Anda di halaman 1dari 25

RANCANG BANGUN ALAT FAST CHARGING UNTUK

PANEL SURYA

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR

MUHAMMAD NURFAUZAN
BP. 1901032055

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PADANG
2022
RANCANG BANGUN ALAT FAST CHARGING UNTUK
PANEL SURYA

PROPOSAL PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR

Oleh:

MUHAMMAD NURFAUZAN
BP. 1901032055

Disetujui oleh:

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Zulka Hendri,S.T.,M.T. Ismail, SST.,MT

NP. 198508102019031012 NP. 197310262003121001


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan dan kesempatan sehingga laporan tugas akhir ini dapat terselesaikan

dengan baik. Shalawat dan salam penulis do’akan kepada Allah SWT agar selalu

disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengajarkan umat

manusia berbagai macam ilmu pengetahuan, membawa umat manusia keluar dari

zaman yang gelap gulita menuju zaman yang berilmu pengetahuan dan teknologi

yang dilandasi iman dan takwa.

Proposal ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat pengusulan

judul tugas akhir di mana setiap mahasiswa yang akan membuat tugas akhir

diharuskan mengajukan proposal. Oleh karena itu penulis mengusulkan “Rancang

Bangun Alat Fast Charging Untuk Panel Surya” sebagai judul tugas akhir yang

akan dibuat pada semester ini.

Menyadari keterbatasan yang ada, tentu masih banyak kekurangan yang

terdapat pada proposal ini. Namun demikian, penulis telah berusaha semaksimal

mungkin menguraikan secara singkat dan praktis tentang alat yang akan dibuat.

Padang, Juni 2022

Muhammad Nurfauzan

1901032055
1.1. Latar Belakang

Panel surya adalah sebuah alat yang terdiri dari sel surya yang terbuat dari

bahan semikonduktor untuk mengubah energi surya menjadi energi listrik. Mereka

disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari merupakan sumber cahaya

terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic,

photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya atau sel PV

bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energy Matahari dan

menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.

Radiasi cahaya matahari yang diterima panel surya sebanding dengan

tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya itu sendiri, sedangkan

apabila suhu lingkungan semakin tinggi dengan tingkat radiasi cahaya matahari

yang tetap, maka tegangan panel surya akan berkurang dan arus listrik yang

dihasilkan akan bertambah. Perubahan suhu dalam sel-sel surya ini diakibatkan

oleh temperatur, kondisi awan, dan angin di lingkungan sekitar daerah

penempatan panel surya. Bahkan perubahan suhu yang sangat cepat dan ekstrim

dapat menyebabkan terganggunya produksi listrik pada suatu Pembangkit Listrik

Tenaga Surya. Pengaruh suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya matahari pada

panel surya dapat dilihat dengan memantau nilai parameter lingkungan tersebut

dan juga tegangan keluaran panel surya. (Dinil khusnul Yaqin dan teman-teman)

dalam penelitiannya tentang rancang bangun Charger Controller panel Surya

dengan menggunakan Sistem Fast charging, mengatakan bahwa baterai yang

mereka gunakan deep cycle yang memiliki tegangan 12 volt dan arus

pemakaiannya 12 Ah. Baterai jenis ini memiliki ketahanan terhadap siklus


pengisisan (charger) aa- pelepasan (discharger) baterai yang berulang-ulang dan

Konstan.

Maka dari itu dirancang lah sebuah alat panel surya yang memiliki sistem

Fast charging untuk mensuplai panel surya agar pemakaiannya bias tahan lama.

Yang dimana peneltian ini, peneliti merancang pengisian baterai yang lebih cepat,

pengisian cepat dan efisiensi menggunakan metode pengisian Tapper Current

Charger. Metode ini memiliki prinsip kerja ketika pada awal pengisian baterai

akan diberi tegangan yang konstan. Metode pengisian Tapper Current Charger

diterapkan untuk proses pengisian baterai untuk memastikan pengisian yang aman

dan menjaga kondisi kesehatan baterai tetap baik.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana suatu sistem dapat melakukan fast charging untuk baterai

pada panel surya?

