Anda di halaman 1dari 12

Studi Evaluasi PLTS Off-Grid di Gedung Jurusan Teknik

Politeknik Negeri Jember

Widha Z. Z. Muna1, Risse E. Rachmanita1*, Mochammad Nuruddin1, Nur Faizin1

1Teknik Energi Terbarukan, Politeknik Negeri Jember, Indonesia

ABSTRAK

Batu bara merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui dan masih mendominasi peran
sebagai bahan bakar utama Pembangkit Listrik di Indonesia. Sumber energi yang dapat diperba-
rui seperti matahari mulai dikembangkan sebagai alternatif. PLTS merupakan sistem yang
mampu mengkonversi energi radiasi cahaya matahari menjadi listrik menggunakan modul
semikonduktor fotovoltaik. Gedung Teknik Politeknik Negeri Jember memiliki PLTS di atapnya
yang terdiri dari 4 kWp PLTS off-grid dan 6 kWp PLTS on-grid. Namun, hanya sistem off-grid sebe-
sar 4 kWp saja yang sudah dioperasikan. Pada penelitian ini dilakukan studi evaluasi pada PLTS
off-grid terkait berdasarkan Panduan Studi Kelayakan PLTS dan IEC 61724. Pengujian dilakukan
selama 3 hari mulai pukul 09.00 – 14.30 dengan interval 30 menit menggunakan 2 lampu halogen
dengan total daya 800 W. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, PLTS memiliki nilai
efisiensi PV 43 %, inverter 92 %, SCC 95 %, dan rasio performansi 44%. Selama proses pengujian
tidak didapati kendala yang fatal dan kondisi fisik komponen secara keseluruhan baik. Optimasi
yang dapat dilakukan adalah maintenance seperti cleaning secara berkala, penambahan
perangkat monitoring seperti pyranometer yang terintegrasi dengan sistem PLTS untuk memu-
dahkan pemantauan sistem. Untuk meningkatkan efisiensi modul surya, penambahan alat pem-
buang panas pada modul atau sistem pendinginan dapat dilakukan.

Keywords: PLTS, modul surya, performa, studi evaluasi

risse_rachmanita@polije.ac.id

1. Pendahuluan perbarui seperti matahari mulai dikem-


bangkan. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Menurut keputusan Menteri ESDM Nomor (PLTS) adalah sistem yang mampu mengkon-
143K/20/MEM/2019 rasio pertumbuhan ke- versi eneri radiasi cahaya matahari menjadi
butuhan energi listrik nasional diproyeksikan energi listrik menggunakan modul semi kon-
akan mengalami kenaikan sekitar 6,9% per duktor fotovoltaik. Indonesia sendiri memili-
tahun, sedangkan mayoritas pembangkit lis- ki potensi energi surya mencapai 4,8 kWh/m2
trik di Indonesia saat ini masih menggunakan tiap harinya dan saat ini hanya 0,08 % yang
batu bara sebagai bahan bakar utamanya. Pa- telah dimanfaatkan. Gedung Jurusan Teknik
dahal, batubara merupakan bahan bakar yang Politeknik Negeri Jember adalah salah satu
tidak dapat diperbaharui. Sumber energi al- yang telah memanfaatkannya, yang terdiri
ternatif yang ramah lingkungan dan dapat di- dari PLTS off-grid sebesar 4 kWp dan on-grid
sebesar 6 kWp. Namun semenjak dibangun

