Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PRAKTIKUM

SENSOR

Disusun oleh:
Nuraini Amelia
217341041
2 AEB

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
Jl. Kanayakan no. 21, DAGO 40235, Tromol Pos 851 BANDUNG 40008 INDONESIA
Phone : 62 022 2500241 Fax : 62 022 2502649 Homepage : http ://www.polman-bandung.ac.id
Februari 2019
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teknologi komputer, terutama robotika di masa sekarang sudah menjadi bagian
penting dalam kehidupan manusia. Robot adalah peralatan eletro-mekanik atau biomekanik,
atau gabungan peralatan yang menghasilkan gerakan yang otonomi maupun gerakan
berdasarkan gerakan yang diperintahkan. Robot dalam beberapa hal dapat menggantikan
peran manusia, hal ini terlihat pada robot-robot yang diterapkan dalam berbagai bidang
seperti industri, kesehatan (health), pertahanan (defense), pertanian (agriculture), penelitian
(research), pemainan (game), dan lain-lain.
Dalam industri modern, robot telah mengambil alih posisi para pekerja di pabrik-
pabrik. Misalnya dalam industri otomotif, alat elektronik, piranti komputer, robot telah
menjadi penggerak utama dari industri ini. Alasan utama penggunaan robot adalah karena,
robot dalam kondisi tertentu (syarat minimum operasi terpenuhi) dapat menjadi pekerja yang
ideal, robot memiliki tingkat akurasi dan efisiensi yang tinggi, serta yang lebih penting adalah
biaya operasinya rendah dengan output yang dihasilkan lebih tinggi.

B. Tujuan Praktikum
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program praktikum Sensor di Jurusan
Teknik Otomasi Manufaktur dan Mekatronika.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

LANDASAN TEORI

Sensor adalah peralatan yang digunakan untuk merubah suatu besaran fisik menjadi
besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu.Hampir seluruh
peralatan elektronik yang ada mempunyai sensor didalamnya. Pada saat ini, sensor tersebut
telah dibuat dengan ukuran sangat kecil. Ukuran yang sangat kecil ini sangat memudahkan
pemakaian dan menghemat energi.Sensor merupakan bagian dari transducer yang berfungsi
untuk melakukan sensing atau “merasakan dan menangkap” adanya perubahan energi
eksternal yang akan masuk ke bagian input dari transducer, sehingga perubahan kapasitas
energy yang ditangkap segera dikirim kepada bagian konvertor dari transducer untuk dirubah
menjadi energi listrik. Berikut adalah macam - macam sensor :

1. Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi
besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi fotonmenjadi
elektron. Salah satu penggunaannya yang paling populer adalah kamera digital.

2. Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi
besaran listrik. Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor
ini,salah satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya
terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
BAB I
PHOTOVOLTAIC CELL

1.1TUJUAN
1. Memahami karakteristik dari photovoltaic cells
2. Memahami prinsip dari perubahan photovoltaic cells
3. Memahami aplikasi dari photovoltaic cells

1.2 LATAR BELAKANG


Kondisi bumi kita kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari
efek rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam,
rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata akibat
dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium, batu bara dan
lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari fosil tidak dapat
diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil. Dengan kondisi yang sudah sedemikian
memprihatinkan, gerakan hemat energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah
satunya dengan hemat bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat
diperbaharui seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan
lainnya. Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari
bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak terbatas.
Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat digunakan
untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik, perumahan, dan lainnya.
Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa dampak buruk terhadap
lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-negara industri maju seperti Jepang,
Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah
diluncurkan program-program untuk memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja
di negara-negara sedang berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber
energi yang dapat diperbaharui ini terus dilakukan. Untuk lebih mengetahui apa itu
pembangkit listrik tenaga surya atau kami singkat dengan PLTS maka dalam tulisan ini akan
dijelaskan secara singkat komponen-komponen yang membentuk PLTS, sistim kelistrikan
tenaga surya dan trend teknologi yang ada
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
1.2PERTANYAAN PEMAHAMAN PRAKTIKUM
→ Apakah (Sel Surya) photovoltaic cells?
→ Merupakan alat penghasil listrik dengan mengubah energy surya menjadi
energy listrik.

→ Gambarkan struktur dari photovoltaic cell


→ Bagaimana proses pengubahan energy cahaya menjadi energy listrik pada sel surya?
→ Ketika partikel cahaya matahari (photon) masuk kedalam cell, photon
akan menumbuk electron bermuatan negative di atom silicon penyusun
photovoltaic cell, pada saat tumbukan energy photon di transfer ke
electron sehingga electron terlepas dari atom silikonnya yang
menghasilkan banyak electron-elektron bebas dan menciptakan arus
listrik. Kontak atau penghitung logam pada bagian atas dan bawah sel-sel
surya menyalurkan keluar listrik DC.

Gambarkan karakteristik tegangan terhadap arus dari sel surya, karakteristik tersebut hamper
mirip dengan karakteristik komponen elektronika apa?

LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Karakteristik dari photovoltaic tersebut mirip dengan komponen diode

→ Sel surya harus dipasang dengan bias mundur (reverse bias) atau bias maju (forward
bias), mengapa demikian?
→ sel surya pada dasarnya dipasang secara reverse bias agar saat siang dia
bekerja menyimpan voltage dan keadaan malam dia bekerja secara normal
yaitu mengalirkan arus.
→ Apakah Vop dan apakah bedanya dengan Ish?
→ Vop (open-circuit-voltage) tegangan maksimum yang tersedia dan solar
cell, yang terjadi ketika arus sama dengan nol
 Ketika band-gap meningkat, Voc juga meningkat
 Terjadi seet forward bias
→ Ish (short-circuit-voltage)
 Ish menurun , ketika band-gap meningkat
 Terjadi saat reverse bias

→ Turunkan persamaan matematika dari tegangan output dan arus sesuai dengan
rangkaian ekuivalen ideal danaplikasi nyata, dari rumus dapatkah diambil hubungan
bahwa arus berbanding linear dengan energy cahaya?

LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Dari persamaan 3 dan 4 dapat disimpulkan bahwa Ish linear dengan energi cahaya.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Keterangan :
n = faktor ideal dioda (untuk dioda ideal n=1)
Il = rapat arus foto
Is = rapat arus jenuh dioda (saturasi)
Rsh = Hambatan Paralel
K = tetapan boltzman, K = 1,380658.10-23 j/k
e = muatan elektron le = 1,60217733.10-19 coulumb
T = suhu mutlak (kelvin)

→ Apakah yang dimaksud dengan lumen dan lux?


→ Lumen
Merupakan tingkat cahaya yang diarahkan dari sumber lampu. Lumen akan menjadi angka
kekuatan cahaya pada saat cahaya diarahkan pada sudut tertentu. Angka lumen bisa berubah
walau menggunakan cahaya dari lampu dengan candle sama. Karena cahaya bisa diarahkan
dengan reflektor
→ Lux
Merupakan yang hasil akhir jatuhnya cahaya. Berapapun angka candle dan lumen tidak
berlaku di lux. Lux hanya menghitung cahaya sinar pada satu ruang saja, dan angka cahaya
terang dari lux.