2. Bagaimana merancang fast charging untuk baterai pada panel surya?

3. Bagaimana mengetahui cara kerja dari rangkaian tapper current charger

untuk fast charging pada panel surya?

1.3. Tujuan

Tujuan dari dibuatnya tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui cara kerja dari sistem fast charging untuk baterai pada

panel surya.

2. Dapat membuat dan mengaplikasikan suatu sistem fast charging untuk

baterai pada panel surya.


3. Dapat dijadikan media pembelajaran serta meningkatkan kreativitas dan

inovasi selanjutnya di dalam bidang kontrol dan biomedik

1.4. Batasan Masalah

Supaya penulis tidak mengalami kesulitan dalam penulisan tugas akhir,

maka penulis memberi batasan masalah pada ruang lingkup:

1. Panel surya yamg digunakan adalah

2. Beban yang dihubungkan memiliki spesifikasi tegangan AC dan DC

3. Baterai jenis VRLA lebih cepat penuh jika di cas dengan cara Tapper

Current Charger, jika dihubungkan paralel, maka setiap baterai harus

diperiksa tegangan nya, sehingga perlu suatu rangkaian balance.

4. LED digunakan untuk mengisyaratkan baterai telah habis atau sudah

terisi penuh yang berbasis arduino.

1.5. Tinjauan Pustaka

1.5.1. Panel Surya

Panel surya merupakan alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya

menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari

merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering

kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik".

Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energy

Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang

berlawanan.
Gambar 1 Panel Surya

1.5.2. Baterai

Baterai (Battery) adalah sebuah sumber energi yang dapat merubah energi

kimia yang disimpannya menjadi energi listrik yang dapat digunakan seperti

perangkat elektronik. Hampir semua perangkat elektronik yang portabel seperti

handphone, laptop, dan mainan remote control menggunakan baterai sebagai

sumber listriknya. Dengan adanya baterai, sehingga tidak perlu menyambung kan

kabel listrik ke terminal untuk dapat mengaktifkan perangkat elektronik kita

sehingga dapat dengan mudah dibawa ke mana-mana. Setiap baterai terdiri dari

terminal positif (Katoda) dan terminal negatif (Anoda) serta elektrolit yang

berfungsi sebagai penghantar. Output arus listrik dari baterai adalah arus searah

atau disebut juga dengan arus DC (Direct Current). Pada umumnya, baterai terdiri

dari 2 jenis utama yakni baterai primer yang hanya dapat sekali pakai (single use

battery) dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang (rechargeable battery).

A. Baterai Lithium Ion

Baterai Lithium-Ion mulai berkembang pada tahun 1912. Namun,

baterai ini menjadi populer ketika Sony mengadopsinya pada tahun 1991.

Baterai Li-ion merupakan baterai yang dapat dilepas (removeable). Baterai


tipe ini sering kita lihat pada : laptop, tablet dan smartphone. Baterai Li-Ion

ini merupakan istilah yang mengacu kepada materialnya saja, dimana yang

sebenarnya ada banyak jenis Baterai Li-ion yang memiliki senyawa kimia

yang berbeda.

B. Baterai Lithium Polymer

Baterai Li-Po merupakan singkatan dari Lithium Polymer. Jenis

baterai ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970an. Hasil desain dari baterai

Li-Po lebih tipis, sehingga bisa didesain berbentuk seperti handphone

slim ,tetapi tetap memiliki daya tahan baterai yang lebih baik daripada baterai

Li-ion. Li-Po ukurannya yang tipis, sehingga akan menghasilkan berat yang

cukup ringan. Sehingga dalam proses pembuatannya, akan membuat biaya

produksi yang lebih tinggi.

C. Baterai VRLA  (valve-regulated lead-acid battery)

Baterai VRLA  (valve-regulated lead-acid battery)  adalah sebuah baterai

dengan elektroda yang terbuat dari timbal yang terendam oleh asam sulfat encer.