1
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

pada tahun 2020, hanya sistem off-grid sebe- grid di Gedung Jurusan Teknik Politeknik
sar 4 kWp saja yang sudah dioperasikan hing- Negeri Jember. Penelitian dilakukan mengacu
ga saat ini. Usia PLTS yang masih terbilang pada panduan studi kelayakan PLTS Terpusat
baru menjadikan studi evaluasi PLTS off-grid yang diterbitkan oleh Kementrian Energi dan
di Gedung Jurusan Teknik Politeknik Negeri Sumber Daya Mineral serta Standar Inter-
Jember perlu dilakukan untuk mengetahui nasional IEC 61724 (dalam [3]). Penelitian ini
performa sistem PLTS, mengidentifikasi ken- bertujuan untuk mengevaluasi performa sis-
dala, dan mengetahui optimasi yang dapat di- tem PLTS, kendala yang terjadi, dan optimasi
lakukan untuk meningkatkan performa PLTS yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
terkait. performa PLTS Off-grid di Gedung Jurusan
Teknik Politeknik Negeri Jember.
Penelitian serupa telah dilakukan, salah satu-
nya pengkajian sistem kinerja PLTS Off-grid 1
kWp di STT PLN yang dilakukan oleh [1]. Pada 2. Metode
penelitian tersebut rasio performansi sistem
PLTS dibandingkan antara sebelum dan se- Penelitian ini dilakukan di Gedung Jurusan
sudah dilakukannya maintenance. Hasil pene- Teknik Politeknik Negeri Jember yang terle-
litian menunjukkan rasio performansi meng- tak pada titik koordinat –8,1580697 LS dan
alami kenaikan sebesar 27,51% setelah main- 113,7228278 BT dengan Pembangkit Listrik
tenance. Penurunan rasio performani PLTS Tenaga Surya berkapasitas 10 kWp yang ter-
off-grid 1 kWp di STT PLN disebabkan oleh diri dari 4 kWp PLTS off-grid dan 6 kWp PLTS
jaringan kabel dan kondisi panel surya yang on-grid di bagian atapnya. Studi evaluasi dil-
dipenuhi debu dan kotoran. Pada penelitian akukan pada 4 kWp PLTS Off-grid yang sudah
[2] dilakukan studi untuk mengetahui efi- beroperasi namun belum sepenuhnya digu-
siensi dan energi optimum yang dihasillkan nakan. PLTS Off-grid di Gedung Jurusan Tek-
oleh panel surya di PLTS PT Indonesia Power nik Politeknik Negeri Jember tersusun dari 12
Unit Bisnis Pembangkitan Bali. Berdasarkan modul surya yang disusun secara seri paralel
penelitian tersebut, didapatkan efisiensi pa- dengan total kapasitas 4 kWp. Rangkaian mo-
nel surya sebesar 9,56% dan daya keluaran dul surya yang terinstal menghadap ke utara
optimum sebesar 240 Watt pada bulan No- dengan kemiringan 13o. Untuk memantau ke-
vember dan Desember 2018. Penelitian [2] adaan sistem, digunakan sistem monitoring
hanya terbatas pada efisiensi dan energi opti- berbasis IoT (Internet of Things) meng-
mum yang dihasilkan oleh panel surya. [3] ju- gunakan “Growatt shine Wifi-F” yang terhu-
ga melakukan analisa performansi berdasar- bung dengan inverter.
kan standar Internasional IEC 61724 yang
cukup lengkap terhadap PLTS “Syeikh Zayed” Pengujian dilakukan selama 3 hari mulai pu-
di Mauritania Afrika. Berdasarkan penelitian kul 09.00 – 14.30 dengan interval waktu pe-
tersebut, hasil rata-rata radiasi matahari pa- ngambilan data selama 30 menit. Penentuan
da PV tertinggi terjadi pada bulan Oktober waktu pengambilan dilakukan berdasarkan
2014 dan April 2015 sebesar 7,12 kWh/m2. Peak Sun Hour lokasi site yang dapat diukur
Menurut penelitian tersebut rata-rata para- menggunakan Persamaan (1) [4]. Energi ira-
meter nilai yang lain seperti array yield, final diasi rata-rata matahari pada permukaan lo-
yield, dan reference yield mengalami kenaikan kasi dalam 1 hari didapatkan melalui data GHI
dan penurunan yang sama dengan radiasi ma- melalui laman globalsolaratlas.info seperti
tahari selama studi karena saling berkaitan. pada Gambar 1.
Pada penelitian ini dilakukan Studi Evaluasi
PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) Off-

2
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

Gambar 1. Gambar Data GHI Lokasi Site pada Laman globalsolaratlas.info.

𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑚𝑎𝑡𝑎ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 1 ℎ𝑎𝑟𝑖


