Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH ELEKTRONIKA DAYA

Peran Elektronika Daya Dalam Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Disusun oleh :

Nama : Hasanudin

Nim : 18171025079

Dosen : Prof.Dr.Ir.Martin Djamin, M.Sc

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

TEKNIK ELEKTRO

INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO

JAKARTA

TAHUN 2020
DAFTAR ISI

ABSTRAK..........................................................................................… 1

PENDAHULUAN...............................................................................… 2

ISI PEMBAHASAN...........................................................................… 3

KESIMPULAN...................................................................................… 4
1. ABSTRAK

Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan energi matahari untuk membangkitkan energi
listrik. Tegangan keluaran panel surya perlu diatur hingga sesuai dengan kebutuhan. Elektronika
daya adalah salah satu ilmu yang sangat berguna untuk mengoptimalkan pemberdayaan PLTS
dan kontrol daya output nya.

2. PENDAHULUAN

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang menggunakan sinar
matahari sebagai sumbernya. Panel sel surya menangkap cahaya matahari dan mengubahnya
menjadi arus listrik yang kemudian disimpan dalam baterai sehingga dapat memenuhi kebutuhan
energi sehari-hari. Pembangkitan listrik dengan tenaga surya dapat dilakukan secara langsung
misalnya dengan memasang solar panel pada atap rumah untuk memenuhi kebutuhan energi
rumah tersebut atau dengan pembangkitan terpusat yang dilakukan di suatu wilayah kemudian
energi dialirkan ke rumah-rumah. Apabila dilihat dari proses pembangkitannya, penggunaan
energi surya sangat ramah lingkungan dan energi yang tersedia tidak terbatas. Pada artikel ini,
akan dibahas peran elektronika daya dalam PLTS terutama pada Solar Charge Controller dan
Inverter.

Pembangkitan Listrik

Material Penyusun

Panel surya terbuat dari suartu material semikonduktor seperti pada umumnya; silikon yang
berperilaku untuk menyerap energy foton pada sebagian porsi dari material semikonduktornya
dan karena telah menyerap energy foton, kelebihan energy ini dilepaskan dalam bentuk elektron
bebas.

Silikon, sebagai material semikonduktor yang umum dipakai dalam pembangkitan energy listrik
pada panel surya memiliki karakteristik kimia khusus terutama dala fase kristalnya. Karakteristik
special ini yang menjadikannya dapat dimanfaatkan sebagai semikonduktor pada panel surya.

Atom silikon memiliki 14 elektron yang tersebar di 3 lapisan kulitnya. Kulit pertama terisi penuh
dengan 2 elekron dan begitu pula dengan kulit kedua yang penuh dengan 8 elektron. Sedangkan
kulit terluarnya hanya terisi sebagian dengan 4 elektron. Dengan hanya terisi 4 elektron pada
kulit ketiganya, atom silikon akan selalu cenderung untuk memenuhi kulit terluarnya dengan
cara memakai bersama elektronnya dengan 4 atom disekitarnya. Struktur atom silikon yang
berformasi seperti ini dinamakan crystalline structure.

Atom crystalline silikon ini tidak langsung menjadi semikonduktor yang dicari karena ikatan
antar atomnya yang memakai bersama elektron terluarnya sehingga menjadikannya konduktor
yang buruk jika dibandingkan dengan konduktor konvensional seperti tembaga. Untuk
menjadikan atom silikon dapat mengalirkan arus, harus dilakukan pentidakmurnian silikon agar
elektron dapat mengalir sehingga menjadikannya semikonduktor bukan isolator. Dalam kasus
ini, atom silikon akan dicampurkan dengan atom lain dengan perbandingan yang sangat kecil
(dapat mencapai satu atom lain ; satu juta atom silikon) dengan proses yang dinamakan doping.

3. ISI PEMBAHASAN

Peranan Elektronika Daya

Solar Charge Controller

Arus yang dihasilkan oleh panel surya tidak langsung mengisi baterai, melainkan harus melewati
Solar Charge Controller terlebih dahulu untuk mengatur tegangan dan arus input pengisian
baterai sehingga tidak terjadi overcharge atau overvoltage , serta mengatur arus saat baterai
discharge agar tidak terjadi discharge berlebihan (dapat memperpendek usia baterai).

 Secara umum, proses yang terjadi dalam Solar Charge Controller adalah konversi DC ke DC
untuk menghasilkan tegangan input baterai yang stabil. Gambar 1 memperlihatkan blok diagram
dari Charge Controller . Dari blok diagram di atas terlihat bahwa pengaturan tegangan input
baterai oleh Solar Charge Controller dilakukan dengan sensing arus dan tegangan output panel
surya sebagai input mikrokontroler yang terhubung ke rangkaian Buck-Boost (rangkaian yang
dapat menaikkan atau menurunkan tegangan) . Sensing arus dan tegangan input baterai
dilakukan untuk memberikan umpan balik ke mikrokontroler agar tegangan input baterai dapat
terjaga stabil. Pada Solar Charge Controller yang dilengkapi dengan sensor temperatur, kontrol
tegangan input baterai juga dipengaruhi oleh temperatur panel surya serta temperatur baterai. Hal
ini dilakukan agar diperoleh proses charging dan usia baterai yang optimum.

