Dosen Pembimbing :
Disusun oleh;
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Manajemen
Proyek Kontruksi ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterimakasih pada Bapak Maryantho Masarrang, ST. MT. dan Ibu Yusnani Arifin, ST. MT.
selaku dosen mata kuliah Manajemen Proyek yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai manajemen proyek kontruksi kelistrikan. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................... i
DAFTAR ISI............................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................ 1
BAB II ISI PEMBAHASAN......................................... 3
2.1 Manajemen Secara Umum....................................... 3
2.2 Manajemen Konstruksi ............................................ 9
2.3 Tahap-Tahap Dalam Proyek Konstruksi..................11
2.4 Analisa Proses........................................................ 15
2.5 Perangkat-Perangkat Manajemen Proyek Konstruksi 24
BAB III ANALISA DAN PENJELASAN....................... 30
3.1 Hydropower........................................................... 30
3.2 Metodologi Penelitian dan Perancanaan ................ 36
3.3 Hasil dan Pembahsan.............................................36
BAB IV PENUTUP...................................................45
4.1 Kesimpulan............................................................ 45
4.2 Saran...................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA.................................................47
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan
tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air.
Mengacu pada latar belakang di atas, manajemen dalam proyek pembangunan PLTMH
sangat diperlukan agar dalam pelaksanaannya PLTMH dapat bekerja secara maksimal.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah
1. Mengetahui tentang manajemen proyek
2. Mengerti menajemen proyek kontruksi kelistrikam
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi pembaca
2
BAB II
ISI PEMBAHASAN
2.1 MANAJEMEN SECARA UMUM
1. Prinsip Dasar Manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima
secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen sering didefinisikan sebagai pencapaian tujuan melalui kerja sama dengan
orang lain. Kedengarannya memang terlalu sederhana, akan tetapi memberi kita gambaran
tentang beberapa hal mendasar. Yang pertama berkaitan dengan pencapaian tujuan. Manajemen
selalu berkaitan dengan sebuah usaha untuk mencapai tujuan tertentu dan bukan semata-mata
sebuah posisi atau jabatan di dalam perusahaan. Banyak orang memiliki jabatan manajer, akan
tetapi dalam kenyataannya mereka hanya menjalankan kedudukan dan bukan mengarahkan
sesuatu ke arah pencapaian tujuan yang tertentu.
Pokok yang kedua adalah berkaitan dengan aspek melalui orang lain. Sebagai sebuah
aktivitas, manajemen selalu menyangkut orang-orang lain, yakni bawahan-bawahan; dan pada
usaha untuk mengarahkan atau mengkoordinasi kerja dari orang-orang tersebut. Meskipun setiap
manajer memang memiliki tugas-tugas khusus yang hanya bisa dilakukan olehnya, peran seorang
manajer lebih didasarkan pada kenyataan bagaimana dia mengkoordinasi dan mengarahkan
aktivitas-aktivitas bawahannya. Dalam arti ini, seorang manajer seharusnya lebih mementingkan
pencapaian hasil dari para bawahannya daripada prestasinya sendiri. Sebab pencapaian hasil
bersama itulah yang menentukan keberhasilan dari organisasi secara keseluruhan.
a/. Manajemen
3
Kata manajemen berasal dari kata manos, managio, manage, yang artinya melatih kuda
mengangkat kaki, merupakan kutipan dari bahasa Latin/Italia/Perancis. Selanjutnya dapat
dipahami bahwa dalam melatih kuda mengangkat kaki diperlukan langkah-langkah yang teratur
dan dilakukan secara bertahap, sehingga manajemen identik dengan mengatur atau menata
sesuatu dengan fungsinya.
Hidup berkelompok adalah gejala hidup yang sangat menonjol di dalam masyarakat.
Kebanyakan kelompok-kelompok ini merupakan wujud usaha bersama karena memiliki tujuan
bersama. Untuk mencapai tujuan dari usaha-usaha tersebut, diperlukan rangkaian pekerjaan-
pekerjaan induk menurut corak dari tujuan itu. Agar pekerjaan-pekerjaan induk dan sumber-
sumber kegiatan lainnya dapat terarahkan kepada maksud pencapaian tujuan haruslah dilakukan
pengaturan. Istilah lazim yang digunakan untuk pengaturan ini adalah penataan, dari asal kata
“tata”, “menata” dan seterusnya. Rangkaian penataan inilah yang dimaksud dengan administrasi.
Sebagian dari kegiatan-kegiatan yang demikian adalah kegiatan yang khusus menyangkut segi-
segi memimpin pengaturan atau penataan tadi, agar tujuan sungguh-sungguh dapat dicapai,
kegiatan inilah yang disebut dengan manajemen. Jadi pada pokoknya, manajemen adalah:
“Segenap rangkaian memimpin penataan atau pengaturan terhadap pekerjaan induk dan
sumber-sumber kegiatan lainnya dalam suatu usaha bersama agar tujuan dapat benar-benar
dicapai”.
Administrasi dipelajari oleh ilmu administrasi dan termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu
sosial/kemasyarakatan, orangnya disebut administrator. Sedangkan manajemen dipelajari oleh
ilmu manajemen, sehingga berangkat dari pengertian di atas, manajemen merupakan cabang
ilmu administrasi.
Di negara-negara barat pengertian administrasi dan manajemen sering dikisruhkan, karena belum
ada suatu kesepakatan mengenai ruang lingkup dari kedua pengertian tersebut. Dalam
kenyataannya, penggunaan kedua pengertian di atas lebih tergantung kepada orangnya (baik
berupa penulis buku atau profesi lainnya), yang mana penggunaannya disesuaikan dengan
maksud istilah yang dipakai. Dengan kata lain, istilah manajer cenderung dipakai di kalangan
perusahaan, sedangkan administrator di kalangan pemerintahan. Manajemen menekankan
persoalan dari atas (sudut majikan), sedangkan administrasi menekankan dari bawah (sudut
pelayanan).
4
Istilah manajemen menurut Lawrence Apply (American Management Association)
adalah suatu seni untuk melakukan suatu usaha yang memerlukan perantaraan atau bantuan
orang lain. Sedangkan George R. Terry menyatakan manajemen adalah melaksanakan tujuan
yang telah ditetapkan terlebih dahulu dengan bantuan orang lain.
Di Amerika Serikat hubungan pemerintahan dan masyarakat (rakyat) tidak disebut
manajemen, karena mereka menganut sistem liberal (semua serba swasta), artinya masyarakat
tidak mau melayani pemerintah, tetapi pemerintahlah yang menjadi pelayan masyarakat. Jadi
orang bekerja pada pemerintah dianggap pelayan masyarakat (public servant).
