Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH KLIMATOLOGI

“ RADIASI SURYA “

OLEH

NAMA JUFRI
STAMBUK M1A120101
JURUSAN KEHUTANAN C

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Radiasi Surya” tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah klimatologi. Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini. Penulis dapat
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, oleh karna itu penulis akan sangat menghargai kritikan
dan saran untuk membangun makalah ini lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Kendari, 03 Oktober 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Latar belakang Radiasi Matahari ialah pancaran energi yang berasal
dari proses thermonuklir yang terjadi di Matahari. Energi radiasi
Matahari berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum
radiasi Matahari sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang
pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk
gelombang pendek adalah sinar X, sinar gamma, dan sinar ultraviolet.
Sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar inframerah. Radiasi
surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi
keadaan unsur iklim/cuaca lainnya.
Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat di permukaan bumi
akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh
terhadap kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara,
dan lain-lain. Pengukuran radiasi surya yang sampai dipermukaan
bumi di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain oleh kedudukan
surya terhadap bumi, kebersihan langit termasuk keawanan dan lokasi
titik pengukuran itu sendiri. Radiasi surya yang diukur adalah jumlah
energi radiasi yang sampai di permukaan bumi dalam bentuk
intensitas dan lama peyinaran dalam sehari, sebulan atau setahun atau
untuk periode waktu tertentu yang diinginkan.
Radiasi matahari sejak dulu sampai sekarang tak habis-habis
dibicarakan dan ditulis. Dahulu yang sangat populer dibahas mengenai
iklim dan pengunaan untuk pemanasan/mengeringkan, penguapan dan
pencahayaan alami dalam bangunan di siang hari. Sekarang tidak
hanya permasalahan itu saja, tapi sudah sangat berkembang, seperti
berkaitan dengan permasalahan cuaca, atmosfir, pertanian, kehutanan,
perikanan, peternakan, pengairan, lingkungan hidup, kesehatan,
bangunan, kesehatan dan berbagai kegunaan yang sangat praktis.
Orang juga mempelajari ketersediaan radiasi matahari dengan
berbagai cara dan pemodelan.
Matahari adalah salah satu fenomena alam yang memiliki manfaat
bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi. Intensitas radiasi matahari
merupakan salah satu fenomena fisis dari matahari yang memiliki
banyak kegunaan dan manfaat. Matahari juga merupakan sumber
energi yang tidak akan habis dan belum banyak dimanfaatkan oleh
manusia. Seperti yang kita ketahui matahari memiliki banyak manfaat,
baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung.
Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai jenis sumber
daya energi dalam jumlah yang cukup melimpah. Letak Indonesia
berada pada daerah katulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu
disinari matahari selama 10 sampai dengan 12 jam dalam sehari.
Radiasi yang dipancarkan matahari sudah dimanfaatkan sebagai
sumber energy. Hal ini dikarekan jumlah bahan bakar fosil yang
semakin menipis sehingga memanfaatkan energi matahari merupakan
suatu cara untuk mendapatkan energy listrik untuk kebutuhan
manusia. Pemanfaatan radiasi matahari sama sekali tidak
menimbulkan polusi ke atmosfer. Berbeda dengan sumber energi
lainnya, energi matahari bisa dijumpai di seluruh permukaan bumi.
Pemanfaatan radiasi matahari sebagai sumber energi dengan
menggunakan solar sel yang terdiri dari satu satuan peralatan untuk
membangkitkan daya listrik dengan memanfaatkan sinar matahari
sebagai sumber energi listrik dasar yaitu dengan mengubah energi
sinar matahari menjadi energi listrik melalui konversi photovoltaic sel
surya. Adapun sel surya menjadi energi listrik dalam bentuk arus
searah (DC). Untuk mendapatkan keluaran energi listrik yang
maksimum, maka permukaan solar sel harus selalu mengarah ke
matahari, karena matahari mempunyai lintasan dengan sudut tertentu.
Energi matahari merupakan salah satu sumber energi alam
yang selalu tersedia dan memiliki energi yang besar. Energi
matahari dapat memancarkan radiasi yang umunya dikenal sebagai
radiasi matahari. Radiasi matahari dapat dimanfaatkan menjadi
energi alternatif yaitu berupa energi listrik dengan bantuan
Photovoltaic yang mana saat ini hampir seluruh komponen
memerlukan sumber energi listrik.
Radiasi matahari dapat diukur dengan alat ukur yang bernama
phyranometer. Phyranometer termasuk alat ukur yang memiliki harga
relatif mahal disbanding alat ukur lainnya. Oleh karena itu, penelitian
ini diharapkan mampu menghasilkan estimator radiasi matahari
sebagai pengganti dari phyranometer. Untuk mengetahui radiasi
matahari yang diterima di permukaan wilayah Kota Surabaya dengan
model estimator radiasi matahari maka diperlukan penelitian lebih
lanjut mengenai model estimator radiasi matahari agar menyesuaikan
dengan kondisi cuaca yang ada di wilayah Kota Surabaya dan dapat
membantu penelitian mengenai potensi pemasangan Photovaoltaic di
Kota Surabaya.
Diawali penelitian mengenai estimasi radiasi matahari yang
dimulai dari penelitian Kassem dkk. yang berjudul “Development of
Neural Network Model to Estimate Hourly Total and Diffuse Solar
Radiation on Horizontal Surface at Alexandria City (Egypt)” dari
penelitian tersebut didapatkan akurasi yang mencapai 93,09 % dari
estimasi radiasi matahari perjamnya dengan menggunakan -jaringan
saraf feedforward backpropagation (Kassem, dkk., 2009).
Kemudian dilanjutkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur
Ulfa H. yang berjudul “Estimasi radiasi matahari perjamnya dengan
menggunakan jaringan saraf tiruan menggunakan metode ELM
(Extreme Learning Machine)” dengan membandingkan hasil dari
metode feedforward backpropogation dengan metode ELM. Dalam
penelitian tersebut didapatkan dari kedua metode yang digunakan
yaitu untuk metode feedforward backpropagation memiliki nilai MSE
(Mean Square Error) sebesar 0,3378 dan metode ELM didapatkan
MSE sebesar 5,88E-14. Selain itu, untuk kecepatan pembelajaran
(learning speed) pada proses pengujian (testing) untuk metode
feedforward backpropagation memiliki durasi learning speed sebesar
0,2171 detik dan untuk metode ELM memiliki durasi learning speed
sebesar 0,0156 detik dari estimasi radiasi matahari (Hidayatullah,
2014). Hal tersebut menunjukkan bahwasannya metode ELM lebih
baik dalam hal akurasi dan learning speed dibandingkan dengan
menggunakan metode feedforward backpropagation.
Salah satu permasalahan utama pada Jaringan Syaraf Tiruan
yaitu proses pelatihan yang lama (pembentukan model jaringan),
oleh sebab itu pemilihan konfigurasi jaringan (jumlah lapis
tersembunyi (hidden), neuron, nilai momentum, learning-rate,
fungsi aktivasi) yang tepat diperlukan untuk mempercepat proses
pelatihan (Dhaneswara, 2004). Pada penelitian selanjutnya telah
dikembangkan metode baru yaitu jaringan saraf tiruan yang di
integrasikan dengan sistem fuzzy yaitu dikenal dengan nama
metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) (Santoso,
2016). ANFIS merupakan sistem inferensi fuzzy dengan berbasis
jaringan saraf adaptif. Sehingga pada penelitian ini akan digunakan
metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference System untuk estimasi radiasi
matahari per jam pada permukaan horizontal (studi kasus di Kota
Surabaya).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, beberapa
permasalahan yang akan dibahas pada penulisan makalah ini antara
lain:
a. Apakah yang di maksud dengan radiasi matahari ?
b. Apa saja jenis radiasi matahari ?
c. Apakah peranan radiasi matahari bagi kehidupan ?
d. Apa saja alat untuk mengukur radiasi matahari ?
e. Bagaimana menentukan parameter ANFIS Multi Input Single
Output ?
f. Bagaimana mendapatkan model ANFIS untuk estimasi radiasi
matahari per jam pada permukaan horizontal?
g. Bagaimana perbandingan hasil estimasi radiasi matahari per
jam pada permukaan horizontal dengan menggunakan metode
Extreme Learning Machine dan Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
a. Untuk mngetahui pengertian radiasi matahari.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis radiasi matahari.
c. Untuk mengetahui peranan radiasi matahari bagi kehidupan.
d. Untuk mengetahui alat untuk mengukur radiasi matahari.
e. Menentukan parameter ANFIS Multi Input Single Output.
f. Mendapatkan model ANFIS untuk estimasi radiasi matahari
perjam pada permukaan horizontal.
g. Mendapatkan perbandingan hasil estimasi radiasi matahari
perjam pada permukaan horizontal dengan menggunakan
metode Extreme Learning Machine dan Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System (ANFIS).
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir
ini antara lain:
a. Data yang diambil merupakan data sekunder yang didapat dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Perak
II Surabaya.
b. Pengambilan data BMKG dilakukan mulai dari bulan Januari
2015 sampai dengan bulan Agustus 2016 pada pukul 05.00
hingga 18.00 dan pengambilan data eksperimen dilakukan
selama 5 hari pada rentang waktu antara pukul 08.00 hingga
16.00.
c. Variabel input yang digunakan yaitu temperatur udara (oC),
kelembapan relatif (%), arah angin (o), dan kecepatan angin
(m/s).
d. Variabel output yang digunakan yaitu intensitas radiasi
matahari perjam (W/m2).
e. Hasil simulasi ELM didapat dari data penelitian sebelumnya.
f. Pemodelan menggunakan software Matlab 7.8.0 (R2009a)
dengan metode ANFIS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiasi Matahari


