Anda di halaman 1dari 16

JURNAL PRAKTIKUM

PROTEKSI INSTALASI TENAGA LISTRIK

Nama : Tasya Simanjuntak


Nim : 2019-71-067
Kelas :E
Jurusan : D3 Teknologi Listrik
Tanggal Praktikum : 17 November 2021
Asisten : Fadilah Ayu Aprilia

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK

INSITITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA

2021
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
PEMASANGAN ALAT PROTEKSI PRIMER PADA SISTEM TENAGA
LISTRIK
Tasya Simanjuntak 201971096
Praktikum Proteksi Instalasi Tenaga Listrik
E
tasya1971096@itpln.ac.id

ABSTRACT
The electric power protection system is an important element in the electric power system,
because it has a function as a safety in the electric power system consisting of generation,
transmission and distribution of electrical power. Installation of primary protection equipment
is installation on the load side both at medium voltage and low voltage. There are 3 types of
protection in general, namely differential relay as the main safety for generators in power
plants, distance relay as the main safety in transmission distribution, and over current relay or
ground fault relay as the main safety of 20kv side transformer. OCR or TOR is a relay that
serves to secure the circuit against short-circuit disturbances between phases, which will work
based on an increase in current that exceeds the capacity of the current value installed on the
relay. In this journal, we will discuss the first 3 experiments when not connected to TOR, the
second when connected to TOR and the third when connected to TOR and auxiliary
relays/indicator lights.
Keywords: Primary Protection,OCR,Short circuit
ABSTRAK
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan suatu elemen yang penting dalam sistem tenaga
listrik,karena memiliki fungsi sebagai pengaman dalam sistem tenaga listrik yang terdiri dari
pembangkit,transmisi dan distribusi daya listrik. Pemasangan alat proteksi primer merupakan
pemasangan di sisi beban baik di tegangan menengah dan tegangan rendah. Terdapat 3 jenis
proteksi secara umum yaitu diffrensial relay sebagai pengaman utama generator pada
pembangkit tenaga listrik,distance relay sebagai pengaman utama pada penyaluran
transmisi,dan over current relay atau ground fault relay sebagai pengaman utama trafo sisi
20kv. TOR merupakan relai yang berfungsi untuk mengamankan sirkuit terhadap gangguan
hubung singkat antar fasa, yang akan bekerja berdasarkan kenaikan arus yang melebihi
kapasitas nilai arus yang terpasang pada relay. Pada jurnal ini akan dibahas 3 percobaan yang
pertama ketika tidak dihubungkan dengan TOR yang kedua Ketika dihubungkan dengan TOR
dan yang ketiga Ketika dihubungkan dengan TOR dan relay bantu/lampu indicator

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 1


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
Kata Kunci:Proteksi Primer,TOR,Hubung singkat
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proteksi memiliki dua fungsi yaitu mendeteksi adanya gangguan atau keadaan
abnormal lainnya pada bagian sistem yang diamankan dan melepas bagain sistem yang
terganggu sehingga bagian sistem lainnya yang tidak mengalami gangguan dapat terus
beroperasi. Adapun alat proteksi primer atau di sisi beban baik pada tegangan menegah dan
tegangan rendah yang digunakan pada sistem tenaga listrik pada praktikum ini seperti TOR
(thermal overload relay) yang dalam perangkaiannya dihubung secara seri
Kontaktor merupakan sakelar yang cara kerjanya dengan elektromagnetik. Pada
kontaktor terdapat beberapa bagian seperti kontak bantu,kontak utama,koil,push button
ON,push button OFF. Ketika koil dialiri arus maka akan menghasilkan medan
magnet,yang Ketika sudah memeuhi syarat tegangan kerja maka koil akan bekerja menarik
kontak utama dan kontak bantu yang dari kondisi NO menjadi NC dan sebaliknya dari
kondisi NC menjadi NO. Pada jurnal ini akan dibahas bagaimana kondisi motor jika diberi
arus hubung singkat pada sirkuit yang menggunakan TOR atau tanpa TOR

1.2 Tujuan
Memahami koordinasi alat proteksi primer pada alat control system tenaga listrik.

II. LANDASAN TEORI


2.1 Teori Modul
Koordinasi relai proteksi primer terhadap system control instalasi tenaga listrik adalah
memaksimalkan kerja alat proteksi terhadap keamanan alat yang diproteksi sekaligus
mudah untuk mencari masalah gangguan yang terjadi.