Fayol (Amerika Serikat) merinci kemahiran manajemen atas:
1. Kemahiran merencanakan
2. Kemahiran mengorganisasi
3. Kemahiran memerintah
4. Kemahiran mengkoordinasikan
5. Kemahiran pengontrolan
Inti dari perencanaan yang menyeluruh lazimnya merupakan gambaran yang memuat unsur-
unsur 5W+1H, yaitu:
What : Apa yang dikerjakan (materi);
Why : Mengapa justru itu yang dikerjakan (dasar pertimbangan/tujuan);
Who : Siapa yang mengerjakan (pelaksana);
Where : Di mana sesuatu itu akan dikerjakan (lokasi kerja);
When : Kapan dimulai dan selesainya pekerjaan tersebut (waktu);
How : Bagaimana mengerjakannya (Tata kerja/peralatan).
b. Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang ditentukan. Dalam mencapai hasil akhir, kegiatan proyek
dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, yang dikenal sebagai tiga kendala (triple constraint).
5
c. Konstruksi
Kata “Konstruksi” dapat didefinisikan sebagai tatanan/susunan dari elemen-elemen suatu
bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagiannya sesuai dengan fungsinya. Berbicara tentang
konstruksi, maka yang terbayangkan adalah gedung bertingkat, jembatan, bendungan, dam, jalan
raya, bangunan irigasi, lapangan terbang dan lain-lain.
Secara umum, konstruksi ada 2 (dua) macam yaitu:
1. Konstruksi Bangunan Gedung, terdiri atas: bangunan gedung, perumahan, hotel dan lain-
lain; dan
2. Konstruksi Bangunan Sipil, seperti jembatan, jalan, lapangan terbang, terowongan,
irigasi, bendungan dan lain-lain.
6
3. Tanggung jawab manajemen:
Manajemen di dunia usaha, baik for profit maupun sosial, setidak-tidaknya bertanggung
jawab pada empat kelompok: para pemegang saham atau Yayasan pendiri, karyawan / pekerja,
pelanggan, dan masyarakat umum. Kepada para pemegang saham, manajemen bertanggung
jawab untuk melindungi modal yang ditanamkan dan mengusahakan hasil yang lebih dari
penanaman modal tersebut. Manajemen tidak hanya bertanggung jawab untuk hasil jangka
pendek tetapi juga hasil jangka panjang.Kepada karyawan atau pekerja manajemen memiliki
berbagai jenis tanggung jawab.
Manajemen harus berusaha untuk menyediakan pekerjaan yang tetap dengan upah yang
memadai; menjaga kondisi dan keselamatan kerja yang baik; dan rasa aman secara ekonomis
setelah masa pensiun. Kepada pelanggan manajemen harus menyediakan produk berkualitas
dengan harga yang bersaing dan menyediakan pelayanan perbaikan atau perawatan yang
memadai. Kepada masyarakat umum, manajemen bertanggung jawab untuk selalu menjadi
anggota masyarakat yang baik. Ini berarti ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan,
menjaga lingkungan dari pencemaran, dsb.
4. Fungsi – fungsi Manajemen:
Secara umum fungsi-fungsi yang dijalankan manajemen adalah merencanakan
(planning),mengorganisasi (organizing), menempatkan orang (staffing), mengarahkan (directing) dan
mengontrol (controlling).
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah menentukan apa yang harus dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya. Ini berarti menyangkut pengambilan keputusan berhadapan dengan
pilihan-pilihan. Seorang manajer harus memahami dan bisa menangkap peluang-peluang
yang datang, dan memiliki pula kemampuan untuk menciptakan peluang-peluang. Dia
harus mampu membuat analisa atas peluang-peluang tersebut dan mengambil keputusan
untuk memilih yang terbaik sesuai dengan kondisi dan keterbatasan sumber daya yang
dimiliki. Keputusan-keputusan misalnya harus diambil untuk menentukan rantai produk
mana yang akan ditawarkan dengan diskon, harga-harga mana harus dirubah, metode
produksi yang digunakan, gaji atau upah yang harus dibayar atau riset dan penelitian
yang harus diadakan, dsb.
7
Ada dua jenis perencanaan: jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang tentu saja harus bertitik tolak dari tujuan jangka panjang dari perusahaan
yang bersangkutan dan langkah-langkah yang harus diambil. Misalnya, untuk
mendapatkan posisi di pasar tertentu barangkali perlu memperkenalkan satu produk
tertentu tahun ini, dan produk yang lain tahun depan, dan membangun pabrik baru di
tahun ketiga, dst. Dalam perencanaan jangka pendek, manajer itu harus menterjemahkan
secara tepat langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengembangkan dan
memperkenalkan produk baru tersebut. Untuk perencaaan jangka lebih pendek lagi, dia
harus mulai memesan material tertentu dan mempersiapkan pekerja. Semakin pendek
jangka perencanaan, semakin harus spesifik perencanaan tersebut.
b. Mengorganisasi (Organizing)
Fungsi ini berkaitan dengan usaha untuk menetapkan jenis-jenis kegiatan yang
dituntut untuk mencapai suatu tujuan tertentu, mengelompokkan kegiatan-kegiatan
tersebut berdasarkan jenisnya supaya lebih mudah ditangani oleh bawahan. Fungsi ini
mengandaikan bahwa seorang manajer bisa mendelegasikan otoritasnya kepada
bawahannya dan bawahannya bisa memahami tanggung jawabnya masing-masing.
Struktur organisasi bisa bermacam-macam dan tidak boleh dilihat sebagai tujuan
pada dirinya sendiri. Struktur organisasi barulah efektiv kalau bisa mempermudah
perusahaan mencapai tujuan utamanya, bukan hanya karena terlihat “teratur” dan
“manis”.
c. Penempatan Orang (Staffing)
Fungsi ini menyangkut usaha untuk mengembangkan dan menempatkan orang-
orang yang tepat di dalam berbagai jenis pekerjaan yang sudah didisain lebih awal dalam
organisasi. Lebih jauh lagi fungsi ini meliputi hal-hal seperti pengembangan sumber daya
manusia, proses penilaian dan promosi, pelatihan. Salah satu aspek penting dari fungsi ini
adalah mengidentifikasi orang-orang di dalam organisasi yang berpotensial untuk
dikembangkan sebagai manajer. Good managers develop managers.
d. Mengarahkan (Directing)
Fungsi ini biasa juga disebut supervisi. Ini menyangkut pembinaan motivasi dan
pemberian bimbingan kepada bawahan untuk mencapai tujuan utama. Secara umum bisa
dikatakan bahwa pekerja-pekerja akan berprestasi lebih baik pada pekerjaan di mana
8
mereka persis tahu apa yang diharapkan dari mereka. Lebih jauh lagi, para pekerja
tersebut akan lebih menghargai pekerjaannya kalau mereka bisa melihat bagaimana
kaitan perkerjaan mereka dengan gambar keseluruhan dari organisasi. Mengerjakan
sesuatu hanya karena atasan menyuruh demikian biasanya tidak bisa menghasilkan secara
maksimal.