1.3RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Ambil modul percobaan KL-63009 (photovoltaic transducer module)


2. Ganbarkan kembali rangkaian photosensor
3. Sebutkan nama rangkaian Op-Amp oada rangkaian pengolah sinyal
4. Sebutkan kegunaan rangkaian tersebut
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Jawaban
1. DONE
2.
3. – rangkaian Integrator
- Rangkaian Diferensiator

4. Rangkaian Integrator = Digunakan menjadi alat untuk komputasi sinyal analog


Rangkaian Diferensiator = Untuk menghasilkan tegangan yang merupakan fungsi dari
tegangan input diferensial waktu

1.4PERCOBAAN SENSOR PHOTOVOLTAIC 1


ALAT YANG DIPERLUKAN
1. KL-6100B Trainer
2. KL-63009 Module
3. KL-68005 Lux Load
4. Digital multimeter (DMM, Optional Device)

1.5LANGKAH PERCOBAAN
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
1. Ambil KL-68005 Lux Load dan hidupkan power. Atur cahaya sumber pada
posisi BULB
2. Atur setiap pemancaran cahaya seperti pada tabel 1.1. Gunakan multimeter
untuk mengukur dan catat VOP dan ISH untuk setiap pemancaran cahaya seperti
pada tabel 1.1.
Lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 600
VOP (V) 2300 2380 2450 2485 2520 2550 2570 2588
ISH (μA) - - - - - - - -

3. Buatlah kurva dari VOP Vs. illumination dan kurva dari ISH Vs. illumination
data pada tabel 1.1.

KURVA TEGANGAN VS INTENSITAS CAHAYA


2600
2550
2500
2450
Vop (mV)

2400
2350
2300
2250
2200
2150
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
(𝓁x) illumination

4. Bandingkan linearitas dari kedua kurva pada langkah 3


5. Lihat kembali kurva pada langkah 3, hitung dan catat perbandingan transduksi
dari sel fotovoltaik.
ΔISH / Δ𝓁x = ____ μA/𝓁x
ΔVOP / Δ𝓁x = 0.205mV/𝓁x

1.6PENGATUR SPAN (2)


1. Letakan modul KL-63009 pada KL-61001B
2. Hubungkan J2 ke J3; J5 ke J6
3. Hubungkan KL-68005 Lux Load ke fotosensor. Atur cahaya sumber pada
posisi BULB
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
4. Switch power ON and display should be ON
5. Set the illumination to 1000 𝓁x. Adjust the VR1 to obtain VJ7 = 1000mV for
span adjustment
6. Atur setiap pemancaran cahaya seperti pada tabel 1.2. Gunakan multimeter
untuk mengukur dan catat VJ7 untuk setiap pemancaran cahaya seperti pada
tabel 1.2
Lx 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
J7 (mV) 225 420 620 815 1000 1200 1390 1570
7. Buatlah kurva karakteristik dari rangkaian transducer, gunakan data pada tabel
1.2
1600
1400
1200
1000
Vj7 (mV)

800
600
400
200
0
200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
(𝓁x) illumination

1.7APLIKASI DARI FOTOVOLTAIK - PENGENDALI LAMPU


JALAN OTOMATIS
Gambar 10-11 menampilkan pengontrol lampu jalan otomatis menggunakan rangkaian
transducer fotovoltaik. CR1 sebagai lampu lalu lintas. Ketika sumber cahaya dirasa lebih
rendah dari pada sumber cahaya yang telah diatur di VR2, U3 menginputkan V + <V-,
keluaran dari U3 berada pada saturasi dan CR1 hidup. Ketika V+ melebihi V-, komparator
U3 mengubah keadaan, Vo =+saturasi, dan CR1 mati
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Langkah Percobaan :
1. Letakkan modul KL-63009 pada KL-6100B trainer
2. Hubungkan J2 ke J3 ; J5 ke J6 ; J7 ke J9
3. Hubungkan KL-68005 Lux load ke fotosensor. Atur cahaya sumber pada posisi
BLUB
4. Hidupkan daya dan layar harus menyala
5. Lihat kembali tabel 10-2, Vj7 = 1007.5 pada 1000lx
6. Sesuaikan VR2 untuk memperoleh VK1 = VJ7
7. Ubah pencahayaan dari rendah ke tinggi secara perlahan sampai CR1 tidak aktif,
pemancaran cahayanya adalah 1050lx
8. Bandingkan hasil pengukuran pada langkah 7 dengan mengatur pemancaran
cahaya

1.8ANALISA DAN KESIMPULAN

Dalam teorinya, semakin besar intensitas cahaya maka nilai tegangan yang diterima
oleh reciver akan mengalami sedikit pertambahan. Melalui praktikum photovoltaic cell ini,
hasil praktikum sesuai dengan teori tersebut.
Pada grafik intensitas cahaya dengan arus semakin tinggi intensitas cahaya semakin
besar pula arus yang diterima oleh reciver. Dikarenakan tahanan pada rangkaian reciver
semakin besar sehingga membuat arus semakin besar pula, grafik akan membentuk grafik
linier.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
Pada grafik VJ7 tegangan yang terukur pada VJ7 akan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya yang diterima oleh reciver yang menyebabkan tegangan pada VJ7 akan
semakin besar, akan membentuk kurva linier.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kurva tidak sesuai dengan teori yang dipelajari,
hal itu disebabkan oleh faktor eksternal seperti cahaya dari luar yang diterima oleh photo
sensor yang mempengaruhi proses pengambilan data.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
BAB 2
LINEAR SCALE

2.1 TUJUAN
1. Mempelajari konstruksi linear scale.
2. Memahami konsep kerja dari linear scale.
3. Mempelajari aplikasi dari linear scale di dalam kontrol dan sistem instrumen.

2. 2 LATAR BELAKANG
Linear scale digunakan sebagai kontrol sistem untuk memantau, menentukan arah
perjalanan, atau jarak pada operasi mekanisme yang memberikan sinyal umpan balik untuk
tujuan perbaikan.
Prinsip kerja pada linear scale dapat dilihat ketika siklus operasi pada linear scale,
sumber cahaya dan kisi strip bersifat stationer. Dimana cahaya sensor dan mask strip
dipindahkan dengan pengukuran pointer. Ketika operasi pengukuran berlangsung, sensor
cahaya menerima cahaya transparan, kemudian mengubah sinyal cahaya ke output sinosoidal
AC dengan fasa yang berbeda pada 90° terhadap satu dengan yang lainnya. Sinyal AC
diperkuat dan dibentuk berupa gelombang kotak.

