Anda di halaman 1dari 11

ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Pada awal perkembangan semikonduktor telah diketahui bahwa diode dan transistor peka
terhadap cahaya dan juga beberapa devais semikonduktor dapat mengeluarkan cahaya, karena
proses rekombinasi. Dari gejala tsb dapat dikembangkan devais-devais sensitif cahaya baik
sebagai detektor ataupun pemancar. Pada optoelektronika berkaitan dengan cahaya tampak
maupun tak tampak (IR maupun UV).
Ada banyak sumber cahaya buatan seperti lampu pijar, lampu fuorescent, lampu gas
discharge (Xenon, Merkuri, dll), namun konsentrasi kita pada sumber cahaya yang dihasilkan
dari bahan semikonduktor, seperti LED. Tujuan dari peraga elektronik adalah untuk
mengimplemen informasi visual dari peralatan menggunakan devais yang memancarkan cahaya
maupun termodulasi oleh cahaya, termasuk pada lampu pijar, lampu gas discharge (tabung
Nixie), LCD dan LED. Masing-masing peraga tadi berbeda dalam hal kemampuannya dan
kebutuhannya, seperti warna dan kecerahannya, disipasi daya, ukuran, tegangan dan arus yang
diperlukan dan pengaruhnya terhadap lingkungan (seperti suhu, getaran, dll).

I.2. Rumusan masalah


A. Apakah itu photomultiplier ?
B. Bagaimanakah prinsip kerja dari photomultiplier?
C. Dimana sajakah pengaplikasian dari photomultiplier tersebut?
I.3. Tujuan
A. Mampu mengetahui definisi dari detector sintilasi
B. Mampu mengetahui definisi dari photomultiplier
C. Mampu mengetahui fungsi dari detector sintilasi dan photomultiplier
D. Mampu mengetahui tampilan fisik dari photomultiplier
E. Mampu mengetahui prinsip kerja dari photomultiplier
F. Mampu mengetahui jeni-jenis dari photomultiplier
G. Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari photomultiplier
H. Mampu mengetahui pengaplikasian dari photomultiplier

1
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

BAB II
PEMBAHASAN
II. Pengertian
Elektronika optic atau biasa yang kita sebut dengan istilah opto-elektronik
merupakan piranti elektronika yang selalu berhubungan dengan cahaya baik komponen
tersebut bekerja karena ada cahaya, atau menghasilkan cahaya, atau mengubah cahaya.
Elektronika optic atau opto-elektronik dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu :
1. Foto emisi : disini, radiasi yang mengenai katoda, menyebabkan elektron-elektron di-
emisikan dari permukaan katoda itu. Contohnya: tabung pengganda foto, LED (Light
Emitting Diode), LCD (Liquid Crystal Dinamic), dan dioda laser (Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation)
2. Foto konduktif : disini, bila komponen disinari, maka resistansi bahan berubah.
Contohnya: dioda foto (diberi tegangan mundur) dan LDR.
3. Foto voltaic : komponen ini akan membangkitkan tegangan pada output yang
sebanding dengan kekuatan radiasi. Contohnya: dioda foto (tanpa diberi tegangan),
solar cell, transistor foto, darlington foto, FET foto, dan opto electronic coupler.
Semua jenis foto emisi, biasanya menghasilkan sinar dan perpendaran (menjadi
cemerlang) sampai menghasilkan sinar yang amat kuat yang dapat mengelas logam.
Pada LED akan menghasilkan sinar yang bermacam-macam warna-nya, tergantung dari
jenis semikonduktor yang digunakan dan komponen ini umurnya panjang serta kuat,
sehingga saat ini banyak digunakan sebagai pengganti lampu rem pada mobil atau
sepeda motor. Sedangkan perkembangan LCD sangat pesat dan banyak digunakan
sebagai pengganti layar tabung monitor komputer atau TV. Pada sinar laser, banyak
digunakan juga pada kedokteran, pengukuran yang presisi pada industri, dan lain-lain.
Untuk foto konduktif, komponen ini akan mempunyai resistansi sangat besar (di
atas 100 K-Ohm) saat tidak disinari, dan hanya beberapa ratus ohm saat disinari, dan
biasanya digunakan pada lampu taman otomatis. Contohnya rangkaian taman otomatis
dengan menggunakan LDR, dimana saat mulai senja maka lampu ditaman atau diteras
rumah mulai menyala secara otomatis
Untuk komponen foto voltaik, akan menghasilkan tegangan/arus jika disinari, dan
yang paling banyak digunakan saat ini adalah solar cell yang dipakai sebagai penghasil
tegangan untuk pengisian baterai sebagai pengganti sumber daya saat listrik AC padam.
Pada optoelektronika atau elektronika optic selalu berkaitan dengan cahaya tampak
maupun tak tampak (IR maupun UV).

