Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

Elektro
PENS

www.jurnalpa.eepis-its.edu
Teknik Elektro Industri
Vol.2, No.2, 2013
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Rancang Bangun Battery Charger ON/OFF Regulator Sebagai


Sumber Listrik Pompa Air
A. Erfan Prihadana1, Ir. M. Zaenal Efendi2, MT, Novie Ayub W. ST. MT. PhD3.
1 Mahasiswa

D3 Jurusan Teknik Elektro Industri


2 Dosen Pembimbing
3 Dosen Pembimbing
Program Studi D3 Teknik Elektro Industri
Departemen Teknik Elektro
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Kampus PENS, Jalan Raya ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Tel: (031) 594 7280; Fax: (031) 594 6114
Email:erfan99@student.eepis-its.edu, zen@eepis-its.edu, ayub@eepis-its.edu

Abstrak

Energi surya merupakan energi alternatif yang sangat baik untuk perkembangan energi di Indonesia. Untuk
mengubah energi matahari menjadi energi listrik diperlukan solar panel. Energi listrik yang dihasilkan oleh solar
panel disimpan melalui media penyimpan energi berupa baterai. Proses pengisian energi listrik ke baterai melalui
alat battery charger.
Pengisian baterai yang terus menerus mengakibatkan baterai cepat rusak sehingga diperlukan suatu pemutus
bila baterai telah mencapai keadaan penuh. Keadaan penuh ini berdasarkan nilai arus pengisian baterai. Kontrol
pengisian baterai ini menggunakan metode konstan tegangan. Metode ini dikontrol melalui PWM (Pulse Wave
Modulation) dengan feedback berdasarkan sensor tegangan.
Metode yang digunakan mengisi Baterai yaitu Constant Voltage menggunakan Boost Converter sebagai
Battery Charger dan Charging Breaker sebagai Pemutus aliran arus charger. Pemutus yang digunakan pada sistem
menggunakan relay.
Sistem yang diteliti telah mengisi baterai berdasarkan tegangan set. Tegangan charging dan arus charging
maksimal yang digunakan untuk mengisi baterai dengan kapasitas 28.2 V dan 10 A. Charging breaker telah bekerja
ketika arus pengisian mencapai 0.5 Ampere.
Kata kunci: Boost Converter,Battery Charger,Charging Breaker,Pulse Wave Modulation

1. Pendahuluan
Untuk memperoleh sumber energi listrik di
daerah terpencil di Indonesia sangat sulit. Saat ini
energi listrik sangat bermanfaat dan memudahkan
manusia untuk beraktifitas sehari-hari apalagi di
daerah terpencil seperti misalnya untuk penerangan di
malam hari atau memenuhi kebutuhan air dan irigasi
dengan pompa air. Solusinya adalah memakai energi
yang ada dan merubahnya menjadi energi listrik.
Penggunaan bahan bakar fosil selain biayanya mahal,
juga kurang ramah lingkungan. Salah satu energi yang

dapat dipertimbangkan adalah energi matahari. Selain


cocok dengan iklim tropis di Indonesia dimana
matahari bersinar sepanjang tahun, energi ini
merupakan energi terbarukan, bersih dan ramah
lingkungan. Indonesia memiliki rata-rata intensitas
radiasi matahari sebesar 1000 watt/m2 sebab
Indonesia terletak di daerah khatulistiwa.
Fotovoltaik adalah alat yang secara langsung
merubah energi matahari menjadi energi listrik, agar
lebih efisien energi listrik dari fotovoltaik disimpan di
dalam baterai sehingga dapat digunakan sewaktuwaktu pada saat kondisi mendung atau malam hari

Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, 2015

dimana sinar matahari tidak ada. Peralatan listrik


seperti penerangan dan pompa air di Indonesia
kebanyakan memakai standar tegangan AC 220 Volt
dan frekuensi 50 Hz, sedangkan listrik yang dihasilkan
oleh fotovoltaik adalah tegangan DC. Untuk
mendapatkan listrik sesuai spesifikasi peralatan listrik
yang digunakan maka dipakai inverter. Blok diagram
sistem digambarkan pada Gambar 1.1 di bawah.

