Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM ENERGI SURYA DIGITAL

MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PRAKTIKUM


PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN
DISUSUN OLEH :

NAMA : MUHAMMAD ARIF ANSHORI (061830311288)


MUHAMMAD BINTANG NUGRAHA (061830311289)

KELAS : 4LF

DOSEN : Ir. SISWANDI, M.T

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

TAHUN AKADEMIK 2020


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan energi listrik saat ini telah meningkat dengan pesat, baik dalam kawasan
industri, dunia pendidikan maupun untuk keperluan rumah tangga. Sudah menjadi kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat modern yang memiliki kemajuan di bidang
informasi dan teknologi membutuhan energi listrik sebagai sumber utama untuk
mengoperasikan peralatan elektronik maupun motormotor listrik. Energi merupakan salah
satu kebutuhan utama dalam kehidupan manusia. Kebanyakan energi di pakai saat ini berasal
dari bahan bakar fosil dimana keadaan semakin menipis dan persediaannya terbatas
(unrenewable). Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit pembangkit
listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber minyak bumi,
gas dan batu bara yang makin menipis dan juga dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan energi alternatif yang tidak hanya efisien tetapi juga
bernuansa ramah lingkungan. Contohnya seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA),
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Energi yang bersifat terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi mengingat sumber tersebut sangat melimpah. Energi matahari merupakan
salah satu sumber energi yang dapat dikembangkan. Energi matahari telah dimanfaatkan di
banyak belahan dunia dan jika dieksploitasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu
menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Di
Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai potensi energi matahari sangat besar
dengan insolasi harian rata-rata 4,5-4,8 KWh/m² / hari. Matahari dapat digunakan secara
langsung untuk memproduksi listrik. Untuk mengkonversi energi matahari menjadi energi
listrik memerlukan sel surya yang merupakan bahan semikonduktor dengan menggunakan
efek photovoltaik (panel surya).

Dengan menggunakan panel surya, energi matahari dapat diubah menjadi energi
listrik. Keluaran dari panel surya ini adalah berupa listrik arus searah (DC) yang besar
tegangan keluarnya tergantung dengan jumlah sel surya yang dipasang didalam panel surya
dan banyaknya sinar matahari yang menyinari panel surya tersebut. Energi listrik yang
dihasilkan panel surya sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang diterima oleh
sistem. Intensitas cahaya matahari juga di pengaruhi oleh besarnya radiasi yang sampai pada
panel surya, seperti pengaruh atmosfer yaitu debu, uap air, dan oleh gas-gas lainnya berupa
bayang bayang (shaded). Dari pengaruh atmosfer tersebut menentukan besarnya daya dari
energi sumber cahaya yang sampai pada seluruh permukaan panel surya. Semakin besar
energi cahaya yang di serap panel surya maka semakin besar energi listrik yang dihasilkan.
Maka dapat dihitung efisiensi photovoltaic ditinjau dari variasi bayangan pada panel surya.

1.2 Tujuan

1.3 Rumusan Masalah


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

Sun (Matahari)
Sumber energi terbesar umat manusia yang tidak pernah habis adalah matahari, yang
memancarkan energi ini dalam bentuk radiasi matahari. Saat mencapai bumi, radiasi matahari
diubah hampir seluruhnya menjadi energi panas. Sistem fotovoltaik dapat digunakan untuk
memanfaatkan atau menyimpan radiasi matahari secara langsung.
Matahari memiliki komposisi sebagai berikut:
Sekitar 80% hidrogen
Sekitar 20% helium
0,1% elemen lainnya
Proses fusi nuklir di bawah sinar matahari menghasilkan radiasi matahari dengan daya
keseluruhan sekitar 3,845 • 1026 W. Dilihat dari luas permukaan matahari, daya radiasi ini
menghasilkan emisi sebesar 63.110 kWm-2.