2.2 Teori Tambahan


Sistem proteksi tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan peralatan
yang terpasang pada sistem tenaga listrik, seperti generator, busbar, transformator, saluran
udara tegangan tinggi, saluran kabel bawah tanah, dan lain sebagainya terhadap kondisi
abnormal operasi sistem tenaga listrik tersebut.
Fungsi sistem proteksi Kegunaan sistem proteksi tenaga listrik, antara lain untuk :
a. Mencegah kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 2


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
b. Mengurangi kerusakan peralatan-peralatan pada sistem tenaga listrik akibat terjadinya
gangguan atau kondisi operasi sistem yang tidak normal
c. Mempersempit daerah yang terganggu sehingga gangguan tidak melebar pada sistem
yang lebih luas
d. Memberikan pelayanan tenaga listrik dengan keandalan dan mutu tinggi kepada
konsumen
e. Mengamankan manusia dari bahaya yang ditimbulkan oleh tenaga listrik.

 Over Current Relay


Over current relay atau relai arus lebih bekerja ketika ada hubung singkat yang
berdampak pada kenaikan arus, oleh karena itu disebut relai arus lebih. Relai arus lebih
yang ada sekarang memiliki 2 kemampuan yaitu sebagai relai arus lebih (Over Current
Relay, OCR) dan relai gangguan tanah (Ground Fault Relay, GFR). Relai arus lebih dapat
dikoordinasikan dengan relai lain atau dengan GFR dengan memberikan tunda waktu yang
sebenarnya merupakan inti dari setelan relai selain juga perhitungan setelan arus.

 Prinsip Kerja OCR


Prinsip Kerja OCR Prinsip kerja over current relay adalah berdasarkan adanya arus
lebih yang dirasakan relai, baik disebabkan adanya gangguan hubung singkat atau overload
(beban lebih) untuk kemudian memberikan perintah trip ke PMT sesuai dengan
karakteristik waktunya.
Arus setting untuk relai OCR baik pada sisi primer maupun pada sisi sekunder
transformator tenaga adalah: Iset (prim) = 1,05 x Inom trafo .Nilai tersebut adalah nilai
primer, untuk mendapatkan nilai setelan sekunder yang dapat disetkan pada relay OCR,
maka harus dihitung dengan menggunakan ratio trafo (CT) yang terpasang pada sisi primer
1
maupun sisi sekunder transfomator tenaga. Iset (sek) = Iset (primer) ×
Ratio CT
 Kontaktor magnet merupakan sebuah alat elektronik yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik. Kontaktor magnet berfungsi untuk memutus dan menyambung arus listrik
Prinsip elektromagnetik berasal dari sebuah kumparan atau coil yang terdapat pada inti
kontaktor. Kumparan ini akan bekerja dan menciptakan gaya magnet jika dialiri listrik,
kemudian gaya magnet inilah yang akan menggerakan atau menarik kontak - kontak yang
ada pada kontaktor magnet tersebut.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 3


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096

 Fungsi Kontaktor
Seperti yang telah diketahui, kontaktor adalah alat yang berguna untuk dapat
menyambungkan serta memutuskan arus listrik bertipe AC.

Gambar 1. Kontaktor Magnet


Kontaktor magnet terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah coil / kumparan, core /
inti, kontak utama, dan kontak bantu. Bagian - bagian dari kontaktor tentunya memiliki
fungsi yang berbeda. Coil adalah sebuah kawat tembaga yang dililitkan pada core yang jika
dialiri listrik maka akan menciptakan gaya magnet. Gaya magnet ini kemudian akan
menarik batang kontak yang berada pada kontaktor magnet sehingga kontak utama dan
kontak bantu akan bekerja.
Kontak utama adalah sebuah kontak yang terdiri dari tiga buah kontak NO, kontak ini
hanya akan bekerja jika kontaktor dalam kondisi aktif. Kontak utama memiliki fungsi yang
sama dengan MCB 3 fasa, yaitu sebagai sakelar penghubung listrik 3 fasa ( R, S, dan T ).
Biasanya kontak ini digunakan sebagai pengendali motor listrik 3 fasa.
Sedangkan kontak bantu adalah sebuah kontak yang terdiri dari dua jenis kontak,
antara lain kontak NO ( Normaly Open ) dan kontak NC ( Normaly Close ). Biasanya,
jumlah kedua kontak bantu tergantung dengan jenis kontaktor magnetnya.
Fungsi kontak bantu dan kontak utama.

