Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PROYEK AKHIR

PERANCANGAN SMART METER BERBASIS IOT UNTUK APLIKASI


PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MICROGRID

Disampaikan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Penyelesaian Proyek


Akhir Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang

Oleh :
Dwiky Firmansyah
Bp : 2016330009

Jurusan Teknik Elektro


Program Studi Teknologi Listrik D3

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2018
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Energi listrik merupakan energi yang sangat dibutuhkan, dimana energi listrik
merupakan kebutuhan primer pada era globalisasi ini. Hampir semua aktivitas manusia
berhubungan dengan listrik. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
populasi penduduk Indonesia maka permintaan akan listrik juga meningkat. Oleh karena
itu pemerintah berupaya untuk memenuhi permintaan listrik tersebut dengan membangun
pembangkit listrik dengan beberapa tenaga seperti tenaga air, panas bumi, uap, dan gas.
Keunggulan solar panel sebagai sumber energi alternatif merupakan salah satu
jawaban untuk membantu pemerintah dalam pemasokan listrik untuk masyarakat setempat.
Maka dari itulah masyarakat dapat beralih menggunakan sumber energi terbarukan yang
berasal dari sumber cahaya sebagai penerangan serta pemakaian listrik untuk kebutuhan
sehari – hari, karena tidak dapat dipungkiri sumber energi yang sebelumnya berasal dari
sisa – sisa fosil akan ada habisnya secara keseluruhan.
Akan tetapi solar panel juga memiliki faktor kelemahan yang disebabkan oleh
beberapa faktor internal maupun eksternal. Untuk faktor internal disebabkan oleh faktor
umur dari solar panel yang dapat menurunkan performa atau kinerja solar panel tersebut
secara tidak efisien. Sedangkan untuk faktor eksternal dapat disebabkan oleh kotoran yang
berasal dari lingkungan luar serta benda keras yang jatuh dari berbagai arah dan mengenai
solar panel tersebut.
Oleh karena itu perlunya solar panel tersebut dipasang sistem monitoring yang
dapat memantau keadaan solar panel tersebut secara keseluruhan. Karena apabila solar
panel mengalami kerusakan, maka instalasi untuk solar panel tersebut diulang kembali
secara keseluruhan. Untuk biaya pemasangan instalasi solar panel dapat memakan biaya
yang cukup mahal. Maka dari itulah perlunya sistem monitoring atau pemantauan terhadap
solar panel tersebut.
Sistem monitoring pada solar panel dapat memantau dan menampilkan keadaan
energi yang terpakai, suhu serta kelembapan pada solar panel. Untuk displaynya atau
tampilannya digunakanlah teknologi berbasis IOT, karena seiring berkembangnya era
industry 4.0 maka digunakanlah teknologi internet sebagai monitoring pada sistem smart
kwh meter untuk solar panel.
I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu :


1. Bagaimana memonitor input suhu, kelembapan, serta intensitas cahaya pada solar
panel ?
2. Bagaimana memonitor output arus dan tegangan pada solar panel ?
3. Bagaimana merancang perangkat smart metering berbasis internet of thing ?

I.3. Tujuan Perencanaan

1. Untuk mengetahui input suhu, kelembapan, serta intensitas cahaya pada solar
panel.
2. Untuk mengetahui output arus dan tegangan pada solar panel.
3. Untuk mengetahui proses perancangan perangkat smart meter berbasis internet of
thing.

I.4. Batasan Masalah

1. Sistem monitoring input solar panel menggunakan sensor dht11 dan ldr.
2. Sistem monitoring output solar panel menggunakan sensor arus dan tegangan.
3. Sistem perancangan perangkat smart meter berbasiskan internet of thing.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Studi Literatur