𝑃𝑆𝐻 = (1)
1 𝑘𝑊/𝑚 2

Sehingga didapatkan nilai PSH sebagai Panel surya menghasilkan arus DC, sehingga
berikut: total nilai harian energi output DC (Edc) ada-
5,151 𝑘𝑊ℎ/ 𝑚 2 lah:
𝑃𝑆𝐻 = 1 𝑘𝑊/𝑚 2
= 5,15 ℎ𝑜𝑢𝑟
Edc = Pdc × T (kWh) (2)
Dikarenakan interval pengambilan data yang
digunakan adalah 30 menit, maka untuk me-
mudahkan pengambilan data PSH dibulatkan Nilai Pdc dapat dicari menggunakan rumus:
ke atas menjadi 5,5 jam. Sehingga, data diam- Pdc = Vdc × Idc (kW) (3)
bil mulai pukul 09.00 – 14.30 WIB. Adapun
data yang diukur adalah energi output DC B. Energi Output yang Diumpankan ke
(Edc), Energi Output AC (Eac), Reference Yield Jaringan utilitas (Eac)
(Yr), Array Yield (Ya), Final Yield (Yf), efisiensi
modul surya, inverter, baterai, SCC, dan sis- Energi yang dibangkitkan oleh sistem panel
tem, Rasio Performansi, dan kehilangan en- surya (Eac) merupakan besar energi dari out-
ergi pada sistem dan array. Selama pengujian, put inverter. Nilai Eac dapat dicari dengan me-
PLTS dihubungkan dengan lampu 800 Watt ngalikan daya AC dikalikan dengan PSH. Ada-
sebagai beban. Data-data yang digunakan un- pun rumus yang dapat digunakan untuk men-
tuk menguji performa PLTS didapatkan lang- cari total nilai harian Eac menurut [3] di-
sung dari sistem monitoring yang terpasang tunjukkan pada persamaan (4)
pada sistem, yaitu inverter hybrid merk Eac = Pac × 𝑇 (kWh) (4)
Growatt tipe SPF 5000 TL HVM-P yang ter-
hubung dengan jaringan WiFi melalui Gro- Nilai Pac dapat dicari menggunakan Persa-
watt Shine Wifi-F. Adapun data lain seperti maan (5)
iradiasi matahari, kecepatan angin, dan tem- 𝑃𝑎𝑐 = 𝑉𝑎𝑐 × 𝐼𝑎𝑐 (Watt) (5)
peratur permukaan modul surya diukur
menggunakan alat ukur terpisah yang mam- C. Reference Yield (Yr)
pu merekam data.
Hasil acuan atau reference yield yang juga se-
A. Energi Output yang Dihasilkan Oleh but sebagai reference efficiency (Yr) merupa-
Panel Surya (Edc) kan rasio total radiasi Ht (kWh/m2) yang
diterima oleh permukaan panel surya dengan

3
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

acuan iradiasi G0 (1 kWh/m2). Ini menggam- 𝑃𝑎𝑐


𝜂𝑖𝑛𝑣 = × 100 (10)
barkan bahwa jumlah waktu selama iluminasi 𝑃𝑑𝑐
sama dengan acuan. Yr mendefinisikan sum-
ber daya surya dari sistem PV. Menurut [3], Yr H. Efisiensi Solar Charge Controller
dapat dicari menggunakan persamaan: (𝜼𝑺𝑪𝑪 )
𝐻𝑡
𝑌𝑟 = (6)
𝐺0 Efisiensi SCC (Solar Charge Controller) meru-
pakan rasio perbandingan daya baterai
D. Array Yield (Ya) dengan daya. Semakin efisien suatu SCC maka
semakin baik kemampuannya untuk mem-
Array yield (Ya) merupakan rasio antara total batasi arus dan tegangan listrik yang menuju
energi yang dihasilkan panel surya (Edc) atau keluar baterai sesuai dengan sistem
dengan total daya terinstal dari panel surya PLTS yang terinstal. Efisiensi SCC dapat dihi-
efisiensi harian dari bidang PV (Ya) dapat di- tung menggunakan persamaan (11) [6].
hitung menggunakan persamaan (7) [3]: 𝑃𝐴ℎ
𝐸𝑑𝑐 𝜂𝑆𝐶𝐶 = −× 100 (11)
𝑃𝑃𝑉
𝑌𝑎 = (7)
𝑃𝑃𝑉(𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑)
I. Rasio Performansi
E. Final Yield (Yf)
Efisiensi akhir (Yf) berhubungan dengan total Kualitas suatu sistem PLTS dapat diukur
energi yang dihasilkan oleh sistem PV (Eac) dengan rasio performansi (Performance Ra-
dibagi total daya yang terinstal dari panel tio). Performance Ratio (PR) umumnya dinya-
surya. Nilai Yf berdasarkan [3] dapat dicari takan dalam persentase yang menunjukkan
menggunakan persamaan (8). rugi total pada sistem ketika mengkonversi
𝐸𝑎𝑐 arus DC menjadi AC. Apabila nilai PR sistem
𝑌𝑓 = (8) berkisar antara 70 – 90 %, maka sistem dapat
𝑃𝑃𝑉(𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑)
dinyatakan layak [5]. PR dapat diketahui
F. Efisiensi Modul Surya menggunakan persamaan (12).
𝑌𝑓
𝑃𝑅 = × 100 (12)
Energi efisiensi dari modul surya (ηPV) 𝑌𝑟
merepresentasikan energi efektif yang di-
hasilkan oleh modul surya dengan radiasi J. Kehilangan Energi Sistem
yang tersedia [3]. Efisiensi modul surya di-
nyatakan dengan rasio energi output array PV Kerugian energi sistem disebabkan oleh kerja
dengan energi input-nya [5]. Untuk menghi- konversi inverter DC menjadi AC, yang diten-
tung efisiensi modul surya per harinya, dapat tukan oleh perbedaan antara hasil array PV
digunakan persamaan (9) [3]: (array yield) dan hasil akhir (final yield) [3].
𝐸𝑑𝑐 Kerugian energi sistem dapat dicari
𝜂𝑃𝑉 = × 100 (9) menggunakan persamaan (13).
𝐺 × 𝐴𝑚
𝐿𝑠 = 𝑌𝑎 − 𝑌𝑓 (12)
G. Efisiensi Inverter (ηinv)
K. Kehilangan Energi Array PV
Efisiensi inverter diharapkan lebih tinggi da-
ripada efisiensi modul dan sistem. Efisiensi Kehilangan energi array PV merupakan
inverter juga disebut sebgaai efisiensi kon- perbedaan antara reference yield (Yr) dengan
versi yang dinyatakan sebagai rasio antara array yield (Ya). Kehilangan energi array di-
daya AC yang dihasilkan oleh inverter dengan asumsikan mewakili kerugian yang disebab-
daya DC yang dihasilkan oleh sistem panel kan oleh suhu modul surya, kabel, shading,
surya [3]. Untuk mencari efisiensi inverter, debu, dan hal lain yang dapat menyebabkan
dapat digunakan persamaan (10). penurunan kinerja array PV [3]. Untuk meng-
hitung kehilangan energi array PV dapat di-
gunakan persamaan (14).