Area matahari seluas 0,2 kilometer persegi setiap tahun menghasilkan energi matahari
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi primer kita di bumi. Namun, hanya sebagian
kecil dari energi radiasi yang benar-benar mencapai bumi.
Jika kita membayangkan matahari dikelilingi oleh cangkang dengan radius 150 juta
km (jarak rata-rata antara matahari dan pusat bumi), permukaan cangkang memancarkan
pancaran kekuatan yang sama dengan permukaan matahari. Namun, jarak antara matahari
dan bumi bervariasi selama satu tahun, menyebabkan radiasi di bumi berfluktuasi. Nilai rata-
rata iradiasi, juga disebut sebagai konstanta matahari, adalah E0 = 1367 Wm-2.
Radiasi matahari di bumi
Konstanta matahari yang diperkenalkan di bab sebelumnya menunjukkan radiasi matahari di
luar atmosfer bumi. Saat radiasi melewati atmosfer ini, ia dilemahkan sehingga radiasi di
permukaan bumi selalu lebih kecil dari nilai konstanta matahari. Atenuasi ini disebabkan
 refleksi oleh atmosfer bumi
 penyerapan oleh atmosfer bumi
 Hamburan Rayleigh
 Mie berhamburan

Reduksi melalui absorpsi


Berbagai konstituen atmosfer (hidrogen, ozon, oksigen, karbon dioksida) mengurangi radiasi
melalui penyerapan. Namun, serapannya bervariasi menurut panjang gelombang, seperti yang
ditunjukkan pada grafik di bawah ini.

Terbukti, penyerapan terbesar dalam kisaran cahaya tampak.

Hamburan Rayleigh
Hamburan ini disebabkan oleh molekul atmosfer yang diameternya jauh lebih kecil dari
panjang gelombang radiasi matahari, efeknya menjadi lebih kuat seiring dengan
berkurangnya panjang gelombang radiasi matahari.
Mie berhamburan
Kotoran dan partikel debu di atmosfer menyebabkan hamburan radiasi matahari Mie yang
panjang gelombangnya lebih kecil dari diameter kotoran dan partikel. Efek ini lebih kuat di
lokasi di mana polusi atmosfer tinggi (misalnya kawasan industri) daripada di mana polusi
atmosfer rendah (misalnya pegunungan tinggi).

Radiasi matahari di bumi


Akibat hamburan, absorpsi, dan refleksi, radiasi matahari di permukaan bumi tidak hanya
terdiri dari komponen langsung yang berasal dari luar angkasa, tetapi juga komponen yang
menyebar. Komposisi radiasi matahari di bumi digambarkan di bawah ini.

Radiasi matahari total didefinisikan sebagai

2.2 Peralatan yang Digunakan

1. Mudul PV 

2. Modul beban Elektronik 

3. Baterai 
4. Kabel penghubung 

5. Multimeter digital 

2.3 Langkah Kerja


2.3.1 Eksperimen: Mengubah cahaya menjadi listrik

Dalam percobaan ini, kami akan mendemonstrasikan bagaimana sel surya mengubah sinar
matahari atau cahaya listrik menjadi energi yang berbeda.

Animasi berikutnya menunjukkan penyiapan eksperimen.


Setel berbagai iradiasi menggunakan peredup dan amati respons LED.

Untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam percobaan di sini, Anda harus menyelaraskan
radiator dengan benar. Buka instrumen virtual Ammeter A dan Ammeter B melalui jalur
menu Instruments | Alat pengukur | Ammeter A dan Instrumen | Alat pengukur | Ammeter B
atau dengan mengklik ikon di bawah ini, dan melakukan pengaturan yang ditunjukkan pada
tabel yang berdekatan.
Hubungkan kedua amperemeter ke modul surya G1 dan G4 seperti yang ditunjukkan dalam
animasi.
Atur sudut radiator ke 90 ° dan sesuaikan irradiansi ke nilai maksimumnya. Putar radiator
secara perlahan ke kiri atau ke kanan sampai kedua amperemeter menunjukkan arus sekitar
50 mA. Periksa arus yang melalui modul surya G2 dan G3, dan setel ulang radiator jika perlu.

Ulangi prosedur ini sampai keempat modul surya menyuplai arus antara 45 dan 55 mA.

2.3.2. Eksperimen: Sudut datang radiasi matahari

Dalam percobaan ini, kita akan memeriksa respon sel surya terhadap sudut datang cahaya
yang diradiasikan.

Animasi berikutnya menunjukkan penyiapan eksperimen.