Gambar 2.1 P-N Junction pada Sel Surya1


Sambungan dua semikonduktor berbeda tipe tersebut
akan membentuk depletion layer yang menghasilkan
medan listrik, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.2.

Gambar 2.2 P-N Junction1

Gambar 1.1 Blok Diagram Sistem


Dalam pembuatan proyek akhir ini penulis
memperoleh beberapa referansi dari [1]. Asnawi,
Modul
Pengujian,
Pemeliharaan/servis,
dan
Penggantian Baterai. [2]. Castro, Antonio. (2009,
Juni). Introduction to Solar Technologies. Instructor of
Physics & Engineering, hal 23Hasibuan, Rusli.
Menanam
di
Bukit
Kapur.
http://www.duniatani.or.id/riset/rusli/palawija_jengkol
.html (diakses tanggal 12 Juni 2003) [3]. Ir. M. Zaenal
Efendi, MT, DC-DC CONVERTER, EEPIS-ITS, 2009.

2.2 Boost Converter


Konverter boost adalah konverter DC- DC
jenis penaik tegangan atau step up. Konverter
boost mampu menghasilkan nilai tegangan keluaran
sama atau lebih besar dari tegangan masukkannya.
Konverter boost dapat menaikkan tegangan tanpa
membutuhkan trafo. Karena hanya menggunakan satu
buah semikonduktor, konverter boost memiliki
efisiensi
yang
tinggi.
Pada
Gambar 2.4
ditunjukkan rangkaian dari konverter boost.

2. Metode
2.1 Sel Surya
Sel surya merupakan suatu sel yang terbuat dari
semikonduktor dan berfungsi untuk mengonversi
cahaya matahari menjadi energi listrik melalui selnya.
Pada dasarnya sel surya terdiri dari dua jenis
semikonduktor, yaitu semikonduktor tipe-n yang
kelebihan electron yang bermuatan negatif dan
semikonduktor tipe-p yang kelebihan hole yang
bersifat positif seperti Gambar 2.1.

Gambar 2.4 Rangkaian Dasar Konverter Boost.2


2.2.1 Analisa Untuk Switch Terbuka
Rangkaian ketika switch terbuka seperti
pada Gambar 2.5 di bawah:

Gambar 2.5 Rangkaian Boost Kondisi Terbuka2


Penyelesaian untuk L untuk switch terbuka adalah :

No: 085735999135 (ERFAN)

Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, 2015

)(

2 )
( 2.1

Analisa Untuk Switch Tertutup


Rangkaian seperti pada Gambar 2.6 di bawah.

Gambar 2.6 Rangkaian Boost Kondisi Tertutup 2


Penyelesaian untuk L untuk switch tertutup adalah :

( 2.2 )

syu
Untuk operasi steady state maka :

)(

)
)
( 2.3 )

Keterangan :
= Tegangan input
= Tegangan output
L = Induktansi lilitan

syu

= Perubahan arus magnetisasi tiap satuan waktu


= Duty cycle
= Periode
2.3 Baterai
Baterai
sebagai
sumber
tenaga pada
beberapa beban dctegangan dc Adapun konstruksi,
kegunaan dan kapasitas baterai. Baterai terdiri dari
beberapa komponen antara lain : Kotak baterai,
terminal baterai, elektrolit baterai, lubang elektrolit
baterai, tutup baterai dan sel baterai. Dalam satu
baterai terdiri dari beberapa sel baterai, tiap sel
menghasilkan tegangan 2 - 2,2 V. Baterai 6 V terdiri
dari 3 sel, dan baterai 12 V mempunyai 6 sel baterai
yang dirangkai secara seri. Gambar 2.7 merupakan
konstruksi baterai.