Jadi, komponen linear scale terdiri dari light source, light sensor, gratings, mask,
detection, dan sinyal conditioner.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
Untuk mengetahui pergerakan ke kanan dan ke kiri digunakan suatu arah indikator.
Ketika linear scale bergerak, perbedaan fasa 90° berada di antara gelombang output. Jika
linear scale bergerak ke kanan, maka gelombang A tertinggal gelombang B 90°. Sebaliknya,
ketika linear scale bergerak ke kiri, maka gelombang A mendahului gelombang B 90°.
Output dari gelombang A diterapkan ke input Ddari flip-flop D dan output gelombang B ke
input CK yang mana dipicu oleh pulsa yang positif. Jika skala bergerak ke kanan, maka: Q =
0 dan Q͞͞ = 1, yang mana merupakan output dari gerbang XOR1 akan berlogika 0 dan juga
menyalakan R-SHIFT LED. Namun, jika skala bergerak ke kiri maka Q = 1 dan Q͞͞ = 0,
dimana gerbang XOR2 akan berlogika 0 dan menyalakan L-SHIFT LED.
Yang dimaksud dengan pulsa referensi, yaitu: menyediakan posisi datum sepanjang
skala, yang mana digunakan untuk meningkatkan tenaga ata mengikuti hilangnya daya, sinyal
harus dapat mengidentifikasikan posisi dengan cara yang unik dan periode skala yang
singkat.
Skala gratings 0.02 mm yaitu skala yang bergerak sejauh 0.02 mm dengan 1 pulsa.
Berdasarkan pada tabel 11-1 (spesifikasi AT2-H dan AT2FH), ketika skala bergerak 1 cm,
setiap chanel memproduksi pulsa sebanyak 500 pulsa.
1𝑐𝑚
Dimana, 1 cm dibutuhkan = 20 µ𝑚 = 500 pulsa.

Untuk menentukan jarak dapat dilakukan dengan mengkombinasikan linear scale


dengan counter dan rangkaian kontrol. Ketika linear scale bergerak ke kanan, bagian output
pada U1a (CD413) = Q = 0 dan Q͞͞= 1, dimana Q͞͞ terikat ke input dari rangkaian XOR. Input
lainnya pda rangkaian XOR datang dari U1b (CD4013) output Q = 0, sehingga output
rangkaian XOR adalah: output ini terikat dengan Up/Down input dari bagian kontrol untuk
mengontrol counter untuk operasi hitung maju. Output U1b juga terhubung dengan simbol R-
SHIFT dan L-SHIFT, display hitam untuk operasi R-SHIFT, dimana minus (-)untuk operasi
L-SHIFT. Jika linear scale bergerak dari kiri ke kanan, counter berubah menjadi mode hitung
mundur dan sign bit (simbol) tidak berubah hingga linear scale mencapai reference point,
kemudian counter kembali ke posisi nol. Jika L-SHIFT berlanjut, counter akan mengeluarkan
“borrow” output untuk merubah U1b menjadi 0 (nol) dan dign bit menjadi tampilan minus (-
).
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Dalam pengolahan sinyal, rangkaian XOR digunakan untuk menggandakan jumlah


sinyal.

2.3 LANGKAH PERCOBAAN

Percobaan 1
1. Tempatkan KL-63011 modul pada KL-61001B trainer.
2. Hubungkan KL-68007 sinyal keluaran pada masukan scale KL-63011 modul dan
hubungkan reset pada ground.
3. Pindahkan power ke on dan tampilan menjadi ON.
4. Ubah tombol untuk memindahkan sensor pada KL-68007 dan mengguanakan
jangkauan untuk mengobservasi keluaran chanel A ke B.
5. Observasi gelombang keluaran dari chanel A dan B ketika scale bergerak ke kanan.
Fasa dari B mendahului A sebesar 90 derajat.
6. Observasi gelombang keluaran dari chanel A dan B ketika scale bergerak ke kiri.
Fasa dari A mendahului B sebesar 90 derajat.
7. Posisikan switch untuk menggerakan sensor KL-68007 secara acak dan gunakan
jangkauan untuk mengobservasi frekuensi output dari chanel A dan CK pada KL-
63011. Frekuensi dari CK adalah frekuensi dari chanel A pengali sebesar 0.5 kali.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
8. Fungsi U2c adalah menggandakan pulsa, berkisar antara 85.3697-173.333.
9. Pindahkan sensor ke limit kanan dan posisikan switch ke kiri dan tombol speed adj ke
slow. Observasi dan catat masing-masing jarak dari limit kiri ketika LED acuan
menyala di table.
ON Sequence 1 2 3 4 5
Distance (mm) 2 8 4 5.1 10.1
12

10

0
1 2 3 4 5

10. Putar switch untuk menggerakan KL-68007 dan amati bagian lampu LED R-SHIFT
dan L-SHIFT. Saat sensor bergerak ke kanan, R-SHIFT LED menyala dan L-SHIFT
mati. Saat sensor bergerak ke kiri, L-SHIFT menyala dan R-SHIFT mati.

Percobaan 2
1. Tempatkan modul KL-63010 dan KL-63011 di atas KL-61001B
Sambungkan power dengan modul KL-63010. Hubungkan +5 dan GND dengan
modul KL-63010 dan KL-63011. Jika memiliki power suply module CI-18001 akan
lebih baik. Gunakan CI-18001 untuk memberikan daya pada kedua modul.
2. Lengkapi sambungan KL-61001B dengan yang diperintahkan.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

3. Hubungkan sinyal keluaran KL-68007 pada masukan scale pada modul.


4. Hidupkan daya dan tampilan akan menyala.
5. Putar switch ke off dan gerakan sensor KL-68007, tempatkan pointer ke posisi tengah
(10 cm) dari linear scale. Tekan tombol reset dan tampilan akan menjadi 0000.
6. Putar switch ke arah kanan. Gerakan sensor ke arah kanan dan hentikan pada posisi
0.5, angka pada layar adalah 0478 dan perhitungan jarak adalah 0.478 cm.
7. Mengacu pada tabel 11-3. Amati dan catat masing-masing LED dan tampilan layar.
Tabel 11-3
12

10

0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 9.5 10

Display R-SHIFT Calib Display R-SHIFT


Reading LED Reading Reading Reading
(cm)
0.5 0.480 ✓ 5.5 5.322 ✓
1 0.821 ✓ 6 5.776 ✓
1.5 1.401 ✓ 6.5 6.314 ✓
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
2 1.834 ✓ 7 6.759 ✓
2.5 2.360 ✓ 7.5 7.802 ✓
3 2.782 ✓ 8 7.881 ✓
3.5 3.296 ✓ 8.5 8.364 ✓
4 3.863 ✓ 9 8.796 ✓
4.5 4.350 ✓ 9.5 9.324 ✓
5 4.878 ✓ 10 9.901 ✓

8. Mengacu pada tabel 11-4. Amati dan catat masing-masing LED dan tampilan layar.
Tabel 11-4
0
-0.5 -1 -1.5 -2 -2.5 -3 -3.5 -4 -4.5 -5 -5.5 -6 -6.5 -7 -7.5 -8 -8.5 -9 -9.5 -10

-2

-4

-6

-8

-10

-12

Display L-SHIFT Calib Display L-SHIFT


Reading LED Reading Reading Reading
(cm)
-0.5 -0.472 ✓ -5.5 -5.301 ✓
-1 -0.796 ✓ -6 -5.804 ✓
-1.5 -1.423 ✓ -6.5 -6.361 ✓
-2 -1.831 ✓ -7 -6.823 ✓
-2.5 -2.370 ✓ -7.5 -7.312 ✓
-3 -2.750 ✓ -8 -7.854 ✓
-3.5 -3.356 ✓ -8.5 -8.378 ✓
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
-4 -3.874 ✓ -9 -8.763 ✓
-4.5 -4.324 ✓ -9.5 -9.346 ✓
-5 -4.914 ✓ -10 -9.889 ✓