Buka alat perekam X / Y virtual melalui jalur menu Instruments | Perekam X / Y atau dengan
mengklik ikon di bawah ini, dan melakukan pengaturan yang ditunjukkan pada tabel di
sebelahnya.

Dengan menggunakan peredup, setel radiator ke pancaran maksimumnya.

Catat karakteristik menggunakan prosedur yang dijelaskan selanjutnya.

1. Atur potensiometer ke 0 Ω (korsleting).


2. Mulailah merekam dengan tombol "REC".
3. Putar potensiometer secara perlahan ke tahanan maksimumnya.
4. Selesaikan perekaman dengan tombol "REC".

Sesuaikan sudut radiator ke nilai yang berbeda (30 °, 60 °, 90 °, 120 °, 150 °) dan catat
karakteristik yang sesuai di setiap kasus seperti yang baru saja dijelaskan.

Salin hasilnya ke placeholder yang disediakan di bawah. Untuk tujuan ini, posisikan
penunjuk mouse di atas diagram dan klik tombol mouse sebelah kanan (fungsi salin).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Eksperimen : Mengubah Cahaya Menjadi Listrik

Pada percobaan pertama, praktikan akan mempraktikkan bagaimana proses panel surya
mengubah cahaya menjadi bentuk energi lainnya. Pada percobaan pertama sinar matahari di
representasikan dengan menggunakan lampu pijar. Sinar datang mengenai modul modul
panel surya yaitu modul G1, G2, G3, dan G4. Sinar yang datang mengenai modul akan
menciptakan beda potensial pada ujung-ujung terminal modul. Setelah dihubungkan
menggunakan kabel ke beban, maka energi listrik akan mengalir. Pada percobaan kali ini,
energi yang dihasilkan dialirkan menuju lampu LED. Lampu LED memberi respon terhadap
intensitas cahaya lampu pijar yang mengenai modul. Semakin terang cahaya yang mengenai
modul, maka semakin besar pula energi yang dihasilkan, sehingga lampu LED menjadi
semakin terang.

3.1.1 Percobaan Pertama

A. untuk memulai, rangkai lah seperti yang telah di sediakan oleh aplikasi tersebut yang
memuat informasi tentang input dan output. Inputnya adalah photovoltaic sell dan outputnya
adalah analog A dan analog B

b. setelah menyelesaikan rangkaian tersebut, kamu akan membutuhkan setup dari alat
pengukur yaitu ammeter A dan ammeter B seperti yang telah di tentukan
c. setelah seselai mengatur alat pnegukur, hidupkan lampu yang tersedia untuk mengalirkan
energi listrik dari input ke output.

d. setelah mendapatkan energi listrik dari input ke output, kalian akan mendapatkan hasil
yang di tunjukkan oleh ammeter A dan ammeter B. pastikan kedua ammeter tersebut berada
di sekitar 50mA. Caranya dengan mengatur kecerahan dari lampu tersebut kekanan atau
kekiri sampai hasil yang telah di inginkan.

3.1.2 Percobaan Kedua

Dilanjutkan dengan percobaan kedua, pada percobaan kali ini, praktikan akan mengukur
seberapa besar energi listrik yg dihasilkan oleh masing masing modul yaitu modul G1, G2,
G3, dan G4. Pengukuran pertama dilakukan pada modul G1 yang dihubungkan ke
amperemeter A dan , modul G4 yang dihubungkan ke amperemeter B. amperemeter
dihubungkan secara seri kepada masing-masing modul. Lalu dilanjutkan dengan modul G2
yang dihubungkan ke amperemeter A dan , modul G3 yang dihubungkan ke amperemeter B.
amperemeter dihubungkan secara seri kepada masing-masing modul. Lalu diatur kemirangan
dan posisi dari sumber cahaya yaitu lampu pijar, sehingga energi listrik yang dihasilkan
sebesar 45 hingga 55 mA.