( 2.1 )
syu

Gambar 2.7 Konstruksi Baterai3


2.4 Metode Pengisian Baterai Basah (lead-acid
Battery)
Pada proyek akhir ini menggunakan metode
constant voltage adalah untuk mengisi baterai dengan
menggunakan metode Constant Voltage diantara
terminal baterai. Baterai kering dapat mengalami
over-charged tanpa dikontrol menggunakan constant
voltage. Ketika baterai mengalami over- charged, air
didalam elektrolit terurai oleh elektrolisis untuk
menghasilkan gas oksigen yang banyak daripada apa
yang bisa diserap oleh elektroda negatif. Elektrolit
diubah menjadi gas oksigen dan gas hydrogen dan
hilang dari sistem baterai. oleh karena itu, kontrol
tegangan yang pasti dan waktu pengisian yang tepat
dalam metode pengisian constant voltage sangat
penting untuk menjaga life time yang diharapkan dari
baterai.
Pengaturan yang benar dari tegangan
pengisian sangat penting dan berkisar dari 2,302,45V per cell. Hal ini juga memiliki efek apabila
diterapkan pada baterai lead-acid dengan kapasitas
kecil seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.1
yang merupakan tabel efek yang ditimbulkan dalam
pemilihan rating tegangan charging pada baterai
dengan masing-masing keuntungan dan kekurangan.
Tabel 2.1 Efek Rating Tegangan Charging Baterai
per Cell
2,30-2,35 V/sel

2,40-2,45 V/sel

No: 085735999135 (ERFAN)

Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, 2015

Usia penggunaan
maksimum

Waktu pengisian
lebih cepat

Baterai tetap dingin


suhu pengisian dapat
melebihi 30 C

Tingkat sulfasi
rendah

Keuntungan

Gambar 3.2 Bentuk Gelombang penyulutan


Rangkaian Boost Converter pada pin Gate-Source
MOSFET(D=30%)
Volt/div : 10 V, Time/div:10us

Kapasitas lebih
tinggi dan stabil

Waktu pengisian lambat


Kerugian

3.

Kapasitas bacaan
mungkin tidak
konsisten dan menurun
dengan setiap siklus

Mudah Korosi dan


menimbulkan gas.
Tidak cocok untuk
pengisian pada
suhu ruangan yang
tinggi

Hasil

3.1 Pengujian Boost Converter Open Loop


Pengujian
rangkaian
boost
converter
bertujuan untuk mengetahui kinerja dari rangkaian
boost yang telah didesain dan dibuat. Gambar 3.1 dan
Gambar 3.2 merupakan bentuk gelombang penyulutan
rangkaian boost converter dengan duty cycle 30%.

Gambar 3.3 Bentuk Gelombang Drain-Source


MOSFET Boost Converter (D=30%)
Volt/div : 10 V, Time/div:10us
Dari Gambar 3.3 terlihat bahwa tegangan spike
yang dihasilkan memiliki nilai yang tidak terlalu
tinggi. Jadi, dapat dimungkinkan desain rangkaian
snubber yang digunakan pada boost converter sudah
cukup baik. Dari Gambar 3.3 juga dapat diketahui
bahwa rangkaian boost converter telah bekerja.
Dimana ciri-ciri boost converter bekerja yaitu
terjadinya bentuk gelombang osilasi sebelum
gelombang Drain-Source menyentuh nilai nol. Bentuk
gelombang tegangan keluaran boost converter
ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.1 Bentuk Gelombang penyulutan


Rangkaian Boost Converter (D=30%)
Volt/div : 10 V, Time/div:10us

Gambar 3.4 Bentuk Gelombang Tegangan Keluaran


Boost Converter (D=30%)
Volt/div : 10 V, Time/div:10us

No: 085735999135 (ERFAN)

Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, 2015

Kurva Arus Charging


12
10

Arus (A)

Dari Gambar 3.4 dapat diketahui bahwa


tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian
boost converter berupa tegangan DC murni sebesar
25.5V. Hasil pengujian rangkaian Boost Converter
dengan tegangan masukan sebesar 15V dan dutycycle
yang berubah-ubah ditunjukkan pada Tabel 3.1.