Radiasi adalah suatu bentuk energi yang dipancarkan oleh
setiap benda yang mempunyai suhu di atas nol mutlak dan
merupakan satu-satunya bentuk energi yang dapat menjalar di
dalam vakum angkasa luar. Radiasi matahari merupakan
gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan
medan magnet. Matahari setiap menit memancarkan energi sebesar
56x1026 kalori. Dari energi ini bumi menerima 2,55x1018 kalori
atau hanya ½ x 109 nya (Prawirowardoyo,1996).
Intensitas radiasi matahari di luar atmosfer bumi
bergantung pada jarak antara matahari dengan bumi. Tiap tahun,
jarak ini bervariasi antara 1,47 x 108 km dan 1,52 x 108 km dan
hasilnya besar pancaran E0 naik turun antara 1325 W/m2 sampai
1412 W/m2. Nilai rata-ratanya disebut sebagai konstanta matahari
dengan nilai E0 = 1367 W/m2 (Anonim, 2017).
Pancaran ini tidak dapat mencapai ke permukaan bumi.
Atmosfer bumi mengurangi insolation yang melewati
pemantulan, penyerapan (oleh ozon, uap air, oksigen, dan
karbon dioksida), serta penyebaran (disebabkan oleh molekul
udara, partikel debu atau polusi). Di cuaca yang bagus pada
siang hari, pancaran bisa mencapai 1000 W/m2 di permukaan
bumi. Insolation terbesar terjadi pada sebagian hari-hari yang
berawan dan cerah. Sebagai hasil dari pancaran matahari yang
memantul melewati awan, maka insolation dapat mencapai
hingga 1400 W/m2 untuk jangka pendek (Anonim, 2017).
2.2 Radiasi Matahari pada Permukaan Bumi
Ada tiga macam cara radiasi matahari sampai ke permukaan
bumi, yaitu :
a. Radiasi langsung (Beam/Direct Radiation)
Adalah radiasi yang mencapai bumi tanpa perubahan arah
atau radiasi yang diterima oleh bumi dalam arah sejajar sinar
datang.
b. Radiasi hambur (Diffuse Radiation)
Adalah radiasi yang mengalami perubahan akibat
pemantulan dan penghamburan.
c. Radiasi total (Global Radiation)
Adalah penjumlahan radiasi langsung (direct radiation)
dan radiasi hambur (diffuse radiation).
Cahaya matahari pada permukaan bumi terdiri dari bagian
yang langsung dan bagian yang baur. Radiasi langsung datang
dari arah matahari dan memberikan bayangan yang kuat pada
benda. Sebaliknya radiasi baur yang tersebar dari atas awan tidak
memiliki arah yang jelas tergantung pada keadan awan dan
hari tersebut (ketinggian matahari), baik daya pancar maupun
perbandingan antara radiasi langsung dan baur (Anonim, 2017).
Radiasi yang dipancarkan oleh matahari ke setiap sudut di
angkasa berbentuk gelombang elektromagnetik yang membawa
energi dengan kecepatan cahaya. Radiasi matahari ini mengalami
penyerapan, pemantulan, dan hamburan di semua lokasi penjalarannya
yang memasuki atmosfer bumi. Hal tersebut ditimbulkan oleh adanya
banyak aktifitas seperti cuaca dan iklim. Selain radiasi matahari yang
sampai ke permukaan berbeda di setiap tempat disebabkan oleh
geometri bumi, jaraknya terhadap matahari, keadaan geografis,
perbedaan lintang, dan bujur, dan komposisi atmosfer (Sabrian, 2013).
Pengaruh adanya atmosfer dan unsur-unsur cuaca membuat
pengurangan energi. Kombinasi proses refleksi, absorbsi
(filtering), reflaksi, menyebabkan perubahan radiasi yang sampai
di permukaan bumi. Efek rotasi bumi pada porosnya juga
mengakibatkan perbedaan intensitas radiasi matahari selalu
berubah setiap waktunya dalam satu hari.
Radiasi global adalah jumlah radiasi langsung dan radiasi
sebaran. Umumnya pengukuran radiasi global adalah jumlah
radiasi di permukaan horizontal. Radiasi global mencakup
keseluruhan baik gelombang panjang maupun gelombang pendek.
Radiasi langsung merupakan komponen penting dari radiasi
matahari global karena memberikan kontribusi yang paling banyak
dalam keseimbangan energi dan jenis radiasi lain bergantung
secara langsung atau tidak langsung terhadapnya (Anonim, 2017).

2.3 Permukaan Horizontal


Permukaan adalah suatu bidang rata di atas suatu benda (air,
laut, bumi, dan sebagainya). Sedangkan horizontal menurut KBBI
merupakan suatu posisi yang terletak pada garis atau bidang yang
sejajar dengan horizon atau garis datar (mendatar) . Oleh karena itu
permukaan horizontal dapat diartikan sebagai suatu bidang yang
berada pada posisi sejajar dengan horizon atau garis datar. Garis
Horizontal saling tegak lurus dengan garis vertikal.

2.4 Metode Jaringan Syaraf Tiruan


Pertama kali Jaringan Saraf Tiruan (JST) diperkenalkan oleh
Waren McCulloch dan Walter Pits (1943). Jaringan Syaraf Tiruan
adalah implementasi dari teknologi kecerdasan buatan (artificial –
intelligence). Jaringan syaraf tiruan merupakan bentuk tiruan
dari jaringan syaraf biologis, karena meniru cara kerja dari jaringan
syaraf biologis. Suatu jaringan syaraf tiruan memproses
informasi dalam jumlah besar secara paralel dan terdistribusi,
hal tersebut terinspirasi dari cara kerja jaringan syaraf biologis
(Prakoso, 2015).
Jaringan syaraf terdiri dari kumpulan sel-sel syaraf. Sel-sel
syaraf (neuron) berfungsi untuk memberikan suatu
sinyal/tanggapan atas sebuah rangsangan yang diterimanya.
Komponen utama dari neuron antara lain:
a. Dendrit, berfungsi sebagai penerima rangsangan;
b. Badan sel (soma), berfungsi sebagai tempat untuk mengolah
sinyal rangsangan;
c. Akson (neurit), berfungsi pengirim impuls-impuls ke sel syaraf
lainnya.
Cara kerja JST sepertihalnya cara kerja manusia, yaitu
mempelajari melalui contoh. JST dibagi menjadi 3 lapisan,
yaitu lapisan masukan (input layer), lapisan tersembunyi
(hidden layer), dan lapisan keluaran (ouput layer) (Andrian, 2014).
Jaringan syaraf terdiri dari beberapa neuron dan terdapat
hubungan antara neuron-neuron tersebut. Neuron akan
mentransformasikan informasi yang diterima melalui sambungan
outputnya menuju ke neuron lain. Pada jaringan syaraf tiruan,
hubungan ini dikenal dengan istilah bobot (weight). Informasi
tersebut disimpan pada nilai tertentu pada bobot tersebut (Prakoso,
2015).
Menurut Kusumadewi (2004) menjelaskan secara rinci
mengenai prosedur kerja jaringan syaraf tiruan sebagai berikut:
a. input berupa informasi dikirim ke neuron dengan bobot awal
tertentu;
b. input diproses dengan suatu fungsi perambatan yang akan
menjumlahkan nilai-nilai semua bobot;
c. hasil penjumlahan dibandingkan dengan nilai ambang
(threshold) tertentu;
d. jika input lebih besar dari nilai ambang, maka neuron akan
diaktifkan. Jika input tidak lebih besar dari nilai ambang, maka
neuron akan dinonaktifkan;
e. apabila neuron diaktifkan, maka neuron akan mengirimkan
output ke semua neuron yang berhubungan dengannya melalui
bobot-bobot outputnya.
Secara sederhana JST adalah sistem yang menerima input,
data proses, dan kemudian memberikan hasil output dari input
yang diterma. JST memiliki keuntungan yaitu dapat digunakan
untuk mengambil data, mendeteksi tren, dan juga dapat
memprediksi pola yang tidak diberikan selama pelatihan yang
disebut dengan generalisasi (Andrian, 2014).

