Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIK SISTEM KENDALI


PENGENDALI PUTARAN MOTOR DENGAN RELAY PHOTO LISTRIK
Dosen Pengampu : Prof. Ir. Moh.
Khairudin M.T, Ph.D.

Disusun Oleh:

Gil Marcelino Nathaniel Posumah (21538144060)


Windu Lestari (21538144059)
PROGRAM STUDI DI S1 TEKNIK
ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2023

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa dan mengamati rangkaian pengendali
putaranmotor menggunakan photo relay listrik. Besarnya insensitas cahaya yang menerangi
photo cell akanmempengaruhi besarnya tegangan. Hal ini terjadi karena insensitas cahaya
mempengaruhi besarnyahambatan pada photocell. Semakin besar insensitas cahaya maka
hambatan pada photo cell semakinkecil sehingga membuat tegangan yang dihasilkan
semakin besar. Pada insensitas cahaya tertentuarus dan tegangan dapat melewati photocell
sehingga membuat motor dapat berputar.

I. Pendahuluan

Relay photolisitrik merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengaktifkan motor. Pada percobaan kali ini relay akan dipasang decara Normaly
Close (NC). Arus akan mengaktifkan medan magnet lilitan yang ada dalam relay dan
secara otomatis akan menarik saklar menjadi on. Saat relay aktif maka motor juga
akan aktif. Relay photolistrik tidak hanya dapat digunakan secara Normaly Close
(NC), namun juga dapat digunakan saat Normaly Close tergantung kebutuhan
nantinya. Relay photolistrik juga dapat menjadi solusi untuk menghemat biaya dan
mempermudah pekerjaan manusia karena relay photolistrik akan bekerja dengan
sendirinya sesuai dengan kebutuhan. Contohnya pemasangan lampu jalan, operator
tidak perlu bersusah payah untuk menghidupkan lampu saat jalanan mulai gelap atau
tertutup kabut tebal. Relay photolistrik akan mengaktifkan lampu saat sensor atau
photocell tidak mendapatkan sinar yang cukup. Masyarakat Indonesia saat ini masih
belum mampu untuk menggunakan listrik secara efektif dan efisien. Mereka masih
menggunakan listrik secara teledor. Contoh yang paling mudah kita temui adalah
penggunaan penerang ruangan yakni lampu. Masyarakat Indonesia terkadang masih
lupa untuk mematikan lampu saat hari sudah mulai terang. Perilaku masyarakat
Indonesia menyebabkan biaya listrik menjadi meningkat dan pemborosan energi.
Indonesia merupakan negara yang terboros dalam pemakaian listrik di Asean. Data
ASEAN Centre for Energy (ACE) juga menyebutkan Indonesia merupakan negara
yang memiliki potensi paling besar untuk melakukan penghematan tenaga listrik
akibat tingkat pemborosan energi listrik yang relative tinggi selama ini. Pasokan
listrik di Indonesia sendiri kini dalam status siaga karena cadangan yang tersisa tidak
banyak (www.alpensteel.com, 2017). Penghematan energi sangat bergantung pada
perilaku dan kesadaran manusia. Sekitar 80 persen keberhasilan kegiatan konservasi
energi ditentukan oleh faktor manusia, sedangkan 20 persen lagi bergantung pada
teknologi dan peralatan. Di Indonesia upaya setiap perusahaan untuk mengurangi
biaya produksi selalu berorientasi pada pengurangan tenaga kerja. Sangat jarang ada
perusahaan yang langsung melakukan evaluasi terhadap konsumsi listrik. Padahal
peningkatan efisiensi sebesar satu persen dalam pemanfaatn energi listrik langsung
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Contoh pemborosan terbesar di
perkantoran atau bangunan public adalah penggunaan mesin penyejuk udara (AC) dan
lampu yang tetap dihidupkan meskipun tidak digunakan lagi. Padahal porsi konsumsi
listrik AC dan lampu relative besar, yakni diatas 45 persen dan 30 persen
(www.alpensteel.com,2017). Relay photolistrik bisa menjadi salah satu solusi untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan listrik berlebih yang disebabkan factor manusia
yang tidak dapat mengkontrol konsumsi listrik dengan baik. Dengan pemasangan
lampu yang memanfaatkan prinsip kerja relay photo listrik penulis yakin Indonesia
akan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan listrik di Indonesia.
Dengan menggunakan relay photolistrik disetiap lampu jalan diseluruh jalan di
Indonesia tidak hanya jalan protocol maupun jalan besar, namun juga lampu-lampu
jalan di pelosok desa-desa. Selain itu relay photolistrik juga dipasang disetiap lampu
di teras-teras rumah, perkantoran maupun pabrik. Dengan begitu pemborosan
penggunaan listrik di Indonesia dapat ditekan seminimal mungkin.

