RADIASI MATAHARI
Oleh:
NIM : 2005102010040
Kelas : Rabu,16:00 WIB
Nama Asisten : Anggi Aulia Nasution
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
I.PENDAHULUAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis ,
kamera,actinograph dan campbell stokes
3.3. Prosedur kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan fieldtrip ke BMKG Karangploso Kab. Malang
2. Mengamati alat-alat yang digunakan untuk mengamati radiasi matahari.
3. Mendokumentasi alat-alat tersebut
4. Mencatat prinsip kerja dan fungsi alat tersebut
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1.2Prinsip Kerja
Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada
sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang
telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari
saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya
matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).
4.1.2 Actinograf
Actinograph adalah alat untuk mengukur total intensitas dari radiasi matahari
langsung. Maksud dari pengukuran intensitas radiasi matahari ini adalah untuk
mengetahui total intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik yang langsung
maupun yang dibaurkan oleh atmosfer.
5.1 Kesimpulan
Dari hasilpembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai
berikut
1. Ada dua alat utama yang dipakai untuk mengukur radiasi matahari di stasiun BMKG
Karangploso, yaitu Campbell Stokes dan Actinograf.
2. Prinsip kerja dari Campbell Stokes adalah sinar matahari jatuh pada sekeliling permukaan
bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke
celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah
kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam
satu hari (satuan jam/menit).
3. Prinsip kerja dari Actinograf adalah radiasi matahari yang mengenai lempengan - lempengan
tersebut, lempengan yang berwarna hitam akan menyerap panas lebih banyak sehingga
logam hitam tersebut lebih panjang dibandingkan dengan logam berwarna putih yang
sifatnya kurang menyerap panas. Diantara lempengan tersebut disambung dengan pena yang
apabila terjadi perubahan temperatur menyebabkan perubahan panjang sehingga potongan
lempeng logam tersebut akan menggerakkan pena.
DAFTAR PUSTAKA
G. H. Trewartha, dan L. H. Horn, 1999. Pengantar Iklim. Edisi Kelima, GajahMada University
Press, Yogyakarta.
Lakitan,Benyamin, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta. Lakitan,
Benyamin,1994, Dasar-Dasar Klimatologi, Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada. Petterssen,
S., 1997. Introduction To Meteorology. Second Edition. Mc-Graw Hill Book Company,
Inc., New York.
Nurmuin, S. 2008. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimatologi. UNIB.
Bengkul
Hoesin, Haslizen. (1983). “Simulasi Matematis Radiasi Matahari di Indonesia”. LFN-LIPI,
Bandung. Agustus.
Hoesin, Haslizen. (2000). “Model Matematis Radiasi Matahari Langit Bening dan Langit
Sembarang”. Teknik Industri – Tak Teknik, Universitas ARS Internasional, Bandung,
November.
LAMPIRAN
Oleh:
Nim : 2005102010040
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Suhu merupakan karakteristik yang dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan
panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan
meningkat, sebaliknya suhu benda tersebut akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan
panas. Akan tetepi, hubungan antara panas (energi) dengan suhu bukan merupakan suatu
konstanta, karena besarnya peningkatan suhu akibat peneriman panas dalam jumlah tertentu yang
dipengaruhi oleh daya tampung panas (heat capacity) yang dimiliki oleh benda penerimaan
tersebut (Lakitan, 1994).
Alat pengukur suhu secara umum disebut termometer. Alat-alat pengukur suhu tersebut
harus terpasang pada tempet yang terlindung dari hujan, pengembunan, dan radiasi surya
langsung. Satuan suhu umum dikenal ada empat macam yaitu: (1) Celcius, (2) Fahrenheit, (3)
Reamur, (4) kelvin. (Handoko, 1994).
Suhu dinyatakan sebagai derajat panas ataau dingin yang diukur berdasarkan skala
tertentu dengan menggunakan termometer. Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa
mendapatkan lahan, pangan, sandang, tambang dan tempat melaksanakan berbagai aktivitas.
Batas suhu yang layak bagi kehidupan makhluk hidup berkisar antara -350 s.d 750 (derajat
Celcius)”, akan tetapi kisaran suhu yang dikehendaki tanaman antara 26 s.d 400 (derajat
Celcius). Pada suhu dibawah atau diatas kisaran tersebut, pertumbuhan sangan lambat. Secara
langsung suhu mempengaruhi fotosintesis, respirasi, permeabilitas dinding sel, kegiatan enzim
penyerapan air dan unsur hara. Semua pengaruh ini tersimpul dalam pertumbuhan tanaman
(Hassan, 1970).