2.5 Metode Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System


ANFIS merupakan singkatan dari Adaptive Neuro-Fuzzy
Inference System atau dapat diartikan sebagai sistem inferensi fuzzy
berbasis jaringan saraf adaptif. Dalam pembelajaran ANFIS dapat
menggunakan algoritma perambatan balik atau algoritma hybrid.
Algoritma hybrid merupakan gabungan antara algoritma
perambatan balik dengan metode kuadrat terkecil (Least Squares
Estimate). Digunakannya metode kuadrat terkecil yaitu untuk
menentukan parameter konsekuensi, sedangkan perambatan balik
digunakan untuk memperbaharui bobot premis (Santoso,2016).

Gambar 2.12 memperlihatkan bahwa sistem neuro-fuzzy


terdiri dari lima lapisan. Setiap lapisan terdiri dari beberapa simpul
yang dilambangkan dengan kotak dan lingkaran. Lambang kotak
menyatakan simpul adaptif yang nilai parameternya bisa berubah
berdasarkan pembelajaran dan lingkaran menyatakan simpul
nonadaptif dimana nilainya tidak berubah. Berikut fungsi-fungsi
dari setiap lapisan (Santoso, 2016):
• Lapisan 1
Pada lapisan pertama yaitu terdapat simpul adaptif dengan
nilai parameter yang dapat berubah melalui pembelajaran. Fungsi
simpulnya adalah sebagai berikut (Santoso, 2016) :
O1,i = µAi (x), untuk i = 1, 2, atau (2.7)
O1,i = µBi-2 (y), untuk i = 3, 4 (2.8)

Variabel x dan y adalah masukan simpul i, Ai atau Bi-2 adalah


fungsi dari keanggotaan dari masing-masing simpul. Simpul O1,i
menyatakan derajat keanggotaan setiap masukan terhadap
himpunan fuzzy A dan fuzzy B. Fungsi keanggotaan yang umumnya
digunakan adalah jenis generalized bell (gbell). Parameter a, b, c,
pada fungsi keanggotaan gbell disebut juga sebagai parameter
premis yang adaptif atau dapat berubah.
• Lapisan 2
Lapisan ini terdapat simpul nonadaptif yang memiliki nilai
parameter tetap. Simpul ini berfungsi sebagai perkalian setiap
sinyal input. Fungsi simpulnya adalah sebagai berikut (Santoso,
2016):
O2,i = wi = µAi (x). µBi-2 (y), untuk i = 1, 2 (2.9)
Output simpul ini menyatakan derajat pengaktifan untuk
setiap rule (aturan) fuzzy. Semakin banyak fungsi atau simpul,
maka semakin banyak pula rule (aturan) fuzzy yang akan dibentuk.
• Lapisan 3.
Pada lapisan ini terdapat simpul nonadaptif yang dapat
menampilkan fungsi derajat pengaktifan ternomalisasi (normalized
firing strength) yaitu berupa rasio keluaran simpul ke-i pada
lapisan sebelumnya terhadap seluruh keluaran lapisan sebelumnya,
Fungsi simpulnya adalah sebagai berikut (Santoso, 2016):
O3,i = , untuk i = 1, 2 (2.10)
Jika dibentuk lebih dari dua aturan, maka fungsi dapat diperluas
dengan cara membagi wi dengan total w untuk semua aturan.
• Lapisan 4.
Semua simpul pada lapisan ini adalah adaptif dengan derajat
pengaktifan ternormalisasi dari lapisan 3. Fungsi simpulnya adalah
sebagai berikut (Santoso, 2016):
O4,i = fi = (pix + qiy + ri) (2.11)
Nilai parameter p, q, r menyatakan parameter konsekuen yang
adaptif berdasarkan keluaran dari lapisan 3.
• Lapisan 5.
Lapisan kelima ini hanya terdapat satu simpul nonadaptif dengan
fungsi untuk menjumlahkan semua input. Fungsi simpulnya adalah
sebagai berikut (Santoso, 2016):
O5,i =
∑ wifi
∑ fiiw = i
i
∑ wi
i
(2.12) O5,i =
Dari lima lapisan diatas ekivalen dengan sistem inferensi fuzzy
Takagi-Sugeno Kang (Santoso, 2016).

2.6 Studi Literatur


Studi literatur yang digunakan untuk mendukung tugas akhir
ini adalah radiasi matahari, jaringan syaraf tiruan yang
diintegrasikan dengan logika fuzzy atau Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System dan Matlab toolbox.

Radiasi matahari dipelajari untuk mengetahui bagaimana proses


terjadinya radiasi matahari hingga sampai ke permukaan bumi.
Pemahaman tentang jaringan syaraf tiruan diperlukan untuk
melakukan penyusunan algoritma dan proses pembelajaran.
Pemahaman tentang logika fuzzy sebagai metode pencarian nilai crips
(tegas) dari peraturan dasar (rule based) dan fungsi keanggotaan yang
telah dibuat. ANFIS pembelajaran baru dari jaringan syaraf tiruan
yang hanya menggunakan satu hidden layer. Sedangkan software
Matlab digunakan untuk melakukan pengujian data yang diperoleh
dari data sekunder dengan menentukan proses training, checking, dan
teting untuk mendapatkan estimasi.
Literatur yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
yang terkait dengan tugas akhir ini didapatkan dari beberapa jurnal,
artikel, buku, data sekunder dari BMKG Perak II, laporan tugas
akhir dari penelitian yang pernah dilakukan, dan data eskperimen.
Referensi yang ada dapat bersifat sebagai sumber utama untuk
penunjang penelitian tugas akhir ini.

2.7 Pengambilan Data Tahap I


Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data
sekunder yang diambil dari Badan Meterorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) Perak II Surabaya. Data yang digunakan
berupa data radiasi matahari perjam (W/m2), temperatur udara (oC),
kelembapan relatif (%), arah angin (o), dan kecepatan angin (m/s)
yang diambil selama bulan Januari 2015 sampai dengan Desember
2016. Berikut ini akan ditampilkan contoh data pada excel yang
akan diolah pada penelitian tugas akhir ini.

2.8 Pengambilan Data Tahap II (Data Real)


Selain data BMKG, dilakukan juga pengambilan data secara
eksperimen yaitu dengan mengukur langsung dengan alat ukur.
Adapun informasi posisi pengambilan data adalah sebagai berikut:
Tempat tersebut dipilih karena memiliki permukaan yang bidang
dan tidak banyak benda tinggi yang menghalangi, seperti
pepohonan dan bangunan bertingkat sehingga tidak mengahalangi
Pyranometer dalam mengukur radiasi matahari. Selain itu,
diperlukan ketinggian yang dirasa cukup agar angin tidak terhalang
oleh bangunan lain. Untuk data selengkapnya dapat dilihat pada
Lampiran B.
Dalam pengambilan data eksperimen diperlukan alat ukur
antara lain yaitu : pyranometer, thermometer, anemometer, RH
meter dan wind sock. Berikut spesifikasi dari masing-masing alat
ukur :
a. Pyranometer
Pyranometer adalah alat untuk mengukur intensitas radiasi
matahari dengan satuan daya persatuan luas (W/m2). Adapun jenis
yang dipakai yaitu CMP 3. Spesifikasi dari Pyranometer CMP 3.
b. Thermometer
Thermometer yaitu alat untuk mengukur temperatur. Adapun
termperatur yang diukur dalam penelitian ini yaitu temperatur
udara dengan satuan derajat celcius (oC). Dikarenakan pada RH
meter jenis HT-3015 sudah terdapat thermometer udara sehingga
dalam eksperimen ini, alat tersebut juga digunakan untuk
mengambil data temperatur udara.
c. RH Meter (Relative Humidity meter)
RH meter yaitu alat yang digunakan untuk mengukur –

kelembapan dengan satuan persentase (%). Jenis alat yang


digunakan yaitu RH meter HT-3015. Adapun spesifikasi alat RH
meter tipe HT-3015.
d. Anemometer
Anemometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur kecepatan angin. Dalam eksperimen ini, alat yang
digunakan bertipe anemometer AM-4206 dan satuan kecepatan
angin yang digunakan yaitu m/s. Berikut spesifikasi dari
anemometer AM-4206.
e. Windsock
Windsock adalah alat untuk mengetahui datangnya arah angin
dengan cara melihat arah tiupan angin pada kain/polymer yang
membentuk kerucut dengan kedua ujung yang terbuka. Dalam
eksperimen ini, wind sock ditempatkan pada posisi yang tinggi agar
angin tidak terhalang oleh bangunan sekitar.