Seringkali baterai ini dinamakan baterai kering dan karena bentuk serta rancangan

dari baterai ini, menyebabkan mereka dapat dipasang di posisi mana saja dan tidak

memerlukan pemeliharaan yang konstan bila dibandingkan dengan baterai basah /

aki basah. Namun istilah “bebas perawatan” ini juga tidaklah benar dan masih

keliru karena baterai VRLA tetap masih perlu dibersihkan dan dilakukan

pengujian fungsional secara teratur. Baterai jenis ini banyak digunakan dalam

perangkat listrik portabel yang besar, sistem tenaga off-grid ( tidak terhubung ke

jaringan listrik PLN ) dan lain-lainnya. Baterai VRLA sangat rentan dengan panas

yang tinggi sehingga dapat menyebabkan rusaknya cel-cel baterai.


Gambar 2 Baterai VRLA

 Cara Kerja Baterai VRLA

Dua lempeng timbal, yang berfungsi sebagai elektroda direndam dalam

larutan asam sulfat (elektrolit). Pada baterai konvensional elektrolit asam sulfat

berada dalam bentuk cair sehingga sering disebut dengan aki basah. Sedangkan

sel-sel VRLA memiliki kimia dasar yang sama yaitu timbal dan asam sulfat, akan

tetapi larutan asam elektrolitnya dibuat tidak bergerak. baik dengan menambah

material fiberglass di dalamnya atau dengan cara mengubah cairan menjadi gel

pasta dengan menambahkan silika atau material gel lainnya.

Ketika sebuah sel membuang muatannya timbal dan asam kemudian akan

bereaksi menjadi timbal-sulfat dan air, sedangkan ketika muatan sedang terisi

maka timbal-sulfat akan menarik air dan pada akhirnya kembali menjadi asam

sulfat dan timbal. Dalam perancangan baterai ini, harus dilakukan adanya

pengaturan arus muatan listrik yang masuk sehingga sama dengan kemampuan

baterai tersebut untuk menyerap dan mengubah energi tersebut menjadi reaksi

kimia. Apabila hal tersebut tidak dilakukan maka akan reaksi asam sulfat yang
terjadi akibat adanya muatan yang masuk bersifat menghasilkan panas sehingga

apabila tidak segera dibuang maka akan berakibat asam sulfat tersebut terpecah

menjadi sulfur, hydrogen, dan oksigen. Sehingga dalam kasus baterai basah yang

biasa Sulfur akan mengendap di dasar sedangkan oxygen dan hydrogen akan

menguap sehingga harus sering diberikan pengisian ulang untuk menggantikan

hilangnya oksigen dan hydrogen yang ada. Sedangkan untuk baterai VRLA

hydrogen dan oksigen yang berbentuk gas akan ditahan didalam baterai selama

tekanan di dalam baterai masih berada di dalam batas yang ditentukan. Namun,

apabila tekanan telah melewati batasnya maka katup pengaman akan membuka

sehingga gas-gas tersebut keluar sampai tekanan di dalam baterai kembali normal.

Pada aki basah elektrolit cair sangat berbahaya dan perlu adanya

pemeliharaan untuk mengganti elektrolit tersebut sehingga sangat tidak cocok

untuk aplikasi peralatan dalam jangka panjang. Sedangkan untuk VRLA dimana

elektrolitnya tidak bergerak dapat dengan mudah menyelesaikan masalah-masalah

ini. Namun karena elektrolit dari baterai VRLA ini tidak dapat diganti sehingga

oksigen dan hydrogen yang hilang tidak dapat digantikan. Hal ini dapat digantikan

dengan menambah kualitas dari elektrolit namun hal ini juga berarti menambah

berat baterai. kekurangan lainnya adalah rancangan elektrolit VRLA yang tidak

bergerak juga berarti berfungsi sebagai tahanan untuk reaksi kimia yang akan

menghasilkan listrik sehingga energi yang dihasilkan VRLA lebih kecil dari pada

aki basah sehingga tidak cocok untuk digunakan baterai starter mobil. Maka

baterai VRLA lebih cocok digunakan untuk aplikasi media penyimpanan energi

dalam jumlah besar namun dengan kecepatan pengisian energi yang rendah.