9. Dari 2 tabel di atas bandingkan jika terdapat error apakah penyebabnya?

2.4 ANALISA DAN KESIMPULAN


Pada praktek linear scale terdapat sensor yang menghitung pergerakan secara linear
ke kanan atau ke kiri ketika mengamati pergerakan melalui osciloscope gelombang yang
didapat sesuai dengan teori tetapi bentuknya tidak kotak sempurna, sehingga sulit untuk
pembacaan.
Percobaan selanjutnya kami mengamati pergerakan linear scale lalu
membandingkannya dengan data di lapangan dan hasilnya sedikit berbeda, dikarenakan ada
pembacaan yang tidak sesuai.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
BAB 3
INFRARED TRANSDUCER

3.1 TUJUAN
1. Memahami karakteristik dari Transducer IR.
2. Mempelajari jenis-jenis Transducer IR.
3. Mempelajari receiver dari Transducer IR.
4. Mempelajari aplikasi dari Transducer IR.

3.2 LATAR BELAKANG


Sistem infrared transducer pada dasarnya menggunakan inframerah sebagai media untuk
komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar inframerah
yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar inframerah tersebut
tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Pemancar pada sistem ini terdiri atas sebuah LED
inframerah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk
dikirmnya melalui inframerah, sedangkan pada bagian penerimanya biasanya terdapat foto
transistor, foto dioda atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah
yang dikirimkan oleh pemancar.
Karakteristik tegangan Vs Arus dari LED infrared :
 Ketika LED dalam keadaan bias maju (anoda positif dan katoda negatif) dan memiliki
tegangan cut-in, maka arus maju mengalir dari anoda ke katoda dan arus naik secara
eksponensial terhadap tegangan. Besarnya tegangan cut-in tergantung pada bahan
LED. Tegangan cut-in pada Gallius Arsenide (GaAs) IR LED sekitar 1 V, LED
infarmerah sekitar 1.8 V dan LED hijau sekitar 2 V.
 Ketika LED dalam keadaan bias mundur (katoda positif dan anoda negatif). Arus
balik kira-kira nol dan tidak tergantung pada bias balik yang diterapkan. Jika tegangan
balik melebihi tegangan tembus (rusak), arus balik yang luas mengalir dari dioda
berada pada wilayah yang rusak, dan akan menyebabkan kerusakan. Umumnya,
tegangan balik tembus pada IR LED berada antara 3 dan 6 V.
Dari karakteristik tegangan vs arus terharap LED infrared terlihat bahwa besarnya tegangan
cut-in tergantung pada bahan materialnya. Jadi semakin bagus bahan material semikonduktor,
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
maka semakin bagus juga efisiensi pengubah fenomena fisi ke sistem listrik. Maka dapat
disimpulkan semakin bagus bahan materialnya, nilai tegangan aktif semakin kecil.
Range panjang gelombang :
 Spectrum cahaya tampak = 0-700 nm
 Spectrum cahaya silicon phototransistor = 500-1100nm
Puncak responnya mendekati 800 nm
 Spectrum GaP hijau = 510-610 nm
 Spectrum GaP merah = 590-840 nm
Karakteristik intensitas cahaya terhadap arah dan jarak :
 Karakteristik intensitas cahaya terhadap arah : yaitu saat sudut arah 30, intensitas
cahaya didefinisikan 10%, semakin bertumbuhnya sudut arah intensitas cahaya akan
berbanding terbalik. Sudut dari sumbu cahaya ke setengah intensitas cahaya (50%)
disebut setengah arah nilai sudut.
 Karakteristik intensitas cahaya terhadap jarak : pada dasarnya, intensitas cahaya
berbanding terbalik dengan kuadrat dari jarak.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Perbedaan antara IR LED dan Photodioda terletak pada fungsinya. Photodioda berfungsi
untuk menerima cahaya dan mengganti menjadi sinyal listrik, dimana bertindak sebagai
receiver. IR LED berfungsi untuk meneruskan sinyal yang didapat dari photodioda ke
komponen lain, dimana bertindak sebagai transmitter.
Penjelasan rangkaian U1, U2, U3, dan U4 :
o Rangkaian U1 = terdapat IC NE555 yang berfungsi sebagai pengatur suhu
o Rangkaian U2 = berfungsi sebagai receiver dan merupakan penguat inverting dengan
niali gain: 1000
o Rangkain U3 = berfungsi sebagai receiver dan merupakan penguat inverting degan
nilai gain:22
o Rangkaian U4 = berfungsi sebagai komparator, rangkaian ini memiliki tegangan
referensi: 0.85 V
Ketika penerima menerima sinyal berupa sinar (cahaya), sinyal diperkuat oleh U2 dan U4.
Kemudian dikonversi ke tegangan DC melalui C5. Jika tegangan DC melebihi referensi (0.85
V), U4 akan berpotensi mengeluarkan positif. Ketika objek pada konveyor belt lebih kecil
dari 0.85 V, U4 akan mengeluarkan negatif. Setelah objek melewati sinar output dari
komparator untuk menghitung satu per satu.
Kegunaan CR1 adalah : sebagai pengaman dioda dan pencegah potensi negatif yang berasal
dari counter input. Sedangkan kegunaan C4L1 adalah : sebagai penyaring noise dan melewati
penerimaan sinyak ketika transmitter menerima sumber AC.
Ada beberapa contoh aplikasi LED, antara lain:
 Alarm inframerah
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
Rangkaian alarm ini berhasil inframerah untuk melindungi bagian-bagian pintu dan
jalan masuk lainnya. Rangkaian ini memberikan alarm keras ketika seseorang
melintasi penghalang inframerah yang tak kelihatan. Rangkaian ini menggunakan
dioda inframerah untuk memancarkan sinar inframerah terus menerus. Foto transistor
NPN Darlington digunakan sebagai sensor cahaya. L14F1 adalah transistor foto
Darlington ultrasensitif dengan gain tinggi. Ketika seseorang melintasi sinar IR, T1
dimatikan dan tegangan kolektor menjadi tinggi. T2 kemudian bekerja dan
mengaktifkan LED merah dan buzzer.
 Termometer inframerah
Alat ini mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam (biasanya inframerah) yang
dipancarkan objek. Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi inframerah pada
detektor, yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam
unit temperatur setlah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan. Konfigurasi
fasilitas pengukur ini bekerja dari jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan
demikian, termometer inframerah berguna mengukur suhu pada keadaan dimana
termocouple atau sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan
suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.