II. STUDI PUSTAKA

A. Relay

Relay adalah komponen listrik yang bekerja berdasarkan prinsip induksi medan
elektromagnetis. Jika sebuah penghantar dialiri oleh arus listrik, maka di sekitar penghantar
tersebut timbul medan magnet. Medan magnet yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut
selanjutnya diinduksikan ke logam ferromagnetis (santoso, 2013). Logam ferromagnetis
adalah logam yang mudah terinduksi medan elektromagnetis. Ketika ada induksi magnet
dari lilitan yang membelit logam, logam tersebut menjadi "magnet buatan" yang sifatnya
sementara. Cara ini kerap digunakan untuk membuat magnet non permanen. Sifat
kemagnetan pada logam ferromagnetis akan tetap ada selama pada kumparan yang
melilitinya teraliri arus listrik. Sebaliknya, sifat kemagnetannya akan hilang jika suplai arus
listrik ke lilitan diputuskan (santoso, 2013). Aplikasi untuk relay tidak hanya digunakan
untuk lampu saja. Melainkan sangat banyak sekali seperti penggunaan pada klakson mobil
dan motor, lampu sein, pompa air otomatis dan masih banyak sekali.
Gambar dan Simbol Relay:
Prinsip Kerja Relay:

Kontak poin pada relay terdiri dari dua, yaitu :


 Normaly Close Saat kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu close atau tertutup.
 Normaly Open Saat kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu Open atau terbuka.
Berdasarkan gambar diatas, sebuah Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan
Coil yang berfungsi untuk mengendalikan Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan
arus listrik, maka akan timbul gaya Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk
berpindah dari Posisi sebelumnya (NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang
dapat menghantarkan arus listrik di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut
berada sebelumnya (NC) akan menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri
arus listrik, Armature akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh
Relay untuk menarik Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus
listrik yang relatif kecil (kho, www.teknikelektronika.com ).

B. Photocell
Photocell merupakan peralatan listrik dengan rangkaian elektronika
didalamnya yang berisi komponen LDR (Light Dependent Resistor) yang
berfungsi sebagai sensor cahaya. LDR adalah suatu bentuk komponen yang
mempunyai perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya.

C. Photensio Meter

Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai


Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika
ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan keluarga resistor
yang tergolong dalam kategori variable resistor. Secara struktur,
Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas
sebagai pengatur (kho ,www.teknikelektronika.com).

Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur
(track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada
di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan
pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen
Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer (kho,
teknikelektronika.com).

III. METODE

A. Alat dan Bahan


 Modul Unit Praktek
 Motor 6V DC
 Miliampere dan Multimeter
 Sumber Penghubung (Secukupnya)

B. Keselamatan Kerja
 Bekerjalah dengan keaadaan tanpa tegangan saat membuat rangkaian
dan mengubah rangkaian.
 Jauhkan peralatan yang tidak diperlukan dari meja kerja.
 Gunakan alat ukur dengan cara yang benar.