Penelitian yang telah dilakukan oleh Ivan Safril Hudan dari universitas
negeri Surabaya yang berjudul “RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING
DAYA LISTRIK PADA KAMAR KOS BERBASIS INTERNET OF
THINGS(IOT)”. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian yang dimulai
dari studi pustaka dengan referensi yang telah ada dan komponen-komponen yang
dibutuhkan dalam pembuatan sistem monitoring daya listrik berbasis IoT. Untuk
mikrokontroller yang digunakan ialah arduino IDE dengan software untuk
pemrogrammannya dan wemos D1 mini sebagai modul yang menyambungkan ke
internet. Sensor yang digunakan pada rancang bangun sistem ini menggunakan
sensor arus dan tegangan sebagai sensor untuk mengetahui nilai arus, tegangan dan
daya dari sumber AC 220 volt serta penggunaan relay modul 5v sebagai sensor
untuk mengontrol arus dan tegangan yang cukup tinggi. Untuk mengamankan
rangakain apabila terjadi beban yang lebih.(Hudan 2019)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Riki Ruli A.Siregar.dkk dari Sekolah
Tinggi Teknik PLN yang berjudul “MODEL PENGISIAN PULSA LISTRIK KWH
METER DENGAN SMART CARD”. Model meteran listrik e-token dengan
memanfaatkan smart card dan penerapan monitoring untuk penentuan golongan
pemakaian listrik rumah tangga merupakan hal yang belum diterapkan saat ini.
Model yang diusulkan adalah suatu model baru yaitu menerapkan e-token sebagai
pengganti voucher listrik dalam proses transaksi listrik prabayar. Model ini
menerapkan e-token sebagai pengganti voucher listrik agar memudahkan pelanggan
dalam proses transaksi listrik prabayar, karena pelanggan hanya perlu
menempelkan kartu pada meteran. Perangkat keras yang terdiri dari meteran
berbasis smart card, Arduino, relay, dan sensor arus.
II.2. Teori Dasar

II.2.1 Solar Cell

Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang dapat
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan
prinsip efek Photovoltaic. Yang dimaksud dengan Efek Photovoltaic adalah suatu
fenomena dimana munculnya tegangan listrik karena adanya hubungan atau kontak
dua elektroda yang dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat
mendapatkan energi cahaya. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell sering
disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan oleh
Henri Becquerel pada tahun 1839.
Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang diterimanya
berhasil membebaskan elektron-elektron dalam sambungan semikonduktor tipe N
dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto (Photodiode), Sel Surya atau
Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki Negatif yang terhubung ke
rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber listrik.
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodiode) yang memiliki
permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut menjadikan
perangkat Sel Surya ini lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk dan
menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada umumnya.
Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor silikon
mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat terkena
(expose) cahaya matahari.
Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke berbagai
macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan, pengisi
baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk
menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita. Untuk gambar solar cell dapat
dilihat dibawah ini :
Gambar 2.1 Solar Cell

Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton. Ketika
terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari tersebut
meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan energi
yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya. Elektron yang
terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak pada daerah pita
konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan Elektron tersebut
akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut dinamakan dengan
“hole” dengan muatan Positif (+).
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan bertindak
sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang
dinamakan dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan menimbulkan
energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah yang berlawanan.
Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole akan bergerak
menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa lampu maupun
perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN Junction) ini,
maka akan menimbulkan Arus Listrik. Untuk struktur solar cell dapat dilihat pada
gambar dibawah ini :

Gambar 2.2 Struktur dasar solar cell


Seperti Baterai, Sel Surya juga dapat dirangkai secara Seri maupun Paralel. Pada
umumnya, setiap Sel Surya menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~ 0,5V dan arus
listrik sebesar 0,1A pada saat menerima sinar cahaya yang terang. Sama halnya
dengan Baterai, Sel Surya yang dirangkai secara Seri akan meningkatkan Tegangan
(Voltage) sedangkan Sel Surya yang dirangkai secara Paralel akan meningkatkan
Arus (Current).

II.3.1 PLTS Microgrid

Sistem PLTS off-grid sudah mapan untuk memasok rumah pedesaan


tunggal dan memisahkan beban kecil. Ketika beberapa rumah terpencil berkerumun
membentuk sebuah desa, pilihan yang muncul adalah merancang pembangkit yang
lebih besar untuk memasok setiap rumah tangga dengan layanan AC fase tunggal
standar. Dengan PLTS microgrid, beberapa keuntungan disisi ekonomi dapat
diwujudkan. Biaya pemasangan dan operasi lebih rendah daripada biaya kolektif
untuk beberapa sistem PV satu rumah. Biasanya, jaringan mikro memiliki kapasitas
hingga 100 kW. Satu rintangan yang unik bagi PLTS microgrid adalah
mengembangkan teknologi pengukuran dan rasa tanggung jawab kolektif dalam
mengelola, dan membayar, sumber daya energi yang digunakan bersama dan
terbatas.(C. M. Whitaker 2011)