Salah satu aspek penting dari fungsi ini adalah fungsi koordinasi, yang berarti
penciptaan suatu harmoni dari individu-individu yang berkerja bersama-sama untuk
mencapai tujuan bersama. Kemampuan komunikasi menjadi kunci keberhasilan fungsi
ini.
e. Mengontrol (Controlling)
Fungsi ini dijalankan untuk menjamin bahwa perencaan bisa diwujudkan secara
pasti. Ada banyak alat-alat analisa untuk suatu proses kontrol yang efektiv. Proses kontrol
pada dasarnya selalu memuat unsur: perencanaan yang diterapkan, analisa atas deviasi
atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, dan menentukan langkah-langkah yang
perlu untuk mengoreksi.
9
1. Sebagai Quality Control untuk menjaga kesesuaian antara perencanaan dan
pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan kondisi lapangan yang tidak pasti dan
mengatasi kendala terbatasnya waktu pelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan proyek yang telah dicapai, hal itu dilakukan
dengan opname (laporan) harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan tindakan pengambilan keputusan terhadap masalah-
masalah yang terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen merupakan sistem informasi yang baikuntuk
menganalisis performa dilapangan
10
3. MK berfungsi sebagai koordinator pengelolaan pelaksanaan dan melaksanakan
fungsi pengendalian atau pengawasan, apabila manajemen konstruksi dilaksanakan mulai
tahap pelaksanaan dengan menekankan pemisahan kontrak - kontrak pelaksanaan untuk
kontraktor.
11
2,3 TAHAPAN-TAHAPAN DALAM PROYEK KONSTRUKSI
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Semua proyek konsruksi biasanya dimulai dari gagasan atau rencana dan dibangun
berdasarkan kebutuhan (need). Pihak yang terlibat adalah pemilik.
Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi :
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan suatu tujuan yang
lelah ditetapkan sebelumnya.
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan kajian terhadap
posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk mewujudkan tujuan
dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang paling sesuai untuk suatu kegiatan yang
hendak dilakukan memerlukan kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif
yang dipilih tidak merugikan kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat dilaksanakan
setelah memperhatikan berbagai batasan.
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang dilakukan sesuai
urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan selanjutnya dilakukan penjadwalan.
2. Tahap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Pada tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa proyek konstruksi yang
diusulkan layak untuk dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
12
b. Meramalkan manfaat yang akan diperoleh
c. Menyusun analisis kelayakan proyek
d. Menganalisis dampak lingkungan yang akan terjadi Pihak yang terlibat adalah konsultan
studi kelayakan atau konsultan manajemen konstruksi (MK)
13
Pada tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kontraktor yang akan mengerjakan proyek
konstruksi tersebut, atau bahkan mencari sub kontraktornya Kegiatan yang dilaksanakan :
a. Prakulaifikasi
b. Dokumen Kontrak
Pihak yang terlibat adalah pemilik, pelaksana jasa konstruksi (kontraktor), konsultan MK.
14
Pihak yang terlibat adalah Konsultan Pengawas/ MK, pemakai, pemilik.
A. Struktur Organisasi
1. Organisasi Fungsional
Adalah organisasi yang dipecah atau dikelompokkan menjadi unit-unit berdasarkan
fungsinya, kemudian unit-unit tersebut dipecah lagi ke dalam sub bidang yang lebih kecil. Ciri
15
utama organisasi fungsional ialah memiliki struktur piramidal, dengan konsep otoritas dan
hirarki vertikal.
Sifat-Sifat Organisasi Fungsional:
a. Prinsip komando tunggal dimana masing-masing personil hanya memiliki satu atasan.
b. Setiap personil mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas.
c. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal.
d. Hubungan kerja horizontal diatur dengan prosedur kerja, kebijakan (policy) dan
petunjuk pelaksanaan.
Mekanisme koordinasi antar unit, bila diperlukan dilakukan dengan rapat-rapat atau
membentuk panitia perwakilan
Keuntungan pengelompokkan dan pengelolaan kegiatan yang serupa,
adalah :
a. Memudahkan pengawasan karena personil hanya melapor kepada satu atasan.
b. Adanya potensi meningkatkan ketrampilan dan keahlian individu serta kelompok
untuk menjadi spesialis pada bidangnya.
c. Konsentrasi perhatian personil terpusat pada sasaran bidang yang bersangkutan.
d. Penggunaan sumber daya yang makin efisien sebagai akibat pekerjaan yang sejenis
dan berulang-ulang.
Memudahkan pengendalian kinerja personil serta biaya, jadwal dan mutu produk
Keterbatasan Organisasi Fungsional:
a. Cenderung memperioritaskan kinerja dan keluaran (output) masing masing bidang. Hal
I ni dapat mengurangi perhatian tujuan perusahaan secara menyeluruh.
b. Makin besar organisasi, makin panjang prosedur pengambilan keputusan.
c. Sulit mengkoordinasi & mengintegrasikan pekerjaan yg multi disiplin dan melibatkan
banyak pihak di luar organisasi.
d. Kurangnya jalur komunikasi horizontal
2. Organisasi Produk Dan Area
Organisasi ini dibuat jika perusahaan merasa, bahwa jumlah dan keaneka ragaman
produk terlalu besar, sehingga sulit untuk ditangani dengan struktur fungsional
16
3. Organisasi Matriks
a. Arus pelaporan dan kegiatan selain jalur vertikal, juga terdapat jalur horisontal.
b. Manajer proyek berbagi otoritas dan tanggung jawab dengan manajer fungsional
yang telah ada.
4. Organisasi Proyek
Pendekatan yang dipergunakan untuk membahas struktur organisasi proyek adalah dengan
mengidentifikasi dan menganalisis struktur organisasi di atas yang digolongkan menjadi :
17
Organisasi proyek matriks dimaksudkan untuk mengambil segi-segi positif struktur
fungsional dan OPMi dari sudut pandang perusahaan secara menyeluruh dalam
menangani proyek. Pada OPM tergabung dua unsur dasar, yaitu unsur organisasi
fungsional dan proyek.
18
Departemen Fungsional Non Teknis, meliputi bidang-bidang keuangan dan
akuntansi, personalia, pengadaan, urusan umum dan lain-lain.