A. Definisi detector sintilasi


2
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

Sintilator adalah suatu bahan yang dapat memancarkan kelipan cahaya (sintilasi)
apabila berinteraksi dengan sinar-g atau partikel a  dan b. Bahan ini dapat berupa zat
padat atau cair, baik zat organik maupun anorganik. Berdasarkan proses kelipan pada
bahan sintilator tersebut dapat dibuat detektor sinar radioaktif yang disebut detektor
sintilator. 
Proses sintilasi adalah proses perpendaran cahaya. Detektor sintilasi merupakan
detektor yang dapat mengubah radiasi menjadi suatu pendar cahaya. Pendar cahaya ini
terjadi bila suatu bahan aktif detektor dikenai radiasi. Peristiwa pemancaran cahaya ini
disebut sintilasi sedangkan bahannya disebut sintilator. Dilihat dari jenis bahan
pembentuknya, sintilator dibedakan menjadi dua macam yaitu sintilator organik dan
anorganik. Contoh sintilator anorganik adalah NaI(Tl), CsI (Tl) dan ZnS(Ag).
Sedangkan contoh sintilator organik antara lain antrasen, naphtalen dan stilben.
Detektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian yaitu bahan sintilator dan
photomultiplier. Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair maupun gas, yang
akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion. Photomultiplier
digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi
pulsa listrik. Mekanisme pendeteksian radiasi pada detektor sintilasi dapat dibagi
menjadi dua tahap yaitu :
 proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi percikan cahaya di
dalam bahan sintilator.
 proses pengubahan percikan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung
photomultiplier

B. Definisi Photomultiplier
Berdasarkan namanya photo artinya cahaya dan multiplier adalah pengganda,
jadi dapat diartikan Photomultiplier adalah pengganda cahaya.
Tabung Photomultiplier merupakan salah satu perangkat opto elektronika yang
berfungsi untuk mengukur cahaya yang sangat lemah. Photomultiplier menggandakan
efek dari cahaya yang mengenainya dan mengkonversikan foton dari cahaya kedalam
sinyal listrik, sehingga cahaya dapat diukur secara tepat.
photomultiplier tube adalah tabung hampa yang kedap cahaya dengan
photokatoda yang berfungsi sebagai masukan pada salah satu ujungnya dan terdapat
beberapa dinode untuk menggandakan elektron. Photokatoda yang ditempelkan pada
bahan sintilator, akan memancarkan elektron bila dikenai cahaya dengan panjang
gelombang yang sesuai. Elektron yang dihasilkannya akan diarahkan, dengan perbedaan
potensial, menuju dinode pertama. Dinode tersebut akan memancarkan beberapa
elektron sekunder bila dikenai oleh elektron. Elektron-elektron sekunder yang dihasilkan
dinode pertama akan menuju dinode kedua dan dilipatgandakan kemudian ke dinode

3
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

ketiga dan seterusnya sehingga elektron yang terkumpul pada anode terakhir berjumlah
sangat banyak. Dengan sebuah kapasitor kumpulan elektron tersebut akan diubah
menjadi pulsa listrik.

Dalam photomultiplier terdapat berbagai macam bagian yaitu :

4
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

 Window berfungsi sebagai katup masuknya photon


 Photocatode berfungsi sebagai pengeksitasi photon
 Focusing elektroda berfungsi untuk untuk memfokuskan photon kedalam
dynode pertama dimana photon digandakan, atau terjadi proses emisi
sekunder elektron. Emisi sekunder elektron mengalami perulangan secara
berturut-turut pada setiap dynode
 Anode berfungsi untuk mengumpulkan penggandaan electron sekunder
yang dipancarkan oleh dynode terakir.
Biasanya bahan dasar photocathoda dari PMT adalah :
a. Ag-O-C e. Bialkali (Sb-K-C, Sb-Rb-Cs)
b. Gaas: Cs f. Suhu bialkali Tinggi (Na-K-Sb)
c. InGaAs: Cs g. Multialkali (Na-K-Sb-C)
d. Sb-C h. Solar-buta (Cs-Te, C-I)