Mengingat pentingnya faktor suhu terhadap kehidupan dan aktivitas manusia,
menyebabkan pengamatan suhu yang dilakukan oleh BMKG memiliki kriteria, diantaranya:
a. Suhu udara permukaan (suhu udara aktual, rata-rata, maksimum dan minimum), b. Suhu
udara dibebrapa ketinggian atau lapisan atmosfer, c. Suhu tanah dibeberapa kedalaman tanah dan
d. Suhu permukaan air dan suhu permukaan laut (Kristanto, 2002)
Suhu adalah kemampuan benda memberi dan menrima panas. Suhu diartikan sebagai
energi kinetis rata-rata suhu benda yang dinyatakan dalam derajat suhu. Alat yang digunakan
untuk mengukur suhu adalah Termometer. Ada beberapa jenis termometer sesuai denga
kegunaannya, ada tiga macam jenis termometer, yaitu termometer biasa, termometer maksimum,
dan termometer minimum. Termometer biasa digunakan untuk mengukur suhu udara dan suhu
tanah sesuai dengan turun naiknya cairan atauperubahan sensor logam yang dapat di baca.
Termometer maksimum bekrrja berdasarkan prinsip pemuaian zat-zat seperti termometr biasa.
Termometer minimum biasanya menggunakan alkohol(Kartasapoetra, 2005).
Suhu tanah dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan dengan termometer
tanah selubung logam. Suhu tanah ditentukan oleh panas matahari yang menyinari bumi.
Intensitas panas dipengaruhi oleh kedudukan permukaan yang menentukan besar sudut datang,
letak garis lintang utara dan selatan serta tinggi dari permukaan laut. Sejumlah sifat tanah juga
menentukan suhu tanah antara lain intensitas warna tanah, komposisi, panasienin tanah,
kemampuan dan kadar legas tanah (Benyamin, 1997).
Perubahan suhu tanah yang berhubungan dengan waktu dan kedalaman didaerah tropis
tidak memberikan kesan bila dibandingkan dengan didaerah lintang tinggi. Perubahan suhu tanah
sebagai respon terhadap perubahan sumber energi (biasanya radiasi surya, kadang-kdang panas
advaeksi atau kondensasi) dan drajat perubahannya akan tergantung baik dari tipe dan keadaan
tanah maupun jumlah energi yang diterima (Karim, 1985).
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman.
Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah.
Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk
fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu total untuk
semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari (Sostrodarsono, 2006).
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
2 cm 310C
12 cm 300C
20 cm 280C
2 cm 290C
12 cm 280C
20 cm 280C
4.2 Pembahasan
Besarnya suhu udara dan suhu tanah dapat dilakukan atau diukur dengan menggunakan
termometer dan termograf. Sebelum digunakan, terlebih dahulu thermometer dikalibrasikan
merupakan kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensial nilai penunjukan alat ukur dengan
cara membandingkan suatu alat ukur dengan alat ukur lain yang di anggap sebagai standar.
Suhu tanah mempengaruhi proses biologi seperti perkecambahan biji, pertumbuhan benih
dan perkembangannya, perkembangan akar, maupun aktivitas mikrobia di dalam tanah. Suhu
tanah sangat bervariasi, sejalan dengan perubahan proses pertukaran energi matahari, terutama
melalui permukaan tanah. Fenomena ini berlaku di dalam penampang tanah melalui serangkaian
proses yang kompleks. Parameter tanah yang mempengaruhi suhu antara lain kapasitas panas
spesifik, penghantar panas, difusivitas panas, serta sumber dan keluaran panas internal pada
waktu tertentu.
Pada pengukuran suhu tanah, dapat dilihat bahwa semakin dalam tanahnya, semakin
rendah suhunya. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal antara lain awan, angin, hujan, sinar matahari dan
vegetasi. Sedangkan yang termasuk faktor internal adalah keadaan struktur tanah, kerapatan
tanah, kepadatan tanah dan sebagainya.