1). Menyediakan tenaga ahli yang diperlukan tim inti proyek.
2) Memberikan petunjuk mengenai prosedur dan peraturan-peraturan yang
diperlukan.
3). Melaksanakan bagian pekerjaan proyek yang diserahkan kepada departemen
ini, misalnya pembayaran, audit, keperluan perizinan dan lain-lain.
Pimpinan Perusahaan.
a. Memberikan wawasan tujuan perusahaan dan strategi untuk mencapainya.
b. Memberikan batasan yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab
proyek serta masing-masing bidang fungsional guna mencapai tujuan proyek.
c. Memberikan kebijakan penggunaan sumber daya perusahaan berupa dana,
tenaga ahli dan lain-lain.
19
Organisasi Tim Inti Disarankan Minimal terdiri dari :
a. Manajer Proyek / Pimpro.
b. Ahli Proyek Kontrol.
c. Manager Engineering dan tenaga spesialis dari berbagai disiplin ilmu.
d. Manajer lapangan.
e. Superintenden konstruksi.
f. Kepala pengadaan dan staf.
g. Personil administrasi, keuangan dan jasa-jasa.
h. Inspektor.
20
a. Expert Power adalah personal authority yang diperoleh seorang pemimpin
karena ia dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman luas mengenai
disiplin ilmu di bidang yang ia pimpin.
b. Referent Power Adalah personal authority yang diperoleh seorang pemimpin
karena ia memiliki daya tarik karisma yang ditunjukkan oleh sikap dan
tindakan, sehingga pengikutnya menaruh hormat dan pujian.
3. Aplikasi Dalam Proyek
a. Pimpro hendaknya memahami dengan baik prilaku hubungan antar manusia
pada dimensi SDM dalam proyek.
b. Mengadakan komunikasi ekstensif untuk mengetahui pandangan dan
menampung pendapat yang mungkin berbeda.
c. Membahas isu atau konflik yang menghambat kelancaran pekerjaan.
4. Otoritas Proyek adalah total otoritas yang terdiri dari otoritas resmi dan otoritas tidak
resmi yang harus dimiliki oleh pimpro agar dapat menyelenggarakan proyek dengan
baik. Otoritas proyek harus disusun dengan mengacu pada pemikiran yang dilandasi oleh
upaya menyatukan dan mengkoordinasi semua komponen kegiatan proyek kearah hasil
yang effektif dan efisien.
5. Efektivitas Otoritas dan Pengaruh. Pimpro perlu mengetahui dan memilah-milah cara
yang dianggap paling efektif untuk mendapatkan dukungan dari mereka.
Tabel 1. sumber pengaruh & nilai yg dapat dipergunakan oleh pimpro.
E. Kualifikasi Pimpro
21
1. Kepemimpinan yang berorientasi kuat pada pencapaian sasaran, yaitu pemimpin yang
bersedia mengambil resiko, setelah dianalisis secara matang dan bersifat kritis terhadap
tatanan atau prosedur yang berlaku.
2. Generalis dan spesialis, yaitu pemimpin yang mampu merencanakan dan
mengendalikan sumber daya perusahaan serta mengerti aspek bidang usaha dan memiliki
kemauan untuk melatih personil. Menguasai pengertian umum masalah akuntansi,
keuangan dan administrasi.
3. Kredibilitas teknis, memiliki cukup pengetahuan teknis dan latar belakang
pengalaman yang diharapkan dapat menangkap dan mengerti aspek-aspek teknis serta
operasional kegiatan proyek yang dikelolanya
4. Bergairah menghadapai tantangan, yaitu pemimpin yang memiliki sikap yang selalu
bersedia dan siap menghadapi segala permasalahan proyek, dapat meyakinkan
tim proyek, bahwa persoalan-persoalan yang timbul adalah wajar dan perlu ditanggapi
dengan bergairah. Mampu mencegah sikap yang ingin menunda pekerjaan apalagi
menghindarinya atau melemparkan ke pihak lain.
5. Menguasai aspek SDM, yaitu pemimpin yang menguasai dan dapat mempraktekkan
sebaik-baiknya teknik hubungan antar manusia. Mampu mengadakan kontak dengan
bermacam-macam tingkatan dari lapisan birokrasi dan individu, baik internal maupun
eksternal dari perusahaan yang bersangkutan.
6. Kekuasaan Berasal Dari Expert Power dan Referent Power. Pimpinan perusahaan
hendaknya memilih seorang pimpro dengan latar belakang dan pengalaman yang
diperkirakan mampu menumbuhkan dan mengembangkan kekuasaannya berdasarkan
keahlian expert power dan referent power.
7. Memenuhi Persyaratan. Pimpro harus menguasai prinsip dasar manajemen, disamping
pengetahuan teknis khusus yang relevan dengan proyek yang sedang dikelola.
22
standar. Mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara
efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran
Langkah-Langkah Proses Pengendalian :
1. Menentukan Sasaran, Sasaran dihasilkan dari suatu perencanaan dasar dan menjadi salah satu
faktor pertimbangan utama dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau
membangun proyek.
2. Lingkup Kegiatan, Meliputi ukuran, batas, dan jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
3. Standar dan kriteria, ada bermacam-macam standar & kriteria, yaitu berupa :
a. Satuan uang.
b. Jadwal kerja
c. Unit pekerjaan.
d. Standar mutu, kriteria dan spesifikasi.
4. Merancang Sistem Informasi, berupa program komputer yang dapat mengumpulkan,
menganalisis, menyimpan, dan memproses data sehingga menjadi informasi yang diperlukan.
5. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan, yaitu mengkaji segala sesuatu yang dihasilkan
oleh kegiatan pada butir 4.
6. Mengadakan tindakan pembetulan, yang berupa : realokasi sumber daya, menambah tenaga
kerja dan pengawasan, mengubah metode, cara, dan prosedur kerja, atau mengganti peralatan
yang digunakan
23
menyusun program sampai kepada inspeksi dan uji coba produksi.
7. Pengendalian kerja, memantau dan mengendalikan aspek biaya dan jadwal
secara terpisah.
E. Pengendalian Proyek
1. Pengendalian Proyek yang Efektif.
a. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan.
b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar.
c. Terpusat pada masalah atau titik yang sifatnya strategis.
d. Mampu mengetengahkan dan mengko-munikasikan masalah dan penemuan, agar
koreksi dapat segera dilakukan.
e. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan.
f. Dapat memberikan petunjuk berupa perkiraan hasil pekerjaan yang akan datang.