4
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

𝐿𝑃𝑉 = 𝑌𝑟 − 𝑌𝑎 (13) yang dipasang karena 14 sisanya adalah un-


tuk sistem on-grid. Lokasi site yang berada
pada ketinggian 22 m di atas gedung 5 lantai
memungkinkan modul surya untuk terhindar
3. Hasil & Pembahasan dari resiko shading. Shading atau bayangan
yang menutupi permukaan modul surya da-
A. Kondisi Lapangan pat mengakibatkan penurunan daya output
yang signifikan [7]. Berdasarkan studi yang
Lokasi site yang terletak pada gedung dengan dilakukan oleh Rahman et al (2012), debu
ketinggian 22 m dengan bantuk site seperti yang mengotori panel selama satu bulan
yang ditunjukkan pada Gambar 2. Berdasar- mampu mengurangi efisiensi sistem hingga
kan gambar tersebut, hanya digunakan 12 35%. Oleh karena itu, pembersihan modul
modul surya off-grid dari 28 modul surya surya secara berkala perlu dilakukan.

Gambar 2. Gambar Dimensi Lokasi Site

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, selatan garis khatulistiwa. Karena berada di
konstruksi yang digunakan sebagai pondasi sebelah selatan garis khatulistiwa, idealnya
modul surya pada PLTS adalah lantai dak be- modul surya diarahkan menghadap kearah
ton. Dak beton merupakan struktur konstruk- utara agar tidak terhalang bayangan. Ber-
si yang terbuat dari bahan beton bertulang dasarkan Gambar 2, panel surya yang
[8]. Penggunaan dak beton sebagai lahan terpasang di Gedung Jurusan Teknik Politek-
yang digunakan pada PLTS sangat mengun- nik Negeri Jember berorientasi ke utara de-
tungkan karena ketahanannya terhadap api, ngan sudut kemiringan sebesar 13 o meng-
berbagai cuaca, dan biaya perawatan yang hadap ke arah utara. Padahal, sudut ke-
tergolong mudah dan murah. Karena sifat dak miringan modul surya di Indonesia secara
beton yang kedap air, lokasi berdirinya PLTS umum berkisar antara 6 – 11o sesuai dengan
dilengkapi dengan drainase untuk mengalir- letak geografis Indonesia, yaitu pada 6 o LU –
kan air hujan berlebih agar tidak meng- 11o LS. Ketidaksesuaian besar sudut kemi-
genangi lokasi PLTS. ringan ini dapat menyebabkan kurang opti-
malnya penerimaan sinar matahari sehingga
Lokasi PLTS Gedung Jurusan Teknik Poli- energi yang dihasilkan juga kurang optimal.
teknik Negeri Jember berada di Kabupaten Sepanjang tahun, matahari seolah-olah berge-
Jember, Jawa Timur yang berada di sebelah rak ke utara dan selatan di daerah sekitar ga-