2.9 Pelatihan/Training ANFIS


Dalam melakukan estimasi menggunakan ANFIS maka
diperlukan proses pelatihan untuk menghasilkan membership
function yang tepat dalam nantinya melakukan estimasi.
Dalam proses pelatihan menggunakan metode ANFIS,
diperlukan jenis membership function yang tepat untuk
menghasilkan output yang baik. Untuk jenis bentuk membership
fuction yang digunakan yaitu gauss. Selain itu, akan diuji juga
dengan menggunakan jenis lainnya sebagai pembanding dalam
mencari error tekecil.
Epoch dikenal juga sebagai iterasi, idealnya semakin besar
jumlah Epoch maka semakin kecil error yang dihasilkan. Maka dari
itu, dilakukan beberapa percobaan agar mendapatkan jumlah epoch
yang tepat agar waktu yang dibutuhkan ketika melakukan proses
training dapat efektif. Dari data yang telah melalui proses training,
selanjutnya dilakukan pengujian (testing) dengan perbandingan
jumlah antara data training dan data testing yaitu 80% dan 20%.
Setelah melakukan proses training dan testing sehingga mendapat
error yang dicari, kemudian hasil dari ANFIS tersebut disimpan
berupa sistem fuzzy dalam bentuk .Fis yang selanjutnya dilakukan
evaluasi sistem fuzzy dengan menggunakan toolbox MATLAB yang
bernama “evalfis” untuk menghasilkan output dari estimasi.
Dari beberapa tahapan sebelumnya kemudian dilakukan
analisa hasil estimasi menggunakan bantuan Microsoft Excel
dalam mencari nilai kesalahan (error). Adapun jenis perhitungan
error yang digunakan yaitu Root Mean Square Error (RMSE) dan
Mean Absolute Error (MAE). Apabila hasil belum memenuhi
target yang diharapkan, maka akan dilakukan kembali proses
penentuan jenis membership function dan jumlah epoch sehingga
memenuhi taget yang diharapkan.

 Percobaan Mencari Struktur ANFIS Multi Input Single


Output (MISO).
Percobaan ini dilakukan untuk mencari variasi input untuk
menghasilkan estimasi output terbaik yang ditunjukkan dengan
parameter tingkat kesalahan dalam besaran RMSE dan MAE.
Adapun data yang digunakan ada 2, yaitu data yang berasal dari
BMKG Perak II dan data eksperimen.
 Percobaan Mendapatkan Model ANFIS Estimasi Radiasi
Matahari
Untuk mendapatkan model ANFIS Estimasi dalam kasus ini,
diuji beberapa jenis fungsi kurva keanggotaan antara lain yaitu:
segitiga, trapesium, generalized bell, dan gaussian.

Dan mevariasikan jumlah fungsi keanggotaan (membership function).


Adapun data yang digunakan yaitu menggunakan data eksperimen.
Hasil estimasi model percobaan ini kemudian akan digunakan
untuk percobaan membandingkan estimasi radiasi matahari
menggunakan ANFIS dan ELM.

 Percobaan Membandingkan Hasil Estimasi ANFIS


dengan Extreme Learning Machine (ELM).
Pada percobaan ini, data yang digunakan yaitu data Tugas
Akhir milik Sdri. Nur Ulfa dengan judul “Estimasi Radiasi
Matahari Perjam Pada Permukaan Horizontal Dengan Extreme
Learning Machine (Studi Kasus Di Surabaya)” dengan data
bersumber dari BMKG Perak II. Adapun model ANFIS yang
digunakan yaitu berasal dari percobaan menentukan model ANFIS
Estimator.
Selanjutnya, hasil estimasi kedunya dibandingkan nilai
kesalahannya (RMSE dan MAE) antara metode ANFIS dengan
metode ELM. Apabila hasil belum memenuhi target yang
diharapkan, maka akan dilakukan kembali proses penentuan jenis
membership function dan jumlah epoch sehingga memenuhi taget
yang diharapkan. Selain itu, akan ditampilkan juga hasil estimasi
dari kedua metode dengan tabel. Untuk algoritma percobaan dalam
membandingkan estimasi radiasi matahari dengan ANFIS dan
ELM teradapat dalam Gambar 3.5.
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Radiasi Matahari


Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di Matahari. Energi radiasi Matahari
berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi
Matahari sendiri terdiri dari dua, yaitu:

Sinar bergelombang pendek. Sinar yang termasuk gelombang


pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet Sinar
bergelombang panjang Sinar yang termasuk gelombang panjang
adalah sinar infra merah Jumlah total radiasi yang diterima di
permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.
1. Jarak Matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan Matahari
menimbulkan variasi terhadap penerimaan energi Matahari
2. Intensitas radiasi Matahari, yaitu besar kecilnya sudut datang
sinar Matahari pada permukaan bumi. Jumlah yang diterima
berbanding lurus dengan sudut besarnya sudut datang. Sinar dengan
sudut datang yang miring kurang memberikan energi pada permukaan
bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang luas
dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir
yang lebih jauh ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak
lurus.
3. Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara
Matahari terbit dan Matahari terbenam.
4. Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan
diadsorbsi oleh gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali,
dipancarkan dan sisanya diteruskan ke permukaan bumi. Marcell

4.2 Jenis Radiasi Matahari 


Matahari merupakan sumber panas utama planet bumi. Pancaran
panas matahari masuk ke bumi melalui atmosfer kemudian sampai ke
permukaan bumi. Panas yang dipancarkan matahari tidak sepenuhnya
diterima oleh permukaan bumi, ada panas yang dipantulkan kembali –
oleh zat di atmosfer ke luar angkasa. Proses pemanasan permukaan
bumi melalui beberapa cara yaitu secara langsung dan tidak langsung.

Proses pemanasan secara langsung diantaranya melalui proses


absorpsi, refleksi dan difusi. Absorpsi adalah penyerapan panas
matahari oleh unsur-unsur di atmosfer yang menyerap radiasi tersebut
seperti oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen dan debu. Refleksi adalah
pemanasan matahari oleh udara/atmosfer kemudian dipantulkan
kembali ke angkasa oleh butir-butir air di atmosfer. Difusi adalah
proses penyebaran sinar/panas matahari ke segala arah oleh atmosfer.
Sinar gelombang pendek warna biru merupakan gelombang yang
dihamburkan paling baik oleh lapisan udara sehingga langit akan
berwarna biru pada siang hari.

Proses pemanasan secara tidak langsung terjadi melalui beberapa


proses juga seperti konduksi, konveksi, adveksi dan turbulensi.

Konduksi adalah perambatan panas matahari pada lapisan udara


bawah kemudian mengalirkannya ke lapisan udara di sekitarnya.

Konveksi adalah perambatan panas oleh gerakan udara secara vertikal.

Adveksi adalah perambatan panas oleh gerakan udara secara


horizontal.