C. Fungsi dari detector sintilasi dan photomultiplier


Detektor sintilasi Berfungsi untuk mengubah radiasi menjadi suatu pendar cahaya.
Agar cahaya atau photon yang ada diluar bisa masuk melewati photocatoda.
Photomultiplier berfungsi untuk melipatgandakan cahaya, mengukur cahaya yang
lemah, mengubah photon menjadi sinyal listrik.

D. Tampilan fisik komponen


1. Gambar fisik Photomultiplier

5
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

E. Prinsip kerja Photomultiplier tube

Pada Photomultiplier, ketika cahaya masuk dalam foto katoda, foto katoda
mengeluarkan foto elektron kedalam vakum. Foto elektron merupakan elektron yang
dihasilkan dari peristiwa efek fotolistrik.
Foto elektron ini selanjutnya diarahkan dengan memfokuskan tegangan elektroda
kearah pengganda elektron (electron multiplier/dynode) dimana elektron akan
digandakan oleh proses secondary emission. Secondary emission adalah fenomena
dimana partikel utama yang kelebihan energi, kemudian mengenai permukaan atau
melewati suatu material mengakibatkan emisi dari partikel sekunder.
Bentuk ini sering diasumsikan terhadap emisi dari elektron ketika partikel
bermuatan seperti elektron atau ion dalam tabung vakum mengenai suatu permukaan
metal, yang dinamakan elektron sekunder.

Elektron yang digandakan dikumpulkan oleh anoda sebagai suatu sinyal keluaran
(output). Karena penggandaan emsisi kedua, tabung Photomultiplier menyediakan
sensitivitas tinggi dan noise atau gangguan yang rendah diatanara alat yang sensitif
terhadap cahaya yang kini digunakan mendeteksi energi radiasi dari ultra violet, tampak,
dan dekat daerah sinar infra merah. Tabung Photomultiplier juga mempunyai kelebihan
seperti : respon cepat, noise rendah, dan pilihan area yang sensitif terhadap cahaya luas.

Jalur photo electron menjadi sinyal listrik yaitu :


1. Cahaya masuk dari jendela masuk Cahaya tereksitasi dalam fotokatoda, sehingga
foto elektron dipancarkan kedalam vakum (efek fotolistrik eksternal)

6
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

2. Foto elektron dipercepat dan difokuskan dengan elektroda pemfokus kedalam


dynode pertama dimana fotoelektron digandakan, atau terjadi proses emisi
sekunder elektron.
3. Emisi sekunder elektron mengalami perulangan secara berturut-turut pada setiap
dynode
4. Penggandaan elektron sekunder dipancarkan dari dynode terakhir akhirnya
dikumpulkan oleh anoda
5. Ketika electron sudah terkumpul pada anoda maka akan diteruskan ke kapasitor,
sehingga photo electron tadi akan diubah menjadi sinyal listrik.

F. Jenis-jenis photomultiplier
Photomultiplier secara umum mempunyai foto katoda pada konfigurasi side-on
atau head-on.
 Pada tipe side-on mendapatkan sinar menembus bagian samping dari bolam kaca.
Pada umumnya, tabung Photomultiplier tipe side-on mempunyai harga yang
murah dan secara luas digunakan untuk spektrofotometer dan sistem fotometrik
umum. Kebanyakan tipe side-on menggunakan fotokatoda yang buram
(fotokatoda mode refleksi) dan sebuah tempat pengganda elektron dengan struktur
melingkar yang mempunyai sensitivitas dan penguatan yang tinggi pada tegangan
masukan yang relatf rendah. Untuk tabung foto katoda dengan konfigurasi side-
on.