2. Pengendalian Yang Tidak Efektif, disebabkan oleh :
a. Karakteristik proyek, tidak mudah mengikuti kinerja masing-masing kegiatan dan
menyimpulkan menjadi laporan yang terkonsolidasi.
b. Kualitas informasi, laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih
materi.
c. Kebiasaan, sulit menyesuaikan diri dalam waktu yang relatif singkat.
24
B. Bar Chart (Gantt Chart) dan Kurva S
Bar Chart pertama sekali dikembangkan oleh Henry L. Gantt (1861-1919) sehingga sering juga
disebut dengan Gantt Chart, adalah suatu diagram yang terdiri dari batang-batang yang
menunjukkan saat dimulai dan saat selesai yang direncanakan untuk kegiatan-kegiatan pada
suatu proyek.
Sejarah terciptanya bagan Gantt ini dimulai ketika Henry L Gantt berdiri sendiri sebagai
konsultan insinyur industri. Gantt mulai mempertimbangkan sistem insentif dari Taylor (ahli
manajemen ilmiah). Gantt membuat ide baru yaitu dengan meninggalkan sistem tarif yang
berbeda karena dianggapnya terlalu kecil memberikan dampak motivasional. Sistem baru
tersebut yaitu:
• Setiap pekerja yang dalam sehari berhasil menyelesaikan tugas dibebankan kepadanya
akan menerima bonus sebesar 50 sen.
• Motivasi kedua yaitu supervisor akan mendapat bonus untuk setiap pekerja yang
mencapai standar harian, ditambahkan bonus tambahan biola semua pekerja mencapai standar
tersebut.
Alasan Gantt akan mendorong dan melatih para pekerja yang diawasi untuk melakukan
pekerjaan lebih baik. Setiap kemajuan pekerja dinilai secara terbuka dan dicatat pada bagan
balok. Suatu bagan balok secara grafis menguraikan suatu proyek yang terdiri dari kumpulan
tugas atau aktivitas yang telah dirumuskan dengan baik di mana suatu penyelesaian pekerjaan
merupakan titik akhirnya.
Suatu aktivitas adalah suatu atau kelompok tugas-tugas yang saling erat hubungannya antara
yang satu dengan lainnya yang pemaksaannya ikut berperan untuk menyelesaikan proyek secara
menyeluruh. Umumnya suatu bagan balok diatur sedemikian semua aktivitas didaftarkan dalam
satu kolom di bagian kiri bagan. Suatu skala waktu yang mendatar (horizontal) memanjang ke
bagian kanan daftar dengan suatu garis yang berkenaan dengan setiap aktivitas yang tertera
dalam daftar itu.
Sedangkan Kurva S merupakan suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara kemajuan
pelaksanaan proyek terhadap waktu penyelesaian, di mana fungsinya sebagai alat kontrol atas
maju mundurnya pelaksanaan pekerjaan.
25
Menurut Hannum (penemu kurva-S) aturan yang harus dipenuhi dalam membuat Kurva S
adalah:
1. Pada seperempat waktu pertama, grafiknya naik landai sampai 10%.
2. Pada setengah waktu, grafiknya naik terjal mencapai 45%.
3. Pada saat tiga per empat waktu terakhir, grafiknya naik terjal mencapai 82%.
4. Waktu terakhirnya, grafiknya naik landai hingga mencapai 100%.
Pada sebagian besar proyek, pengeluaran sumber daya untuk setiap satuan waktu condong untuk memulainya
dengan lambat, berkembang ke puncak dan kemudian berkurang secara berangsur- angsur bila telah mendekat ke
ujung akhir. Secara lebih terperinci Bar Chart dan Kurva S dibuat sebagai berikut:
•Aspek perencanaan;
26
Dalam hal ini, kurva S yang dihasilkan merupakan kurva S rencana, yaitu kurva S
yang diperoleh berdasarkan jadwal rencana. Kurva S ini dijadikan sebagai dasar
untuk menentukan apakah pekerjaan terlambat, sesuai atau lebih cepat.
•. Aspek pengendalian
Di sini, kurva S dibuat pada saat suatu pekerjaan selesai dan kurva S yang
dihasilkan merupakan kurva aktual, yaitu kurva S yang diperoleh dari
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sebenarnya di lapangan. Dengan
membandingkan kurva S aktual ini dengan kurva S rencana, maka akan
dapat diketahui suatu pekerjaan terlambat (kurva S aktual di bawah kurva S
rencana), sesuai (kurva S aktual berimpit dengan kurva S rencana) atau lebih
cepat dari rencana (kurva S aktual di atas kurva S rencana).
Beberapa kelebihan dan kelemahan perangkat Bar Chart dan kurva S adalah sebagai berikut:
a. Kelebihannya:
• Mudah dalam membaca waktu mulainya suatu pekerjaan;
• Mudah dalam membaca waktu suatu pekerjaan diselesaikan;
• Memberikan informasi cepat, normal atau terjadi keterlibatan pelaksana setiap
pekerjaan dalam pelaksanaan suatu proyek;
• Memberikan informasi mengenai persentase pekerjaan yang telah diselesaikan.
b. Kelemahannya:
• Tidak memberikan informasi mengenai rincian pekerjaan secara pasti seperti
susunan pekerjaan yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan;
• Tidak memberikan informasi mengenai hubungan ketergantungan antar kegiatan;
• Tidak memberikan informasi mengenai adanya kegiatan- kegiatan dengan waktu
kritis, sehingga tidak dapat dilakukanpercepatan suatu pekerjaan
bila terjadi keterlambatan.
27
dilaksanakan serta diselesaikan untuk mendapat satu tujuan tertentu. Ini penting untuk digunakan
oleh orang yang bertanggung jawab atas bidang-bidang engineering, produksi, marketing
administrasi dan lain-lain, di mana setiap kegiatan tersebut tidak merupakan kegiatan rutin.
Pada prinsipnya, suatu proyek dapat merupakan salah satu atau kumpulan dari proyek-proyek
yang dikategorikan sebagai berikut:
1. Proyek-proyek yang kompleks dengan banyak aktivitas- aktivitas yang saling
bergantungan; dapat digolongkan di sini antara lain: Rumah susun, gedung bertingkat banyak.
Karena banyaknya fasilitas-fasilitas yang harus disediakan menjadikannya menjadi proyek
kompleks dan untuk menata semua unsur pekerjaan ini harus digunakan NWP.
2. Proyek-proyek besar di mana banyak sekali personalia, tenaga kerja dan juga dalam
jumlah yang cukup besar material, equipment, waktu dan biaya;
3. Proyek-proyek yang membutuhkan koordinasi antara beberapa pejabat dan departemen-
departemen;
4. Proyek-proyek di mana sangat diperlukan informasi yang pada dan kontinyu;
5. Proyek-proyek yang harus diselesaikan dalam waktu yang tepat dengan biaya yang
terbatas.