Turbulensi adalah perambatan panas oleh udara yang tidak teratur atau
berputar-putar ke atas.

berdasarkan asal atau sumbernya, radiasi dapat dibedakan ke dalam


tiga klasifikasi, yaitu :
1. Radiasi Solar Radiasi solar adalah Radiasi yang dikeluarkan oleh
Matahari. Kira-kira 99.9 persen dari radiasi ini berupa energi
elektromagnetik dengan panjang gelombang antara 0,15 s/d 4,0
microns dengan persentasi tertinggi pada intensitas 0,4 s/d 0,7 microns
berupa cahaya. Selebihnya berupa energi elektromagnetik Inframerah
dan ultraviolet (UV). Radiasi Solar yang menembus lapisan terendah
atmosfer dapat juga dibedakan dalam beberapa kelas, yaitu :
a. Radiasi Solar Langsung yaitu Radiasi Solar yang datang dari
sudut bulat cakram matahari.
b. Radiasi Solar Global yaitu Radiasi Solar yang diterima oleh
permukaan horizontal berupa radiasi solar langsung dan radiasi
yang dihamburkan ke arah bawah sewaktu melewati lapisan
atmosfer.
c. Sky Radiasi yaitu Radiasi Solar yang dihamburkan ke arah
bawah oleh lapisan atmosferr (bagian kedua dari radiasi global).
d. Radiasi Solar Yang Dipantulkan yaitu Radiasi Solar yang
dipantulkan ke arah atas oleh permukaan bumi dan dihamburkan
oleh lapisan atmosfer antara permukaan bumi dan titik
pengamatan.

2. Radiasi Terrestrial Radiasi terrestrial adalah radiasi yang


dikeluarkan oleh planet bumi termasuk atmosfernya, sehingga radiasi
terrestrial dapat dibedakan dalam dua kategori, yaitu :
a. Radiasi Permukaan Terrestrial adalah radiasi yang dikeluarkan
oleh permukaan bumi.
b. Radiasi Atmosfer adalah radiasi yang dikeluarkan oleh atmosphir.

3. Radiasi Total Radiasi total adalah Jumlah Radiasi Solar dan


Terrestrial. Biasanya dibedakan dalam dua pengertian sesuai
kebutuhan, yaitu : radiasi gelombang pendek < 4 μm dan radiasi
gelombang panjang > 4 μm.

Kehidupan manusia memang tidak terlepas dari sumber-sumber


radiasi. Radiasi yang berarti pemancaran atau penyinaran merupakan
penyebaran partikel-patikel elementer dan energi radiasi dari suatu
sumber radiasi. Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti
atom dan sisa atom ini menjadi muatan positif dan disebut ion positif,
sementara itu elektron yang dikeluarkan dapat tinggal bebas atau
mengikat ion netral lainnya dan membentuk ion negatif. Peristiwa
pembentukan ion positif dan ion negatif dinamakan ionisasi, ini sangat
penting sekali untuk diketahui karena melalui proses ionisasi ini
jaringan tubuh akan mengalami kelainan atau kerusakan pada sel-sel
tubuh. Berdasarkan ada tidaknya ionisasi maka radiasi dibagi dalam 2
kategori yaitu 1. Radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi

1. Sinar ungu ultra 2. Sinar merah infra 3. Gelombang ultrasonik 2.


Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi 1. 2. 3. 4. 5.

Sinar alfa Sinar beta Sinar gamma Sinar X Proton

Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang


elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik bisa dibedakan menjadi :
1. Radiasi yang terlihat oleh mata kita (visible radiation, contohnya
cahaya)
2. Radiasi yang dapat kita rasakan (kulit, wajah), namanya radiasi
infra merah. Panjang gelombang radiasi inframerah lebih panjang
daripada panjang gelombang cahaya (visible radiation). Gelombang
elektromagnetik menyebar dalam bentuk
3. Dimensi (volume), seperti halnya gelombang yang tersebar
membentuk sebuah bola (sphere). Dalam hal ini, volumen di sekitar
gelombang elektromagnetik bisa berbentuk: benda keras, cairan,
gas, tapi bisa juga kekosongan (vacuum).
Max Planck (1900) pertukaran energi antara radiasi dan materi tidak
terjadi secara kontinyu, melainkan paertukaran energi berlangsung
melalui satuan energi yang disebut kwantum. Kwantum enegi radiasi
(E) suatu gelomgang elektromagnetis (sinar gamma, sinar X) sama
dengan konstanta Planck (6,62 x 10-27 erg detik) dikalikan dengan
frekuensi radiasi, maka dapat dinyatakan dalam rumus: dan Ket : C =
kecepatan gelombang elektromagnetis (3 x 1010 cm detik) λ =
panjang gelombang Oleh karena h dan C konstan, maka energi radiasi
berbanding terbalik dengan panjang gelombang, makin besar energi
radiasi makin pendek gelombang dan sebaliknya semakin panjang
gelombang akan menyebabkan energi radiasi semakin pendek.
4.3 Peranan Radiasi Matahari bagi Kehidupan
Matahari sebagai sumber energi cahaya terbesar, memiliki peranan
yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia, antara lain:
Membantu proses fotosintesis Cahaya matahari merupakan sumber
utama kehidupan makhluk hidup, salah satunya adalah kehidupan bagi
tanaman atau tumbuhan untuk membantu proses fotosintesis. Tanpa
adanya matahari sendiri, maka tanaman atau tumbuhan di bumi akan
mati. Sebagai timbal baliknya, ketika tidak ada tumbuhan di bumi ini
maka manusia akan musnah akibat tidak adanya suplai oksigen dari
tumbuhan.
Bisa kita simpulkan, bahwa siklus kehidupan makhluk hidup termasuk
manusia sendiri begitu tergantung pada sinar matahari. Proses
fotosintesis pada tumbuhan sendiri akan menghasilkan oksigen, yang
sangat penting bagi pernafasan manusia. Dengan begitu, kehidupan
manusia pun tergantung dari asupan oksigen yang terhirup. Maka
wajar, jika matahari ini memiliki peranan yang begitu penting sama
halnya dengan peranan air untuk kehidupan manusia. Membantu
penerangan Tanpa adanya cahaya matahari, dunia akan gelap gulita.
Sehingga kita tak akan bisa melihat apapun yang ada di lingkungan
sekitar kita.
Dengan adanya energi cahaya matahari ini, maka kita bisa melihat
lingkungan sekitar. Maka dari itu, cahaya sangat penting peranannya
sebagai media penerangan. Selain cahaya matahari, cahaya dari lampu
juga berfungsi sebagai penerangan saat malam hari. Cahaya dari
lampu juga membantu Anda untuk dapat belajar di malam hari.
Menjemur pakaian Dengan adanya cahaya matahari sendiri, maka
pakaian yang dicuci bisa langsung kering tanpa mesin pengering.
Cahaya matahari sebagai media untuk menjemur pakaian dengan
mudah dan alami, dengan bantuannya inilah pakaian akan mudah
kering saat dijemur di bawah terik sinar matahari.
Memakai bantuan sinar matahari ini tentu tak perlu membayar mahal
untuk membeli mesin cuci sekaligus pengering pakaiannya, karena
matahari ini bisa kita dapatkan secara gratis. Menghasilkan energi
listrik Sebagai sumber dari cahaya, matahari juga bisa menghasilkan
energi listrik. Energi listrik inilah yang nantinya dipergunakan untuk
cahaya di malam hari. Selain itu dengan energi listrik, kita bisa
menggunakan elektronik dan alat-alat rumah tangga dengan nyaman.
Energi listrik yang berasal dari bantuan matahari atau sel surya ini
tentunya lebih ramah lingkungan. Tak hanya itu saja, matahari juga
termasuk energi terbarukan yang ketersediaannya tidak terbatas.
Membantu proses pertumbuhan kecambah Selain bermanfaat bagi
kehidupan manusia, energi cahaya juga sangat bermanfaat untuk
tumbuhan. Jika kecambah kekurangan cahaya, maka tanaman tersebut
akan kering, kurus, daunnya berwarna kuning pucat dan juga tipis.
Berbeda dengan kecambah yang cukup cahaya matahari, maka
tanaman tersebut akan memiliki daun yang tebal, hijau dan tumbuh
subur. Hal ini dikarenakan kecambah tersebut akan lebih maksimal
dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan dan zat
energi. Sebagai sumber nutrisi terbaik Manfaat energi cahaya
berikutnya adalah sebagai sumber nutrisi terbaik. Pada sebuah
percobaan, tumbuhan yang disimpan di dalam ruang tertutup dengan
bantuan cahaya buatan, memiliki energi dan nutrisi yang buruk tidak
sebaik nutrisi dan energi yang dihasilkan oleh cahaya matahari
langsung.
Membantu pertumbuhan bunga dan daun Selanjutnya adalah energi
cahaya dapat membantu pertumbuhan bunga dan juga daun. Seperti
yang Anda ketahui panjang gelombang energi matahari memiliki
warnamerah. Warna merah yang ada di gelombang matahari tersebut
akan diserap oleh tumbuhan yang pada akhirnya hal ini akan
berdampak pada pertumbuhan bunga. Sehingga tanaman yang sering
terpapar sinar matahari akan cepat berbunga dan tumbuh tinggi serta
lebat. Menjaga temperatur tumbuhan Cahaya matahari juga dapat
menjaga temperatur tumbuhan agar tetap seimbang dan stabil.
Jika temperatur tumbuhan rendah maka proses penguapan akan
menjadi lama, hal ini tentu saja dapat membuat tumbuhan mati lemas.
Dan sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka proses penguapan akan
dipercepat. Hal ini akan menyebabkan tumbuhan menjadi kering.
Mengeringkan tanah Pada beberapa tumbuhan, cahaya matahari
sangat bermanfaat dalam proses perkembangbiakan. Cahaya matahari
diperlukan dalam proses pengeringan tanah. Sehingga biji bunga yang
jatuh ke tanah yang kering akan tumbuh dengan subur. Contohnya
yaitu biji bunga matahari. Meskipun begitu, tak berarti biji bunga
matahari tidak bisa tumbuh di tanah yang lembab, tetapi ia akan cepat
layu dan akhirnya akan mati.
Selain itu, peranan radiasi matahari bagi kehidupan antara lain :
 Energi Panas Matahari sebagai Energi Alternatif