Foto katoda dengan konfigurasi side-on


 Tipe head-on (atau disebut juga end-on) mempunyai fotokatoda semitransparan
(fotokatoda mode transmisi) disimpan pada permukaan bagian dalam dari jendela

7
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

masuk. Tipe head-on memberikan keseragaman spasial yang lebih baik daripada tipe
side-on yang punya fotokatoda mode refleksi. Fitur yang lain pada tipe head-on
termasuk pilihan pada area fotosensitif dari puluhan milimeter persegi hingga ratusan
sentimeter persegi. Variasi dari tipe head-on mempunyai jedela hemi-spherical yang
luas telah dikembangkan untuk eksperimen fisika energi tinggi dimana sudtut
penerimaan cahaya adalah penting.

Foto katoda dengan konfigurasi head-on

G. Kelebihan dan kekurangan photomultiplier


Adapun keuntungan dan kerugian menggunakan PMT. keuntungan menggunakan
PMT adalah:
 Sangat sensitif, dapat digunakan sebagai penghitung pulsa
 Pada beban resistansi rendah 50-1000 W, lebar pulsa tipikal 5-50 ns
 Gunakan peak detektor untuk mengukur tingat energy

Sedangkan kerugian menggunakan PMT adalah:


 Mudah rusak bila terekspos pada cahaya berlebih (terlalu sensitif)
 Perlu catu tegangan tinggi
 Mahal

H. Pengaplikasian Photomultiplier
Penggunaan tabung Photomultiplier sebagai alat tidak lepas tentunya dari
peristiwa pengolahan sinyal listrik. Karena, telah dikethaui bahwa tabung Photomultiplier
mempunyai fungsi untuk mengubah sinyal masukan cahaya menjadi keluran berupa sinyal
listrik. Informasi yang berkaitan dengan sinyal cahaya dapat diklarifikasikan dalam tiga
macam, sehingga aplikasi dari tabung Photomultiplier diklarifikasikan menjadi 3 jenis,
yaitu:

8
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

1. Photon Counting
Pada awal tahun 1950 astronot menggunakan Photomultiplier dalam photon
counting untuk mengukur bintang dengan kekuatan yang sangat lemah. Sejak saat itu,
terjadi peningkatan pesar dalam aplikasi photon counting. Informasi dalam sinyal
mengandung laju deteksi foton dan struktur waktunya. Contoh penggunnan photon
counting adalah :
 Uji Kesehatan dan Narkoba
 Pemeriksaan antibiotik, insektisida, dan bakteri dalam industri makanan
 Hamburan laser dalam spektroskopi raman untuk analisis molekul
 Pengukuran partikel sub-mikro

2. Pulse Encoding
Teknik ini dikembangkan dalam industri tenaga nuklir untuk mengamati radiasi,
menggunakan Photomultiplier dan sintilasi untuk mendeteksi X-Ray, sinar Gamma, dan
ionisasi partikel telah meluas kedalam rentang penggunaan yang sangat komersial
seperti :

 Pengobatan Nuklir
 Radiologi
 Uji Non-Destructive
 Pengamatan ketebalan dan massa jenis Sinyal informasi mengandung daerah
dalam setiap pulsa dan laju kejadian.

3. Analogue Detector
Digunakan pertama kali untuk membaca suara dalam film, Photomultiplier masih
digunakan hari ini untuk menkonversi hasil tapak hasil celluloid kedalam bentuk digital
dengan mesin penayang film dan scan dalam fotografi resolusi tinggi. Sinyal informasi
mengandung level transisi, dan level absolut. Diaplikasikan dalam:
 Mikroskop elektron
 Spektroskopi masa
 Inspeksi kaca
 Pengamatan polusi

9
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

BAB III
PENUTUP

III. Kesimpulan
Photomultiplier merupakan salah satu komponen opto elektronik/elektronika
optic. Photomultiplier memanfaatkan cahaya untuk bekerja, photomultiplier berfungsi
untuk melipatgandakan photon, mengukur cahaya yang lemah, mengubah photon
menjadi sinyal listrik. Photomultiplier memanfaatkan efek fotoelektrik/fotolistrik untuk
bekerja. Sinar radiasi dari luar harus melalui proses sintilasi atau perpendaran cahaya
untuk supaya bisa diproses didalam photomultiplier. Photomultiplier merupakan sensor
cahaya yang sangat sensitive dan akurat, akan tetapi harganya sangat mahal dan mudah
rusak. Jadi, kita harus hati-hati dalam menggunakan sensor yang satu ini.

10
ELEKTRONIKA OPTIK PHOTOMULTIPLIER

11

Anda mungkin juga menyukai