Percobaan yang dilakukan ditempatterbuka di kedalaman 2 cm memiliki suhu 310C, pada
tanah kedalaman 12 cm suhunya 300C,dan pada kedalaman 20 cm suhunya sebesar
280C.Pada tanah dibawah pohon rindang pada kedalaman 2 cm memiliki suhu sebesar 290C,
tanah kedalaman 12 cm suhunya 280C dan pada tanah kedalaman 20 cm suhunya sebesar
280C.Perbedaan suhu tersebut dipengaruhi oleh faktor ekternal terutama vegetasi. Suhu tanah
dibawah pohon rindang lebih rendah sebab cahaya matahari yang masuk ke tanah akan terhalang
oleh pohon. Berbeda dengan suhu tanha ditempat terbuka lebih tinggi karena intensitas cahaya
matahari yang masuk langsung terkena permukaan tanah.
Pengukuran suhu udara dilakukan di tiga tempat antara lain tempat yang
berumput,beraspal dan dibawah pohon. Setelah dilakukan pengukuran, terdapat perbedaan suhu
pada masing-masing tempat dan kedalaman tanah. Pada ketinggian 5 cm, suhu udara yang
terdapat ditempat yang berumput,beraspal,dan dibawah pohon secara berturut-turut yaitu 310C,
290C,dan 290C. Pada ketinggian 50 cm, suhu udara yang terdapat ditempat yang
berumput,beraspal,dan dibawah pohon secara berturut-turut yaitu 300C,300C,dan 290C. Pada
ketinggian 100 cm, suhu udara yang terdapat ditempat yang berumput,beraspal,dan dibawah
pohon secara berturut-turut yaitu 300C,290C,dan 290C. Kemudian pengukuran yang terakhir
yaitu pada ketinggian 200 cm, suhu udara yang terdapat ditempat yang berumput,beraspal,dan
dibawah pohon secara berturut-turut yaitu 280C,28,20C,dan 280C.
Dari pengukuran yang telah dilakukan bahwa ketinggian dan lokasi berpengaruh terhadap
suhu udara. Semakin tinggi tempat maka suhu akan semakin kecil , percobaan ini sesuai dengan
prinsip adiabatik yang menegaskan bahwa setiap bertambahnya ketinggian maka suhu akan
berkurang sebab udara. begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat,
temperatur udara akan semakin tinggi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Suhu tanah pada berbagai tempat dan kedalaman berbeda-beda tergantung dari faktor yang
mempengaruhinya. Faktor yang berpengaruh pada praktikum yaitu faktor vegetasi dan
kedalaman. Suhu tanah yang lebih rendah yaitu terdapat dibawah pohon rindang sebab intensitas
cahaya matahari yang masuk terhalang oleh pohon dan hanya sedikit cahaya yang dapat masuk
mengenai tanah. Kedalaman juga berpengaruh terhadap suhu tanah, suhu yang paling tinggi
terdapat pada kedalaman 2 cm dan yang paling rendah terdapat di kedalaman 20 cm sebab suhu
yang terdapat ditanah menyebar secara konduksi sehingga semakin dalam tanah yang diukur
maka akan semakin kecil suhu yang didapatkan.
2. Suhu udara yang diukur pada berbagai lokasi memiliki perbedaan tergantung faktor vegetasi dan
ketinggian. Vegetasi berperan sebagai penghalang masuknya intensitas cahaya matahari sehingga
pada lokasi yang terdapat vegetasi memiliki suhu lebih rendah. Suhu yang paling tinggi terdapat
pada pengukuran 5 cm diatas permukaan tanah. Ketinggian tempat juga berpengaruh suhu udara,
semakin tinggi tempat maka suhu udara akan menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Termometer Panas (alat untuk me Termometer Tanah (Alat untuk mengukur suhu tanah
Ngukur suhu udara)
Thermo Hygro (alat pengukur suhu udara) Sangkar cuaca (untuk penentuan suhu udara)
Laporan Praktikum Agroklimatologi
KELEMBABAN UDARA
Oleh:
Nim : 2005102010040
LABORATORIUM AGROKLIMATOLOGI
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
1.Mempelajari alat pengukur curah hujan manual dan otomatis
2.Mengetahui cara membuat alat ukur curah hujan sederhana.
3.Mengoperasikan alat ukur curah hujan sederhana dan cara pencatatannya.
4.Memperoleh data curah hujan daerah sekitar percobaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Udara
Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang mengelilingi bumi.