II.4.1 MicroGrid Control (MGC)

MGC adalah sistem kontrol manajemen untuk monitoring waktu nyata dan
kontrol MicroGrid, juga menyediakan laporan historis, analitik, dan otomatisasi
berbasis konteks. Fungsi-fungsi ini diperlukan untuk mencapai keandalan listrik
untuk beban kritis ketika beban terhubung ke jaringan, dipisahkan, atau transisi di
antara keduanya. MGC terintegrasi dengan sistem SCADA yang didedikasikan
untuk sumber daya individual. Sistem MGC mendukung fungsi-fungsi berikut: (i)
memantau kondisi grid; (ii) mengarahkan koneksi ke / pemutusan dari grid; (iii)
memantau dan mengendalikan sumber daya listrik yang berafiliasi; dan (iv)
menyediakan kontrol bangunan / muatan. MGC memonitor grid tradisional dan
MicroGrid. Untuk mencapai hal ini, MGC mengeluarkan perintah ke sumber daya
MicroGrid, ke penyimpanan energi, dan ke bank kapasitor untuk mencapai
kesatuan sebelum menutup pemutus jalinan grid. Kemampuan manajemen lainnya
termasuk event-driven control logic untuk memulai fungsi terprogram,
pengambilan keputusan otonom, dan historisisasi data.

II.5.1 Smart Meter

Smart meter secara umum adalah meter digital dengan komunikasi dua arah
yang mengukur konsumsi pada interval yang ditentukan dan dapat memonitor
kualitas daya. Properti yang diaktifkan oleh Teknologi Informasi dan Komunikasi
ini membedakannya dari meteran elektromekanis tradisional, yang hanya mengukur
konsumsi kumulatif. Definisi dasar ini mencakup banyak spesifikasi fungsional dan
teknis. Sebagai contoh, pengukur listrik pintar dapat dirancang untuk mengukur
produksi yang digunakan sendiri dan prduksi yang di kirim jaringan. Ini dapat
bertindak sebagai hub di dalam gedung, mentransmisikan data ke tampilan
pelanggan atau mengaktifkan kendali jarak jauh peralatan, dan dapat
mengakomodasi berbagai jenis tarif, termasuk kredit, prabayar/bayar-saat-pergi,
dan pembatasan beban serta tarif yang bervariasi waktu.(Darby 2016)
Pengukuran yang lebih cerdas berasal dari tahun 1970-an, sebagai bagian
dari langkah untuk mengurangi investasi pada “tanaman peaking” yang jarang
digunakan. Jika penggunaan dapat diukur pada interval yang sering, harga yang
bervariasi waktu dapat digunakan untuk membujuk pelanggan untuk mengalihkan
penggunaan dari waktu puncak. Karena biaya interval pengukuran yang tinggi pada
saat itu, solusi semacam itu hanya dapat digunakan untuk pengguna industri dan
komersial berskala besar sampai aplikasi TIK pasar massal dikembangkan pada
1990-an. Sejak itu, penyebaran smart meter telah dipercepat, untuk mengatasi
berbagai tujuan industri dan pemerintah. Ini termasuk mengurangi penipuan,
meningkatkan akurasi tagihan dan umpan balik pelanggan, mendeteksi pemadaman
listrik, pemutusan jarak jauh, dan koneksi, menawarkan microgenerators layanan
pengukuran yang lebih baik, mengakomodasi beban baru seperti pompa panas dan
kendaraan listrik, dan memperkenalkan penentuan harga waktu nyata dan kontrol
beban langsung untuk membantu mencocokkan permintaan dengan pasokan yang
tersedia. Pengukuran cerdas diharapkan berperan dalam transisi ke sistem listrik
rendah karbon dan dimasukkan dalam banyak model bisnis yang sedang
berkembang.
Italia adalah negara pertama yang menerapkan peluncuran massal meter cerdas dan
selama dekade berikutnya kita dapat mengharapkan beberapa bentuk pengukuran
cerdas yang akan didirikan di sebagian besar dunia, seperti yang sudah terjadi di
sebagian besar Skandinavia dan di beberapa negara bagian dan provinsi di Amerika
Utara dan Australia.
Meteran adalah titik kontak antara pengguna energi, penyedia infrastruktur,
dan pemasok / pengecer. Penyebaran pengukuran pintar karena itu membuka
kemungkinan untuk tipe baru hubungan utilitas-pelanggan, tergantung pada
bagaimana meter ditentukan dan pada lingkungan peraturan, fisik, dan sosial.
Seperti dibahas di bawah ini, perluasan pengukuran cerdas ke bisnis kecil dan
rumah tangga menimbulkan banyak pertanyaan kebijakan dan operasional.
Misalnya, apakah biaya dan kompleksitas relatif dari meteran pintar dibenarkan
untuk pengguna skala kecil? Fungsi apa yang penting dan diinginkan Pada
kecepatan berapa meter harus diganti?, dan bagaimana aset terlantar dapat
diminimalkan? Ada kekhawatiran tentang keamanan data dan privasi ketika
pelanggan dihubungkan dengan sistem listrik dan IT yang kompleks, saling
tergantung; dan kekhawatiran tentang perlunya pendidikan publik dan dukungan
operasional untuk peluncuran meteran, khususnya untuk pelanggan yang kurang
beruntung. Untuk menjawab pertanyaan ini dan pertanyaan terkait, kita perlu
melihat detail teknis, peraturan, dan operasional dari setiap program pengukuran
yang diusulkan. Pengukuran cerdas dinilai terutama dari sudut pandang pelanggan,
dalam hal bagaimana, di mana, dan dengan siapa suatu program dilakukan.