3.3 PERCOBAAN
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
3.3.1 ALAT YANG DIPERLUKAN
a. KL-61001B Trainer.
b. KL-63010 Module.
c. KL-63012 Module.
d. KL-63013 Module.
e. KL-68006 Angle/Distance Load.
f. CI-18001 Power Supply Module (Optional Device).
3.3.2 LANGKAH PERCOBAAN
3.3.2.1 Tes Karakteristik Transducer Infra Merah dengan Arus DC
1. Letakkan modul KL-63012 pada KL-61001B.
2. Atur IR TRANSCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006 di sudut atau jarak load.
3. Hubungkan IR TRANSCEIVER ke J1 dan J2, lalu RECEIVER ke J6 dan J7 pada
modul KL-63012 (sesuaikan polaritasnya).
4. Nyalakan power ke posisi ON.
5. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
6. Tekan tombol STATUS DISPLAY & DC RANGE untuk memilih 20 V.
7. Sesuaikan VR2 untuk mendapatkan V+ di U3 = 0 V. Gunakan KL-61001B DCV
untuk mengukur dan catat tegangan pada setiap jarak antar sumber dan detektro pada
tabel 12-3.
Tabel 12-3
15

10

J8
0
5 10 15 20 25 30 J11

-5

-10

-15
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
5 10 15 20 25 30
J8 (V) -10.134 -4.117 -2.564 -2.162 -1.827 -1.681
J11(V) 10.982 10.982 10.982 10.982 10.982 10.982

8. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak pada tabel 12-3.


9. Atur jarak menjadi 10 cm. Gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur dan catat
besar tegangan pada setiap sudut yang ada pada tabel 12-4.
Tabel 12-4.
-90° -60° -30° 0° 30° 60° 90°
J11 (V) 10.982 10.982 10.982 10.982 10.982 10.982 10.982

10. Diskusikan hubungan antara tegangan pada J11 dan setiap sudut yang disediakan pada
tabel 12-4.

a) Tes karakteristik transducer infra merah dengan arus AC


1. Letakkan modul KL-63012 pada KL-61001B.
2. Atur IR TRANSCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006.
3. Hubungkan IR TRANSCEIVER ke J3 dan J4, lalu RECEIVER ke J6 dan J7.
4. Hubungkan J9 ke J10.
5. Nyalakan power ke mode ON.
6. Pilih MANUAL pada MODE SELECTOR.
7. Tekan tombol STATUS DISPLAY & DCV RANGE pada 20 V.
8. Atur jarak menjadi 10 cm. Gunakan osiloskop untuk mengamati keluaran dari NE555.
Dan sesuaikan VR1 untuk mendapatkan frekuensi transmisi.
9. Sesuaikan VR2 untuk mendapatkan tegangan pada J11 untuk setiap freskuensi yang
ada pada tabel 12-5. Catat hasil pada tabel tersebut.
Tabel 12-5
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

J11
6

3
V

0
1 5 10 15 20 25 30 35 40 45
KHz

J11

Frekuen 1KH 5KH 10KH 15KH 20KH 25KH 30KH 35KH 40KH 45KH
si z z z z z z z z z z
4.08 5.53 4.424 1.945 1.350 1.070 0.947 0.862 - -
5 0

10. Diskusikan hubungan antara tegangan dan frekuensi yang ada pada tabel 12-5.
11. Sesuaikan VR1 untuk mendapatkan nilai tegangan (V) J11 maksimum.
12. Gunakan KL-61001B DCV dan osiloskop untuk mengukur tegangan pada setiap jarak
antar sumber dan detektor yang ada pada tabel 12-6 (sudut = 0).
Tabel 12-6
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

J8(V)
0
5 10 15 20 25 30
-1

-2

-3
V

-4

-5

-6

-7
cm

J8(V)

J11(V)
12

10

6
V

0
5 10 15 20 25 30
cm

J11(V)
.
Jarak 5 10 15 20 25 30
(cm)
J8 -6.354 -3.216 -2.430 -2.343 -2.229 -1.999
J11 10.597 4.041 1.930 1.169 0.856 0.709

13. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak berdasarkan tabel 12-6.
14. Atur jarak sejauh 10 cm. Gunakan KL-61001B DCV untuk mengukur tegangan pada
J11 untuk setiap sudut yang ada di tabel 12-7.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
Tabel 12-7
Sudut -90° -60° -30° 0° 30° 60° 90°
J11 (V) 220 237 1690 3252 1627 360 266

15. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut berdasarkan tabel 12-7.

b) Aplikasi Infrared Transducer pada event Counter


1. Letakkan modul KL-63010 dan KL-63012 pada KL-61001B.
2. Atur IR TRANSCEIVER dan RECEIVER pada KL-68006. Atur jarak sejauh 10 cm.
3. Hubungkan IR TRANSCEIVER ke J1 dan J2, lalu RECEIVER ke J6 dan J7 pada
modul KL-63012 (perhatikan polaritasnya).
4. Lengkapi koneksi berikut:

5. Nyalakan poer ke posisi ON.


6. Gunakan benda atau tangan untuk melewati sorotan cahaya infrared, amati dan catat
hasil yang terjadi pada counter.
7. Jika tidak terjadi apapun pada counter, sesuaikan VR2, lalu ulangi kembali langkah
ke-7.

c) Aplikasi Infrared Transducer pada Remote Controller


1. Letakkan modul Kl-63010 dan KL-63012 pada KL-61001B.
2. Lengkapi koneksi pada KL-61001B berikut ini.
Sesuaikan knob POTENTIOMETER pada arah jam 12.

3. Set IR TRANSCEIVER dan RECEIver pada KL-68006.


LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
4. Hubungkan IR TRANSCEIVER pada J1 dan J2, lalu RECEIVER pada J3 dan J4
masing-masing pada KL-63013 (perhatikan polaritasnya).
5. Nyalakan power pada posisi ON. Display juga harus menyala.
6. Atur jarak sejauh 30 cm. Gunakan osiloskop untuk mengamati sinyal keluaran dari
U4. Sesuaikan VR2 untuk mendapatkan sinyal persegi.
7. Tekan SW pada KL-63013, amati display pada KL-63020 dan catat hasil dari setiap
LED pada tabel 12-8.
Tabel 12-8
Switch No Block Block
Status
SW1 SW2 Middle SW1 SW2 Middle
CR6 1 1 0 0 0 1
CR7 0 0 1 1 1 0
CR8 kedip kedip kedip kedip kedip kedip

8. Halangi sorotan cahaya infrared menggunakan tangan atau benda lain. Amati display
pada KL-63010 dan catat hasil dari setiap LED pada tabel 12-8.