 
 Rancangan Baterai VRLA
Baterai VRLA memiliki katup pelepas tekanan yang akan aktif ketika gas

hydrogen telah melebihi batas tekanan yang diperbolehkan di dalam baterai ketika

dalam proses pengisian. Sel-sel VRLA dibuat dari pelat datar tipis  atau dalam

bentuk spiral roll untuk membuat sel-sel silinder. pengaktifan katup

memungkinkan elektrolit yang berbentuk gas untuk melarikan diri, sehingga

mengurangi kapasitas keseluruhan baterai. Rancangan sel-sel persegi panjang

memungkinkan katup diatur untuk beroperasi sebesar 1 atau 2 psi, Namun sel-sel

spiral bulat dengan logam wadah eksternal memiliki katup yang dapat diatur

dengan tekanan sebesar 40 psi.

Setiap sel biasanya memiliki diffuser untuk memungkinkan penyebaran

gas hidrogen berlebih yang aman yang mungkin terbentuk selama overcharge.

Baterai ini dapat diposisikan dengan cara apapun sehingga tidak seperti baterai

biasa yang harus disimpan tetap tegak untuk menghindari tumpahan elektrolit.

Namun sel yang dioperasikan dengan dudukan horisontal akan dapat

meningkatkan siklus hidup baterai tersebut.

Pada arus overcharge yang besar, elektrolisis air terjadi sehingga akan

membuang hidrogen dan gas oksigen melalui katup baterai. sehingga pengaturan

harus diambil untuk mencegah adanya korsleting akibat pengisian yang sangat

cepat. Salah satu pengaturan yang dilakukan adalah pengisian secara tegangan

tetap. Hal ini paling efisien dan cepat pengisiannya untuk baterai VRLA.

meskipun metode lain dapat digunakan. Baterai VRLA memiliki tegangan

mengambang pada sekitar 2.35 volt per sel pada 25 ° C. apabila terjadi pengisian

sebesar 2,7 V per sel maka akan merusak sel-sel baterai yang ada
D. Kapasitas Baterai

Kapasitas baterai merupakan kemampuan baterai menyimpan daya listrik

atau besarnya energi yang dapat disimpan dan dikeluarkan oleh baterai. Besarnya

kapasitas, tergantung dari banyaknya bahan aktif pada plat positif maupun plat

negatif yang bereaksi, dipengaruhi oleh jumlah plat tiap-tiap sel, ukuran, dan tebal

plat, kualitas elektrolit serta umur baterai. Kapasitas energi suatu baterai

dinyatakan dalam ampere jam (Ah), misalkan kapasitas baterai 100 Ah 12 volt

artinya secara ideal arus yang dapat dikeluarkan sebesar 5 ampere selama 20 jam

pemakaian.

Besar kecilnya tegangan baterai ditentukan oleh besar /banyak sedikitnya

sel baterai yang ada di dalamnya. Sekalipun demikian, arus hanya akan mengalir

bila ada konduktor dan beban yang dihubungkan ke baterai. Kapasitas baterai juga

menunjukan kemampuan baterai untuk mengeluarkan arus (discharging) selama

waktu tertentu dinyatakan dalam Ah (Ampere – hour).

Berarti sebuah baterai dapat memberikan arus yang kecil untuk waktu

yang lama atau arus yang besar untuk waktu yang pendek. Pada saat baterai diisi

(charging), terjadilah penimbunan muatan listrik. Jumlah maksimum muatan

listrik yang dapat ditampung oleh baterai disebut kapasitas baterai dan dinyatakan

dalam ampere jam (Ampere - hour), muatan inilah yang akan dikeluarkan untuk

menyuplai beban ke pelanggan. Kapasitas baterai dapat dinyatakan dengan

persamaan dibawah ini :

Ah = Kuat Arus (ampere) x waktu (hours)

Dimana :

 Ah = kapasitas baterai aki


 I = kuat arus (ampere)

 T = waktu (jam/sekon)[5]

E. Prinsip Kerja Baterai

Proses pengosongan (discharge) pada sel berlangsung menurut gambar.