5
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

ris khatulistiwa yang menyebabkan terja- hasilkan energi cahaya, namun juga energi
dinya perubahan musim. Sebagai dampak da- panas. Energi panas yang dihasilkan matahari
ri gerak semu tahunan matahari, penerimaan cenderung bersifat merugikan terhadap ki-
sinar matahari pada modul surya sepanjang nerja modul surya. Pada penelitian ini, diukur
tahun juga mengalami perubahan. Untuk me- iradiasi matahari, kecepatan angin yang me-
maksimalkan penerimaan sinar matahari, pe- ngenai permukaan modul surya, dan tempe-
nyesuaian sudut kemiringan optimum dapat ratur modul surya.
dilakukan secara berkala. Berdasarkan pene-
litian yang telah dilakukan [9], penyesuaian Grafik Iradiasi Matahari Terhadap Waktu se-
sudut kemiringan optimum yang dilakukan lama penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.
secara berkala dapat meningkatkan peneri- Pada pukul 11.00 nilai iradiasi matahari yang
maan energi matahari sekitar 7,74 % di- diterima mengalami penurunan yang drastis
bandingkan dengan sudut miring tetap. dengan nilai yang berkisar antara 324,2 –
384,1 W/m2 dan rata-rata 380,1 W/m2. Pada
B. Kondisi Lingkungan interval waktu selanjutnya, yaitu pada pukul
11.30 WIB nilai iradiasi matahari kembali
Kondisi lingkungan seperti cuaca, lokasi ba- mengalami kenaikan. Besar nilai iradiasi ma-
ngunan sekitar, dan kecepatan angin mem- tahari sangat dipengaruhi oleh cuaca. Pen-
iliki pengaruh yang besar terhadap kinerja gujian dilakukan ketika cuaca sebagian be-
PLTS. Ketika kondisi cuaca berawan, inten- rawan tidak sepenuhnya cerah. Awan yang
sitas cahaya matahari yang seharusnya terus bergerak menghalangi sinar matahari
diterima oleh modul surya tidak maksimal ka- sehingga iradiasi matahari pada modul surya
rena tertutup awan. Begitu pula dengan tidak maksimal.
bangunan atau benda yang ada di sekitar lo-
kasi PLTS. Matahari tidak hanya meng-

Gambar 3. Grafik Iradiasi Matahari Terhadap Waktu

Visualisasi perubahan Temperatur Permu- silkan hingga dua kali lipat [10]. Kenaikan
kaan Modul Surya terhadap waktu ditunjuk- Temperatur pada modul surya disebabkan
kan pada Gambar 3. Rata-rata temperatur oleh suhu lingkungan dan bahan dasar dari
permukaan pada modul surya berkisar antara panel surya itu sendiri yang merupakan sili-
30,5 – 32,8 oC. Padahal, agar dapat bekerja se- con sehingga mampu menyerap energi ca-
cara optimal temperatur yang baik adalah 25 haya sekaligus energi panas dari radiasi ma-
oC. setiap 10 oC kenaikan temperatur sel

surya, mampu menurunkan energi yang diha-

6
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

tahari [11]. Untuk mengatasi hal ini, dapat dil- surya alami, namun pengaruh kecepatan an-
akukan optimasi seperti sistem pembuangan gin terhadap efisiensi panel surya ternyata
panas atau pendingin pada modul surya. hanya sekitar 2,81 % dan sisa 97,19 % di-
pengaruhi oleh faktor lain seperti iradiasi ma-
Kecepatan angin rata-rata selama pengujian tahari, kemiringan, dan lain sebagainya [12].
ditunjukan pada Gambar 4. Kecepatan angin Sehingga, untuk mendinginkan modul surya
berkisar dari 0 – 2,7 m/s. Lokasi PLTS yang demi meningkatkan kinerjanya, mengandal-
berada pada atap gedung dengan ketinggian kan angin alami saja tidak cukup. Puncak dari
22 m memungkinkan untuk mendapatkan an- masing-masing parameter tidak terjadi pada
gin dengan kecepatan lebih tinggi dibanding waktu yang sama karena angin tidak selalu
PLTS tipe ground mounted yang berada di berhembus lebih kencang ketika cuaca se-
atas tanah. Angin yang mengenai modul surya dang berawan, begitu pula sebaliknya.
mampu berperan sebagai pendingin modul