8
6
4
2
1
31
61
91
121
151
181
211
241
271
301
331
361
391
421

Tabel 3.1 Hasil Pengujian Rangkaian Boost Converter


Rangkaian Open Loop Beban Lampu 100W
Duty
Cycle
(%)
30
40
50
60
70

Gambar 3.5 Kurva Arus Charging

Vin
(V)

Iin
(A)

Vout
(V)

Iout
(A)

Effisiensi
(%)

15
15
15
15
15

1,045
1,520
1,942
2,545
2,945

25,5
29,9
38,8
45,4
51,0

0,51
0,65
0.66
0,71
0,76

84
86
87
85
88

Berdasarkan Tabel 3.1 Efisiensi yang


dihasilkan pada pengujian rangkaian boost converter
semakin besar apabila dutycycle yang digunakan
semakin menaik. Hal ini dimungkinkan karena proses
pembuatan induktor yang kurang baik dan banyaknya
rugi-rugi komponen sehingga menyebabkan efisiensi
boost converter menurun. Dari data percobaan
rangkaian boost converter secara fungsional telah
bekerja dengan baik.
3.2 Pengujian Baterai dan Penentuan Batas Arus
Charging
Pengujian ini untuk menentukan batas arus
charging melalui suatu kurva charging baterai. Untuk
menentukannya dilakukan pengisian baterai melalui
DC Power Supply dengan metode konstan tegangan
pada nilai 28,2V. Sehingga diperoleh nilai kurva arus
charging seperti ditunjukkan Gambar 3.5 di bawah.

Waktu ( Menit)

Pada Gambar 3.5 diperoleh nilai arus pada start


awal mulai terisi dan grafik naik drastis dimana
pengisian dilakukan secara maksimal. Ketika grafik
menurun maka terlihat pada posisi 0,5 Ampere arus
charging konstan. Ini menunjukkan baterai telah terisi
penuh. Sehingga pada proyek akhir kali ini discharge
didasarkan pada kurva arus charging ini. Untuk
membuat baterai aman dan tidak terjadi overcharge
maka relay atau pemutus charger akan aktif ketika
arus charging baterai sebesar 1 Ampere.
3.6 Pengujian Seluruh Sistem
Pengujian ini dilakukan untuk mengamati
performa sistem apakah sistem yang telah dirancang
dan dibuat telah bekerja dengan baik sesuai yang
telah direncanakan diawal yaitu sebagai pengisi
baterai 24 V dengan kapasitas arus 100 Ah.
Pengujian dilakukan dalam keadaan mendung
dengan tegangan charging yang digunakan sebesar
25,2 V. Tegangan charging yang digunakan tidak
sesuai dengan rencana awal yaitu 28,2 V, hal ini
dikarenakan tegangan charging yang digunakan
menyesuaikan dengan arus charging baterai yang
digunakan yaitu maksimal 10A. Arus charging yang
digunakan 2A diakibatkan adanya keterbatasan
sistem yang telah diuji hanya mampu mengeluarkan
arus output sebesar 2A dan keterbatasan cahaya pada
waktu pengujian dan intensitas cahaya matahari
berubah-ubah. Gambar 3.6
merupakan grafik
pengambilan data charging baterai dengan parameter
yang diamati yaitu perubahan arus charging terhadap
waktu charging. Pengujian waktu charging mencapai
16 menit dengan pengambilan data setiap 1 menit.

No: 085735999135 (ERFAN)

Arus (Ampere)

Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, 2015

Arus Charging Baterai Cuaca


Mendung

2
1
0

5 Waktu 10 (Menit) 15

20

Gambar 3.6 Grafik Charging Baterai Cuaca


Mendung
Dari hasil Gambar 3.6 menunjukkan
karakteristik arus charging baterai pada saat dicharging dengan tegangan charging sebesar 25.2V
dimana arus charging lama kelamaan akan semakin
turun dan baterai akan terisi penuh. Arus charging di
atas masih dalam toleransi arus charge maksimal
baterai karena masih dalam range 10% dari Ah
baterai. Tabel 3.2 merupakan hasil pengujian
tegangan baterai sebelum di-charging dengan sistem
dan sesudah di-charging dengan sistem
.
Tabel 3.2 Hasil Pengujian Sistem Untuk Charging
Baterai
Tegangan Baterai
Sebelum Di-Charging

Tegangan Baterai
Sesudah Di-Charging

waktu 7 jam. Kekuatan daya pada solar sel sangat


bergantung pada tingkat intensitas cahaya matahari
dan mempengaruhi nilai arus charge pada baterai.
Tegangan
charge
yang
diatur
konstan
menyebabkan nilai dari arus dapat mencapai peak
dari perencanaan charger dan arus tidak menentu.
Untuk penelitian ke depan diharapkan dapat
mengatur arus dan tegangan secara berkala untuk
mencapai pengisian secara baik dan memperoleh
nilai waktu yang singkat. Penelitian ini dapat juga
ditambahkan suatu metode monitoring melihat
kondisi baterai atau level baterai.