Jika sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui

beban melalui beban katoda, kemudian ion – ion negatif mengalir ke anoda dan

ion – ion positif mengalir kekatoda. Pada proses pengisian menurut gambar

dibawah ini adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka elektroda

positif menjadi anoda dan elektroda negatif menjadi katoda dan proses kimia yang

terjadi pada proses pengosongan dan pengisian baterai. Aliran elektron menjadi

terbalik, mengalir dari anoda melalui power supply ke katoda. Ion – ion negatif

mengalir dari katoda keanoda. Ion – ion positif mengalir dari anoda kekatoda Jadi,

reaksi kimia pada saat pengisian (charging) adalah kebalikan dari saat

pengosongan (discharging).

F. Metode Pengecasan Baterai

Terdapat bermacam-macam metode charging yang bisa digunakan untuk

rangkaian charging. Metode tersebut berbeda dalam cara pemberian energi listrik

dari catu daya ke accumulator atau batteray. Metode -metode tersebut diantaranya

adalah sebagai berikut :

a. Constant Voltage

Pada dasarnya adalah berupa DC power supply biasa. Terdiri

dari transformator step down dengan rangkaian penyearah untuk


memberikan tegangan DC yang digunakan untuk mengisi baterai.

Metode seperti ini sering digunakan pada pengisi daya pada aki mobil

murah. Selain itu, baterai Lithium-Ion juga menggunakan metode

constant voltage walaupun sering ditambahkan rangkaian yang

kompleks untuk melindungi baterai dan penggunanya.

b. Constant Current

Metode constant current memvariasikan nilai tegangan sehingga

didapatkan besarnya arus yang konstan. Metode ini biasanya digunakan

untuk mengisi daya pada nikel-cadmiundan nikel-metal hibrida atau

biasa disebut baterai.

c. Taper Current

Metode taper current mengisi daya baterai dari sumber tegangan

konstan. Arus akan berkurang seiring dengan terbentuknya GGL (Gaya

Gerak Listrik) pada 11 tegangan sel. Ada bahaya serius yaitu kerusakan

sel jika pengisian dilakukan berlebihan. Untuk menghindari hal ini, laju

pengisian dan durasi pengisian diberi batasan. Metode ini hanya cocok

untuk baterai SLA.

d. Pulsed Charged

Metode ini bekerja dengan mengirimkan arus listrik berbentuk

pulsa pada baterai. Tingkat pengisian (berdasarkan rata-rata arus) dapat

tepat dikendalikan dengan memvariasikan lebar pulsa, biasanya sekitar

satu detik. Selama proses pengisian, terdapat jeda kosong kira-kira

sebesar 20 sampai 30 milidetik. Jeda ini diberikan untuk

memungkinkan terjadinya reaksi kimia pada baterai untuk menstabilkan


elektroda. Waktu jeda tersebut juga dapat menghindarkan proses

pengisian dari efek- efek yang tidak diinginkan seperti timbulnya

gelembung gas, timbulnya kristal dan passivasi.

e. Burp Charging

Metode ini merupakan kebalikan dari metode pulsed charged.