A. untuk memulai, rangkai lah seperti yang telah di sediakan oleh aplikasi tersebut yang
memuat informasi tentang input dan output. Inputnya adalah photovoltaic sell dan outputnya
adalah analog A dan analog B

b. setelah menyelesaikan rangkaian tersebut, kamu akan membutuhkan setup dari alat
pengukur yaitu ammeter A dan ammeter B seperti yang telah di tentukan
c. setelah seselai mengatur alat pnegukur, hidupkan lampu yang tersedia untuk mengalirkan
energi listrik dari input ke output.

d. setelah mendapatkan energi listrik dari input ke output, kalian akan mendapatkan hasil
yang di tunjukkan oleh ammeter A dan ammeter B. pastikan kedua ammeter tersebut berada
di sekitar 50mA. Caranya dengan mengatur kecerahan dari lampu tersebut kekanan atau
kekiri sampai hasil yang telah di inginkan.

3.2 Eksperimen : Sudut Datang Radiasi Matahari

a. untuk memulai, rangkailah rangkaian yang telah di sediakan di dalam aplikasi.


Berdasarkan input dan output yang telah tertulis
b. buka instrument X/Y plotter

c. atur sedemikian rupa sehingga mencapai nilai yang telah di tentukan di table

X/Y recorder settings


Axis Parameter Maximum Division
X U 4.0 V 0.5 V
Y I 60 mA 5 mA
Y P 0.15 W 0.03 W
2
Y E  1300 W/m 100 W/m2
d. rekam data dengan langkah langkah berikut , di mulai dari sudut 30

- set potensiometer ke 0 ohm

- tekan tomol record di virtual plotter

- putar perlahan potensio meter hingga ke titik maksimum

- tekan tombol record kembali untuk menyelesaikan perekaman


- lakukan hal yang sama untuk sudut 60, 90, 120, dan 150

Grafik :

30
60

90
120

150

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

Percobaan Pertama :

1. Intensitas cahaya memberikan respon terhadap bebean yang terpasang pada sistem modul
surya.

2. Penyinaran sinar pada modul surya menghasilkan tegangan pada ujung-ujung terminal
modul.

3. Penyinaran sinar pada modul surya menghasilkan arus setelah sistem terhubung dengan
beban.

Percobaan Kedua :

1. Besar arus dipengaruhi oleh sudut penyinaran cahaya matahari.

2. Besar daya dipengaruhi oleh sudut penyinaran cahaya matahari.

3. Besar tegangan dipengaruhi oleh sudut penyinaran cahaya matahari.

4. Semakin tegak lurus (90 derajat) sinar datang terhadap modul surya, maka semakin besar
radiasi yang dihasilkan, hal ini akan memperngaruhi juga terhadap besar arus, daya, dan
tegangan yang dihasilkan

4.2 Saran

Setelah melakukan percobaan tersebut, praktikan memberikan masukan untuk praktikan


selanjutnya lebih memperhatikanlagi penyambungan kabel pada terminal-terminal sehingga
pengukuran yang diukur menjadi benar, dan simulator merespon sebagai mana mestinya

DAFTAR PUSTAKA
Bruce, J. W., Gray, M. A., & Follett, R. F. (2003). Personal digital assistant (PDA) based I2C
bus analysis. Consumer Electronics, IEEE Transactions on, 49(4), 14821487.

Gafurov, D., Helkala, K., & Søndrol, T. (2006). Biometric gait authentication using
accelerometer sensor. Journal of computers, 1(7), 51-59. Peng, F. Z., Shen, M., & Qian, Z.
(2005). Maximum boost control of the Z-source inverter. IEEE Transactions on power
electronics, 20(4), 833-838.

Rashid, M. 2001. Power Electronic Handbook. San Diego: Academic Press. Riawan, D. C., &
Nayar, C. V. (2007, December).

Analysis and design of a solar charge Controller using Cuk Converter. In Power Engineering
Conference, 2007. AUPEC 2007. Australasian Universities (pp. 1-6). IEEE.

Satwiko, S. 2012. Uji Karakteristik Sel Surya pada Sistem 24 Volt DC sebagai Catudaya
pada Sistem Pembangkit Tenaga Hybrid. , (April), pp.208–212.

Tri Retno, A. (2013). Kompas Penunjuk Arah Hadap Untuk Tunanetra Dengan Output Suara
Berbasis Mikrokontroller Atmega8 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Yogyakarta).

Anda mungkin juga menyukai