. RENCANA ANGGARAN BIAYA [4] N. N. Castellano, J. A. Gazquez and J. V.
Kebutuhan Biaya Guirado, "Optimal displacement of
Nama Kecamatan photovoltaic array's rows using a novel
(Rp)
Embaloh Hulu 23,466,264,000. shading model," Elsevier, vol. 144, pp. 1-
9, 2015.
[5] P. Denholm and M. R, "Very Large-Scale
Dari Tabel 6 di atas jumlah rencana anggaran Deployment of Grid-Connected Solar
biaya yang dibutuhkan untuk di Kecamatan Photovoltaics in the United States:
Embaloh Hulu Kabupaten Kapuas Hulu Challenges and Opportunities,"
Provinsi Kalimantan Barat dapat disimpulkan NREL/CP-620-39683, 2006.
bahwa jumlah rencana anggaran sebesar Rp. [6] APAMSI, Tim.2013. Pengembangan
23,466,264,000. PLTS di Indonesia. Yogyakarta.
[7] Jansen, T.J., 1995: Teknologi Rekayasa
IV. KESIMPULAN Sel Surya, PT Pradnya Paramita
[8] Samsurizal, A. Makkulau and Christiono,
Hasil pembahasan perhitungan dan analisa di "Analisis Pengaruh Sudut Kemiringan
lokasi prioritas perbatasan Provinsi Kalimantan Terhadap Arus Keluaran Pada
Barat, maka dapat ditarik kesimpulan: Photovoltaic Dengan Menggunakan
Regretion Quadratic Method," Jurnal
a. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa Energi dan Kelistrikan, no. 2 vol.10, pp.
kebutuhan energi listrik, total kebutuhan 137-144, 2018.
energi listrik yang dibutuhkan adalah [9] Samsurizal, Christiono and A. Makkulau,
sebesar 288.1 kWh/hari. Total kebutuhan "Evaluasi Sudut Kemiringan Terhadap
energi listrik tersebut di atas sudah termasuk Pengaruh Irradiance Pada Array
cadangan energi listrik 30% dan rugi-rugi Photovoltaic Jenis Monocristalline,"
sistem 30%. Jurnal SETRUM, no. 1. vol.8, pp. 28-34,
2019.
b. Kebutuhan panel surya adalah sebesar 444 [10] A. Makkulau, Christiono and Samsurizal,
unit, sedangkan total kebutuhan baterai yang "Characteristics of Temperature Changes
dibutuhkan adalah sebesar 42 unit. Battery Measurement on Photovoltaic Surfaces
Charge Controller yang dibutuhkan adalah Against Quality of Output Current on
sebesar 8 unit. Inverter yang dibutuhkan Solar Power Plants," International
adalah sebesar 10 unit. Conference on Technologies and Policies
in Electric Power & Energy, IEEE, vol.
c. Adapun besarnya kebutuhan biaya investasi doi:10.1109/IEEECONF48524.2019.9102
pemanfaatan pembangkit listrik tenaga 630., pp. 1-4, 2019.

49

Anda mungkin juga menyukai