Pengisian terjadi dengan menggunakan pulsa negatif pada baterai.

f. Boost & Quick Charging

Pengisian dengan cara boost dan quick charging adalah untuk

pengisian baterai yang dipakai di pabrik-pabrik, juga untuk baterai

diesel (industrial truck service) dimana diperlukan tambahan pengisian

dalam periode yang singkat misalnya pada jam-jam istirahat. Pengisian

cara ini cukup untuk pelayanan satu hari.Arus yang diberikan ke baterai

tidak boleh melebihi harga ampere-jamnya. Untuk menjaga pengisian

yang berlebihan dan arus yang terlalu besar. Biasanya alat pengisi ini

mempunyai automatic out-off yang mana memberhentikan pengisian

pada waktu baterai mencapai suhu tinggi.

g. Equalizing Charging

Dalam sel-sel dari suatu baterai yang beroperasi dengan

pengisian terapung (floating charge) akan selalu terjadi sedikit

perbedaan (yang tidak dapat dihindarkan) dalam kondisi kimia

(chemical condition) antara satu sel dengan sel yang lainnya.

Equalizing charge dilaksanakan dengan cara menaikkan tegangan

baterai sesuai dengan yang ditentukan dalam buku petunjuk masing-

masing pabrik. Pengisian ini berlangsung sampai semua sel berhenti


mengeluarkan gas (gas freely) dan pembacaan tegangan serta berat jenis

elektrolitnya menunjukkan bahwa baterai telah diisi penuh (full charge)

sesuai dengan harga yang ditentukan dalam petunjuk masing-masing

pabrik.

h. Trickle Charge

Metode ini dirancang untuk mengimbangi debit daripada

baterai. Tingkat pengisian disesuaikan dengan frekuensi debit baterai

yang akan diisi. Metode ini tidak cocok untuk beberapa jenis baterai

yang rentan akan kerusakan akibat pengisian yang berlebihan, misalnya

NiMh dan Lithium. Pengisian dengan cara trickle charging adalah

pengisian baterai dengan arus konstan. Besarnya arus konstan dipilih

untuk mendapatkan arus rata-rata yang dibutuhkan untuk mengisi

baterai sampai penuh (full charge) dan ditambah arus kompensasi untuk

melayani beban. Umumnya trickle charging digunakan pada baterai

yang tidak terlalu sering terjadinya pengosongan (discharge) seperti

pada mesin stationer yang besar dan starting-turbin. Setelah terjadi

pengosongan, maka diperlukan pengisian dengan arus tinggi (high rate

charging), untuk mengembalikan kapasitas baterai penuh.

i. Stirling Charge

Metode ini tidak jauh berbeda dengan metode trickle charge.

Proses pengisian ini dilakukan dengan arus yang sangat kecil dengan

menggunakan buck-converter. Buck-converter menggunakan sebuah

transistor yang digunakan sebagai saklar yang akan berfungsi untuk

mengalirkan dan memutuskan tegangan input ke sebuah indikator.


1.5.3 Mikrokontroler
A. Mikrokontroler

Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah

chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil

RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan

kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai

masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus

dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler sebenarnya membaca dan menulis

data. Mikrokontroler merupakan komputer di dalam chip yang digunakan untuk

mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektivitas

biaya. Secara harfiah nya bisa disebut “pengendali kecil” di mana sebuah

sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen

pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat di reduksi/diperkecil dan akhirnya

terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.

B. Arduino

Arduino merupakan rangkaian elektronik yang bersifat open source, serta

memiliki perangkat keras dan lunak yang mudah untuk digunakan. Arduino dapat

mengenali lingkungan sekitarnya melalui berbagai jenis sensor dan dapat

mengendalikan lampu, motor, dan berbagai jenis aktuator lainnya. Arduino12

mempunyai banyak jenis, di antaranya Arduino Uno, Arduino Mega 2560,

Arduino Fio, Arduino Nano, dan lainnya.

 Arduino Nano

Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler

yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard


serta mempunyai 14 digital input / output pin (di mana 6 dapat digunakan

sebagai output PWM), 6 input analog, osilatorkristal 16 MHz, koneksi

USB dan tombol reset. Arduino Nano diciptakan dengan basis

mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega

168 (untuk Arduino versi 2.x).