Komposisi campuran gas tersebut tidak selalu konstan. Kualitas dari udara yang telah berubah
komposisinya dari komposisi udara alamiahnya adalah udara yang sudah tercemar sehingga tidak
dapat menyangga kehidupan. Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat penting untuk
kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lainnya seperti tumbuhan dan hewan.
Tanpa makan dan minum kita bisa hidup untuk beberapa hari tetapi tanpa udara kita hanya dapat
hidup untuk beberapa menit saja (Fardiaz dalam Marbun, 2010).
Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban
udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara
kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara. Kelembaban udara
berbanding terbalik dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka
kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu
udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara
sehingga muatan air dalam udara menurun (Lakitan, 2002).
2. Tekanan udara
3. Pergerakan angin
5. Vegetasi
Semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun
Tabel 3.1. Kelembaban Relatif (%) dari Suhu Bola Kering dan Bola Basah
Suhu Selisih suhu bola kering dan bola basah (oC)
bola
kering
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
(oC)
40 100 94 88 82 76 71 66 61 56 52 47 43 39
39 100 94 88 81 76 71 65 60 55 51 46 42 38
38 100 94 88 81 76 70 65 60 54 50 45 40 37
37 100 94 88 81 75 70 64 59 54 49 44 39 36
36 100 93 87 80 75 69 64 59 53 48 43 38 35
35 100 93 87 80 74 69 63 58 52 47 42 37 33
34 100 93 87 80 74 68 62 57 51 46 41 36 32
33 100 93 86 80 73 67 62 56 50 45 40 35 31
32 100 93 86 79 73 67 61 55 50 44 39 34 30
31 100 93 86 79 73 66 60 54 49 43 38 33 29
30 100 92 85 79 72 65 59 53 48 42 37 32 27
29 100 92 85 78 71 65 59 52 47 41 36 31 25
28 100 92 85 78 71 644 58 51 45 40 34 29 23
27 100 92 84 77 70 63 57 50 44 38 32 27 22
26 100 92 84 77 70 63 56 49 43 37 31 26 20
25 100 92 84 76 69 62 55 48 42 36 30 24 18
24 100 91 83 76 68 61 54 47 40 34 28 22 16
23 100 90 83 75 67 60 53 45 38 32 26 20 14
22 100 90 82 74 67 59 52 44 37 31 24 18 12
21 100 90 82 73 66 58 50 43 36 29 22 16 9
20 100 90 82 73 65 57 49 41 34 27 20 13 6
19 100 90 81 72 64 55 47 39 32 24 17 10
18 100 90 81 71 63 54 45 37 30 21 14 7
17 100 90 80 71 62 53 33 36 28 19 12
16 100 89 80 70 60 51 42 34 25 17 9
15 100 89 80 70 59 49 40 31 23 14 6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1. Data Hasil Pengamatan Kelembaban Udara
Tanggal Waktu Bola Bola RH Keterangan
Basah Kering (%)
09/11/2017 14.00 WIB 31°C 33,1°C 86 Cerah
10/11/2017 14.00 WIB 29,2°C 30,4°C 92 Cerah berawan
11/11/2017 14.00 WIB 32,7°C 34°C 93 Cerah
12/11/2017 14.00 WIB 29,8°C 31°C 86 Mendung
13/11/2017 14.00 WIB 32,2°C 32,7°C 93 Mendung
14/11/2017 14.00 WIB 27,6°C 28,8°C 92 Cerah berawan
15/11/2017 14.00 WIB 29°C 29,9°C 92 Cerah berawan
16/11/2017 14.00 WIB 36°C 36,6°C 94 Cerah
17/11/2017 14.00 WIB 27,4°C 28,2°C 92 Cerah berawan
18/11/2017 14.00 WIB 28°C 28,4°C 100 Cerah berawan
19/11/2017 14.00 WIB 28,4°C 28,8°C 100 Cerah berawan
20/11/2017 14.00 WIB 29,2°C 29,4°C 100 Cerah berawan
21/11/2017 14.00 WIB 31,2°C 31,4°C 100 Cerah
22/11/2017 14.00 WIB 32°C 32,8°C 93 Cerah
23/11/2017 14.00 WIB 29,9°C 31°C 100 Cerah
24/11/2017 14.00 WIB 30,6°C 32,2°C 86 Cerah berawan
25/11/2017 14.00 WIB 30,6°C 30,8°C 100 Cerah berawan
26/11/2017 14.00 WIB 29,2°C 29,6°C 100 Cerah berawan
27/11/2017 14.00 WIB 27,6°C 28°C 100 Berawan
28/11/2017 14.00 WIB 32,8°C 32,9°C 100 Cerah
29/11/2017 14.00 WIB 31,6°C 32°C 100 Cerah
30/11/2017 14.00 WIB 32,4°C 32,6°C 100 Berawan
01/11/2017 14.00 WIB 36,4°C 36,6°C 100 Mendung
02/11/2017 14.00 WIB 31,8°C 32,5°C 93 Berawan
03/11/2017 14.00 WIB 30,4°C 30,8°C 100 Mendung
04/11/2017 14.00 WIB 31,4°C 31,6°C 100 Berawan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data yang diperoleh selama masa pengamatan terlihat bahwa kelembaban
tertinggi berada pada nilai 100%. Secara keseluruhan terlihat bahwa persentase kelembaban
relatif yang terukur selama periode tersebut selalu tinggi. Hal ini terjadi karena waktu
pengamatan dilakukan di bulan November yang memang adalah musim penghujan.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh
intensitas radiasi matahari. Ketika intensitas radiasi matahari tinggi dengan kondisi cerah
maka kelembaban udara berada pada nilai yang rendah. Nilai atau persentase kelembaban
udara diperoleh dari selisih suhu termometer bola kering dan termometer bola basah.