Gambar 2. Kontak Utama dan Kontak


Bantu
1. Kontak utama.

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 4


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
     Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kontak utama memiliki fungsi yang sama
dengan MCB 3 fasa, yaitu sebagai saklar penghubung listrik 3 fasa ( R, S, dan T ).
Biasanya kontak ini digunakan sebagai pengendali motor listrik 3 fasa

2. Kontak bantu NO.


Kontak bantu NO merupakan sebuah kontak yang hanya bekerja jika kontaktor magnet
dalam kondisi aktif dan mati jika kontaktor dalam kondisi tidak aktif. Kontak bantu NO
biasanya digunakan sebagai pengunci kontaktor, kontak ini akan menjaga kontaktor agar
tetap aktif. Karena didalam sebuah instalasi panel menggunakan sebuah saklar pengendali
jenis Push button, saklar ini hanya bekerja pada saat ditekan saja dan mati ketika dilepas.
    Selain digunakan sebagai pengunci, kontak bantu NO juga digunakan sebagai
pengendali lampu indikator yang menandakan bahwa kontaktor dalam kondisi bekerja.
Kontak ini juga biasa digunakan sebagai pengendali beberapa perangkat - perangkat
elektronik yang lain.
3.Kontak bantu NC.
Kontak bantu NC merupakan kebalikan dari kontak bantu NO, kontak ini bekerja pada
saat kontaktor magnet dalam kondisi off atau tidak aktif. Dalam sebuah rangkaian kontrol
pengendali yang membutuhkan lebih dari satu kontaktor, kontak bantu ini sangat
dibutuhkan sebagai pengaman dan pengendali kontaktor lainnya. Contohnya saja pada
rangkaian kontrol pengendali motor 3 fasa dengan menggunakan dua arah ( kanan - kiri ),
kaontak ini digunakan sebagai pengaman agar ketika kontaktor pertama aktif kontaktor
yang lain tidak ikut aktif. Hal ini akan mengamankan rangkaian daya dari adanya
korsleting yang disebabkan adanya penyambungan antar fasa.

III. METODE PENELITIAN


3.1 Alat dan Perlengkapan
1. Over Current Relay
2. Kontaktor
3. Push bottom
4. Lampu indicator
5. Tang ampere meter
6. Multimeter
7. Kabel
8. Tool kit
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 5
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
9. Sepatu isolasi
10. Sarung tangan isolasi
11. Pakaian praktek

3.2 Gambar Rangkaian


 Gambar 1. Pengawatan Instalasi Tenaga Tanpa Over Current Relay

 Gambar 2. Pengawatan Instalasi Tenaga dengan Over Current Relay

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 6


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096

 Gambar 3. Pengawatan dengan Auxilliary Relay dan lampu indicator gangguan

3.3 Langkah Praktek


Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 7
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
 Gambar 1. Pengawatan Instalasi Tenaga Tanpa Over Current Relay
1. Perhatikan terhadap adanya bahaya kecelakaan, terutama sengatan listrik kenali dan
catat tanda/kode yang tercantum pada peralatan praktek.
2. Pasanglah kontaktor, push bottom dan lampu indicator.
3. Lakukan pengawatan instalasi tenaga tanpa dipasang over current relay (gambar 1)
4. Masukkan catu daya, motor akan berputar, ukur besarnya arus yang mengalir
5. Buatlah simulasi gangguan beban lebih / hubung singkat pada motor atau saluran ke
motor, perhatikan apa yang terjadi?
6. Lepaskan catu daya
7. Lakukan pengawatan dengan menambah over current relay (gambar 2)

 Gambar 2. Pengawatan Instalasi Tenaga dengan Over Current Relay


1. Masukkan catu daya, motor akan berputar, ukur besarnya arus yang mengalir
2. Buatlah simulasi gangguan beban lebih / hubung singkat pada motor atau saluran ke
motor, perhatikan apa yang terjadi!
3. Lepaskan catu daya
4. Lakukan pengawatan dengan menambahkan auxiliary relay dan lampu indicator
gangguan (gambar 3)

 Gambar 3. Pengawatan dengan Auxilliary Relay dan lampu indicator gangguan


1. Masukkan catu daya, motor akan berputar, ukur besarnya arus yang mengalir
2. Buatlah sumulasi gangguan beban lebih / hubung singkat pada motor atau saluran ke
motor, perhatikan apa yang terjadi!
3. Lepaskan catu daya
4. Lepas Kembali pengawatan dan kembalikan semua barang ke tempat semula
5. Lakukan Analisa hasil percobaan