Gambar 3 Tampak Depan Arduino Nano

Pada Gambar 3 Arduino tampak depan memiliki 30 pin dengan

nama nama yang berbeda. Sedangkan Gambar 4 Tampak belakang

Arduino memiliki pin-pin yang tersedia untuk dihubungkan ke komponen-

komponen lainnya sesuai kebutuhan. Pada Arduino Nano menggunakan

IC mikrokontroller ATMega 328 dan ATMega 168. Selain bersifat open

source Arduino juga memiliki bahasa pemoggraman sendiri, yaitu bahasa .

Arduino Nano mempunyai DC power jack, port USB Mini-B yang

berfungsi untuk meng-upload source code program ke mikrokontroller.


Gambar 4 Tampak Belakang Arduino Nano

 Spesifikasi Arduino Nano

Adapun spesifikasi dari Arduino Nano sebagai berikut :

1. Menggunakan mikrokontroller Atmel ATMega168 atau ATMega328.

2. Memiliki tegangan operasi sebesar 5 V.

3. Tegangan input yang disarankan sebesar 7 – 12 V.

4. Limit tegangan input 6 – 20 V.

5. Memiliki 14 pin digital I/O (6 diantaranya mendukung output PWM).

6. Memiliki 8 pin input analog.

7. Arus DC per pin I/O 40 mA.


8. Flash memory sebesar 16 KB (ATMega 168) atau 32 KB (ATMega 328)

2 KB digunakan oleh Bootloader.

9. EEPROM sebesar 512 Byte (ATMega 168) atau 1 KB (ATMega 328).

10. Clock speed 16 MHz

11. Ukuran papan Arduino 1.85 cm x 4.3 [1]

1.5.3. Liquid Cristal Display (LCD)

LCD atau Liquid Crystal Display adalah suatu jenis media display

(tampilan) yang menggunakan kristal cair (liquid crystal) untuk menghasilkan

gambar yang terlihat. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil

Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar

Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter,

Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital

dan produk-produk elektronik lainnya.

Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display diantaranya adalah :

 Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)


 Elektroda Positif (Positive Electrode)
 Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
 Elektroda Negatif (Negative Electrode)
 Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
 Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)

1.6. Metodologi Penyelesaian Masalah

A. BATERAI

Pada proyek akhir ini jenis batteray yang digunakan adalah batteray

berjenis lead acid yang dalam bahasa sehari-hari disebut aki. Aki yang digunakan

dalam proyek akhir ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :


a. Memiliki tegangan sebesar 12 Volt 

b. Daya yang di hasilkan oleh beban yaitu 200 Watt

c. Kapasistas baterai yang di pakai adalah 7.5 AH

P = (daya per jam atau Wh)

 I =(Kuat arus per jam atau Ah)

V = (Tegangan baterai atau V)

Pertimbangan penggunaan aki basah pada pembuatan proyek

akhir ini adalah karena batteray dengan spesifikasi diatas banyak digunakan dalam

masyarakat serta harganya yang terjangkau dibandingkan jenis-jenis batteray lain.

Sekarang ini, tipe baterai industrial lead acid, merupakan tipe yang paling sering

digunakan. Baterai ini memanfaatkan Asam Timbal (Lead Acid) sebagai bahan

kimianya. Dalam penggunaannya, tipe baterai ini memiliki batas ideal 80%. Hal

ini berarti dari daya baterai 100%, hanya maksimal 80% daya yang dapat

digunakan. Contohnya tipe baterai UPS Smt 12V 7.5Ah, yang memiliki daya 288

Wh, hanya dapat digunakan 230,4 Wh. Dikarenakan pemakaian di daya beban nya

itu adalah 200 W

B. RANGKAIAN CHARGING

Rangkaian charging yang digunakan pada proyek akhir ini adalah

rangkaian power supply yang digunakan untuk memberikan tegangan listrik pada

baterai. Metode charging yang digunakan untuk mengisi daya baterai adalah

dengan memberikan tegangan yang tetap pada tiap mode. Metode seperti ini
disebut dengan metode constant voltage seperti yang telah dijelaskan pada

sebelumnya.