Gambar 1. Solar charge controller.


Sumber: http://www.eecs.ucf.edu/seniordesign/fa2011sp2012/g10/project.html
Solar Charge Controller memiliki 2 mode kerja yaitu mode charging dan mode operasi.

Mode Charging

Pada mode ini, terjadi pengisian baterai yang dibagi ke dalam 3 stage yang digambarkan dengan
kurva di Gambar 2.

Gambar 2. Kurva charging-discharging. Sumber: http://panelsuryaindonesia.com/peralatan-


panel-surya/35-solar-charge-controller

1.  Bulk Stage, Bulk Stage merupakan tingkatan dimana baterai baru mulai diisi. Terjadi
peningkatan tegangan secara perlahan hingga dicapai tegangan yang konstan sesuai
dengan setup. Pada stage ini, arus yang mengalir ke baterai maksimum. Setelah tegangan
setup dicapai, proses charging berpindah ke stage berikutnya yaitu absorption stage
2. Absorption  Stage, pada stage ini, tegangan baterai dijaga tetap sesuai dengan tegangan
setup sedangkan arus yang mengalir ke baterai menurun hingga baterai terisi penuh.
Setelah baterai terisi penuh maka proses charging masuk pada stage berikutnya yaitu
Float Stage
3. Float Stage, pada stage ini, tegangan dan arus input baterai konstan pada suatu nilai yang
lebih rendah dibandingkan pada Absorption  Stage.

Mode Operasi

Pada mode ini, baterai menyuplai beban dengan tetap dimonitor oleh Solar Charge Controller .
Terdapat relai yang berfungsi untuk memutus hubungan baterai dan beban apabila terjadi
overload dan untuk mencegah discharge berlebihan yang dapat merusak baterai.
Storage

Storage yang dipakai adalah baterai rechargeablesehingga dapat dipakai berulang-ulang.


Sebaiknya digunakan baterai MF (Maintenance Free). Aki/baterai ini menggunakan konsep deep
cycle battery yang rechargeable dan dapat digunakan pada waktu yang dikehendaki.

Banyaknya aki/baterai yang digunakan bergantung pada spesifikasi dari PLTS itu sendiri.
Kapasitas daya bank aki didapat dari :

DoD : batas minimal sisa kapasitas baterai/aki (misal DoD = 80%, berarti harus tersisa kapasitas
aki minimal 20%)

Days of autonomy : banyaknya hari kerja tanpa sinar matahari (hari kerja efektif aki)

Kapasitas daya aki dalam satuan Ampere.hour (Ah).

Inverter

Solar inverter mengubah arus DC hasil pembangkitan dari sel surya, menjadi AC. Fungsi ini
berguna untuk membuat panel surya sebagai penyuplai daya ke grid atau off grid electrical
network. Jenis-jenis inverter sel surya :

 Stand alone yaitu inverter yang secara langsung terhubung dengan baterai pada sel surya
di dalam suatu sistem terisolasi. Inverter ini tidak memiliki hubungan apapun dengan
grid sehingga tidak memiliki fungsi anti-islanding protection
 Grid tie yaitu inverter yang menyamakan fasa dengan utility phase dan berfungsi untuk
menyuplai daya ke grid setelah menarik energi dari baterai. Untuk alasan keamanan,
inverter ini akan otomatis mati/tidak bekerja saat terjadi power outage pada grid.
 Battery Backup Inverters, yaitu inverter yang dapat menyuplai ke beban tertentu yang
diinginkan pada grid. Karena itu inverter ini memiliki fungsi anti-islanding protection.

Inverter solar menggunakan MPPT (maximum power point tracking) yang dapat mengambil
sampel output diinginkan dari sel surya dan mengubah besar load sehingga daya yang dihasilkan
maksimum. Hal ini diperlukan karena pada pembangkit listrik sel surya, efisiensi output nya
tidak linear, bergantung pada kondisi cuaca dan sebagainya. Gambar 3 memperlihatkan  contoh
rangkaian inverter sederhana pada solar panel.

Gambar 3, Inverter.
Sumber :
http://elektronika-dasar.web.id/artikel-elektronika/inverter-dc-ke-ac/

Berdasarkan jumlah fasa output, inverter dapat dibedakan menjadi inverter 1 fasa dan 3 fasa.
Pada solar panel menggunakan inverter jenis Voltage Fed Inverter (VFI) yaitu tegangan input
dijaga konstan.
4. KESIMPULAN

Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa energy surya (Photovoltaic) dapat
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).Energi ini juga merupakan energy
alternative.modul surya ini dapat digunakan sebagai cadangan yang memadai ketika energy
lainnya mulai berkurang bahkan habis. Energi ini sangat ramah lingkungan dan tidak
memerlukan perawatan khusus secara periodic.energi ini hanya memerlukan cahaya matahari
yang jumlahnya tak terbatas,tersedia dimana-mana,dan tidak memerlukan bahan bakar lain
seperti bensin,gas,atau yang lainnya.namun,energy ini memiliki suatu kelemahan yaitu hanya
biasa digunakan dalam jangka waktu setengah hari atau selama sinar matahari masih terpancar

Anda mungkin juga menyukai