Gambar 4. Grafik Temperatur Permukaan Modul Surya Terhadap Waktu

adalah daya dan energi yang dihasilkan oleh


C. Daya yang Dihasilkan Modul surya (Pdc), serta daya dan energi
yang dihasilkan oleh inverter (Pac). Gambar 5
Daya yang dibangkitkan oleh modul surya menunjukkan grafik daya output yang di-
erat kaitannya dengan iradiasi matahari yang hasilkan oleh modul surya. Nilai Pdc bergan-
diterima oleh modul surya. semakin berlim- tung pada beban dan iradiasi yang diterima
pah sumber energi (iradiasi matahari) yang oleh modul surya. Rata-rata Pdc selama peng-
diterima, maka semakin besar pula potensi ujian berkisar antara 611 – 997 W. Perubahan
energi surya yang akan dibangkitkan. Pen- nilai Pdc sangat dipengaruhi oleh kondisi
gujian dilakukan mulai pukul 09.00 – 14.30 lingkungan, utamanya iradiasi matahari se-
WIB dengan 3 kali pengulangan yang dilaku- bagai sumber daya utama yang digunakan
kan selama 3 hari. Beban yang digunakan da- oleh modul surya.
lam pengujian ini adalah 2 lampu halogen 400
Watt dan SOC baterai 100% pada hari pen-
gujian. Daya yang diukur pada penelitian ini

7
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

Gambar 5. Grafik Daya Output Modul Surya terhadap Waktu

Grafik daya output yang dihasilkan oleh in- (Eac) ditunjukkan pada Gambar 7. Nilai Edc
verter ditunjukkan pada Gambar 6. Berdasar- dan Eac dihitung menggunakan Pers. (4) dan
kan grafik, nilai Pac bergantung pada beban Pers. (5). Berdasarkan gambar tersebut, nilai
yang digunakan. Berdasarkan Gambar 6, nilai Edc tertinggi terdapat pada hari ke 3 sedang-
Pac relatif stabil berkisar antara 795 – 799 W kan nilai Eac relatif sama selama pengujian
dengan rata-rata nilai Pac sebesar 796,86 W. yaitu berkisar antara 4,38 – 4,39 kWh.
Energi output yang dihasilkan oleh inverter

Gambar 6. Grafik Daya Output Modul Surya terhadap Waktu

8
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

Gambar 7. Grafik Energi Output terhadap Waktu

Grafik nilai Reference Yield (Yr), Array Yield Ya yang lebih tinggi pula dibandingkan pada
(Ya), dan Final Yield (Yf) ditunjukkan pada hari pengujian yang lain. Nilai Yf selama pen-
Gambar 8. Parameter yang dipengaruhi oleh gujian berdasarkan grafik bernilai sama ka-
iradiasi matahari dalam hal ini adalah Yr dan rena beban yang digunakan selama pengujian
Ya. Selama penelitian, cuaca pada hari ke-3 relatif stabil.
paling cerah dibandingkan hari pengujian
yang lain, sehingga menyebabkan nilai Yr dan

Gambar 8. Grafik Efisiensi PV, Inverter, dan SCC terhadap Waktu

modul surya sebesar 43%. ηPV merepresenta-


D. Efisiensi Sistem sikan energi efektif yang dihasilkan oleh
modul surya dengan radiasi yang tersedia.
Efisiensi sistem suatu PLTS bergantung pada Berdasarkan grafik, ηinv rata-rata cukup tinggi
keseimbangan sistem yang erdiri dari modul yaitu sebesar 92% sedangkan ηscc rara-rata
surya, inverter, baterai, dan Solar Charge Con- adalah 95% dimana, hal ini merupakan hal
troller (SCC). Grafik efisiensi modul surya yang bagus. Baterai yang digunakan pada
(ηscc), inverter (ηinv), dan SCC (ηscc) terhadap PLTS mampu menyalakan beban berupa
waktu ditunjukkan pada Gambar 8. efisiensi lampu halogen 800 W dari pukul 17.00 –
modul surya tertinggi terjadi pada hari ke 3 05.00 WIB tanpa bantuan energi dari panel
yaitu sebesar 54% dengan rata-rata efisiensi surya. Lampu yang digunakan sebagai beban