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang


potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut
sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-negara

yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana


matahari bersinar sepanjang tahun. Dapat dilihat dari gambar
di atas bahwa energi matahari yang tersedia adalah sebesar
81.000 TerraWatt sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat
sedikit. Ada beberapa cara pemanfaatan energi panas matahari
yaitu:
1. Pemanasan ruangan
Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk
pemanasan ruangan, yaitu:
a) Jendela
Ini merupakan teknik pemanasan dengan menggunakan energi
panas matahari yang paling sederhana. Hanya diperlukan sebuah
lubang pada dinding untuk meneruskan panas matahari dari luar
masuk ke dalam bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada
kacanya dan ada yang menggunakan kaca. Untuk mendapatkan
panas yang optimal maka pada jendela dipasang kaca ganda.
Biasanya di daerah-daerah empat musim dinding/tembok bangunan
diganti dengan kaca agar matahari bebas menyinari dan
menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.
b) Dinding Trombe(Trombe Wall)
Dinding trombe adalah dinding yang diluarnya terdapat ruangan
sempit berisi udara. Dinding bagian luar dari ruangan sempit
tersebut biasanya berupa kaca. Dinding ini dinamai berdasarkan
nama penemunya yaitu Felix Trombe, orang berkebangsaan
Perancis. Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan ini akan
dipanasi oleh sinar matahari, kemudian panas tersebut perlahan-
lahan dipindahkan kedalam ruangan sempit. Selanjutnya panas di
dalam ruangan sempit tersebut akan dikonveksikan ke dalam
bangunan melalui saluran udara pada dinding trombe.

c) Greenhouse
Teknik ini hampir sama dengan dinding trombe hanya saja jarak
antara dinding masif dengan kaca lebih lebar, sehingga tanaman
bisa hidup di dalamnya. Prinsip kerja greenhouse juga serupa
dengan dinding trombe. Panas masuk melalui kaca ke dalam
greenhouse lalu dikonveksikan ke dalam bangunan untuk
menghangatkan ruangan atau menjaga suhu rungan tetap stabil
meskipun pada waktu siang atau malam hari.
2. Penerangan ruangan
Adalah teknik pemanfaatan energi matahari yang banyak dipakai
saat ini. Dengan teknik ini pada siang hari lampu pada bangunan tidak
perlu dinyalakan sehingga menghemat penggunaan listrik untuk
penerangan. Teknik ini dilaksanakan dengan mendesain bangunan
yang memungkinkan cahaya matahari bisa masuk dan menerangi
ruangan dalam bangunan
3. Kompor matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan
panas yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan
sebuah cermin cekung besar sehingga didapatkan panas yang besar
yang dapat digunakan untuk menggantikan panas dari kompor minyak
atau kayu bakar. Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini
memberikan daya thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan
menggunakan kompor ini maka kebutuhan akan energi fosil dan
energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.
4. Pengeringan Hasil Pertanian
Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis
dengan menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara
ini sangat menguntungkan bagi para petani karena mereka tidak perlu
mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda
dengan petani di negara-negara empat musim yang harus
mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan
menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar fosil maupun
menggunakan listrik.
5. Pemanasan Air
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik
untuk mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik
kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar

karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan


digunakan energi fosil ataupun energi listrik. Namun Dengan
menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal ini bukan
merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan
menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga
tidak memerlukan biaya bahan bakar.
Prinsip kerjanya adalah panas dari matahari diterima oleh kolektor
yang terdapat di dalam terdapat pipa-pipa berisi air. Panas yang
diterima kolektor akan diserap oleh air yang berada di dalam pipa
sehingga suhu air meningkat. Air dingin dialirkan dari bawah
sedangkan air panasnya dialirkan lewat atas karena massa jenis air
panas lebih kecil daripada massa jenis air dingin (prinsip
thermosipon). Air ini lalu masuk ke dalam penyimpan panas. Pada
penyimpan panas, panas dari air ini dipindahkan ke pipa berisi air
yang lain yang merupakan persediaan air untuk mandi/antiseptik.
Sedangkan air yang berasal dari kolektor akan diputar kembali ke
kolektor dengan menggunakan pompa atau hanya menggunakan
prinsip thermosipon. Persediaan air panas akan disimpan di dalam
tangki penyimpanan yang terbuat dari bahan isolator thermal. Pada
sistem ini terdapat pengontrol suhu jika suhu air panas yang dihasilkan
kurang dari yang diinginkan maka air akan dimasukkan kembali ke
tangki penyimpan panas untuk dipanaskan kembali.
Kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga panas matahari ini
adalah kolektor surya plat datar yang bagian atasnya terbuat dari kaca
yang berwarna hitam redup sedangkan bagian bawahnya terbuat dari
bahan isolator yang baik sehingga panas yang terserap kolektor tidak
terlepas ke lingkungan. Air panas di dalam kolektor bisa mencapai 82
C sedangkan air panas yang dihasilkan tergantung keinginan karena
sistem dilengkapi pengontrol suhu.

 Energy matahari untuk mahluk hidup

1. Membantu proses pengeringan


Untuk manfaat yang satu ini, sudah tidak perlu diragukan lagi, kita
semua telah kita ketahui secara pasti. Dengan panas matahari, kita
dapat mengeringkan pakaian yang kita cuci dan mendapatkan manfaat
berlebih jika kita juga memanfaatkan matahari untuk membantu

proses pengeringan kerupuk, ikan asin, serta membantu dalam proses


pemanenan garam. Matahari juga membantu proses terbentuknya
awan dengan menguapkan permukaan yang berair sehingga air
tersebut menguap dan mengkristal membentuk awan. Setelah awan
terbentuk, matahari terus menyinarinya dan membuatnya kembali
mencair menjadi peristiwa alam yang kita sebut hujan.

2. Mengatur tata surya


Karena matahari merupakan pusat dari tata surya, maka planet dan
satelitnya berevolusi sambil berotasi mengelilingi matahari. Kenapa
bisa demikian? Hal ini dikarenakan oleh gaya gravitasi matahari yang
menarik planet sedemikian hingga planet-planet berevolusi
mengelilinginya dan membentuk tatanan tata surya yang kita sebut
galaksi Bimasakti.