II.6.1 Wmos D1 ESP8266

Wmos D1 merupakan module development board yang berbasis Wifi dari


keluarga ESP 8266 yang dimana dapat diprogram menggunakan software IDE Arduino
seperti halnya NodeMCU
Salah satu kelebihan dari WeMos D1 ini dibandingkan dengan module
development board berbasis ESP8266 lainnya yaitu adanya module shield untuk
pendukung hardware plug and play.
Module shield development yang dimaksud antara lain :
 OLED Shield  1-Button Shield
 Motor Shield  Relay Shield
 DHT Shield  ProtoBoard Shield
 WS2812B RGB Shield  DC Power Shield
 Battery LiPo Shield  DHT11 Sheild
 Buzzer Shield  Micro SD Card Shield

Sebenarnya ada beberapa turunan dari keluarga Wemos D1 di tahun 2019 ini yang
beredar dipasaran,tetapi untuk yang type wmos D1 sering banyak digunakan pada
sistem internet of thing, dikarenakan pemakaiannya serta Teknik pemogramannya yang
sangat mudah untuk dipahami menggunakan software IDE Arduino, untuk jenis modul
Wmos ESP8266 antara lain :
 D1 R1
 D1 mini
 D1 mini Lite
 D1 mini Pro
 D1 R2

Gambar 2.3 WMOS D1 ESP8266

Pada Microcontroller wemos memiliki 2 buah chipset yang digunakan


sebagai otak kerja platform tersebut. Beberapa chipset pada Microcontroller ini
adalah :
a. Chipset ESP8266
ESP8266 adalah sebuah chip microcontroller yang memiliki fitur Wi-Fi
yang mendukung stack TCP / IP. Diproduksi oleh produsen Cina yang berbasis di
Shanghai, Espressif. Pada Agustus 2014 AI-Thinker membuat modul ESP-01
dengan menggunakan lisensi oleh Espressif. modul kecil ini memungkinkan
microcontroller untuk terhubung dengan jaringan WiFi dan membuat koneksi TCP /
IP hanya dengan menggunakan command yang sederhana seperti Hayes-gaya.
Harga yang sangat rendah dan sangat sedikit komponen eksternal pada modul ini
mengakibatkan sangat murahnya harga sebuah chip ini. Dengan clock 80 MHz chip
ini dibekali dengan 4MB Eksternal RAM, mendukung format IEEE 802.11 b/g/n
sehingga tidak menyebabka interference bagi yang lain. Mendukung enkripsi WEP,
WPA sehingga menjadikan chipset ini sangat aman digunakan. Chipset ini
memiliki 16 GPIO pin yang berkerja pada 3.3 Volt, 1 pin ADC dengan resolusi 10
bit.
b. Chipset CH340
CH340 adalah sebuah Chipset yang mengubah USB menjadi serial
interface.Sebagai contohnya adalah aplikasi USB converter to IrDA atau aplikasi
USB converter to Printer. Dalam mode serial interface, CH340 mengirimkan sinyal
penghubung yang umum digunakan pada MODEM. CH340 digunakan untuk
memperbesar asynchronous serial interface komputer atau mengubah perangkat
serial interface umum untuk berhubungan dengan bus USB secara langsung.
Modul Microcontroller ini dapat dibangun sendiri atau dibeli jadi. Perangkat
lunaknya dapat didownload secara gratis. Desain referensi perangkat keras (File
CAD) yang tersedia di bawah lisensi open-source, dan bebas untuk mengubahnya
sesuai dengan kebutuhan. Walaupun modul Microcontroller ini berbeda dengan
modul Microcontroller arduino, namun kita dapat menggunakan baik IDE, Library,
Maupun command yang terdapat pada arduino untuk dapat digunakan pada
microcontroller ini [3].