5. Kesimpulan
Setelah
dilakukan proses
perencanaan,
pengujian, analisa data dan membandingkan dengan
teori-teori penunjang, maka dapat disimpulkan bahwa
:
1. Tegangan charging baterai yang digunakan
sebesar 25.2V untuk menghasilkan arus
charging baterai maksimal 2 A dalam
keadaan mendung.
2. Sistem yang dibuat dapat digunakan untuk
mengisi baterai 2 buah dengan kapasitas arus
100Ah dengan arus charging maksimal 3 A.
3. Arus charging sebesar 3 Ampere masih
dalam batas toleransi yaitu 10 % arus charge
dari kapasitas baterai sebesar 10 Ampere.

6. Ucapan Terima Kasih

Dari hasil Tabel 3.2 dapat dilihat Tegangan


baterai sebelum di charging bernilai 22.83V. Setelah
diisi melalui proses seperti Gambar 3.6, tegangan
baterai meningkat mencapai 24.23 V. Dari hasil
pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem yang
digunakan telah bekerja secara fungsional untuk
mengisi baterai.
4. Diskusi
Dari hasil yang diperoleh melalui pengujian
peralatan di atas battery charger dalam proyek ini
dapat mengisi arus charge ke dalam baterai dalam

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah


SWT dan tanpa menghilangkan rasa hormat yang
mendalam, saya selaku penyusun dan penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak- pihak yang telah membantu penulis
untuk menyelesaikan proyek akhir ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, karena perlindungan, pertolongan
dan ridho-Nya saya mampu menyelesaikan
Proyek Akhir ini serta hamba-Nya yang
termulia Nabi Besar Muhammad SAW.
2. Untuk Ibu, Ayah, Mbak Rizky dan Mas Erlan
tercinta yang selalu memberi dukungan dan
mendoakan.
3. Bapak Dr. Zainal Arief, ST, MT selaku
direktur PENS.

No: 085735999135 (ERFAN)

Jurnal Elektro PENS, Teknik Elektro Industri, Vol.2, No.2, 2015

4. Bapak Novie Ayub Windarko, ST, MT, Ph.D.


Selaku Ketua Departemen Elektro PENS.
5. Bapak Ir. Sutedjo, MT selaku Ketua Program
Studi DIII Teknik Elektro Industri PENS.
6. Bapak Ir. Zaenal Efendi, MT dan Bapak Novie
Ayub W. ST, MT, Ph.D selaku dosen
pembimbing proyek akhir saya.
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen yang telah
membimbing dan membekali ilmu kepada
penulis selama penulis menempuh pendidikan
di kampus tercinta ini, Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya (PENS).
8. Teman-teman D3 Elin B 2011 yang telah
memberikan dukungan langsung dan tidak
langsung atas terselesainya proyek akhir ini.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis


hingga terselesainya proyek akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan.

Referensi
[1] Castro, Antonio. (2009, Juni). Introduction to Solar
Technologies. Instructor of Physics & Engineering, hal
23Hasibuan, Rusli. Menanam Jengkol di Bukit Kapur.
http://www.duniatani.or.id/riset/rusli/palawija_jengkol.html
(diakses tanggal 12 Juni 2003)
[2] Ir. M. Zaenal Efendi, MT, DC-DC CONVERTER, EEPIS-ITS,
2009.
[3] Asnawi, Modul Pengujian, Pemeliharaan/servis, dan
Penggantian Baterai.

[4] www.batteryuniversity.com/learn/article/charging_the_
lead_acid_battery diakses pada tanggal 28/03/2014.

No: 085735999135 (ERFAN)

Anda mungkin juga menyukai