3. Membantu kita beristirahat dengan lebih baik


Beberapa sumber menyebutkan bahwa jika seseorang terpapar
sinar matahari selama kurang lebih 6 jam setiap harinya, individu
tersebut akan menjadi segar di petang hari, terutama jika individu
tersebut terpapar sinar matahari di sore hari. Sedangkan setelah
petang, semakin malam agak larut, individu akan merasa mengantuk
seiring dengan mereka terpapar cahaya lampu atau cahaya buatan lain
yag membuat mereka merasa mengantuk, sehingga dapat beristirahat
dengan baik.
4. Berperan sebagai analgesik atau pereda rasa sakit
Berbagai penelitian yang dilakukan oleh universitas-universitas,
terutama universitas barat telah mencapai suatu penemuan bahwa
sinar matahari juga dapat digunakan sebagai obat pereda rasa sakit.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien pasca operasi yang terpapar
matahari di kamar rawatnya merasa lebih nyaman dan tidak mudah
stress serta merasakan lebih sedikit rasa sakit dibandingkan dengan
pasien yang kamarnya tidak terkena paparan matahari. Pasien juga
dapat sedikit berhemat dengan lebih sedikit mengkonsumsi obat
pereda rasa sakit.
5. Membantu membakar lemak
Manfaat matahari bagi kehidupan yang lainnya adalah membantu
membakar lemak. Lemak yang dimaksud tidak hanya lemak yang
berada di bawah jaringan kulit, tetapi juga lemak yang pada akhirnya
akan berujung pada penyakit jantung dan kolesterol. Lemak akan
perlahan luruh dan menjauhkan pula berbagai macam penyakit akibat
lemak. Selain itu, cahaya matahari juga sedang diteliti karena ada
asumsi bahwa matahari dapat memaksimalkan fungsi metabolisme
tubuh.
6. Membantu mengatur masa hidup manusia
Seperti topik yang kita bahas dalam bahasan ini yaitu manfaat
matahari bagi kehidupan, matahari juga mempunyai manfaat untuk
mengatur masa hidup manusia. Bagaimanakah maksudnya? Yang
mengatur masa hidup manusia yang dimaksudkan disini adalah
matahari melalui siklusnya. Dalam beberapa penelitian disebutkan
bahwa siklus matahari yang nantinya mempengaruhi intensitas cahaya
matahari yang sampai ke bumi. Hal ini sekaligus juga mempengaruhi
genom manusia yang menentukan lamanya seseorang hidup,
berdasarkan pada di siklus matahari yang mana seseorang lahir.
7. Sumber Energi Paling Besar
Matahari merupakan sumber energi paling besar bagi alam semesta/
tata surya, terutama bagi bumi, seluruh makhluk yang ada di bumi
tidak akan dapat hidup tanpa matahari. Matahari merupakan sumber
energi yang paling besar.
8. Matahari Sumber Energi Untuk Tumbuhan
Matahari adalah sumber utama bagi setiap tumbuhan untuk
melakukan fotosintesis, tanpa matahari maka tumbuhan akan mati
karena tidak dapat “memasak” untuk kebutuhan dirinya. Jika tidak ada
tumbuhan maka manusia juga akan binasa karena tidak ada oksigen
yang dihasilkan di bumi. Siklus hidup manusia dan semua makhluk
hidup sangat bergantung pada matahari, contoh sederhananya adalah
dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Oksigen yang
di hasilkan akan membawa dampak bagi kehidupan yang ada di bumi.
Bahkan jika kita bandingkan matahari sama pentingnya dengan
manfaat air bagi kehidupan kita.
4.3 Pengukuran Radiasi Matahari
 Alat dan Cara Ukur
1. Aktinograf
Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari
radiasi surya yang jatuh ke alat. Sensor atau yang peka bila kena sinar
surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah
menyerap radiasi surya. Panas karena radiasi yang diserap ini
membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding
radiasi yang diterima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara
mekanis ke jarum penulis di atas pias yang berputar menurut waktu.
Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari
grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh
sensor selama sehari.
2. Gun Bellani
Prinsip alat adalah menangkap radiasi pada benda berbentuk bola
sensor. Panas yang timbul akan menguapkan zat cair dalam bola
hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung kondensasi.
Uap zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam tabung berbentuk
buret yang berskala. Banyaknya air kondensasi sebanding dengan
radiasi surya diterima oleh sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan
sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi hari dibandingkan dengan alat
yang pertama hasilnya lebih kasar.
3. Campbell Stokes
Busur dan sumbu pemegang bola, kemiringannya dapat diatur.
Lensa bola untuk memusatkan sinar matahari Busur meridian pengatur
sudut kemiringan lensa Jarum penahan pias Sekrup pengunci setelah
kemiringan lensa diatur menurut lintang bumi setempat Kerangka alat
Sekrup pengatur letak horizontal bagi tubuh alat Paku sekrup sebagai
pengatur kedudukan horizontal bagi tubuh alat Dasar alat Cekungan
tepat pada titik api, tempat meletakkan kertas pias Tanda penunjuk
letak horizontal (water pas).

Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar


dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya.
Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang
terukur adalah lama penyinaran surya terang. Pias ditaruh pada titik
api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah
bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar

kecuali pada titik api lensa. Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada
halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat matahari
terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak
lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya
pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Pengamatan lamanya
Penyinaran Matahari menggunakan alat yang dinamakan Sun Shine
Recorder type Cambell Stokes.
Alat ini berupa bo;a kaca dan dibawahnya tepat di titik api dipasangi
kertas yang sudah ada skala jamnya. Pada waktu ada sinar Matahari
titik api akan memanasi kertas tadi hingga membuat jejak gosong
yang memanjang. Jejak gosong tersebut menunjukan lama penyinaran
Matahari atau jumlah-waktu sinar Matahari sampai ke permukaan
karena tidak terhalang oleh partikel/benda lain seperti awan dsb. Ada
3 tipe pias yang digunakan pada alat yang sama:

1. Pias waktu matahari di ekuator


2. Pias waktu matahari di utara
3. Pias waktu matahari di selatan
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil simulasi untuk
Estimasi Radiasi Matahari di Kota Surabaya menggunakan
Adaptive Neuro Fuzzy Inference System (ANFIS) dengan
Algorithma Hybrid. Pengujian kali ini berupa hasil simulasi
menggunakan software MATLAB dengan data yang berasal dari
BMKG Maritim Perak II Surabaya dan data real/eksperimen
dengan pengmbilan meggunakan alat ukur.

4.5 Analisa Data


 Data BMKG
Sebelum melakukan simulasi, terlebih dahulu dilakukan
analisa data yang didapat dari BMKG Maritim Perak II Surabaya
dengan periode Januari 2015 sampai dengan Desember 2016.
Data tersebut kemudian dibagi menjadi dua bagian, yakni data

training dan data checking. Pembagian diantara keduanya berturut-


turut yaitu 80:20 dengan data training berjumlah 5825 pasangan
data dan data checking berjumlah 1456 pasangan data, sehingga
total dari keseluruhan data yaitu 7281 pasangan data.

4.6 Data Real/Eksperimen


Data real pengukuran didapatkan dari hasil mengukur dengan
menggunakan alat ukur. Adapun jumlah data real/eksperimen
yaitu berjumlah 251 pasangan data kemudian dibagi menjadi data
training dan data testing dengan pembagian 80:20.

4.7 Analisa Percobaan


 Analisa Multi Input Single Ouput (menggunakan data
BMKG)
Pada penelitian ini dilakukan tiga percobaan dengan
memvariasikan pasangan data input untuk kemudian dilakukan
simulasi menggunakan ANFIS pada Matlab. Adapun data yang
dipakai yaitu data BMKG.
Percobaan pertama (P1), pasangan data input yang digunakan
yaitu temperatur udara dan kelembapan. Percobaan kedua (P2),
pasangan data input yang digunakan yaitu temperatur udara,
kelembapan, dan kecepatan angin. Pada percobaan ketiga (P3),
pasangan data input yang digunakan yaitu temperatur udara,
kelembapan, kecepatan angin, dan arah angin. Adapun output dari
ketiga percobaan tersebut yaitu berupa radiasi matahari.
 Analisa Multi Input Single Ouput (menggunakan data
real/eksperimen)
Pada penelitian kali ini, dilakukan simulasi dengan
menggunakan data real hasil pengukuran dengan menggunakan
alat ukur yang bertujuan mencari Multi Input Single Ouput
menggunakan data real/eksperimen.
 Analisa perancangan model ANFIS
A. Perancangan terhadap Tipe Kurva Membership Function
(MF)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis kurva
membership function yang memiliki kemampuan yang terbaik
dalam mengestimasi radiasi matahari.
Data yang digunakan dalam percobaan ini yaitu data eksperimen.
Adapun jenis kurva yang diuji ada 4 jenis kurva, yakni: segitiga,
trapesium, generalized bell, dan gaussian. Semua kurva diberi
perlakuan sama yaitu menggunakan 3 membership function , epoch
sebanyak 100, dan output berupa linear.
B. Perancangan model terhadap jumlah Membership
Function (MF)
Dari perancangan sebelumnya, didapatkan bahwa model
ANFIS Estimasi Radiasi Matahari terbaik yaitu menggunakan
kurva gaussian yang ditunjukkan pada tabel 4.7. Selanjutnya
dilakukan perancangan dengan memvariasikan jumlah
membership function yang akan digunakan. Adapun jumlah
membership function yang digunakan yaitu 3 dan 5.
Pada percobaan menggunakan 3 membership function
dilakukan dengan epoch sebanyak 100 sedangkan pada percobaan
menggunakan 5 membership function dilakukan dengan epoch
sebanyak 5, hal tersebut dilakukan karena terbatasnya kemampuan
komputer dalam melakukan komputasi.