9
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

mati pada pukul 05.00 ketika SOC baterai yang telah dilakukan, sistem PLTS Off-grid di
mencapai 10% dan lampu kembali menyala Gedung Jurusan Teknik Politeknik Negeri
ketika SOC baterai yang tertera pada sistem Jember perlu dilakukan investigasi lebih lan-
monitoring mencapai 100% pada siang hari. jut karena rasio performansi yang rendah.
Berdasarkan Gambar 9, nilai PR sangatlah
E. Rasio Performansi rendah yaitu 27%. Hal ini dikarenakan oleh
nilai Yf yang relatif sama seperti hari sebe-
Rasio performansi atau Performance Ratio lumnya namun nilai Yr lebih tinggi pada saat
(PR) merupakan parameter yang digunakan pengujian hari ke-3 jika dibandingkan pen-
untuk menentukan kualitas sistem PLTS. Ber- gujian di hari lainnya. Nilai rata-rata inten-
dasarkan grafik nilai PR pada Gambar 9, Nilai sitas iradiasi matahari pada pengujian hari
PR berkisar antara 27 – 54 % dengan rata- ke-3 relatif lebih tinggi daripada hari yang
rata nilai PR sebesar 44%. Padahal, untuk lain menyebabkan nilai Yr lebih tinggi pula
dapat dinyatakan layak nilai PR harus ber- dibandingkan hari yang lain.
kisar antara 70 – 90 %. Berdasarkan analisa

Gambar 9. Grafik Rasio Performansi PLTS terhadap Waktu

Gambar 10. Grafik Kehilangan Energi pada Sistem terhadap Waktu

F. Kehilangan Energi dan Gambar 11 menunjukkan grafik kehilang-


an energi pada PV. Berdasarkan grafik terse-
Kehilangan energi pada sistem merupakan but, rata-rata kehilangan energi pada PV
kerugian yang terjadi ketika konversi in- dengan rata-rata sebesar1,58 kWh/kWp cen-
verter dari AC menjadi AC. Gambar 10 me- derung lebih tinggi daripada kehilangan en-
nunjukkan grafik kehilangan energi sistem ergi pada sistem dengan rata-rata sebesar

10
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

0,09 kWh/kWp. Hal ini sesuai dengan tinggi daripada kehilangan energi pada sis-
penelitian yang dilakukan oleh [3] bahwa ke- tem.
hilangan energi pada PV cenderung lebih

Kehilngan Energi PV 3.00


(kWh/kWp) 2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Waktu

Gambar 11. Grafik Kehilangan Energi pada PV terhadap Waktu

4. Simpulan Daftar Pustaka

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, [1] Koerniawan, T., dan Hasanah, A. W.
PLTS Off-grid di Gedung Jurusan Teknik Poli- “Kajian Sistem Kinerja PLTS Off-grid 1
teknik Negeri Jember memliliki nilai efisiensi kWp di STT-PLN” Jurnal Energi dan
PV 43%, efisiensi inverter 92%, efisiensi SCC Kelistrikan, 10 (1), 38 – 44. 2018
95% dan Rasio Performansi 44%. Kinerja in- [2] Fibrina, I. K. R. F., Kusuma, I. G. B. W.,
verter dan SCC dapat disimpulkan baik ka- dan Adnyana, I. W. B. “Pengujian Kinerja
rena nilai efisiensinya yang tinggi, namun Panel Surya Pembangkit Listrik Tenaga
nilai efisiensi PV dan rasio performansinya Surya di PT Indonesia Power Unit Bisnis
rendah. Pembangkitan Bali” Jurnal METTEK
Volume 5 (2), 105 – 109. 2019.
Selama proses pengujian tidak didapati ken- [3] Jed, M. E. H., Ihaddadene, R., Ihad-
dala yang fatal dan kondisi fisik komponen dadene, N., Sidi, C. E. E., and Bah, M. E.
secara keseluruhan baik. Namun, semenjak “Performance analysis of 954,809 kWp
dibangun pada Desember 2020 belum pernah PV array of Sheikh Zayed solar power
dilakukan cleaning dan maintenance pada plant (Nouakchott, Mauritania).” Re-
modul surya karena belum beroperasi secara newable Energy Focus, 32, 45-54. 2020.
efektif, sehingga modul surya berdebu dan [4] Sari, T. T. “Studi Perencanaan Pembang-
kotor. Perangkat monitoring yang ada pada kit Listrik Tenaga Surya On Grid di Sau-
PLTS juga kurang lengkap, tidak ada ane- mata Suites Apartment Alam Sutera
mometer dan pyranometer yang terintegrasi (Tangerang Selatan).” Skripsi. Institut
dengan sistem PLTS secara langsung. Teknologi PLN. 2021.
[5] Yadav, S. K., and Bajpai, U. “Performance
Optimasi yang dapat dilakukan diantaranya evaluation of a solar photovoltaic
adalah kegiatan maintenance seperti cleaning power plant in Northern India.” Energy
secara berkala, penambahan perangkat moni- for Sustainable Development, 43, 130-
toring seperti pyranometer yang terintegrasi 138. 2018.
dengan sistem PLTS secara langsung untuk [6] Nugraha, A. “Analisis Perbandingan
memudahkan pemantauan sistem. Untuk me- Efisiensi dan Karakteristik Solar Charge
ningkatkan efisiensi modul surya, dapat dil- Controller (SCC) Tipe PWM dan MPPT."
akukan penambahan alat untuk membuang Skripsi. Institut Teknologi PLN. 2020.
panas pada modul atau sistem pendinginan. [7] Al-Chaderchi, M., Sopian, K., Salameh, T.,
Zhang, D., & Alghoul, M. A. “Enhancing