Gambar 5 Rangkaian Pengisian Daya Baterai Tegangan Konstan

C. PERANCANGAN BLOCK DIAGRAM

Block diagram perancangan, dimana charge controler menurunkan

tegangan dan mengalirkan arus dari power supply masuk ke penyimpanan

baterai, terdapat sensor arus dan tegangan yang di tampilkan di display LCD , dari

penyimpanan baterai sebelum di konsumsi untuk perangkat elektronik rumah

tangga, listrik DC (Direct current) dari baterai di ubah terlebih dahulu menjadi

listrik AC (Alternating Current) melalui adaptor.


1.7. Jadwal TA

NO Tahap Kegiat MEI JUNI JULI AGUSTUS


an
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Tahap awal p
enelitian

2 Tahap pembu
atan alat

3 Tahap
analisa
4 Tahap kesim
pulan (pembu
atan laporan
akhir)

1.8. Rancangan Anggaran Biaya untuk Pembuatan Alat

1.7.1 Rancangan Anggaran Biaya Individual

No Alat dan Bahan Jumlah/Unit Harga


1 Arduino Nano 1 Set Rp. 50.000
2 Baterai 12v,7.5 AH 2 Unit Rp.300.000
3 Charger Aki Baterai VRlA 1 Set Rp. 160.000
4 LCD 1 Unit Rp. 100.000
5 Sensor Arus dan Tegangan 1 Unit Rp. 50.000
6 Kabel Secukupnya Rp. 50.000
7 Anggaran yang tak terduga Rp. 200.000
Total Biaya : Rp.910.000
1.7.2 Rancangan Anggaran Biaya Global

No Alat dan Bahan Jumlah/Unit Harga


1 Panel surya 200 Wp 1 unit Rp1.200.000.
2 Arduino 3 unit Rp. 250.000
3 Baterai 12v 7,5AH 2 Unit Rp. .300.000
4 Linear Actuator 1 Unit Rp. 400.000
5 LCD 1 Unit Rp. 100.000
6 Charger Aki Baterai VRlA 1 Set Rp. 160.000
7 Trafo 3A 2 Unit Rp. 140.000
8 Relay 5v 4 Unit Rp. 40.000
9 Relay 12v 1 Unit Rp. 15.000
10 Dioda 8 Unit Rp.20.000
11 Kapasitor 16v 1 Unit Rp. 8.000
12 Papan PCB 3 Unit Rp. 30.000
13 Resistor 220 ohm 5 unit Rp. 5.000
14 Trafo CT12v 1 Unit Rp. 60.000
15 Kontruksi Rp. 700.000
16 Kabel Rp. 50.000
17 Anggaran yang terduga Rp. 200.000
Total Biaya : Rp.3.678.000
DAFTAR PUSTAKA

Handi S. dkk (2017), Sistem Monitoring pada Panel Surya Menggunakan Data
Logger Berbasis ATmega 328 dan Real Time Clock DS1307. M

Ainuddin, A., Manjang, S. and Samman, F. A. (2018) ‘Sistem Pengendali


Pengisian Baterai pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya’,

Akhinov, I. A. and Handaya, D. (2019) ‘Sistem Kontrol Pengisian Baterai pada


Penerangan Jalan Umum Berbasis Solar Cell’, JTERA (Jurnal Teknologi
Rekayasa),

Andrea, D. (2010) Battery Management Systems. Boston, London: Artech House.

Arifin, J., Zulita, L. N. and Hermawansyah (2016) ‘Perancangan Murottal


Otomatis menggunakan Mikrokontroller Arduino Mega 2560’, Jurnal
Media Infotama,
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jmi/article/view/276/257.

As’adi, Z., Harijanto, A. and Supriadi, B. (2017) ‘Sistem Monioring Arus dan
Tegangan pada Baterai Kendaraan Bermotor (ACCU) Berbasis Arduino
Uno’,
Seminar Nasional Pendidikan Fisika

Anda mungkin juga menyukai