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 8


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Analisa
Pada praktikum modul 1 yang berjudul pemasangan alat proteksi primer pada sistem
tenaga listrik yaitu di sisi beban baik di tegangan menengah maupun di tegangan rendah.
Sistem proteksi tenaga listrik merupakan suatu elemen yang penting dalam sistem tenaga
listrik,karena memiliki fungsi sebagai pengaman dalam sistem tenaga listrik yang terdiri
dari pembangkit,transmisi dan distribusi daya listrik. Terdapat 3 jenis proteksi secara
umum yaitu diffrensial relay sebagai pengaman utama generator pada pembangkit tenaga
listrik,distance relay sebagai pengaman utama pada penyaluran transmisi,dan over current
relay atau ground fault relay sebagai pengaman utama trafo sisi 20kv
Pada praktikum ini alat proteksi yang kita gunakan adalah TOR (thermal overload
relay). TOR atau relai arus lebih bekerja ketika ada hubung singkat yang menyebabkan
arus lebih.Arus lebih dapat menyebabkan panas sehingga kepingan bimetal yang ada pada
TOR akan memuai dan selang beberapa detik akan memutus. Arus lebih itu di baca oleh
TOR dan jika melebihi kapasitas arus yang terpasang pada TOR,maka relay TOR atau
kepingan bimetalnya akan memutus,yang semula TOR kondisi close (normally close)
karena adanya arus lebih akan menarik kepingan bimetal menjadi terbuka (normally open).
Selain itu terdapat juga alat proteksi yaitu MCB (Miniatur Circuit Breaker) yang berfungsi
memutus arus listrik ketika terjadi arus lebih yang dimana arus lebih timbul karena adanya
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 9
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
hubung singkat. Pada praktikum ini hubung singkatnya disimulasikan. Yang dimaksud
dengan hubung singkat adalah kondisi dimana Ketika diberi sumber tegangan maka arus
akan mengalir ke beban,namun ketika arus mengalir bukan ke beban tetapi ke fasa lain
atau ke tanah itu yang dinamakan hubung singkat
Pada praktikum ini dilakukan tiga kali percobaan. Percobaan pertama dimana sirkuit
belum terhubung ke TOR, percobaan kedua yaitu saat TOR dihubungkan, dan percobaan
ketiga yaitu saat TOR beserta relai bantu dan lampu indukatornya terhubung, Pada
percobaan pertama ini tidak menggunakan TOR. Pada percobaan pertama kita
menggunakan 1 mcb yang terhubung ke fasa T, kemudian dari fasa T dihubungkan ke fasa.
Untuk perangkaiannya pertama hubungkan fasa ke koil kemudian output koil dihubungkan
ke push button start dan output push button start dihubung Netral. Kemudian hubungkan
fasa selanjutnya ke kontak bantu NO lalu output kontak bantu dihubung ke lampu hijau
dan dihubung ke netral. Lalu fasa yang lain dihubung ke kontak bantu NC,lalu dihubung ke
lampu merah, setelah itu outptnya dihubung ke netral. Untuk rangkaian penguncinya itu
sudah otomatis terhubung ke push button OFF dan dri push button OFF dihubung ke
netral.Lalu untuk kontak utamanya semua di hubungkan atau dijumper. Pada rangkian ini
di koilnya dihubung dengan netral karena syarat arus mengalir jika ada fasa dan netral.
Sehingga fungsi koil terhubung ke netral itu adalah sebagai trigger arus mengalir,yang jika
kemudian saat rangkaian sudah berjalan dan ingin dilepas kabel netralnya sebenarnya bisa
dan arus tetap mengalir karena koil sendiri sudah terhubung di bagian rangkaian
poenguncinya dengan netral di push button OFF.
Untuk proses aliran arusnya yaitu, saat mcb dinyalakan maka rangkaian dapat
berjalan dan arus mengalir dari fasa ke koil, yang dimana jika koil sudah terisi dengan
tegangan dan memenuhi syarat minimal kerja di 85%-110% maka koil dapat menarik
kontak-kontak. Saat rangkaian berjalan yang hidup pertama kali adalah lampu berwarna
merah yang kemudian Ketika push button ON lampu hijau hidup karena kontak menjadi
close dan kontak-kontak yang semula NO menjadi NC dan sebaliknya dari NC menjadi
NO. Lalu untuk percobaan hubung singkatnya yaitu antara netral dan fasa, dimana dengan
menggunakan rheostat diatur nilainya agar terjadi hubung singkat. Semisal dilakukan short
circuit di fasa R maka seharusnya motor yang awaknya berjalan akan berhenti
berputar,namun pada percobaan ini motor masi dapat terus berjalan karena pada