II.7.1 Sensor Arus ACS712

ACS712 adalah sensor arus yang bekerja berdasarkan efek medan. Sensor
arus ini dapat digunakan untuk mengukur arus AC atau DC. Modul sensor ini telah
dilengkapi dengan rangkaian penguat operasional, sehingga sensitivitas pengukuran
arusnya meningkat dan dapat mengukur perubahan arus yang kecil. Sensor ini
digunakan pada aplikasi-aplikasi dibidang industri, komersial, maupun komunikasi.
Contoh aplikasinya antara lain untuk sensor kontrol motor, deteksi dan manajemen
penggunaan daya, sensor untuk catu daya tersaklar, sensor proteksi terhadap arus
lebih, serat sensor arus ini untuk masalah harga juga termasuk tidak terlalu mahal
dan sensor ini banyak digunakan pada rangkaian – rangkaian elektronika tertentu
dan lain sebagainya. Untuk gambar sensor acs712 dapat dilihat dibawah ini :

Gambar 2.4 Sensor Arus ACS712

Spesifikasi Sensor Arus ACS712:


1. Berbasis ACS712 dengan fitur:
 Waktu kenaikan perubahan luaran = 5 µs.
 Lebar frekuensi sampai dengan 80 kHz.
 Total kesalahan luaran 1,5% pada suhu kerja TA= 25°C. Tahanan konduktor
internal 1,2 mΏ.
 Tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS antara pin1-4 dan pin 5-8.
 Sensitivitas luaran 185 mV/A.
 Mampu mengukur arus AC atau DC hingga 5 A.
 Tegangan luaran proporsional terhadap masukan arus AC atau DC.
2. Tegangan kerja 5 VDC.
3. Dilengkapi dengan penguat operasional untuk menambah sensitivitas luaran.
Sensor ini memiliki pembacaan dengan ketepatan yang tinggi, karena di
dalamnya terdapat rangkaian offset rendah linier medan dengan satu lintasan yang
terbuat dari tembaga. Cara kerja sensor ini adalah arus yang dibaca mengalir melalui
kabel tembaga yang terdapat didalamnya yang menghasilkan medan magnet yang di
tangkap oleh IC medan terintegrasi dan diubah menjadi tegangan proporsional.
Ketelitian dalam pembacaan sensor dioptimalkan dengan cara pemasangan komponen
yang ada di dalamnya antara penghantar yang menghasilkan medan magnet dengan
tranducer medan secara berdekatan.

Tabel 2.1 Fungsi pin Sensor Arus ACS712


Pin Sensor ACS712 Fungsi :
IP + Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring di dalamnya
IP - Terminal yang mendeteksi arus, terdapat sekring di dalamnya GND Terminal
sinyal ground

Hambatan dalam penghantar sensor sebesar 1,2 mΩ dengan daya yang rendah.
Jalur terminal konduktif secara kelistrikan diisolasi dari sensor timah mengarah (pin 5
sampai pin 8). Hal ini menjadikan sensor arus ACS712 dapat digunakan pada aplikasi-
aplikasi yang membutuhkan isolasi listrik tanpa menggunakan opto-isolator atau teknik
isolasi lainnya yang mahal. IC ACS712 tipe 5A IC ini mempunyai sensitivitas sebesar
185mV/A. Saat arus yang mengalir 0A IC ini mempunyai output tegangan 2,5V. Nilai
tegangan akan bertambah berbanding lurus dengan nilai arus.