 Analisa Uji Banding antara Extreme Learning Machine


(ELM) dan ANFIS
Pada percobaan ini, bertujuan untuk membandingkan hasil
estimasi dengan menggunakan ELM dan ANFIS. Adapun data
yang digunakan yaitu berasal dari penelitian sebelumnya yaitu
milik Sdr. Nur Ulfa yang berjudul “Estimasi Radiasi Matahari
Perjam pada Permukaan Horizontal dengan Extreme Learning
Machine (Studi Kasus di Surabaya)” dengan mengambil data dari
BMKG Perak I.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan


maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Parameter Multi Input Single Output arsitektur ANFIS agar
didapatkan hasil estimasi yang optimal, pada data BMKG
yaitu dengan 2 input yakni temperatur udara dan
kelembapan. Untuk data eksperimen, hasil estimasi yang
optimal yaitu dengan 4 input antara lain temperatur udara,
kelembapan, kecepatan angin, arah angin dan output berupa
radiasi matahari. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai
RMSE yang terkecil.
2. Dari hasil pengujian model ANFIS dengan menggunakan
data eksperimen, menunjukkan bahwa fungsi kurva
Gaussian lebih baik dibandingkan dengan kurva Segitiga,
Trapesium, dan Generalized Bell serta penggunaan jumlah
membership function 5 memiliki hasil estimasi lebih baik
daripada menggunakan membership function 3.
3. Dari hasil perbandingan antara estimasi dengan
menggunakan metode ELM dan ANFIS, ANFIS memiliki
RMSE dan MAE yang lebih kecil dibandingkan dengan
ELM. Nilai RMSE terkecil yaitu sebesar 0,87 dan MAE
terkecil sebesar 0,22. Hal ini menunjukkan pada kasus ini
metode ANFIS memiliki kemampuan mengestimasi
lebih baik dibandingkan dengan menggunakan ELM.
DAFTAR PUSTAKA
Abulyatama. Radiasi Matahari. http://abulyatama.ac.id/?p=5983. 3
februari 2020 Wikipedia. 2017.
Radiasi Matahari.https://id.wikipedia.org/wiki/Radiasi_Matahari. 3
februari 2020
Andrian, Y. (2014). “Analisis Kinerja Jaringan Saraf Tiruan
Metode Backpropagation dalam Memprediksi Cuaca di
Kota Medan”. Seminar Nasional Ilmu Komputer 2014
(SNIKOM).
Dewi, C., dkk. (2014). “Prediksi Cuaca Pada Data Time Series
Menggunakan Adaptive Neuro Fuzzy Inference System
(ANFIS)”. Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
(JTIIK).
Dhaneswara, G. (2004). “Jaringan Saraf Tiruan Propagasi
Balik Untuk Klasifikasi Data”. Bandung : Universitas
Katolik Parahyangan, Jurusan Ilmu Komputer.
Hidayatullah, N.U. (2014). “Estimasi Radiasi Matahari Perjam
Pada Permukaan Horizontal Dengan Extreme Learning
Machine (Studi Kasus di Surabaya)”. Tugas Akhir ITS.
Kassem, A.S., Aboukarima. A.M., & El-Ashmawy, NM.
(2009).“Development of Neural Network Model to
Estimate Hourly Total and Diffuse Solar Radiation on
Horizontal Surface at Alexandria City (Egypt)”. Journal
of Applied Science Reserch 5(11).
Prakoso, M.Y.T. (2015). “Peramalan Indeks Harga Konsumen
dengan Jaringan Syaraf Tiruan dan Adaptive Neuro-
Fuzzy Inference System (ANFIS)”. Jember: Universitas
Jember, Prodi Matematika.

Prawirowardoyo, S. (1996). Meteorologi . Bandung : ITB


Rozi, F., dkk. (2016). “Metode Siklis Dan Adaptive Neuro
Fuzzy Inference System Untuk Peramalan Cuaca”. JIPI
(Jurnal Ilmiah Pendidikan Informatika).
Sabrian, P.G. (2013). Kajian Potensi Energi Matahari di Pulau
Tarakan. Program Studi Meteorologi. Institut Teknologi
Bandung. Bandung.
Santoso, H.E. (2016)“Implementation of Dual Adaptive Neuro
Fuzzy Inference System (Anfis) Control in Two Positions
of Solar Tracker System To Improve Photovoltaic
Performance”. Final Project of ITS.
LAMPIRAN
BUKTI GAMBAR MENGIKUTI PERKUIAHAN SECARA
ONLINE
1 2

3. 4
QUIS 1

TUGAS KUIS KLIMATOLOGI


Nama : JUFRI
Nim : M1A120101
kelas : KEHUTANAN C

1. Tuliskan VISI FHIL UHO : Menjadi fakultas yang unggul di


asia pasifik pada bidang kehutanan dan lingkungan berbasisi
restorasi ekologi pada wilayah perdesaan, pesisir dan pulau-
pulau kecil secara berkelanjutan pada tahun 2045.
2. Tuliskan Payung Program kerja FHIL UHO dengan
Kepanjangannya : Bersama Kita Bisa, Dari Kita Untuk Semua
3. Tuliskan MOTO kerrja FHIL UHO : Bersama kita bisa, dari
kita untuk semua. mari membisakan yg benar, jangan
membenarkan yg bias

QUIS 2
QUIS 3
NAMA : JUFRI
STAMBUK : M1A120101
JURUSAN : KEHUTANAN C
DOSEN PENGAJAR : Prof. Dr. Ir. Aminuddin Mane Kandari, M. Si

1. Sebutkan dan jelaskan karakterstik radiasi surya yg tiba di


permukaan suatu benda ?
2. Bila permukaan benda itu adalah meja nilainya adalah 100 persen
yg di sebut radiasi terinterfen maka dari 3 karakteristik radiasi
karakteristik mana yg kita pasti ketahui dan nilainya berapa?
3. Persaman dan perbedaan radiasi energi dan radiasi neto ?
4. Sebutkan beberapa komponen yg terlibat di dalam proses
fotosintesis tunjukan dalam bentuk gambar ?

JAWAB :
1. Pancaran Radiasi Surya     Radiasi surya (surya = matahari)
sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang
menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi.
Permukaan matahari bersuhu 6000 K, dengan jarak dari bumi 150
juta Km Radiasi yang sampai di puncak atmosfer 1360 Wm2,
yang sampai ke permukaan bumi setengah dari yang diterima di
puncak atmosfer. Rata-rata 30% radiasi yang sampai dipermukaan
bumi dipantulkan kembali ke angkasa luar.
Karakteristik Radiasi Surya dan Bumi  Setiap benda di alam
yang bersuhu 0 K (-273 o C) memancarkan radiasi berbanding
lurus dengan pangkat empat suhu permukaannya (Hukum Stefan
– Boltzman) F = ε σ T4 F = Pancaran RAdiasi (Wm2) ε =
emisivitas permukaan, bernilai satu untuk benda hitam (black
body radiation), sedangkan untuk benda-benda alam berkisar 0.9-
1.0) σ = tetapan Stefan – Boltzman (5.67 10-8 Wm2) T = Suhu
permukaan (K)
2. Radiasi benda-hitam adalah salah satu jenis radiasi
elektromagnetik termal yang terjadi di dalam atau di sekitar benda
dalam keadaan kesetimbangan termodinamika dengan
lingkungannya atau saat ada proses pelepasan dari benda hitam.
Benda hitam merupakan benda yang buram dan tidak
memantulkan cahaya. Diasumsikan demi perhitungan dan teori
berada pada suhu konstan dan seragam. Radiasi ini memiliki
spektrum dan intensitas spesifik yang bergantung hanya benda
temperatur benda.

Anda mungkin juga menyukai