perangkaiannya tidak dihubungkan dengan TOR,sehingga tidak dapat dideteksi arus
berlebihnya dan motor masih dapat berjalan,jika diteruskan dapat merusak motor. Untuk
proteksi MCB sebenarnya bisa memutus ketika ada arus lebih,namun pada percobaan ini
MCB tidak memutus karena kita mensimulasikan hubung singkat dengan nilai yang kecil
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 10
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
agar tidak membahayakan personil dan peralatan. Karena nilai hubung singkat yang
diberikan kecil daripada kapasitas MCB maka MCB tidak memutus. Untuk kapasitas TOR
yaitu antara 6-20 ampere
Untuk percobaan kedua, yaitu kondisi dimana perangkaian terhubung ke TOR. Untuk
cara perangkaiannya sama dengan percobaan pertama namun untuk merangkai TOR untuk
kontak NC nya di input di seri dan untuk output kontak NC di seri juga. Kemudian untuk
input kontak NC pertama dihubung ke output push button OFF dan untuk kontak bantu
output kondisi NC dihubung ke netral
Untuk arah aliran arusnya sama dengan percobaan pertama dimana arus dari fasa
masuk ke koil dan Ketika koil sudah terisi dan menunggu 4-9ms baru dapat menarik
kontak-kontak lalu kita tekan push button start maka maka kontak berubah konisi dari NC
menjadi NO dan sebaliknya dimana lampu hijau yang hidup. Kemudian Ketika kita
berikan hubung singkat semisal di fasa T maka kepingan bimetalnya akan menjadi panas
karena adanya arus lebih dan akan memuai sehingga memtus. Ketika kepingan bimetal di
fasa T memutus maka yang lainnya juga ikut putus karena dalam perangkaiannya TOR
dihubung secara seri. Namun saat percobaan Ketika diberi hubung singkat, motor tersebut
tidak berhenti berputar melainkan tetap berputar tetapi putarannya lebih lambat dan sedikit
berat yang ditandai dengan putaran dan suara dengung pada motor, itu dikarenakan mcb
terhubung di fasa T tadi masi mampu menahan besarnya arus lebih tersebut. Yang
sebenarnya untuk memutus terlebih dahulu itu adalah TOR lalu MCB. Di fasa T tidak
langsung memutus saat diberi hubung singkat dimungkinkan adanya kerusakan dari papan
alat atau kabelnya. Kemudian semisal di fasa R dihubungsingkat maka TOR akan memutus
sehingga semuanya ikut putus atau motor berhenti berputar, hal ini dikarenakan
perangkaian TOR secara seri dan Ketika TOR memutus maka push button OFF juga
berubah kondisi sehingga semuanya Kembali ke kondisi awal dan lampu merah yang hidup
Untuk percobaan ketiga dalam perangkaian dihubung ke TOR dan relai bantu dan
lampu indicator. Untuk perangkaiannya sama seperti percobaan kedua,namun masing-
masing input kontak bantu NO terhubung ke fasa yang kemudian output kontak bantu NO
dihubung ke relai bantu. Yang kemudian relai bantu dihubung ke masing-masing netrak
dan ketiga relai bantu dijumper ke reset. Fungsi reser untuk Kembali ke kondisi awal, dan
untuk simulasi hubugn singkatnya menggunakan rheostat variable yaitu untuk mengukur
dan mengatur nilai hambatan. Arus hubung singkat terjadi karena adanya kontak antara
netral dengan fasa.
Untuk arah aliran arusnya mulai dari fasa sumber ke koil dan koil akan marik kontak-
kontak jika sudah terisi atau memenuhi syarat tegangan kerja maka Ketika ditekan tmbol
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 11
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
start, kontak-kontak akan berubah dari kondisi NO menjadi NC dan sebaliknya. Kemudian
dicoba hubung singkat di salah satu fasa semisal di fasa S, maka bimetal TOR akan
menjadi panas dan memuai dan lama kelaman akan memutus karena tidak mampu
menahan arus lebih tersebut.Saat TOR memutus maka kontak NO menjadi NC dan
sebaliknya, yang kemudian Ketika sudah memutus akan terbaca pada relai bantu dan
lampu indicator fasa mana yang mengalami hubung singkat.Sebab antara TOR dengan
relay bantu saling terhubung. Untuk mengetahui fasa yang mengalami hubung singkat
ditandai dengan lampu berwarna merah. Lalu di bagain input kontak NC TOR terhubung
ke push button OFF. Yang dimana kondisi awalnya NC dan Ketika TOR memutus maka
push button berubah menjadi NO dan Kembali ke kondisi semula dimana lampu merah
yang menyala bukan lampu hijau