28
Kritis, selain itu terdapat lintasan-lintasan lainnya yang jangka waktunya lebih pendek. Lintasan
yang tidak kritis ini mempunyai waktu untuk bisa terlambat yang dinamakan dengan Float.
Guna dari sebuah Network Planning adalah:
1. Dengan harus digambarkan logika ketergantungan setiap pekerjaan dalam sebuah
jaringan, maka memaksa kita merencanakan sebuah proyek secara mendetail. Dengan
memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap peristiwa yang ditimbulkan oleh satu
atau lebih kegiatan, maka dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang timbul jauh sebelum
terjadinya kesukaran tersebut. Sehingga dapat segera diadakan tindakan-tindakan pencegahan.
Didalam Network Planning ditunjukkan dengan jelas di mana hal-hal yang waktu
penyelesaiannya sangat kritis dan di mana yang tidak, sehingga memungkinkan kita mengatur
pembagian usaha dan perhatian terhadap hal-hal tersebut.
2. Dalam Network Planning ditunjukkan dengan jelas pekerjaan- pekerjaan yang waktunya
penyelesaiannya kritis dan yang tidak, sehingga memungkinkan pengaturan pembagian usaha
terhadap pekerjaan tersebut.
3. Network Planning memberikan bantuan yang berharga dalam berkomunikasi;
4. Memungkinkan dapat dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih ekonomis dari sudut
biaya langsung, ketidakraguan dalam penggunaan sumber-sumber daya dan lain-lain.
29
BAB III
ANALISIS DAN PENJELASAN
3.1 HYDROPOWER
Tenaga air atau hydropower adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi
listrik yang berasal dari energi kinetik air ini sering disebut sebagai hydroelectric. Hydroelectric
menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. Indonesia memiliki
potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk minihidro sebesar 450 MW. Saat ini
pengembangan EBT mengacu pada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional. Dalam perpres tersebut disebutkan bahwa kontribusi EBT dalam bauran energi primer
nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan biomassa, nuklir, air, surya, dan angin
berkontribusi sebesar 5%. Untuk itu langkah yang akan diambil pemerintah adalah menambah
kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikrohidro menjadi 2.846 MW pada tahun 2025.
Mikrohidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai
tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai atau air terjun alam dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah debit air.
Kota Pagar Alam merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Selatan yang secara
geografis berada pada posisi 40° Lintang Selatan (LS) dan 103,150° Bujur Timur (BT) dengan
luas wilayah 63.366 Ha atau sama dengan 633,66 km2 dan terletak sekitar 298 km dari Kota
Palembang serta berjarak 60 km di sebelah barat daya dari ibu Kota Kabupaten Lahat. Kota
Pagar Alam merupakan daerah berbukit dengan ketinggian 400-3.400 di atas permukaan laut.
Kondisi topografi bervariasi dari 0 sampai 15 derajat, sampai kelerengan 45 derajat. Kota Pagar
30
Alam mempunyai beberapa sungai, di antaranya Sungai Lematang, Sungai Selangis Besar,
Sungai Selangis Kecil, Sungai Air Kundur, Sungai Betung, Sungai Air Perikan, sedangkan
Sungai Endikat merupakan sungai yang membatasi dengan Kecamatan Kota Agung Kabupaten
Lahat. Rata-rata curah hujan berkisar antara 1.462 mm – 5.199 mm per tahun dengan
kelembaban udara berkisar antara 75% − 89% dan temperatur udara berkisar antara 22°C − 28°C
dan intensitas cahaya matahari antara 6 jam – 10 jam per hari. Dengan kondisi topografi dan
iklim tersebut, maka dapat dimungkinkan untuk dilakukan perencanaan pengembangan PLTMH
di Kota Pagar Alam di mana penelitian ini berfokus pada lokasi Sungai Lematang.
Gambar 1. Peta wilayah administrasi Kota Pagar Alam (Sumber: Pemkot Pagar Alam, 2012)
Tujuan dari penelitian perencanaan PLTMH di Sungai Lematang Kota Pagar Alam ini
adalah sebagai berikut:
1. Menghitung debit aliran sungai untuk perencanaan PLTMH berdasarkan analisis ketersediaan
air dengan Model Mock.
2. Menghitung tinggi jatuh air atau head efektif berdasarkan skema layout perencanaan PLTMH.
3. Menganalisis potensi daya listrik yang dapat dibangkitkan dari PLTMH.
4. Mengevaluasi kelayakan investasi dari perencanaan PLTMH berdasarkan metode NPV, BCR,
PBP dan IRR.
31
1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir di suatu
daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah
volume aliran air persatuan waktu atau flow capacity, sedangkan beda ketinggian daerah aliran
sampai ke instalasi dikenal dengan istilah tinggi jatuh air atau head. Mikrohidro juga dikenal
sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa dikatakan sebagai energi putih.
Jika ditinjau berdasarkan output daya yang mampu dihasilkan, pembangkit listrik tenaga
mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air yang mampu menghasilkan daya dalam rentang
5 – 100 kW yang biasanya berfungsi sebagai pemasok daya listrik yang berjumlah sedikit atau
industri pedesaan yang terpisah jauh dari sistem grid.
Formulasi sederhana untuk analisis daya bersih (Pnet) yang dibangkitkan dari suatu
pembangkit PLTMH adalah:
Pnet g . Q . He . Eo (1)
Dimana
Eo Eturbin . Egenerator . Edrive system . Eline . Etransformer (2)
dengan:
Pnet : Daya bersih yang dapat dibangkitkan (kW)
Q : Debit air (m3/s)
g : percepatan gravitasi, 9,81 (m/s2)
He : head efektif (m)
Eo : Efisiensi dari sistem
Eturbin : 0,70 ~ 0,85 (tergantung dari jenis turbin yang dipakai)
Egenerator : 0,80 ~ 0,95 (tergantung dari kapasitas generator)
Edrive system : 0,97
Eline : 0,90 ~ 0,98 (tergantung dari panjang transmisi)
Etransformer : 0,98
32
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan pembangkit listrik yang
menggunakan energi potensial air dan dapat dikelompokkan berdasarkan metode mendapatkan head,
sistem operasi dan jenis turbin yang digunakan. Secara singkat prinsip kerja dari suatu pembangkit
PLTMH ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.
2. Pemilihan Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air yaitu energi potensial, tekanan dan energi
kinetik menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan
generator menjadi tenaga listrik. prinsip kerjanya turbin air dibagi diubah oleh Berdasarkan
menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi
Cara kerja kedua tipe turbin tersebut diuraikan sebagai berikut:
7. Turbin Impuls
Turbin jenis ini meliputi crossflow, pelton, dan turgo, menggunakan tekan
yang sama pada setiap sisi sudut geraknya atau runner di mana bagian turbin
yang berputar.