3.4 ANALISA DAN KESIMPULAN


Pada tabel 12-3 dapat dilihat jika semakin jauh jarak antara transmitter dan reciver
infrared maka tegangan yang diterima oleh reciver semakin kecil yang disebabkan oleh daya
pancar dari transmitter.
Pada tabel 12-4 adanya perubahan sudut antara transmitter dan reciver juga dapat
mempengaruhi nilai tegangan yang diterima oleh reciver pada sudut 0 derajat memiliki nilai
tegangan tersebesar karena transmiiter dan reciver saling berhadapan satu sama lain.
Pada tabel 12-5 nilai frekuensi berpengaruh terhapan tegangan yang diterima oleh
reciver pada frekuensi 1 Khz tengan akan lebih kecil daripada saat frekuensi di 5 Khz tetapi
diatas frekuensi tersebut tegangan yang di terima kembali turun jika frekuensi semakin besar.
Pada saat menggunakan arus AC maupun DC jika semakin jauh jarak antara reciver
dan transmitter maka tegangan semakin kecil, itu dapat dilihat pada tabel 12.6.
Dapat disimpulkan bahwa infrared dapat diberikan arus AC maupun DC yang dimana
jika jarak antara reciver dan transmitter semakin jauh maka tegangan yang diterima oleh
reciver semakin kecil.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
BAB 4
TRANSDUCER ULTRASONIC

1. Tujuan

1. Mengerti Karakterisktik dari gelombang ultrasonic


2. Mengerti pembangkit dari gelombang ultrasonic dan desain dari vibrator
3. Mempelajari pemancaran/pengiriman dan penerimaan dari gelombang ultrasonic
4. Mempelajari pengaplikasian dari transducer ultrasonic dalam bidang control
kenaikan bertingkat dan instrumentasinya

2. Alat Percobaan

1. KL-61001B
2. KL-63014 Modul
3. KL-68006 sudut/jarak muatan
4. Oscilloscope (Optional Device)

3. Pertanyaan dan Pemahaman Pratikum (Open Modul)


1. Apakah gelombang ultrasonic itu?
2. Sebutkan kegunaan ultrasonic dan apa saja keunggulan menggunakan ultrasonic
dalam aplikasi pengukuran!
3. Sebutkan bentuk-bentuk propagasi(perambatan) gelombang ultrasonic!
4. Bagaimana cara kerja transducer ultrasonic?
5. Apakah yang dimaksud impedansi akustik? Dan bagaimana pengaruh impedansi
akustik terhadap perambatan gelombang ultrasonic?
6. Sebutkan metode-metode pembangkitan gelombang ultrasonic dan jelaskan secara
singkat masing masing metode tersebut!
7. Pada rangkaian transmitter, bagaimanakah cara kerjanya?
8. Pada rangkaian receiver, bagaimakah cara kerjanya?
Jawaban:
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
1. Gelombang ultrasonic bersifat elektromagnetik yang bisa merambat melalui
berbagai media seperti cairan,padat dan gas. Refleksivitas dari gelombang
ultrasonik ini dipermukaan cairan hampir sama dengan permukaan padat, tapi
pada tekstil dan busa, maka gelombang ini akan diserap.

2. Kegunaan ultrasonik antara lain :


1. Diagnosa dalam pengobatan
2. Menghancurkan tumor
3. Mengukur kedalaman laut
4. Remote control
5. Membuat campuran logam
6. Mengetahui jarak benda
Keunggulan ultrasonik yaitu dapat menembus benda cair, padat, dan gas sehingga
gelombangnya tidak akan tertahan dan sampai ke receiver.
3. Bentuk perambatan gelombang ultrasonic :

Dapat merambat dalam medium padat, cair, dan gas. Relaktivitas dari gelombang
ultrasonik di permukaan cair hampir sama dengan permukaan padat. Tapi pada
tekstil busa, jenis gelombang akan diserap.

4. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan


dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20 KHz. Untuk
mengukur benda sensor (jarak), biasa menggunakan frekuensi 40 KHz.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan sekitar 340 m/s ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut
akan dipantulkan oleh benda tersebut.

Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan
diproses untuk menghitung jarak benda tersebut.
5. Impedansi akustik merupakan ukuran hambatan yang diberikan oleh suatu fluida
atau medium terhadap rambatan gelombang bunyi. Pada gelombang ultrasonik
impedansi akustik mempengaruhi pantulan dari gelombang tersebut.
6. Metode pembangkitan gelombang ultrasonik :
1) Piezoelektrik vibrator : berdasarkan piezoelektrik efek. Piezoelektrik material
berupa quartz, rochele salt, dan amonium di hidrogen phosphate (ADP).
2) Elektrostrictire vibrator : dengan metode sintening material elektrositif dapat
dibentuk menjadi getaran ultrasonik dalam berbagai bentuk dan dimensi.
Untuk menghasilkan gelombang, tegangan DC yang tinggi dengan alternatif
polaritas dihubungkan ke elktroda pada elektrostictire vibrator.
3) Magnetostrictire Vibrator : Ketika batang megnetik diletakkan pada medan
magnet, panjang batang akan berubah sesuai dengan arah gaya magnet.
Material magnetrostictire antara lain nikel, aluter allay (paduan baja) dan
ferrite.
7. Pada saat saklar S1 pada posisi OFF tegangan rendah pada U1a memaksa output
menjadi tegangan tinggi, mengisi aliran arus melewati R3, VR1, dan C1. Sehingga
tegangan yang melewati C1 menjadi tinggi. Tegangan tinggi ini mengakibatkan
output dari U1a tetap pada posisi tinggi. Oscilator tidak memiliki oskilasi.

8. Cara kerja rangkaian receiver :


Q1 dan Q2 dihubungkan sebagai cascade amplifier untuk menguatkan sinyal yang
diterima oleh ultrasonic receiver. U2 adalah voltage follower (penguat tidak
membalik tegangan). Rangkaian filtrasi dan retrifying circuit (alterrating current,
mengkonversi ke direct current), disusun oleh CR1 dan C3, mengkonversi AC ke DC.
Ketika tidak ada gangguan, DC tetap tinggi dan alarm dinaikkan oleh komparator.
Ketika gelombang ultrasonic diberi gangguan, sinyal lemah diterima oleh receiver dan
DC menjadi rendah sehingga alarm tidak dinyalakan.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
4. Rangkaian Percobaan

5. Langkah Percobaan

A. Ultrasonic Transducer Characteristic Test


1. Tempatkan modul KL-63004 pada KL-61001B.
2. Atur pemancar ultrasonik KF-T936 dan penerima KF-R936 pada KL-68006
sudut/jarak muatan.
3. Hubungan KF-T936 ke J1, J2; dan KF-R936 ke J3, J4 pada modul KL-63014.
4. Lengkapi koneksi KL-6100B sebagai berikut.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

5. Hidupkan daya dan layar harus hidup.


6. Pilih MANUAL pada MENU SELECTOR.
7. Tekan tombol STATUS DISPLAY & DCV RANGE ke 20V.
8. Hidupkan S1 of KL-63014 dan atur VR1 untuk mendapatkan frekuensi sampai 40
KHz.
9. Gunakan Osciloskop untuk mengukur dan mencatat amplitudo pada J3 dan
tegangan pada J10 untuk setiap jarak pada tabel 13-8. (Sudut=0)
*Sudut = 0 yang berarti pemancar ultrasonik di proyekan secara langsung ke receiver.
Jarak 5cm 10cm 15cm 20cm 25cm 30cm
J3(Vp- 136 90 82 42 66 56
p)[mV]
J10 (V) 2,307 1,603 1,543 0,221 1,089 0,306

J3 (Vp-p)
160
140
120
100
80
60
40
20
0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm

J3 (Vp-p)
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

J10 (V)
2,500

2,000

1,500

1,000

500

0
5 cm 10 cm 15 cm 20 cm 25 cm 30 cm

J10 (V)

10. Diskusikan hubungan antara tegangan dan jarak pada tabel 13-8
11. Atur jarak 20cm. Gunakan KL-6100B DCV untuk megukur dan mencatat
tegangan pada jarak J10 untuk setiap sudut tabel 13-9.
Sudut (˚) -90 -60 -30 0 30 60 90
J10 (V) 0.021 0.021 0.021 0.021 0.021 0.021 0.021

12. Diskusikan hubungan antara tegangan dan sudut pada tabel 13-9.

B. Penerapan pemancar ultrasonik – pendeteksi jarak ganguan


1. Letakkan modul KL-63014 pada KL-61001B.
2. Pasang pemancar ultrasonik KF-T936 dan penerima KF-R936 pada KL-68006.
3. Hubungkan KF-T936 ke J1, J2; dan KF-R396 ke J3, J4 pada KL-63014.
4. Lengkapi hubungan KL-61001B sebagai berikut.