4.2 Tugas Akhir


1. Pada percobaan 1, mengapa meski terjadi gangguan arus lebih sirkit tetap berjalan?
Jawab:
Karena pada percobaan 1 sirkit belum dihubungkan dengan OCR atau TOR (Over
Current Relay) sehingga ketika ada arus lebih tidak terdeteksi dan membuat sirkit tetap
berjalan
2. Pada percobaan 2, mengapa meskipun hanya salah satu fasa saja yang gangguan sirkit
3 fasa terbuka dan menyebabkan motor berhenti / tidak bekerja?
Jawab:
Karena pada TOR dijumper atau dirangkai secara seri . Sehingga Ketika ada arus lebih
di salah satu fasa maka semua fasa ikut berubah menjadi kondisi NO (normally open)
atau memutus
3. Pada percobaan 3, apakah kegunaan auxiliary relay dan lampu indikator?
Jawab:
Auxiliary relay dan lampu indikator berfungsi untuk mengetahui atau sebagai
indikator mengetahui fasa mana yang mengalami gangguan hubung singkat yang
ditandai dengan hidupnya lampu pada fasa yang terjadi hubung singkat. Dengan
Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 12
INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
adanya auxiliary relay dan lampu indikator akan mempercepat proses perbaikan
jaringan tanpa harus mencari-cari fasa yang mengalami gangguan
4. Apakah fungsi tombol “RESET”?
Jawab:
Tombol reset berfungsi untuk mengembalikan kondisi kontak-kontak ke kondisi
semula
5. Sebutkan macam-macam penggunaan proteksi primer di sistem pembangkit!
Jawab:
CB (circuit breaker) , Relay diffrensial

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
1. Sistem proteksi tenaga listrik merupakan suatu elemen yang penting dalam sistem
tenaga listrik,karena memiliki fungsi sebagai pengaman dalam sistem tenaga listrik
yang terdiri dari pembangkit,transmisi dan distribusi daya listrik
2. Alat proteksi yang digunakan pada praktikum ini adalah TOR (thermal overloada
relay) yang bekerja Ketika terdapat arus lebih yang disebabkan oleh hubung singkat.
Dimana panas akibat hubung singkat menyebabkan kepingan bimetal TOR memuai
dan lama kelamaan akan memutus
3. Alat proteksi primer pada praktikum ini saling berkerjasama yaitu antara
TOR,kontaktor,MCB, dan relay auxiliary. Ketika salah satu fasa yang hubung singkat
tetapi semuanya ikut putus, hal itu disebabkan karena perangkaian TOR secara seri
4. Pada praktikum ini percobaan 1 perangkaian tanpa TOR,percobaan 2 perangkaian
dengan TOR dan percobaan 3 perangkaian dengan TOR beserta relai bantu dan lampu
indikator. Dimana lampu indicator berfungsi sebagai indikator mengetahui fasa mana

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 13


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096
yang mengalami gangguan hubung singkat yang ditandai dengan hidupnya lampu pada
fasa yang terjadi hubung singkat sehingga memudahkan perbaikan

5.2 Saran
Praktikum Proteksi Instalasi Tenaga Listrik dalam memaparkan materi suda baik dan
jelas,juga diselingi dengan sesi tanya jawab yang membuat praktikan lebih mudah
mengerti. Untuk memahami lebih lanjut ada baiknya jika diberikan selingan video
mengenai penerapan modul yang dipraktikumkan dalam keseharian

VI. DAFTAR PUSTAKA


[1]. Laboratorium Sistem Tenaga Listrik. “Buku Petunjuk Praktikum Proteksi Instalasi
Tenaga Listrik,” Jakarta. 2021
[2]. Dermawan,E.&Nugroho,D.(2021). Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan
Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kV
Jababeka,14(2),43-48

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 14


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN
Tasya Simanjuntak
2019-71-096

Laboratorium Sistem Tenaga Listrik| 15


INSTITUT TEKNOLOGI-PLN

Anda mungkin juga menyukai