II.8.1 Sensor Tegangan DC

Sensor tegangan menggunakan transformator tegangan sebagai penurun


tegangan dari 220 ke 5 Volt AC kemudian disearahkan menggunakan jembatan diode
untuk mengubah tegangan AC ke tegangan DC, kemudian di filter menggunakan
kapasitor setelah itu masuk kerangkaian pembagi tegangan untuk menurunkan
tegangan, tegangan yang dihasilkan tidak lebih dari 5 Volt DC sebagai inputan ke
mikrokontroler.
Regresi adalah pengukur hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan
dengan bentuk hubungan atau fungsi. Untuk menentukan bentuk hubungan (regresi)
diperlukan pemisahan yang tegas antara variabel bebas yang sering diberisimbul X dan
variabel tak bebas dengan simbul Y. Pada regresi harus ada variable yang ditentukan
dan variabel yang menentukan atau dengan kata lain adanya ketergantungan variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya dan sebaliknya.
Kedua variabel biasanya bersifat kausal atau mempunyai hubungan sebab akibat
yaitu saling berpengaruh. Sehingga dengan demikian, regresi merupakan bentuk fungsi
tertentu antara variabel tak bebas Y dengan variabel bebas X atau dapatdinyatakan
bahwa regresi adalah sebagai suatu fungsi Y = f(X). Rangkaian sensor tegangan dapat
dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.5 Modul Sensor Tegangan DC

Untuk modul sensor tegangan ini dapat maksimal tegangan kerja sebesar 25 volt dc.
Sedangkan untuk harga sensor tersebut sangatlah murah.

II.9.1 Sensor Suhu DHT11

DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara
di sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Arduino.
Memiliki tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat.
Koefisien kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal
sensor mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam
kalkulasinya.
DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon,
pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang
kecil, dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok
digunakan untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.
Gambar 2.6 Sensor Suhu DHT11

II.10.1 Sensor cahaya (LDR)

Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan mengetahui magnitude
tertentu. Sensor merupakan jenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi
mekanis, magnetis,panas,sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor
memegang peranan penting dalam mengendalikan proses pabrikasi modern.
Sensor yang sering digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik salah satunya
adalah sensor cahaya (LDR). Sensor cahaya adalah alat yang digunakan dalam bidang
elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Sensor
cahaya LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis resistor yang peka
terhadap cahaya. Nilai resistansi LDR akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya
yang diterima. Jika LDR tidak terkena cahaya maka nilai tahanan akan menjadi besar
(sekitar 10MΩ) dan jika terkena cahaya nilai tahanan akan menjadi kecil (sekitar 1kΩ).
Cara kerja dari sensor ini adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron,
umumnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Sensor ini mempunyai kegunaan
yang sangat luas salah satu yaitu sebagai pendeteksi cahaya pada tirai otomatis. Beberapa
komponen yang biasanya digunakan dalam rangkaian sensor cahaya adalah LDR (Light
Dependent Resistor), Photodiode, dan Photo Transistor. Sensor cahaya ini memiliki
keluaran output analog bisa juga memiliki keluaran ouput digital. Untuk gambar sensor
cahaya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.7 Sensor Cahaya (LDR)