C. Langkah Kerja
a. Ukur dan catatlah tahanan photocell dengan Ohmmeter. Tutup Photocell
dengan tangan hingga tidak ada sinar yang masuk ke permukaanya.
b. Rangkailah sesuai skema dibawah ini dengan benar dan rapi, hubungkan
Ohmmeter untuk mengetahui posisi kontrak dengan relay antara
Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC). Terangi photocell
dengan lampu kecil dan atur posisi lampu dari jarak dekat ke posisi jauh.
Dalam hal ini relay akan digunakan untuk menghubungkan arus pada
alarm motor dan peralatan lainya dengan menyesuaikan kemampuan
arus relaynya.
c. Tutup saklar SW1 sehingga sumber tegangan 12 V DC dan rangkaian
siap bekerja. Sinari photocell dengan lampu kecil sehingga rangkaian
bekerja, ditandai dari kerja relay (Relay aktif). Jauhkan lampu dari
photocell hingga relay tidak aktif sekalipun potensio Rv diatur.
Terangkan proses putus dan hubung Relay akibat jauh dekatnya sinar
lampu.
d. Tutup photocell sehingga tidak ada sinar jatuh dipermukaanya, ditandai
relay tidak aktif. Amati dan ukur tegangan Emitor-base dari Q1. Veb = 0
V. Sinar photocell dengan lampu hingga relay aktif, amati dan ukur lagi
Veb = 0,8 V. Atur posisi lampu dari dekat ke jauh, lakukan beberapa
kali dan amati tegangan Veb Q1. Jelaskan permasalahan dari proses
tersebut.
e. Dengan cara yang sama seperti langkah 4 dan 5 amati arus collector (Ic)
dari Q2 saat relay aktif dan tidak aktif.
Ic (aktif) = 16 mA
Ic (tidak aktif) = 0 mA

IV.TUGAS

1. Ukur Rpc saat ada sinar dan tidak ada sinar ?


Sinar ruangan : 3K ohm
Sinar senter/HP : 100 ohm
Tidak ada sinar (ditutup) : 2M ohm

2. Berapa R relay dan berapa daya desipasi pada relay saat arus collector maksimum
(ic max)?
Ic max = 22,5 P = I x V =0,0225 x 12 = 0,27 watt

3. Sebutkan contoh aplikasi rangkaian dalam kehidupan sehari-hari?


 Penerangan Lampu Taman.
 Penerangan Lampu Jalan.
 Penerangan Pada Teras Rumah.
 Penerangan Pada Industri, dll.

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasan
Saat Photocell tidak terkena cahaya maka hambatan pada photocell akan
membesar bisa dikatakan sangat besar, maka arus basis pada transistor 1
tidak dapat supply yang cukup sehingga arus tidak mengalir dari kolektor ke
emitor. Karena tidak ada arus yang mengalir, maka arus basis pada transistor
2 juga tidak dapat supply yang cukup sehingga tidak bisa me-ON-kan relay.
Dan kontak relay dihubungkan dengan beban (motor, lampu,dll.). Dan
sebaliknya apabila photocell terkena cahaya maka hambatan pada photocell
akan mengecil, maka arus dapat mengalir melalui photocell tersebut dan
dapat men-supply arus basis pada transistor 1, sehingga transistor 1 ON
aruspun mengalir yang kemudian men-supply arus basis pada transistor
2,transistorpun ON sehingga tegangan dari relay bisa disalurkan ke ground
yang menyebabkan relay ON dan kontak ralay aktif sehingga motorpun
berputar.

B. Kesimpulan
Pada saat tidak ada sinar yang masuk kedalam photocell, hambatan pada
photocell sangat besar yang menyebabkan tidak adanya tegangan maupun
arus yang melewatinya dan rangkaian akan off, namun saat ada sinar dengan
intensitas tertentu arus maupun tegangan akan mampu menembus hambatan
photocell dan mengaktifkan relay. Dan disaat yang bersamaan relay akan
meneruskan arus untuk masuk kedalam motor dan mengaktifkan motor.

Anda mungkin juga menyukai