5. Hidupkan daya dan layar harus hidup.


6. Atur jarak sampai 20cm. Hidupkan S1 pada modul KL-63014.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
7. Sesuaikan POTENTIOMETER untuk mendapatkan VJ10>VVR2. BEL harus mati
karena ultrasonik tidak terganggu.
8. Tutup gelombang ultrasonik yang lewat dengan buku, tangan, pulpen, atau kawat
dan kemudian amati bentuk gelombang pada oscilloscope dan BEL.
*Sesuaikan sensitivitaas dengan menyesuaikan POTENTIOMETER

6. Analisa dan kesimpulan

Sensor Ultrasonik menggunakan transducer piezoelektrik untuk mengubah energi listrik


menjadi energi mekanik ataupun sebaliknya. Gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh
osilator dan dilanjutkan dengan penguat sinyal, besarnya frekuensi ditentukan oleh rangkaian
R-L-C/kristal lalu sinyal listrik tersebut diolah oleh piezoelektrik dan memancarkan
gelombang.
Receiver pun menggunakan piezoelektrik untuk mengubahnya ke sinyal elektrik. Awal mula
sinyal melalui rangkaian penguat transistor kemudian menuju rangkaian band pass filter
untuk memfilter frekuensi kemudian sinyal keluaran akan dikuatkan dan dilewatkan melalui
rangkaian komparator. Keluaran kompartor akan bernilai “1” atau “0” jika jarak nya jauh
maka akan bernilai “0” dan logika biner tersebut akan dilanjutkan menuju mikrokontroller.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
BAB 5
PRESSURE TRANSDUCER

1. Tujuan

1. Memahami kontruksi sensor tekanan pneumatik.


2. Mempelajari prinsip kerja transducer tekanan.
3. Mempelajari aplikasi transducer tekanan.

2. Pertanyaan Pemahaman Pratikum


1. Bagaimanakah cara kerja transducer tekanan (Strain Gauge). Gambarkan
strukturnya ?
2. Tunjukkan formula yang menghubungkan antara perubahan resistansi
diakibatkan oleh perubahaan regangan!
3. Apakah yang disebut dengan gauge factor?
4. Sebutkan macam-macam transducer tekanan berdasarkan sifatnya dan beri
contoh masing-masing!
5. Apakah kegunaan dari jembatan whetstone?
6. Pada rangkaian ekuivalen transducer tekanan, apakah kegunaan sumber
arus (Constant Current)?

7. Apakah perbedaan tekanan vakum, tekanan mutlak, tekanan differensial,


dan tekanan mmHg?
8. Bagaimana perbedaan sensor-sensor tekanan tipe SPX-50D, SC-100,
NSCSHHN100PDUNV.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
9. Pada modul transducer tekanan, tunjukan manakah bagian rangkaian yang
merupakan sensor tekanan yang berdasar pada transistor, bagian penguat
amlifier, dan bagian yang mengatur tekanan kritis atas dan tekanan kritis
bawah?
Jawaban:
1. Cara kerja transducer tekanan adalah sensor resistif strain. Sensor resistif
merupakan perangkat yang biasa digunakan untuk mengukur tekanan.

2. Formula perubahan resistansi terhadap perubahan regangan.

3. Gauge faktor : sensitivitas dari pengukur regangan (strain gauge).


4. Resistive pressure transducer:
- Diffused semiconductor pressure transducer
- Integrated semiconductor pressure transducer
- Metal-wise strain-gauge pressure transducer
Capacitive pressure transducer:
- Variable-gap pressure transducer
- Variable-area pressure transducer
- Variable electric coefficient pressure transducer
Inductive pressure transducer:
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
- Variable-gap pressure tranducer
- Variable-core pressure transducer
- Magnetistire pressure transducer
Self-generating pressure transducer:
- Piezoelectric pressure traansducer
5. Kegunaan jembatan wheatstone : untuk mengukur nilai suatu hambatan
dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol
(karena potensial ujung ujungnya sama besar).
6. Ketika terdapat sumber arus pada rangkaian. Equivalen maka perubahan
resistansi di konversi menjadi perubahan voltage.
7. Tekanan differensial : Adalah perbedaan tekanan antara dua titik.
Tekanan Absolute : Tekanan yang dipengaruhi oleh besarnya tekanan udara luar.
Vacumm : Merupakan ketiadaan suatu volume atau ruang hampa.
mmHg : adalah tekanan unit statik, cairan diberikan kekuatan pada permukaan
perangkat & tegak lurus permukaan.
8. SPX-500 : Kecepatan respon sensor sangat cepat. Pada
perbedaan tekanan, terminal P1 untuk tekana tinggi, P2 untuk tekanan
rendah.
SCC–100 DN/ SC-100 :Nilai arus i mA, tidak lebih 1,5 mA
Sensor tekanan pada 0-100 psi
Akurasi pengukuran sampai 689 Kpa/70308 mmAg
Pengukuran ideal pada 0-50˚C
NSCSHHN100PDUNV : Nilai arus 1 mA, tidak lebih dari 2mA
Sensor tekanan pada -100 – 100 psi
Akurasi pengukuran sampai + 0,15% FSS (Full Scale
Span)
9. Modul transducer tekanan
1. Sensor tekanan pada transistor
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