8. Turbin Reaksi
Turbin ini meliputi jenis francis dan kaplan/propeller, menggunakan energi
kinetik dan tekanan dikonversikan di runner. Secara umum, jenis turbin ini tidak
menerima tumbukan dan hanya mengikuti aliran air.
Tabel 1 berikut menunjukkan pembagiaan jenis- jenis turbin berdasarkan prinsip kerja serta
tinggi jatuh air.
33
Tabel 1. Klasifikasi dan rentang penggunaan turbin
Turbine Head (Pressure)
High > Medium 20 m – Low 5 m –
Type
40 m 40 20 m
m
Impulse Pelton Turgo Crossflow (Banki) Crossflow (Banki)
Turgo
Pelton
Francis Pump as Propeller Kaplan
Reaction Turbine
(PAT)
Kaplan Propeller
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa daerah kerja operasi turbin dapat dibagi
menjadi low head power plant, medium head power plant, dan high head power plant. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pemilihan turbin adalah putaran Kecepatan turbin sama dengan
kemampuan kecepatan generator.
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Beberapa daerah operasi
memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis turbin pada daerah operasi yang
overlapping ini memerlukan perhitungan yang lebih mendalam. Grafik pada Gambar 3 di bawah
ini dapat membantu untuk pemilihan jenis turbin
34
Gambar 3. Grafik emilihan jenis turbin
Pada Gambar 4 di bawah ini dapat dilihat bagaimana skema layout PLTMH yang ada pada
umumnya
35
Jenis turbin tidak dibatasi, namun penggunaan kincir air serta pemanfaatan energi air tanpa
tekanan tidak dimasukkan dalam definisi sistem PLTMH. Instalasi di dalam rumah tidak
dimasukkan sebagai komponen peralatan PLTMH.
36
bulanan dan hasil perhitungan evapotranspirasi potensial bulanan untuk tahun 2009
sampai dengan tahun 2012 menggunakan persamaan Penman modifikasi.
T RH n/N u PET
Bulan
(°C) (%) (%) (m/s) (mm/bulan)
Jan 26,475 86,600 41,575 1,543 147,560
Feb 26,625 87,950 44,250 1,285 135,576
Mar 27,075 86,500 51,150 1,285 145,886
Apr 27,600 84,975 58,325 1,157 144,780
Mei 28,100 84,000 61,525 1,285 138,229
Jun 27,700 83,600 63,375 1,414 129,840
Jul 27,350 82,350 62,700 1,543 144,553
Agus 27,700 79,650 68,800 1,671 166,470
Sept 28,100 77,775 61,250 1,671 182,100
Okt 27,600 82,025 56,325 1,157 173,135
Nov 27,325 84,850 48,325 1,028 157,950
Des 26,775 86,675 39,300 1,285 148,707
Tabel 2. Data klimatologi bulanan dan hasil perhitungan evapotranspirasi potensial tahun 2009 sampai
dengan tahun 2012 bulanan menggunakan persamaan Penman modifikasi
c. Parameter DAS
Parameter DAS yang digunakan dalam perhitungan debit ketersediaan air dengan model
Mock yaitu koefisien infiltrasi (Ic), initial soil moisture storage (ISM), soil moisture
capacity (SMC), initial groundwater storage (IGWS), dan groundwater recession constant
(K). Nilai parameter DAS tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.
Parameter DAS Nilai
No Simbol Satuan
Dikalibrasi Optimasi
Soil Moisture
3 SMC mm 85
Capacity
Initial Groundwater
4 IGWS mm 65
Storage
Groundwater
5 K - 0,9
Recession Constant
Tabel 3. Parameter DAS
Nilai optimasi pada Tabel 3 ditentukan berdasarkan hasil kalibrasi dengan cara
membandingkan data pengamatan debit sungai dengan hasil perhitungan debit ketersediaan air
dengan Model Mock. Kalibrasi dilakukan dengan bantuan fungsi add-on Solver pada Microsoft
37
Excel 2010. Nilai optimasi diatur sedemikian rupa sehingga data yang dibandingkan memiliki
koefisien korelasi ≥ 0,7 dan volume keslahan ≤ 5%. Hasil perhitungan debit ketersediaan air
dengan Model Mock menggunakan data curah hujan tahun 2009 sampai dengan 2012 dimana
hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Berdasarkan kurva massa aliran pada Gambar 5 di atas, dengan menetapkan bahwa besarnya
debit ketersediaan air untuk PLTMH adalah dipilih probabilitas 90% dengan pertimbangan
38
bahwa perencanaan PLTMH merupakan on-grid system, maka debit ketersediaan air adalah
sebesar 3,076 m3/s yang ditentukan dalam perencanaan PLTMH ini.
Perhitungan tinggi jatuh berdasarkan pada Gambar 6, air (He) dilakukan dimana Hg adalah beda
tinggi antara muka air pada intake dan tinggi muka air pada saluran pembuang atau tailrace, H
adalah beda tinggi antara tinggi muka air pada headtank atau bak penenang dan elevasi instalasi
turbin, HL1 adalah headloss dari intake ke headtank, HL2 adalah headloss pada pipa pesat atau
penstock, HL3 adalah headloss antara instalasi turbin dan tailrace. Dari hasil pengukuran di
lapangan dan analisis topografi menggunakan teknik sistem informasi geografis (SIG) dipe oleh:
HL2 = 0,274 m
maka,
3. Pemilihan Turbin
Berdasarkan pada Gambar 3, untuk debit ketersediaan air sebesar 3,076 m3/s dan tinggi
jatuh air bersih sebesar 11,442 m diketahui bahwa terdapat dua jenis turbin yang
sesuai yaitu turbin Crossflow dan turbin Kaplan. Dalam penelitian ini dipilih turbin Kaplan
karena cocok untuk tinggi jatuh air yang relatif rendah.
39
4. Perhitungan Day Terbangkitkan dan Produksi Energi Tahunan
Perhitungan daya terbangkitkan berdasarkan pada rumus 1, dimana efisiensi total ditentukan
sebesar 47,9%, sehingga
Pnet = g · Q · He · Eo
Untuk menghitung produksi energi listrik tahunan ditentukan bahwa bnerdasarkan kurva durasi
aliran Gambar 5.
= 1.300.860 kWℎ/taℎun
÷ 1,3 GWℎ/taℎun
40
Construction Cos = 5.000 USD/kW · 165 kW
= 825.000 USD
Jika kemudian biaya konstruksi dianggap merupakan nilai investasi, I dan biaya
operasional dan perbaikan dianggap merupakan biaya pengeluaran tahunan, AC,
sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika berada pada kisaran 13.000 IDR.