Salah satu komponen yang menggunakan sensor adalah LDR (Light Dependent
Resistor), adalah suatu komponen elektronika yang memiliki hambatan yang dapat berubah
sesuai perubahan intensitas cahaya, resistensi dari LDR akan menurun jika ada
penambahan intensitas cahaya yang mengenainya. Pada dasarnya komponen ini merupakan
suatu resistor yang memiliki nilai hambatan bergantung pada jumlah cahaya yang jatuh
pada permukaan sensor tersebut. LDR dapat dibuat dari semikonduktor beresistensi tinggi
yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang
cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki
energi yang cukup untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan dan
pasangan lubangnya akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya.
Komponen yang menggunakan sensor cahaya berikutnya adalah Photo Transistor ,
secara sederhana adalah sebuah transistor bipolar yang memakai kontak (junction) base-
collector yang menjadi permukaan agar dapat menerima cahaya sehingga dapat digunakan
menjadi konduktivitas transistor. Secara lebih detail Photo Transistor merupakan sebuah
benda padat pendeteksi cahaya yang memiliki gain internal. Hal ini yang membuat foto
transistor memiliki sensivitas yang lebih tinggi dibandingkan photodiode / foto diode,
dalam ukuran yang sama. Alat ini dapat menghasilkan sinyal analog maupun sinyal digital.
Photo Transistor sejenis dengan transistor pada umumnya, bedanya pada Photo Transistor
dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh.

II.11.1 Multiplexer

Multiplekser atau disingkat MUX adalah alat atau komponen elektronika yang
bisa memilih input (masukan) yang akan diteruskan ke bagian output(keluaran). Pemilihan
input mana yang dipilih akan ditentukan oleh signal yang ada di bagian kontrol
(kendali) Select.
Gambar 2.8 Skema Multiplexer dua input ke satu output

Komponen yang berfungsi kebalikan dari MUX ini disebut Demultiplekser(DEMUX).


Pada DEMUX, jumlah masukannya hanya satu, tetapi bagian keluarannya banyak. Signal
pada bagian input ini akan disalurkan ke bagian output (channel) yang mana tergantung
dari kendali pada bagian SELECTnya.

Gambar 2.9 8-CHANNEL ANALOG MULTIPLEXERS/DEMULTIPLEXERS

IC 4051 dapat difungsikan sebagai multiplekser 8 input ke 1 output, dengan


menggunakan 3 pin kontrol…yang terdapat pada pin 9, 10 dan 11.
BAB III METODOLOGI

III.1. Deskripsi Penelitian

Pemodelan monitoring kondisi solar cell ini menggunakan software proteus untuk
simulasi sistem kwh meter. Setelah selesai melakukan simulasi dilanjutkan dengan
membuat prototipe sistem kwh meter meggunakan ESP8266, sehingga prototipe ini
nantinya sudah berbasis iot.

III.2. Desain Simulasi KWH meter menggunakan Software Proteus

Sebelum pembuatan prototipe KWH meter, terlebih dahulu rancangan rangkaian listriknya
di simulasikan dulu menggunakan Software Proteus untuk mengetahui kemungkinan
berhasil atau tidaknya desain rangkaian yang akan diwujudkan dalam bentuk prototipe.
Selain itu juga untuk mengetahui karakteristik komponen – komponen yang digunakan
pada rangkaian prototipe.

Berikut adalah rancangan kwh meter yang disimulasikan menggunakan software proteus :

Gambar 3 1 skema rangkaian kwh meter


Adapun fungsi masing – masing dan sistem kerja dari skema rangkaian diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut :

1. Solar Panel digunakan sebagai sumber energi listrik untuk pembacaan pada
rangkaian kwh meter. Pada gambar diatas dapat dilihat dari output solar panel ini
mempunyai dua terminal positif dan negatif. Untuk keluaran terminal positif solar
panel dihubungkan dengan input positif dari sensor arus dan input positif pada
sensor tegangan, sedangkan untuk keluaran negatif dari solar panel dihubungkan
dengan terminal negatif pada sensor tegangan.

2. Sensor tegangan DC digunakan untuk membaca hasil keluaran tegangan dari output
solar panel. Modul ini memiliki 3 terminal, yaitu positif, ground, dan output analog
yang akan dihubungkan ke pin multiplekser. Pada sensor tegangan ini dibuat
menggunakan dua resistor yang dihubungkan secara seri dengan nilai tahanan yang
berbeda pada masing – masing resistor tersebut. pada gambar diatas dapat dilihat
keluaran dari sensor tegangan dihubungkan dengan pin X0 pada multiplekser.

3. Sensor arus acs712 digunakan untuk membaca arus yang dihasilkan oleh output
solar panel. Modul ini memiliki 2 terminal input yang dihubungkan secara seri
dengan solar panel dan memiliki 1 terminal output yang dihubungkan dengan pin
multiplekser. Untuk pemasangan sensor arus perlunya mengkalibrasi sensor
tersebut agar hasil keluarannya tepat dan akurat. Cara mengkalibrasi sensor tersebut
hanya perlu dilakukan melalui listing program yang dibuat menggunakan software
Arduino.