11
Indonesian Journal of Energy and Mineral (2022) Vol. 2 No. 2
https://doi.org/10.53026/IJoEM/2022/2.2/1017

the performance of PV panel undergo- [11] Khwee, K. H. “Pengaruh temperatur ter-


ing shading effects.” International Jour- hadap kapasitas daya panel surya (Studi
nal of Power Electronics and Drive Sys- Kasus: Pontianak).” ELKHA, Jurnal
tems, 9(4), 1937. 2018. Teknik Elektro, 5(2). 2013.
[8] Sary, R. K., dan Jaya, M. A. “Kajian Keru- [12] Dahliya, D., Samsurizal, S. dan Pasra, N.
sakan Beton pada Atap Dak Rumah “Efisiensi Panel Surya Kapasitas 100
Tinggal.” Arsir, 5(2), 177-185. 2021. Wp Akibat Pengaruh Suhu Dan Ke-
[9] Pandria, T. A., & Mukhlizar, M. “Penen- cepatan Angin”. SUTET, 11(2), pp.71-
tuan Kemiringan Sudut Optimal Panel 80. 2021.
Surya.” Jurnal Optimalisasi, 3(5). 2018.
[10] Yuliananda, S., Sarya, G., & Hastijanti, R.
R. “Pengaruh Perubahan Intensitas Ma-
tahari terhadap Daya Keluaran Panel
Surya.” JPM17: Jurnal Pengabdian
Masyarakat, 1(02). 2015.

Daftar Simbol

A :Luas permukaan, m2
Tin :Temperatur masuk, K
termal :Tegangan thermal , Pa
 :Viskositas, Ns/m
 :Massa jenis, Kg/m3
T : waktu
𝑃𝑑𝑐 : daya DC yang dihasilkan.
LPV :Losses atau kerugian energi array(kWh/kWp)
Ya : array yield (kWh/kWp)
Yf :final yield (kWh/kWp)
La : Losses atau kerugian energi (kWh/kWp)
Ya : array yield (kWh/kWp)
Yf : final yield (kWh/kWp)
PR : rasio performansi (%)
Yf : final yield (kWh/kWp)
Yr : reference yield (kWh/kWp)
𝜂𝑆𝐶𝐶 : efisiensi Solar Charge Controller
𝑃𝐴ℎ : Daya baterai
𝑃𝑃𝑉 : Daya modul surya
ηinv : efisiensi inverter (%)
Pac : daya inverter (W)
Pdc : daya array PV (W)
𝜂𝑃𝑉 : efisiensi modul surya (%)
𝐸𝑑𝑐 : energi keluaran array PV per hari (kWh)
𝐺 : radiasi matahari (Wh/m2)
𝐴𝑚 : luas total modul surya (m2)
𝑌𝑓 : final yield (kWH/kWp/d)
𝐸𝑎𝑐 : energi output yang dihasilkan PV (kWh)
𝑃𝑃𝑉(𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑) : total daya modul yang terinstal (kWp)
𝑌𝑟 : reference yield (kWh/m2/kWp)
𝐻𝑡 : total iradiasi di bidang array (kWh/m2)
𝐺0 : iradiasi acuan (kW/m2)
𝑉𝑎𝑐 : Tegangan AC (volt)
𝐼𝑎𝑐 : Arus AC (A)
T : waktu
𝑃𝑎𝑐 : daya AC yang dihasilkan.
Vdc : Tegangan DC (volt)
Idc : Arus DC (A)

12

Anda mungkin juga menyukai