Maka diperoleh bahwa
Nilai investasi, I:
I = 825.000 USD · 13.000 IDR/USD I = 10.725.000.000 IDR
I ÷ 10,7 Milyar IDR
Berdasarkan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2014 tentang pembelian tenaga listrik
dari pembangkit listrik tenaga air oleh PT. Perusahaan
Listrik Negara (Persero), harga beli tenaga listrik untuk tegangan rendah (≤ 250 kW)
untuk lokasi atau wilayah Sumatera untuk tahun ke-1 sampai tahun ke-8 adalah 1.270
IDR/kWh dan untuk tahun ke-9 sampai dengan tahun ke-20 adalah 770 IDR/kWh.
Sehingga,
41
AB1 ÷ 1,7 Milyar IDR/taℎun
Pada perencanaan PLTMH ini ditetapkan bahwa umur investasi n selama 20 tahun
terhitung setelah proses pelaksanaan fisik PLTMH selesai dikerjakan. Tingkat suku bunga
ditetapkan sebesar 8% yang merupakan tingkat suku bunga untuk fasilitas pinjaman Bank
Indonesia periode 14 Juli 2015. Tingkat suku bunga 8% ini juga akan ditetapkan sebagai
nilai MARR untuk analisis nilai IRR. Maka,
= 12.805.982.450 IDR
= 1 Milyar IDR
42
BCR = PWB /PWC
= 13,8 Milyar IDR /12,8 Milyar IDR
= 1,078 k(PBP) = I /(AB − AC )
= I /(AB1 − AC )
Selanjutnya dihitung nilai IRR dengan tingkat suku bunga 8%, 9%, 10% dan 11%,
yaitu kondisi di mana cash flow investasi menghasilkan nilai NPV = 0 pada suatu tingkat
suku bunga. Perhitungan ini dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.
Dari Tabel 5 di atas diketahui bahwa cash flow investasi akan menghasilkan NPV = 0 pada
tingkat suku bunga antara 9% dan 10%, sehingga nilai IRR ditentukan dengan cara coba-coba.
43
Kemudian ditetapkan bahwa nilai IRR adalah sebesar 9,50%. Hasil evaluasi kelayakan
investasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.
44
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil tinjauan dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Berdasarkan analisis data curah hujan dan klimatologi diketahui besarnya debit yang
tersedia untuk perencanaan PLTMH dengan probabilitas 90%, karena pertimbangan bahwa
perencanaan PLTMH merupakan on-grid system, yaitu sebesar 3,076 m3/s.
2. Dari skema layout perencanaan PLTMH yang telah direncanakan diketahui tinggi jatuh air
atau head efektif yang tersedia untuk pengoperasian PLTMH adalah sebesar 11,442 m.
3. Dengan pertimbangan batas bawah dari efisiensi total PLTMH yaitu sebesar 47,9%, maka besarnya
daya yang dapat dibangkitkan minimal dari PLTMH yang direncanakan adalah 165 kW dengan
produksi energi listrik tahunan sebesar 1,3 GWh/tahun.
4. Pada evaluasi kelayakan investasi ditetapkan umur investasi selama 20 tahun dengan tingkat suku
bunga 8%.Besarnya nilai investasi yaitu biaya konstruksi PLTMH adalah 825 ribu USD atau 10,7
milyar IDR jika kurs rupiah terhadap dollar amerika berada pada kisaran 13.000 IDR. Biaya
operasional dan perbaikan tahunan diambil 2% dari biaya konstruksi. Harga beli listrik dari PLN
untuk setiap kWh yang dihasilkan PLTMH adalah 1.270 IDR dari tahun ke-1 sampai tahun ke-8
dan 770 IDR dari tahun ke-9 sampai tahun ke-20. Dari hasil perhitungan didapat nilai NPV sebesar
1 Milyar IDR (NPV > 0), nilai BCR sebesar 1,078 (BCR > 1), nilai k PBP atau periode pengembalian
selama 7,203 tahun (kPBP < umur investasi), dan nilai IRR sebesar 9,50% (IRR > MARR = 8%).
Sehingga perencanaan PLTMH ini berada dalam status layak investasi.
4.2 Saran
Saran yang dapat diambil setelah melakukan perencanaan PLTMH ini adalah sebagai
berikut:
1. Penentuan lokasi perencanaan PLTMH harus dipertimbangkan dengan baik, lokasi yang
dipilih sebisa mungkin mudah untuk dijangkau, selain itu hal ini juga berkaitan erat dengan
desain bangunan PLTMH yang ekonomis serta untuk mendapatkan tinggi jatuh air atau
45
head yang paling efektif.
2. Karena letak sungai Lematang yang berada di dasar tebing, maka perencanaan desain
bangunan PLTMH harus mempertimbangkan kemungkinan akan bahaya tanah longsor dan
banjir bandang.
3. Analisis perhitungan seperti perhitungan debit ketersediaan air dilakukan dengan cermat dan
menggunakan sumber data yang memadai sehingga hasil perhitungan akan sesuai atau
paling tidak mendekati kondisi aktual.
4. Karena daya yang dapat dibangkitkan dari potensi sungai Lematang sebesar 165 kW, maka
dapat dikategorikan ke dalam Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (daya yang dapat
dibangkitkan kisaran antara 100 kW – 1 MW).
46
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia, 2013. Kurs Transaksi Bank Indonesia. [Online] Available at:
http://www.bi.go.id/id/ moneter/informasi-kurs/transaksi-bi/Default.aspx [Diakses 30
Agustus 2015].
47
Hartono, A., 2015. Saat Terbaik Investasi di Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro -
PLTM. [Online] Available at: https://adienergy.wordpress.com/ 2015/06/07/saat-terbaik-
investasi-di-pembangkit-listrik-tenaga-minihidro-pltm/ [Diakses 30 Agustus 2015].
Kadir, R., 2010. Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di
Sungai Marimpa Kecamatan Pinembani. Tugas Akhir. Universitas Tadulako.
Kamiana, I. M., 2011. Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2014. Peraturan Menteri Tahun 2014.
[Online] Available at: http://www.esdm.go.id/regulasi/pp/\cat_view/64- regulasi/70-
peraturan-menteri/276-peraturan-menteri- esdm/ 383-tahun-2014.html [Diakses 30
Agustus 2015].
, A. et al., 2009. Buku 2B Pedoman Studi Kelayakan Sipil. s.l.:Direktorat Jenderal Listrik
dan Pemanfaatan Energi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.
48
49