4. Sensor cahaya digunakan untuk membaca nilai intensitas cahaya atau tingkat
pencahayaan dari suatu tempat posisi solar panel. Sensor ini terdiri dari ldr dan satu
buah resistor yang dihubungkan secara seri. Sensor ini memiliki 3 terminal, yaitu
positif, negatif, dan output keluaran yang digunakan untuk pembacaan sensor
tersebut. untuk menghubungkan terminal positif sensor cahaya dihubungkan
dengan tegangan 5 volt, untuk terminal negative dihubungkan dengan ground yang
berada pada pin Arduino, sedangkan untuk terminal output dari sensor cahaya
dihubungkan dengan pin X2 pada multiplekser.
III.3. Desain Prototipe KWH meter berbasis IOT

Dalam perakitan, membuat, dan menyelesaikan alat, terlebih dahulu dilakukan


perancangan sehingga menghasilkan suatu sistem atau alat yang bisa digunakan dengan
baik. Adapun metode – metode yang digunakan adalah:
1. Studi literature, Dalam metode ini dilakukan kajian literatur untuk melakukan
pendekatan terhadap konsep-konsep yang digunakan. Dan untuk lebih meningkatkan
pemahaman terhadap aspek-aspek teori yang mendukung pembuatan perangkat keras dan
perangkat lunak.
2. Melalui konsultasi dengan dosen pembimbing serta dari sumber lain yang bisa dijadikan
bahan pertimbangan dalam pembuatan tugas akhir ini sehingga permasalahan yang timbul
bisa diatasi.
3. Metoda pembuatan alat, yaitu merancang semua rangkaian yang dibutuhkan dalam
pembuatan proyek akhir, melakukan pengujian masing - masing rangkaian serta
menghubungkan semua rangkaian tersebut sehingga jadi satu sistem yang bisa diterapkan.
4. Percobaan dan pengambilan data, yaitu mengoperasikan alat dan melakukan sejumlah
pengukuran terhadap titik yang telah ditentukan sehingga didapatkan data-data yang akan
diambil.
5. Pembuatan laporan Proyek Akhir.
Adapun diagram alir pada metode penelitian ini :
Gambar 3 2 Diagram Alir metode penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Rancangan

Hasil perancangan sistem merupakan suatu tahapan perancangan perangkat keras


dan perangkat lunak. Pada bagian ini dibahas mengenai input, proses, dan output yang
akan dihasilkan dari sistem. Perangkat keras atau hardware yang terdiri dari Wmos D1,
DHT11, LDR, Acs712, Solar cell, serta Sensor Tegangan dapat diperlihatkan pada gambar
dibawah ini :
Gambar 4 1 Skema perancangan hardware menggunakan software fritzing

Pada gambar diatas menggunakan software fritzing untuk perancangan hardware pada
penelitian ini, sedangkan untuk perancangan hardware menggunakan software proteus
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Pada gambar diatas dapat dilihat skema perancangan hardware dengan menggunakan dua
software yang berbeda. Untuk modul wmos D1 digunakan untuk control yaitu
menghubungkan suatu perangkat sensor dengan koneksi internet dengan ip address yang
telah ditentukan. DHT 11 digunakan untuk mendeteksi kondisi suhu dan kelembapan pada
solar panel, LDR digunakan untuk menngukur intensitas cahaya dan sensor arus serta
tegangan digunakan untuk mendeteksi arus dan tegangan.
Untuk perancangan software pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :

Gambar 4 2 Flowchart perancangan software


DAFTAR PUSTAKA

C. M. Whitaker, T. U. T., A. Razon, R. M. Hudson, and X. Vallv (2011). "PV Systems." in


Handbook of Photvoltaic Scienece and Enginnering: 841–894.

Darby, S. J. (2016). "Smart Meters and Residential Customers." in Smart Grid Handbook:
1–13.

Hudan, I. S. (2019). "RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING DAYA LISTRIK


PADA KAMAR KOS BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) " smart meter 08
Nomor 01: 9.

Anda mungkin juga menyukai