Praktikum kelembaban udara dilakukan di stasiun cuaca lahan percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Jambi. Pengukuran kelembaban udara menggunakan termometer bola
basah dan bola kering. Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh penyinaran matahari
beserta ketinggian tempat dilakukannya pengukurannya kelembatan. Datangnya sinar
matahari berbeda beda disuatu tempat, mengakibatkan pada tempat yang berbeda
menyebabkan perbedaan kelembaban udara.
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer
adalah campuran dari udara kering dan uap air. Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban
udara merupakan salah satu nsure penting bagi manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban
udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup tersebut dapat beradaptasi dengan
kelembaban yang ada di lingkungannya.
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air
didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu.
Uap air berubah menjadi titik-titik air.
Kelembaban udara diakibatkan oleh menguapnya air akibat dari suhu udara.
Kelembaban merupakan rasio kandungan air yang dapat ditampung oleh udara. Pada tempat
yang berbeda terdapat pula perbedaan kelembaban relatif udaranya dimana tempat yang
kualitas penyinarannya rendah akan tinggi kelembabannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan kelembaban relative udara pada lokasi berbeda ialah kualitas
penyinaran matahari, vegetasi, pergerakan angin, suhu, dan ketersediaan air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kelembaban udara nisbi (RH) suatu tempat dapat diketahui dengan menggunakan alat
sling psikometer, dengan bantuan tabel suhu bola basah dan selisih antara suhu bola
kering dan suhu bola basah.
2. Suhu pada bola basah lebih rendah dari pada suhu pada bola kering karena pada suhu
bola basah selalu ditetesi air dan diberi kapas yang menghalangi sinar matahari langsung
ke alat sedangkan pada bola kering tidak.
3. Untuk mengetahui cara penghitungan kelembaban udara secara teoritis yaitu dengan
mengukur kelembapan udara menggunakan termometer bola basah dan bola kering.
4. Ukuran suhu termometer bola kering dikurang dengan suhu hasil pengukuran termometer
bola basah, kemudian hasilnya dilihat ditabel berapa persenkah kelembaban udaranya.
5. Kelembaban udara sangat dipengaruhi oleh ketinggian tempat, ketinggian tempat akan
mempengaruhi penyinaran dan suhu matahari sehingga secara tidak langsung ketinggian
tempat akan mempengaruhi keadaan kelembaban udara.
6. Semakin tinggi suhu maka kelembaban rendah, demikian sebaliknya.
7. Penyerapan suhu lebih tinggi pada siang hari dibandingkan pada malam hari.
8. Suhu dan kelembaban di setiap daerah itu bergantung pada vegetasi dan faktor udara
yang ada di setiap daerah itu.
5.2 Saran
Diharapkan para praktikan dapat melihat garis ukuran suhu yang ditampilkan termometer
dengan tepat sehingga diperoleh data pengukuran yang tepat. Pengetahuan mengenai
pengoperasian alat dan pencatatan hasil dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan pengamatan.
Manajemen waktu yang baik juga diperlukan dalam pengamatan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 3.2. Pengukuran suhu bola basah dan suhu bola kering