2. Pengatur tekanan kritis atas & bawah

3. Rangkaian amplifier
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

3. Rangkaian Percobaan

4. Langkah Percobaan
A. Sirkuit Transduksi Sensor Tekanan
1. Letakkan modul KL-63015A pada Pelatih KL-61001B.
2. Sambungkan OUTPUT signal dari KL-68002 Pressure Gauge ke SENSOR
INPUT dari modul KL-63015A.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
3. Hidupkan daya dan layar harus ON.
4. Gunakan meter untuk mengukur arus port A+ dan A-. Arus beban yang
diberikan ke KL-68002 tidak dapat melebihi 2mA. Jika tidak, data
eksperiman akan error.
5. Lepaskan meter dan kemudian hubungkan port A- dan A+ dengan
konektor koneksi.
6. Hidupkan kekuatan motor di KL-68002. Terapkan tekanan yang dihasilkan
motor ke terminal P1 dari sensor tekanan yang terletak di atas kanan KL-
68002.
Tekanan yang dihasilkan dari KL-68002 Pressure Gauge sebanding dengan
kecepatan motor. Sesuai dengan tekanan yang dibutuhkan dari percobaan,
ubah posisi saklar kecepatan motor (H-M-L) dan perlahan atur posisi katup
aliran; yaitu, tekanan meningkat dengan mendorong katup ke kiri dan
menurunkan ke tekanan dengan mendorong katup ke kanan.
7. Balikkan VRW sepenuhnya CCW pada Modul KL-63015A.
8. Gunakan meteran untuk mengukur voltase pada J8 pada Modul KL-
63015A. Atur nilai yang terukur ke 0V dengan mengatur VR2.
9. Balikkan VR5 sepenuhnya CW pada Modul KL-63015A.
10. Sesuaikan FLU ADJUST KL-68002 untuk mendapatkan nilai gauge
pengukur 1000mmAq.
1 mmAq = 0.0735793 mm-Hg
11. Gunakan meter untuk mengukur nilai voltase pada J10 pada Modul KL-
63015A. Sesuaikan VR4 untuk mendapatkan VJ10 = 1V.
12. Sesuaikan tekanan dengan 2000mmAq. Gunakan meter untuk mengukur
dan merekam tegangan pada J10 pada Modul KL-63015A. VJ10 = 1878.
13. Plot nilai tegangan yang terekam pada grafik berikut.
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB

Tekanan vs Tegangan
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
500 1000 1500 2000

Tekanan vs Tegangan

14. Kurva tekanan vs tegangan yang telah selesai harus linier dan VR3
bertindak sebagai gain penyesuaian. Balikkan VR3 untuk mendapatkan
kurva halus.
15. Tekanan kritis atas diatur dengan menyesuaikan VR6 dan mengukur
voltase pada J11 pada Modul KL-63015A. Nilai tekanan yang sesuai
dengan nilai tegangan yang diukur pada J11 disebut tekanan kritis atas.
Bila voltase pada J10 lebih rendah daripada tegangan J11, ukur dan catat
voltase pada J14. Ketika J10 lebih rendah dari J11 maka inverting lebih
besar daripada non inverting.
Pada j14 tegangan terukur adalah 2,735 V atau mendekati nol karena terdapat
dioda pada outputan op-amp sehingga outputan negatif tidak keluar.
Bila voltase pada J10 lebih besar daripada tegangan J11, ukur dan catat voltase
pada J14. Ketika J10 lebih besar daripada tegangan J11 maka inverting lebih
kecil dari pada non inverting. Pada J14 tegangan terukur adalah 11,470 V,
karena terdapat dioda pada outputan op-amp sehingga outputan positif keluar.
16. Tekanan kritis bawah ditentukan dengan mengatur VR7 dan mengukur
voltase pada J13 pada Modul KL-63015A. Nilai tekanan yang sesuai
dengan nilai tegangan yang diukur pada J13 disebut tekanan kritis yang
lebih rendah. Ketika tegangan pada J10 lebih besar dari tegangan pada J13,
mengukur dan catat tegangan di J15. Tegangan yang terukur adalah 11,476
V. Memvariasikan VR7 untuk membuat tegangan pada J10 kurang dari
tegangan pada J13, ukur dan catat voltase pada J15.Tegangan yang terukur
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
adalah -0,098 V atau mendekati 0V hal itu diakibatkan karena dioda
seperti penjelasan diatas.

B. Penerapan Transducer Tekanan


1. Letakkan Modul KL-63015A pada Pelatih KL-61001B.
2. Lengkapi koneksi KL-63001B sebagai berikut.

3. Sambungkan OUTPUT SIGNAL KL-68002 ke INPUT SENSOR KL-


63015A.
4. Hidupkan daya dan layar harus ON.
5. Pilih CHIP di MODE SELECTOR.
6. Gunakan meteran untuk mengukur arus port A- dan A+. Sesuaikan VR1
untuk mendapatkan arus sebesar 1 mA.
Arus beban yang diberikan ke KL-68002 tidak dapat melebihi 2mA. Jika
tidak, data eksperimen akan error.
7. Lepaskan meter dan kemudian hubungkan port A- dan A+ dengan
konektor koneksi.
8. Hidupkan kekuatan motor di Modul KL-68002.
9. Balikkan VR3 sepenuhnya CCW pada Modul KL-63015A.
10. Gunakan meteran untuk mengukur voltase pada J8 pada Modul KL-
63015A. Atur nilai yang terukur ke 0V dengan mengatur VR2.
11. Balikkan CW VR5 secara penuh di Modul KL-63015A. Sesuaikan FLU
ADJUST dari KL-68002 untuk mendapatkan nilai gauge tekanan
1000mmAq.
1mmAq = 0,0735793 mm-Hg.
12. Gunakan meter untuk mengukur nilai voltase pada J10 pada modul KL-
63015A. Sesuaikan VR4 untuk mendapatkan VJ10 = 1V. VJ10 =
LAPORAN PRAKTIKUM SENSOR
Kelas : 2 AEB
13. Lihat tabel 14-1. Matikan nilai THUMBWHEEL SW dalam urutan.
Tingkatkan nilai tekanan dan nilai saat BUZZER dinyalakan. Diskusikan
aplikasi sensor tekanan yang lumayan.
THUMBWHEEL SW 0204 0409 0819 1228 1638
KL-61001B readout 1305 1311 1311 1575 2128
MICROCONTROLLER     
SIGNAL
KL-63015A J10 volts 1.23 1.26 1.25 1.53 2.00
14. Bila tekanan melebihi pengaturan, BUZZER harus dinyalakan.
15. Hubungkan MICROCONTROLLER SIGNAL CTRL ke GND.
16. Jalankan Seri KL-600 untuk memulai program.
17. Pilih alamat COM yang benar.
18. Set “500” ke Delay(ms), “3600” ke Acqu num. Hal ini mampu merekam
30 menit.
19. Pilih DCV dari pull down table dari option yang diusulkan.
20. Klik tombol Acquire dari panel kontrol KL-600 Series. Perubahan nilai
tekanan dan perhatikan kurva tekanan di layar.
*Catatan : 1V = 1000mmAq
21. Tekan tombol CL-600Series Close untuk keluar.

5. ANALISA DAN KESIMPULAN


Langkah awal sinyal akan melewati dioda untuk disearahkan dan melewati zener agar
tegangan pada masuk pada batas yang ditentukan. Kemudian sinyal diperkuat oleh transistor
dan dilanjutkan melalui rangkaian Bridge Circuit. Dengan menggunakan rangkaian Bridge
Circuit komponen resisitif akan merasakan perubahan kemudian sinyal tersebut akan di olah
menjadi tegangan yang bersifat serial dan berubah ubah. Dilanjutkan melalui rangkaian
amplifier sebgai penguat sinyal dan terakhir melewati rangkaian tegangan kritis bawah dan
atas. Pada rangkaian tersebut terdapat pengelompokan layaknya logic gate ketika nilai pada
J10 lebih besar dari J11 maka nilai yang didapat pada J14 akan besar dan apabila J10 lebih
besar dari J13 maka nilai pada J15 pun lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai